Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh tubuh dan berasal dari organ, sel dari suatu
organ, atau sel yang tersebar dalam tubuh yang memiliki efek pengaturan spesifik pada
aktivitas organ atau organ. Hormon diproduksi di satu tempat di dalam tubuh tertentu dan diatur
dalam sistem endokrin. Organ endokrin tersusun dari sel-sel sekretori yang dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Sel-sel endokrin sejati
Dikenal juga dengan nama sel endokrin klasik. Kelompokan sel ini mempunyai fungsi
sebagai penghasil hormon dan bentuknya khas namun tidak seperti sel saraf. Sel ini
dapat berupa sel tunggal ataupun multiseluler. Sel kelenjar ini mensekresikan hormon
secara langsung ke dalam peredaran darah.
b. Neurosekretori
Sel-sel tipe neurosekretori merupakan sel yang berbentuk seperti sel saraf namun
mampu menghasilkan hormon. Sel-sel neurosekretori yang menghasilkan hormon
dapat disebut sebagai neuroendokrin. Beberapa contoh sel-sel neuroendokrin terdapat
di hipotalamus
normal dan memiliki aktivitas anti-insulin, karena menekan kemampuan insulin untuk
merangsang penyerapan glukosa dalam jaringan perifer dan meningkatkan sintesis
glukosa di hati.
Diagnosa GH:
Pria < 5 ng/mL (< 226 picomoles per liter [pmol/L])
Wanita < 10 ng/mL (< 452 pmol/L)
Anak-anak < 20 ng/mL (< 904 pmol/L)
Selain diagnosa melalui GH, terdapat beberapa faktor rangsangan fisiologis dan
farmakologis yang dapat mempengaruhi produksi GH.
b. Prolactin (PRL)
PRL adalah hormon yang disekresikan oleh sel khusus di dalam adenohipofisis disebut
laktotrof. Peran utama PRL adalah untuk merangsang dan mempertahankan laktasi pada
mamalia saat postpartum. PRL memiliki banyak efek lain, termasuk peran penting dalam
pemeliharaan sistem kekebalan dan peran penting dalam steroidogenesis ovarium. PRL
adalah hormon utama yang mengontrol inisiasi dan pemeliharaan laktasi. Namun, untuk
menjalankan fungsinya, PRL juga memmbutuhkan hormon estrogen, progestin,,
kortikosteroid, tiroid, dan insulin. PRL juga menginduksi pertumbuhan duktal,
perkembangan sistem alveolar lobular payudara, dan sintesis protein susu tertentu,
termasuk kasein dan γ-laktalbumin. PRL memiliki efek pada sistem kekebalan dan penting
dalam mengontrol osmolalitas dan berbagai peristiwa metabolisme, termasuk metabolisme
lemak subkutan, karbohidrat, kalsium dan vitamin D, perkembangan paru janin, dan
steroidogenesis. Fungsi terakhir ini mungkin terkait dengan efek anti-gonadotropiknya.
Kelainan PRL:
• Kelebihan PRL: pada wanita, dapat mengalami anovulasi dengan atau tanpa
ketidakteraturan menstruasi, amenore (tidak mengalami haid) dan galaktorea
(keadaan di mana laktasi terjadi tanpa didahului kehamilan) atau galaktorea saja.
Kelebihan PRL pada pria seringkali dimanifestasikan sebagai oligospermia atau
impotensi, atau keduanya. Selain itu, pria dengan adenoma hipofisis yang
mensekresi PRL lebih sering mengalami makroadenoma.
• Kekurangan PRL: kasusnya jarang dan seringkali tidak muncul manifestasi
klinisnya. Umumnya kekurangan PRL menyebabkan menurunnya jumlah ASI
yang diproduksi tubuh.
c. Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
Hormon adrenokortikotropik (ACTH) adalah hormon peptida yang disekresikan oleh
adenohipofisis sebagai salah satu turunannya dari pro-opiomelanocortin (POMC). ACTH
bekerja utama di korteks adrenal, merangsang pertumbuhan, sintesis, dan sekresi
kortikosteroid, terutama hormon kortisol. Produksi ACTH meningkat selama seseorang
mengalami stres. Gangguan utama kelenjar pituitari sehubungan dengan yaitu defisiensi
ACTH atau hipoadrenalisme sekunder dan kelebihan sekresi ACTH menyebabkan
sindrom Cushing. Diagnosa:
• Pemeriksaan kadar kortisol plasma
Dalam keadaan normal kadar kortisol plasma sesuai dengan irama sirkadian atau
periode diurnal, yaitu pada pagi hari kadar kortisol plasma mencapai 5 – 25 Ug/dl
(140 – 160 mmol/l) dan pada malam hari akan menurun menjadi kurang dari 50%.
Pemeriksaan ini tidak dapat digunakan pada anak berusia kurang dari 3 tahun sebab
irama sirkadian belum dapat ditentukan pada usia kurang dari 3 tahun
• Pemeriksaan kadar kortisol bebas atau 17-hidroksikortikosteroid dalam urin 24 jam
Pada sindrom Cushing kadar kortisol bebas dan 17-hidroksikortikosteroid dalam
urin 24 jam meningkat.
• Tes supresi adrenal (tes supresi deksametason dosis tunggal)
Deksametason 0,3 mg/m2 diberikan per oral pada pukul 23.00, kemudian pada
pukul 08.00 esok harinya kadar kortisol plasma diperiksa. Bila kadar kortisol
plasma <5 Ug/dl maka telah terjadi penekanan terhadap sekresi kortisol plasma,
dan ini disebut normal.
• Tes cosyntropin
• Tes metyrapone overnight
Nilai normal > 7 µg / dL
• Tes toleransi insulin
Nilai normal <20 µg / dL,
d. Thyroid-Stimulating Hormone (TSH), (also known as thyrotropin)
TSH adalah hormon glikoprotein yang disintesis oleh tirotropin sel adenohipofisis yang
mendorong pertumbuhan dan pengambilan yodium oleh kelenjar tiroid dan merangsang
sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid. TSH merangsang pertumbuhan dan
vaskularisasi kelenjar tiroid, merangsang pertumbuhan sel folikel tiroid, dan
meningkatkan sejumlah langkah yang terlibat dalam sintesis hormon tiroid. Fungsi TSH
juga termasuk dalam pengambilan yodium, pengorganisasian yodium ke tirosin, kopling
tirosin, dan pelepasan proteolitik dari hormon tiroid yang disimpan dari penyimpanan
tiroglobulin. Defisiensi TSH menyebabkan hipotiroidisme sekunder dengan konsentrasi
T4 dan TSH yang rendah. Perlu ditekankan bahwa konsentrasi T4 lebih dapat diandalkan
daripada TSH dalam diagnosis hipotiroidisme sebagai akibat dari penyakit hipotalamus-
hipofisis, dan konsentrasi TSH mungkin berada dalam interval referensi (meskipun itu
tidak normal dalam menghadapi T4 rendah yang mana harus menyebabkan sekresi TSH
secara normal dan dengan demikian meningkatkan TSH sirkulasi). Bentuk hipertiroidisme
langka disebabkan oleh tumor penghasil TSH di kelenjar pituitari. Pasien memiliki
gambaran klinis hipertiroidisme dengan konsentrasi T4 yang tinggi dan konsentrasi TSH
normal yang meningkat atau tidak sesuai. Kadar normal TSH 0.25-6.7 mLU/L.
e. Follicle-stimulating hormone (FSH) and Luteinizing hormone (LH)
FSH disintesis dalam adenohipofisis berfungsi untukmerangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel ovarium, merangsang sekresi estrogen, mendorong perubahan
karakteristik endometrium pada fase pertama (fase proliferatif) dari siklus menstruasi
mamalia, dan merangsang spermatogenesis pada pria.
LH juga disintesis dalam adenohipofisis dan bekerja dengan FSH untuk meningkatkan
ovulasi dan sekresi androgen dan progesteron. Hormon ini memulai dan mempertahankan
fase kedua (sekretori) estrus mamalia dan siklus menstruasi. Pada wanita, LH berkaitan
dengan pembentukan korpus luteum, dan di laki-laki, LH dapat merangsang
perkembangan dan aktivitas fungsional sel Leydig testis dan produksi testosteron.
Kelainan produksi FSH dan LH, pada wanita, kekurangan hormon ini dapat
menyebabkan haid tidak teratur, serta kemandulan. Sedangkan pada pria, gejala yang
ditimbulkan antara lain hilangnya rambut di wajah atau di bagian tubuh lain, gairah seksual
menurun, disfungsi ekreksi, dan kemandulan. Diagnosa:
• Pemeriksaan FSH
Kadar normal hari ke 0-13 (fase folikuler): 5-20 mLU/mL
Kadar normal hari ke 14 (Ovulasi): 15-45 mLU/mL
Kadar normal hari ke 15-28 (Fase Lutheal): 5-12 mLU/mL
• Pemeriksaan LH
Kadar normal hari ke 0-13 (fase folikuler): 3-13 mLU/mL
Kadar normal hari ke 14 (Ovulasi): 30-40 mLU/mL
Kadar normal hari ke 15-28 (Fase Lutheal): 5-15 mLU/mL
2. Pancreas Gland
Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang
terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya kira-kira 15 sentimeter
mulai dari duodenum sampai limpa. Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu: fungsi eksokrin dan
fungsi endokrin. Fungsi eksokrin diperankan oleh sel sekretoria lobulanya, yang membentuk
getah pankreas dan berisi enzim dan elektrolit. Getah pankreas itu kemudian akan melalui
saluran pankreatik masuk ke dalam duodenum. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pancreas
adalah:
a. Glukagon
Glukagon adalah hormon stadium pascaabsorptif pencernaan, yang muncul dalam masa
puasa diantara waktu makan. Fungsi hormon ini terutama adalah katabolik (penguraian)
dan secara umum berlawanan dengan fungsi insulin. Glukagon bekerja sebagai
antagonis insulin dengan menghambat perpindahan glukosa kedalam sel. Glukagon
merangsang glukoneogenesis hati dan penguraian simpanan glikogen untuk digunakan
sebagai sumber energi selain glukosa. Glukagon merangsang penguraian lemak dan
pelepasan asam-asam lemak bebas kedalam darah untuk digunakan sebagai sumber
energi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar glukosa darah sewaktu kadar
glukosa darah mengalami penurunan.
b. Insulin
Insulin dilepaskan oleh sel-sel beta pulau langerhans. Rangsangan utama yang
menyebabkan pelepasan insulin ini adalah peningkatan glukosa darah. Kadar glukosa
darah puasa dalam keadaan normal adalah 80-90 mg/100 ml darah. Jadi sekresi insulin
menjadi meningkat bila kadar glukosa darah puasa melebihi 100 mg/100 ml darah, dan
kembali ke tingkat basal dalam waktu 2-3 jam. Insulin adalah hormon utama pada
stadium obsorbtif pencernaan yang muncul segera setelah makan. Insulin bekerja
dengan cara berikatan dengan reseptor insulin yang terdapat pada sebagian besar sel
tubuh. Setelah berikatan dengan reseptor, insulin bekerja melalui perantara kedua untuk
meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel. Setelah berada di dalam sel, glukosa
dapat segera digunakan sebagai penghasil energi atau disimpan di dalm sel sebagai
glikogen.
c. Somatostatin
Somatostatin disekresikan oleh sel-sel delta pulau langerhans. Somatostatin juga
disebut sebagai hormon penghambat hormon pertumbuhan dan merupakan salah satu
hormon hipotalamus yang mengontrol pelepasan hormon pertumbuhan dari hipofisis
anterior. Somatostatin pankreas tampaknya memiliki efek minimal pada pelepasan
hormon pertumbuhan dari hipofisis. Hormon ini mengontrol metabolisme dengan
menghambat sekresi insulin dan glukagon. Fungsi lain dari hormon ini belum diketahui
secara jelas.
Beberapa gejala klinis yang muncul akibat gangguan dari hormon yang dihasilkan oleh
pankreas adalah:
• Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah < 50 mg/100 ml darah.
Hipoglikemia dapat terjadi akibat puasa yang disertai aktivitas tubuh yang berlebihan,
atau akibat dari kelebihan dosis insulin pada penderita diabetes dependen insulin.
Hipoglikemia ditandai dengan munculnya gejala berupa rasa lapar, keringat dingin,
peningkatan denyut nadi (takikardi), nyeri kepala, gelisah, kejang dan bahkan koma.
• Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar glukosa
darah melebihi ambang normal. Hiperglikemia dapat disebabkan oleh karena defisiensi
insulin, seperti yang terjadi pada diabetes melitus tipe I atau karena penurunan
responsifitas sel terhadap insulin, seperti yang dijumpai pada diabetes melitus tipe II.
3. Thymus Gland
Fungsi utama kelenjar timus adalah melepaskan hormon timosin yang akan merangsang
pematangan sel T. Pada awal kehidupan manusia, sel darah putih atau limfosit akan berikatan
dengan kelenjar timus. Kontak ini akan mengubah limfosit menjadi sel T. Setelah sel T matang,
mereka akan bermigrasi ke kelenjar getah bening yang merupakan tempat penyimpanan sel
kekebalan di dalam tubuh.
Kelenjar timus difugsikan sebagai penerima sel T yang belum matang yang dibuat di
sumsum tulang tetapi belum mencapai kematangan penuh. Setelah timus menerima sel, sel T
ini akan dilatih untuk hanya menyerang agen asing melalui seleksi positif. Hanya sel T yang
telah merespons antigen asing dengan tepat yang akan dipilih untuk bertahan hidup dan
akhirnya bermigrasi ke medula. Sel T yang tidak dipotong akan mati karena apoptosis pada
pasien yang sehat. Setelah sel T yang masih hidup mencapai medula, sel T akan menjadi sel T
dewasa. Sel T yang tersisa akan melanjutkan untuk membunuh patogen, akan mengaktifkan
sel B pembantu yang membuat antibodi terhadap antigen tertentu, dan akan menyimpan
memori akan infeksi dan virus sebelumnya sehingga tubuh dapat lebih siap untuk melawannya
jika mereka kembali. Gangguan timus akan menyebabkan sistem pertahanan tubuh menjadi
menurun, lemah bahkan dapat menimbulkan masalah yang berat dalam melawan penyakit.
a. Hormon Thymosin
Peran penting timosin adalah penyediaan sel-sel limfoid pada awal kehidupan
pascakelahiran yang dikeluarkan dari timus ke struktur limfoid perifer dan menjadi
kumpulan sel yang memberikan potensi imunologi bagi organisme neonatal dan
mensekresikannya dari epitel timus. Thymosin ini bertindak pada sel induk dan sel yang
diturunkan dari timus untuk mengaktifkan dan / atau menekan sel yang memiliki semua
potensi yang berfungsi sebagai limfosit dewasa yang kompeten untuk imunologis.
Selain itu, timosin dapat bertindak untuk mengembalikkan fungsi sel limfoid yang
menyimpang.
b. Hormon Thymopoietin
Timopoietin adalah hormon timus yang bertanggung jawab untuk menginduksi
diferensiasi timosit. Selain itu, timopoietin juga mampu menginduksi proliferasi
prekursor limfosit dan diferensiasinya menjadi limfosit-T.
4. Reproductive System
Hormon-hormon reproduksi dibuat di testis ovarium, adrenal korteks, berguna dalam
pembentukan sperma dan ovum, serta membentuk sifat seks sekunder. Hormonhormon
reproduksi bersifat anabolik. Hormon reproduksi disekresi oleh kelenjar adrenal sama seperti
glukokortikoid dan mineralkortikoid. Hormon reproduksi seperti androgen dan esterogen,
bearasal dari sel-sel zona retikularis dan zona fasikulata, yang berperan dalam pembentukan
sifat seks sekunder.
Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol. Hormon reproduksi
berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik. Hormon ini terikat secara
kompetitif membentuk kompleks Hormon-reseptor. Kompleks pengikatan hormon
reproduksireseptor berperan sebagai pengatur pembentukan protein dan enzim sistem
reproduksi. Kompleks Hormon reseptor reseptor masuk ke inti dan terikat pada kromatin
(reversibel) DNA yang selanjutnya sebagai bahan untuk membuat mRNA pada sintesis protein
atau enzim sistem reproduksi. Hormon reproduksi pada konsentrasi tinggi bekerja langsung
melalui aktivitas enzim-enzim yang ada di membran sel-sel target. Hormon yang diproduksi
oleh sistem reproduksi adalah:
a. Androgen
Androgen terdiri dari dehidroepiandrosteron (DHEA) dan androstendion. Sumber
androgen berasal dari sel-sel zona retikularis. Pengatur androgen adalah ACTH. Fungsi
utama androgen adalah membantu membentuk karakteristik atau sifat sekunder pria.
b. Testosteron
Testosteron (C-19 ketosteroid) disintesis di sel-sel leidig testis, melalui 3 tahapan yaitu :
(1) kolesterol, pregnenolon, progesteron, hidroksiprogesteron, androstenedion dan
menjadi testosteron (2) kolesterol, pregnenolon, hidroksipregnenolon,
dehidroepiandrosteron, androstenedion, testosteron dan (3) DHEA dapat langsung
menjadi testosteron tanpa melalui androstenedion. Kadar hormon testosteron dalam
tubuh pria normalnya berkisar antara 250-1100 ng/dL
c. Estrogen
Estrogen (C-18 ketosteroid) mempunyai cincin asam amino aromatik, terdiri dari
struktur estradiol (paling aktif), estron dan estriol (tidak aktif). Estrogen dapat disintesis
dalam testis, ovarium, adrenal, plasenta, prekusornya berupa testosteron dan
androstenedion. Estrogen utama yang terdapat diurin dalam bentuk estriol. Estrogen
akan disintesis dalam plasenta pada masa kehamilan. Kadar estriol dalam urin dipakai
untuk menilai keadaan hubungan fetus dan plasenta pada kondisi distres (kegawatan
fetus), dalam hal ini kadar estriol dalam urin wanita hamil menurun dengan cepat.
d. Progesteron
Progesteron dibentuk di corp lutein sel graaf dan plasenta, sebagai prekusor hormon-
hormon C19 dan C21. Dibentuk oleh pregnenolon. Trimetilandrostenolon yang
merupakan analog pregnenolon yang sifatnya menghambat progesteron. Dalam darah
terikat dengan protein pengikat kortikosteroid. Bentuk ekskresi pregnediol sebagai
glikoronida-sulfat 75% di ekskresi dalam empedu. Pada kelainan adrenal tertentu
seperti Congenital adrenal hyperplasia (CAH) yang ditemukan banyak pregnanetriol
dalam urin (gejala khas). Secara umum, hasil tes progesteron serum normal berada pada
kisaran berikut:
• pria, wanita pascamenopause, dan wanita di awal siklus menstruasi: 1 ng / mL atau
kurang
• wanita di tengah siklus menstruasi: 5 hingga 20 ng / mL
• wanita hamil pada trimester pertama: 11,2 hingga 90 ng / mL
• wanita hamil di trimester kedua: 25,6 hingga 89,4 ng / mL
• wanita hamil pada trimester ketiga: 48,4 hingga 42,5 ng / mL
e. Relaxin-progestational
Relaxin-progestational merupakan hormon yang dihasilkan oleh corpusluteum dan
plasenta, relaksasi simpanan pubis menjelang dan waktu melahirkan untuk memperluas
jalan lahir. Progesteron tak efektif jika diberikan peroral untuk pil KB dipakai
sintetisnya yaitu noretindron (norlutein) dan noretinodrel (enovid).
f. Human Chorionik Gonadotropin (hCG)
hCG disekresi oleh sinsitiotrofoblas pada masa awal kehamilan. dapat juga dihasilkan
oleh jaringan trofoblast yang lain seperti chorioadenoma destruens, choriocarcinoma,
dan mola hidatidosa. hCG merupakan hormon luteotrofik selama kehamilan. hCG
berfungsi mempertahankan korpusluteum dan pertumbuhan endometrium hingga
plasenta mengambil alih perannya. hCG dapat mengatur produksi steroid dalam fetus,
termasuk produksi dehidroepiandrosteron sulfat (DHA-S) melalui kelenjar adrenal
fetus dan produksi testosteron oleh testis. hCG disintesis oleh sel sinsitiotrofoblas
plasenta kadar dalam darh meningkat segera setelah implantasi ovum yang dibuahi dan
merupakan dasar pemeriksaan kehamilan. Kadar normal hCG pada wanita yang tidak
hamil adalah < 10.0 mIU/mL.
5. Thyroid Glands
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin berdiameter sekitar 5 cm dan terletak di kedua
sisi trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua lateral lobus. Pada manusia, berat kedua lobus sekitar
25 mg. Kelenjar disuplai darah oleh arteri tiroid superior kanan dan kiri. Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Hormon
tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara, yaitu: 1. Merangsang
hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein 2. Meningkatkan jumlah oksigen
yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar tiroid
dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur
pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan. Fungsi kelenjar tiroid sendiri
antara lain:
• Tiroksin essential untuk pertumbuhan normal tubuh, pematangan tulang, dan
perkembangan mental
• Sekresi thyroid yang tidak cukup menyebabkan kemuduran pertumbuhan dan
perkembangan mental
• Menginduksi proses oksidasi
• Mengatur penggunaan oksidasi di sel-sel tubuh, kecuali otal, testis, uterus, limpa dan
nodus limfatikus
• Mengatur karbon dioksida
• Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
• Tiroksin meningkatkan basal metabolic rate (BMR)
• Tiroksin akan meningkatkan sintesis protein dan membantu regulasi metabolisme lipid
dan menstimualsi sintesis kolesterol
• Hormon tiroksin mempengaruhi cardiac output. Jika hormon turun kadarnya, maka
detak jantung juga akan menurun
• Tiroksin akan meningkatkan laju penyerapan glukosa dari saluran pencernaan