Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASURANSI SYARIAH

SUMBER BIAYA OPERASIONAL

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuransi Syariah
Dosen Pengampu : Muhammad Syaifudin, S.HI., M.E.

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :
1. Welas Prihatin (63010180005)
2. Farah Nur Aini (63010180052)
3. Lutfiah Damayanti (63010180121)
4. Hesti Mutiara Dewi (63010180179)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH (S1)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan “Makalah Sumber Biaya Operasional” dalam rangka
memenuhi tugas. Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah
Asuransi Syariah, dengan adanya tugas yang telah diberikan sehingga menambah
pemahaman penulis terhadap makalah yang penulis buat.

Kami mempersembahkan makalah mengenai sumber biaya operasional


yang diringkas dari beberapa buku sebagai sumber yang secara garis besar
membahas tentang biaya operasional. Kami berusaha menyajikan makalah ini
semaksimal mungkin agar mudah untuk dibaca dan dipahami. Jika terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ini, kami mohon saran dan
kritik.

Salatiga, 28 Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Makalah..........................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2

PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Biaya Operasional............................................................................................2

B. Tujuan Biaya Operasional..............................................................................4

BAB III....................................................................................................................7

PENUTUP...............................................................................................................7

A. Kesimpulan..................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya perusahaan asuransi dalam kegiatannya mengadakan
penawaran atau penawaran atau menawarkan suatu perlindungan atau proteksi
serta harapan pada masa yang akan datang kepada individu atau suatu
kelompok dalam masyarakat atau instuisi lain atau mungkin menderita
kerugian karena kejadian yang belum pasti.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud biaya operasional ?
2. Apa saja sumber biaya operasional pada asuransi jiwa syariah ?
3. A pa tujuan dari biaya operasional ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tentang biaya operasional.
2. Untuk mengetahui biaya operasional pada asuransi jiwa syariah.
3. Untuk mengetahui tujuan biaya operasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biaya Operasional
Dalam operasional asuransi syariah yang terbentuk bisnis seperti
Perseroan Terbatas (PT), sumber biaya operasional menjadi sangat
menentukan dalam perkembangan dan percepatan pertumbuhan industri. Lain
halnya dengan asuransi syariah yang berbentuk sosial, mutual, atau koperasi,
disini peranpemerintah harus dominan terutama dalam memberikan subsidi di
tahap awal berdirinya asuransi tersebut. Asuransi syariah yang bersifat sosial
tentu tidak terlampau mengutamakan aspek bisnis atau perolehan profit.
Tetapi, lebih mengutamakan aspek manfaat sebesar-besarnya bagi
anggotanyasebagaimana fungsi utama asuransi syariah, yaitu wataawanu alal
birri wattaqwa ‘saling menolong dalam kebajikan dan takwa’.1

Pengertian biaya operasional yang dikemukakan oleh Rudianto adalah


“biaya yang berkaitan dengan operasi perusahaan di luar biaya produksi”.
Sedangkan menurut Jusuf adalah sebagai berikut: “Biaya operasional atau
biaya operasi adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan
sehari-hari”. Secara umum, biaya operasional diartikan sebagai biaya yang
terjadi dalam kaitannya dengan operasi yang dilakukan perusahaan dan diukur
dalam satuan uang. Dimana biaya operasi sering disebut juga sebagai
operational cost atau biaya usaha.2

Yang termasuk beban operasional adalah semua jenis biaya yang


berkaitan langsung dengan kegiatan usaha bank. Beban operasional terdapat
dalam laporan laba rugi yang diperoleh dengan menjumlahkan biaya bagi
hasil, biaya tenaga kerja, biaya umum administrasi, biaya penyusutan dan

1
Sula, M. S., ASURANSI SYARIAH (LIFE AND GENERAL): KONSEP dan SISTEM
OPERASIONAL, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal 180
2
Jopie Jusuf, Analisis Kredit, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 33
penyisihan aktiva produktif, biaya sewa gedung dan inventaris, dan
sebagainya.

B. Sumber Biaya Operasional Asuransi Jiwa Syariah


Sumber biaya operasional pada asuransi jiwa antara lain :
1. Bagi hasil surplus underwriting
Bagi hasil surplus underwriting adalah bagi hasil yang diperoleh dari
surplus underwriting yang dibagi secara proporsional antara peserta
(shohibul mal) dan pengelola (mudharib) dengan nisbah (ratio bagi hasil)
yang telah ditentukan. Sedangkan untuk produk-produk non saving dalam
asuransi jiwa, surplus underwritingdiperoleh dari kumpulan dana peserta
yang diinvestasikan, lalu dikurangi biaya-biaya atau beban asuransi seperti
reasuransi atau klaim. Kemudian surplus tersebut dibagi hasil antara
perusahaan dan peserta. Bagian perusahaan inilah yang diambil sebagai
biaya operasional sebelum menjadi profit perusahaan.
2. Bagi hasil investasi
Bagi hasil investasi adalah bagi hasil yang diperoleh secara proporsional
berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah ditentukan, baik dari hadil
investasi dan rekening tabungan peserta maupun dari rekening tabarru’.
Setelah dana peserta dibayarkan, dan terkumpul dalam total dana peserta,
kemudian dilakukan bagi hasil antara peserta dan pengelola atau
perusahaan asuransi.
3. Dana pemegang saham
Dana pemegang saham adalah dana yang disiapkan oleh para pemegang
saham sebagai modal setor perusahaan, baik pada awal tahap berdirinya
perusahaan dana setelah perusahaan berjalan, serta hasil investasi atas
dana tersebut. Dengan kata lain, akumulasi laba ditambah modal yang
disetor oleh pemeganag saham.
4. Loading ( Kontribusi Biaya)
Loading adalah kontribusi biaya yang diberikan kepada peserta, yang pada
asuransi konvensional biasanya diambil dari premi tahun pertama dan
kedua. Pengertian biaya loading pada asuransi syariah adalah kontribusi
biaya yang diambil dari sebagian kecil kontribusi peserta (premi) tahun
pertama, misalnya 20%-30% dari ppremi tahun pertama.biaya tersebut
terutama diperuntukkan untuk komisi agen dan biaya penagihan (incaso).

C. Tujuan Biaya Operasional

Adapun maksud dari semua biaya-biaya ini dijalankan oleh pihak


perusahaan, karena biaya ini mempunyai hubungan langsung dari kegiatan
utama perusaahan. Menurut Sofyan Assauri, menjelaskan bahwa tujuan biaya
operasi adalah:
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan arus masukan (input) dan
keluaran (output), serta mengelola penggunaan sumber – sumber daya
yang dimiliki agar kegiatan dan fungsi operasional dapat lebih efektif.
b. Untuk mengambil keputusan, akuntansi biaya menyediakan informasi
biaya masa yang akan datang (future cost) karena pengambilan keputusan
berhubungan dengan masa depan. Informasi biaya masa yang akan datang
tersebut jelas tidak diperoleh dari catatan karena memang tidak dicatat,
melainkan diperoleh dari hasil peramalan. Proses pengambilan keputusan
khusus ini sebagian besar merupakan tugas manajemen perusahaan dengan
memanfaatkan informasi biaya tersebut.
c. Digunakan sebagai pegangan atau pedoman bagi seorang manajer di dalam
melakukan kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah direncanakan
perusahaan.
Agar mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat, tuntutan
konsumen yang meningkat dan pesatnya kemajuan teknologi informasi, maka
pengelolaan bank secara efisien merupakan faktor penting untuk dapat terus
bertahan. Efisiensi adalah “melakukan sesuatu secara tepat (do the things
right)”. Efisiensi didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output yang
dihasilkan dengan sumberdaya yang dipakai untuk melakukan aktivitas
operasional. Bank dikategorikan efisien tergantung dari cara manajemen
memproses input menjadi output.
Lembaga yang dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan
mengakhibatkan ketidakmampuan bersaing dalam mengerahkan dana
masyarakat maupun dalam menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat
yang membutuhkan sebagai modal usaha. Efisiensi pada perbankan terutama
efisiensi biaya akan menghasilkan tingkat keuntungan yang optimal,
menambahkan jumlah dana yang disalurkan, biaya lebih kompetitif,
peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan
yang meningkat.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur efisiensi perbankan
adalah rasio BOPO. Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya
operasional dengan pendapatan operasional. BOPO digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya.3
BOPO dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BOPO = Beban Operasional x 100%
Pendapatan operasional

Rasio BOPO juga memberikan gambaran mengenai:

a. Kemampuan manajemen perbankan dalam mengelola sumber daya


(aktiva) yang ada untuk menghasilkan keuntungan optimal. Semakin
tinggi efisiensi operasional bank dan menghasilkan aktiva untuk
menghasilkan laba.
b. Kemampuan bank dalam hal pengendalian biaya. Semakin rendah BOPO
berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengembalikan biaya
operasionalya. Sebaliknya tingginya BOPO mengindikasikan
ketidakmampuan bank dalam mengatur dan mengendalikan biaya.

3
[ CITATION Luk05 \l 1033 ], Manajemen Perbankan, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hal.
119
c. Kemampuan bank dalam menghasilkan profitabilitas. BOPO yang rendah
mencerminkan tingginya kemampuan bank dalam menekan biaya
operasional sehingga mampu mendorong naiknya profitabilitas.
Sebaliknya, tingginya BOPO berarti tinggi pula beban yang ditanggung
bank dan berimbas negative terhadap laba yang didapat.
d. Kemampuan bank dalam meminimalkan risiko operasional. Risiko
operasional berasal dari kerugian operasional bila terjadi penurunan
keuntungan yang dipengaruhi oleh struktur biaya operasional bank dan
kemungkinan yang terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk
yang ditawarkan oleh bank. Rendahnya BOPO menunjukkan tingginya
kemampuan bank dalam memimalkan risiko pembiayaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber biaya operasional sangat menentukan perkembangan dan
percepatan pertumbuhan industri. Berbeda dengan asuransi syariah yang
berbentuk sosial, mutual, atau koperasi, disini peranpemerintah harus
dominan terutama dalam memberikan subsidi di tahap awal berdirinya
asuransi tersebut. Asuransi syariah yang bersifat sosial tentu tidak terlampau
mengutamakan aspek bisnis atau perolehan profit.
Sumber biaya operasional antara lain : bagi hasil surplus
underwriting, Bagi hasil investasi, dana pemegang saham, loading
( Kontribusi Biaya).

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu dapat
di pertanggungjawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Dendawijaya, L. (2005). Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jusuf, J. (2008). Analisis Kredit. Yogyakarta: ANDI.

Sula, M. S. (2004). Asuransi Syariah (Life and Genera): Konsep dan Sistem
Operasional. Jakarta: Gema Insani Press.

Anda mungkin juga menyukai