Anda di halaman 1dari 2

Ijma & Qiyas

Ijma  Kesepakatan semua mujtahid pada suatu masa stetlah wafatnya Rasulullah
SAW atas hukum syara’ mengenai suatu kejadian.
Legalitas sebagai hukum syara’ :

- “hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan taatilah Rasul-Nya,
dan pemimpin diantara kalian” QS. An-Nisa : 59
- “umatku tidak akan berkumpul (dan sepakat) untuk melakukan kesalahan. HR.
Ibnu Majah
Masa berlaku :
Menurut jumhur ulama “bahwa berlalunya masa dan meninggalnya semua ulama
mujtahid bukan syarat tidak berlakunya ijma”
Macam-macam Ijma :

- Sharih/Qauli, bersifat qath’i dan mengikat


- Sukuti, bersifat dzani dan tidak mengikat
Qiyas  Menghubungkan suatu perkara yang tidak ada hukumnya dalam nash
dengan perkara lain yang ada nash hukumnya karena ada masalah
illat.
Legalitas :

- “ambilah pelajaran wahai orang-orang yang memiliki pandangan/akal” QS.


Al-Hasyr : 2
Namun ada juga ulama yang menolak qiyas karena kias adalah
dugaan.
Rukun Qiyas :

1. Al-ashlu
2. Al-Far’u
3. ‘illat
Syarat ‘illat :
 Harus berupa sifat yang nyata dan bersifat material dapat dijangkau panca
indera
 Harus mengandung hikmah yang mendorong pelaksanaan suatu hukum
 Harus merupakan bentuk hukum yang terukur
 Harus memiliki daya rentang
 Harus ada hubungan kesesuaian antara hukum dan sifat yang akan
menjadikan ‘illat

Anda mungkin juga menyukai