Anda di halaman 1dari 18

Gangguan Hormon dan Uji Laboratoriumnya

Hormon adalah zat kimia yang diproduksi oleh tubuh dan berasal dari organ, sel dari suatu
organ, atau sel yang tersebar dalam tubuh yang memiliki efek pengaturan spesifik pada
aktivitas organ atau organ. Hormon diproduksi di satu tempat di dalam tubuh tertentu dan diatur
dalam sistem endokrin. Organ endokrin tersusun dari sel-sel sekretori yang dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
a. Sel-sel endokrin sejati
Dikenal juga dengan nama sel endokrin klasik. Kelompokan sel ini mempunyai fungsi
sebagai penghasil hormon dan bentuknya khas namun tidak seperti sel saraf. Sel ini
dapat berupa sel tunggal ataupun multiseluler. Sel kelenjar ini mensekresikan hormon
secara langsung ke dalam peredaran darah.
b. Neurosekretori
Sel-sel tipe neurosekretori merupakan sel yang berbentuk seperti sel saraf namun
mampu menghasilkan hormon. Sel-sel neurosekretori yang menghasilkan hormon
dapat disebut sebagai neuroendokrin. Beberapa contoh sel-sel neuroendokrin terdapat
di hipotalamus

Peran fisiologis hormon:


• Mengontrol sel mensintesa dan mensekresikan beberapa hormon lain
• Merangsang atau menghambat proliferasi sel
• Mengontrol proses-proses metabolisme
• Mengontrol ekskresi dan reabsorpsi kation dan anion
• Mempengaruhi kontraksi dan relaksasi otot-otot
• Mengontrol proses-proses reproduksi
• Memegang peranan penting dalam tingkahlaku
Untuk dapat memahami mekanisme kerja hormon, maka perlu diketahui konsep komunikasi
sel. Sel berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sinyal kimiawi. Sinyal kimiawi
tersebut dapat berupa molekul kimia sederhana seperti derivat asam amino atau derivat asam
lemak, atau senyawa yang lebih komplek seperti peptida, protein, atau steroid. Komunikasi
biasanya terjadi antar sel di dalam jaringan atau organ, juga dengan jarak tertentu dalam rangka
integrasi aktivitas sel atau jaringan di organ yang berbeda. Untuk terjadi komunikasi antar sel,
maka permukaan/membran sel harus melakukan kontak atau ada substansi kimia yang terpisah
dari permukaan sel atau molekul yang dapat melintas dari sitosol sel ke sel yang lain melalui
tautan (gap junction). Untuk komunikasi dengan sel dekatnya, sinyal kimiawi dibebaskan suatu
sel di ekstraseluler menuju sel yang ada di sekitarnya. Mekanisme ini dinamakan parakrin atau
sekresi lokal. Kadang-kadang respon sel yang timbul karena hasil sekresinya sendiri.
Mekanisme komunikasi ini disebut autokrin. Namun apabila letak sel, jaringan/organ jauh dari
sumber dilepaskannya sinyal kimiawi, maka molekul kimiawi pembawa pesan tadi dilewatkan
pembuluh darah dan menutu organ target. Metode komunikasi itu dinamakan endokrin atau
sekresi internal, sementara hasil sekretnya disebut hormon.
Dalam bekerja terhadap sel target, hormon mempunyai tiga mekanisme kerja utama, yaitu:
• Mengubah permeabilitas saluran (membran) dengan bekerja pada protein saluran
(protein kanal) yang sudah ada
• Bekerja melalui sistem pembawa pesan kedua (second messenger) untuk
mempengaruhi aktivitas sel
• Pengaktifan gen spesifik untuk sintesis protein baru. Hormon dalam bekerja juga
memerlukan reseptor spesifik. Reseptor pada umumnya adalah molekul protein dengan
struktur tertentu sehingga hanya melakukan pengikatan dengan hormon/analog dengan
struktur hormon tertentu. Reseptor hormon terletak di membrane sel/sitoplasma sel.
Dengan demikian hormon yang dibebaskan ke dalam darah hanya bekerja pada sel atau
jaringan tertentu yang mempunyai reseptor spesifik terhadap hormon tersebut

1. Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis Pineal Gland


Kelenjar pituitari (juga dikenal sebagai hipofisis) berada di dasar tengkorak dalam rongga
tulang yang disebut sella turcica. Kelenjar ini kecil memiliki tinggi dan lebar kira-kira 1 cm
dan beratnya sekitar 500 mg. Secara anatomis kelenjar pituitary terbagi menjadi lobus anterior
(adenohypophysis) dan posterior (neurohypophysis). Darah arteri mencapai kelenjar pituitari
melalui superior arteri hipofisis. Darah vena, membawa neurosecretory hormon dari
hipotalamus ke hipofisis melalui sistem portal hipofisis hipotalamus. Di hipotalamus beberapa
faktor dapat merangsang atau menghambat pelepasan hormon dari adenohipofisis. Kelenjar
pituitari mengatur sistem endokrin dengan mengintegrasikan sinyal kimiawi dari otak dengan
umpan balik pengaturan konsentrasi hormon dalam sirkulasi untuk menstimulasi pelepasan
hormon intermiten dari target kelenjar endokrin. Secara historis, kelenjar pituitari disebut organ
endokrin utama, karena sangat terlibat dalam regulasi pertumbuhan, perkembangan, fungsi
tiroid, fungsi adrenal, fungsi gonad, dan homeostasis air dan garam. Kelenjar pituitary
memproduksi hormone:
a. Growth Hormone (GH)
GH adalah hormon protein yang terbentuk dari 190 asam amino yang disintesis dan
disekresikan oleh sel yang disebut somatotrof di hipofisis anterior. GH berperan dalam proses
pertumbuhan dan metabolisme tubuh. GH memiliki dua jenis efek yang berbeda:
• Efek langsung: GH mengikat reseptornya pada sel target. Contoh: Sel lemak (adiposit),
misalnya, memiliki reseptor GH, dan GH merangsang sel lemak untuk memecah
trigliserida dan menekan kemampuannya untuk mengambil dan mengakumulasi lipid
yang bersirkulasi.
• Efek tidak langsung: dimediasi oleh insulin-like growth factor-I (IGF-I), hormon yang
disekresikan dari hati dan jaringan lain sebagai respons terhadap hormon pertumbuhan.
Mayoritas efek pemacu pertumbuhan sebenarnya disebabkan oleh IGF-I yang bekerja
pada sel targetnya. Dengan mengingat perbedaan ini, kita dapat membahas dua peran
utama hormon pertumbuhan dan anteknya IGF-I dalam fisiologi.
GH memiliki efek penting pada metabolisme protein, lemak dan karbohidrat.
• Metabolisme protein: Secara umum, GH merangsang anabolisme protein di banyak

jaringan. Efek ini meningkatkan penyerapan asam amino, meningkatkan sintesis


protein dan penurunan oksidasi protein.
• Metabolisme lemak: GH meningkatkan pemanfaatan lemak dengan menstimulasi

pemecahan trigliserida dan oksidasi dalam adiposit.


• Metabolisme karbohidrat: GH berfungsi untuk menjaga glukosa darah dalam kisaran

normal dan memiliki aktivitas anti-insulin, karena menekan kemampuan insulin untuk
merangsang penyerapan glukosa dalam jaringan perifer dan meningkatkan sintesis
glukosa di hati.
Diagnosa GH:
Pria < 5 ng/mL (< 226 picomoles per liter [pmol/L])
Wanita < 10 ng/mL (< 452 pmol/L)
Anak-anak < 20 ng/mL (< 904 pmol/L)

Selain diagnosa melalui GH, terdapat beberapa faktor rangsangan fisiologis dan
farmakologis yang dapat mempengaruhi produksi GH.

b. Prolactin (PRL)
PRL adalah hormon yang disekresikan oleh sel khusus di dalam adenohipofisis disebut
laktotrof. Peran utama PRL adalah untuk merangsang dan mempertahankan laktasi pada
mamalia saat postpartum. PRL memiliki banyak efek lain, termasuk peran penting dalam
pemeliharaan sistem kekebalan dan peran penting dalam steroidogenesis ovarium. PRL
adalah hormon utama yang mengontrol inisiasi dan pemeliharaan laktasi. Namun, untuk
menjalankan fungsinya, PRL juga memmbutuhkan hormon estrogen, progestin,,
kortikosteroid, tiroid, dan insulin. PRL juga menginduksi pertumbuhan duktal,
perkembangan sistem alveolar lobular payudara, dan sintesis protein susu tertentu,
termasuk kasein dan γ-laktalbumin. PRL memiliki efek pada sistem kekebalan dan penting
dalam mengontrol osmolalitas dan berbagai peristiwa metabolisme, termasuk metabolisme
lemak subkutan, karbohidrat, kalsium dan vitamin D, perkembangan paru janin, dan
steroidogenesis. Fungsi terakhir ini mungkin terkait dengan efek anti-gonadotropiknya.
Kelainan PRL:
• Kelebihan PRL: pada wanita, dapat mengalami anovulasi dengan atau tanpa
ketidakteraturan menstruasi, amenore (tidak mengalami haid) dan galaktorea
(keadaan di mana laktasi terjadi tanpa didahului kehamilan) atau galaktorea saja.
Kelebihan PRL pada pria seringkali dimanifestasikan sebagai oligospermia atau
impotensi, atau keduanya. Selain itu, pria dengan adenoma hipofisis yang
mensekresi PRL lebih sering mengalami makroadenoma.
• Kekurangan PRL: kasusnya jarang dan seringkali tidak muncul manifestasi
klinisnya. Umumnya kekurangan PRL menyebabkan menurunnya jumlah ASI
yang diproduksi tubuh.
c. Adrenocorticotropic hormone (ACTH)
Hormon adrenokortikotropik (ACTH) adalah hormon peptida yang disekresikan oleh
adenohipofisis sebagai salah satu turunannya dari pro-opiomelanocortin (POMC). ACTH
bekerja utama di korteks adrenal, merangsang pertumbuhan, sintesis, dan sekresi
kortikosteroid, terutama hormon kortisol. Produksi ACTH meningkat selama seseorang
mengalami stres. Gangguan utama kelenjar pituitari sehubungan dengan yaitu defisiensi
ACTH atau hipoadrenalisme sekunder dan kelebihan sekresi ACTH menyebabkan
sindrom Cushing. Diagnosa:
• Pemeriksaan kadar kortisol plasma
Dalam keadaan normal kadar kortisol plasma sesuai dengan irama sirkadian atau
periode diurnal, yaitu pada pagi hari kadar kortisol plasma mencapai 5 – 25 Ug/dl
(140 – 160 mmol/l) dan pada malam hari akan menurun menjadi kurang dari 50%.
Pemeriksaan ini tidak dapat digunakan pada anak berusia kurang dari 3 tahun sebab
irama sirkadian belum dapat ditentukan pada usia kurang dari 3 tahun
• Pemeriksaan kadar kortisol bebas atau 17-hidroksikortikosteroid dalam urin 24 jam
Pada sindrom Cushing kadar kortisol bebas dan 17-hidroksikortikosteroid dalam
urin 24 jam meningkat.
• Tes supresi adrenal (tes supresi deksametason dosis tunggal)
Deksametason 0,3 mg/m2 diberikan per oral pada pukul 23.00, kemudian pada
pukul 08.00 esok harinya kadar kortisol plasma diperiksa. Bila kadar kortisol
plasma <5 Ug/dl maka telah terjadi penekanan terhadap sekresi kortisol plasma,
dan ini disebut normal.
• Tes cosyntropin
• Tes metyrapone overnight
Nilai normal > 7 µg / dL
• Tes toleransi insulin
Nilai normal <20 µg / dL,
d. Thyroid-Stimulating Hormone (TSH), (also known as thyrotropin)
TSH adalah hormon glikoprotein yang disintesis oleh tirotropin sel adenohipofisis yang
mendorong pertumbuhan dan pengambilan yodium oleh kelenjar tiroid dan merangsang
sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid. TSH merangsang pertumbuhan dan
vaskularisasi kelenjar tiroid, merangsang pertumbuhan sel folikel tiroid, dan
meningkatkan sejumlah langkah yang terlibat dalam sintesis hormon tiroid. Fungsi TSH
juga termasuk dalam pengambilan yodium, pengorganisasian yodium ke tirosin, kopling
tirosin, dan pelepasan proteolitik dari hormon tiroid yang disimpan dari penyimpanan
tiroglobulin. Defisiensi TSH menyebabkan hipotiroidisme sekunder dengan konsentrasi
T4 dan TSH yang rendah. Perlu ditekankan bahwa konsentrasi T4 lebih dapat diandalkan
daripada TSH dalam diagnosis hipotiroidisme sebagai akibat dari penyakit hipotalamus-
hipofisis, dan konsentrasi TSH mungkin berada dalam interval referensi (meskipun itu
tidak normal dalam menghadapi T4 rendah yang mana harus menyebabkan sekresi TSH
secara normal dan dengan demikian meningkatkan TSH sirkulasi). Bentuk hipertiroidisme
langka disebabkan oleh tumor penghasil TSH di kelenjar pituitari. Pasien memiliki
gambaran klinis hipertiroidisme dengan konsentrasi T4 yang tinggi dan konsentrasi TSH
normal yang meningkat atau tidak sesuai. Kadar normal TSH 0.25-6.7 mLU/L.
e. Follicle-stimulating hormone (FSH) and Luteinizing hormone (LH)
FSH disintesis dalam adenohipofisis berfungsi untukmerangsang pertumbuhan dan
pematangan folikel ovarium, merangsang sekresi estrogen, mendorong perubahan
karakteristik endometrium pada fase pertama (fase proliferatif) dari siklus menstruasi
mamalia, dan merangsang spermatogenesis pada pria.
LH juga disintesis dalam adenohipofisis dan bekerja dengan FSH untuk meningkatkan
ovulasi dan sekresi androgen dan progesteron. Hormon ini memulai dan mempertahankan
fase kedua (sekretori) estrus mamalia dan siklus menstruasi. Pada wanita, LH berkaitan
dengan pembentukan korpus luteum, dan di laki-laki, LH dapat merangsang
perkembangan dan aktivitas fungsional sel Leydig testis dan produksi testosteron.
Kelainan produksi FSH dan LH, pada wanita, kekurangan hormon ini dapat
menyebabkan haid tidak teratur, serta kemandulan. Sedangkan pada pria, gejala yang
ditimbulkan antara lain hilangnya rambut di wajah atau di bagian tubuh lain, gairah seksual
menurun, disfungsi ekreksi, dan kemandulan. Diagnosa:
• Pemeriksaan FSH
Kadar normal hari ke 0-13 (fase folikuler): 5-20 mLU/mL
Kadar normal hari ke 14 (Ovulasi): 15-45 mLU/mL
Kadar normal hari ke 15-28 (Fase Lutheal): 5-12 mLU/mL
• Pemeriksaan LH
Kadar normal hari ke 0-13 (fase folikuler): 3-13 mLU/mL
Kadar normal hari ke 14 (Ovulasi): 30-40 mLU/mL
Kadar normal hari ke 15-28 (Fase Lutheal): 5-15 mLU/mL

2. Pancreas Gland
Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang
terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya kira-kira 15 sentimeter
mulai dari duodenum sampai limpa. Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu: fungsi eksokrin dan
fungsi endokrin. Fungsi eksokrin diperankan oleh sel sekretoria lobulanya, yang membentuk
getah pankreas dan berisi enzim dan elektrolit. Getah pankreas itu kemudian akan melalui
saluran pankreatik masuk ke dalam duodenum. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pancreas
adalah:
a. Glukagon
Glukagon adalah hormon stadium pascaabsorptif pencernaan, yang muncul dalam masa
puasa diantara waktu makan. Fungsi hormon ini terutama adalah katabolik (penguraian)
dan secara umum berlawanan dengan fungsi insulin. Glukagon bekerja sebagai
antagonis insulin dengan menghambat perpindahan glukosa kedalam sel. Glukagon
merangsang glukoneogenesis hati dan penguraian simpanan glikogen untuk digunakan
sebagai sumber energi selain glukosa. Glukagon merangsang penguraian lemak dan
pelepasan asam-asam lemak bebas kedalam darah untuk digunakan sebagai sumber
energi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar glukosa darah sewaktu kadar
glukosa darah mengalami penurunan.
b. Insulin
Insulin dilepaskan oleh sel-sel beta pulau langerhans. Rangsangan utama yang
menyebabkan pelepasan insulin ini adalah peningkatan glukosa darah. Kadar glukosa
darah puasa dalam keadaan normal adalah 80-90 mg/100 ml darah. Jadi sekresi insulin
menjadi meningkat bila kadar glukosa darah puasa melebihi 100 mg/100 ml darah, dan
kembali ke tingkat basal dalam waktu 2-3 jam. Insulin adalah hormon utama pada
stadium obsorbtif pencernaan yang muncul segera setelah makan. Insulin bekerja
dengan cara berikatan dengan reseptor insulin yang terdapat pada sebagian besar sel
tubuh. Setelah berikatan dengan reseptor, insulin bekerja melalui perantara kedua untuk
meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel. Setelah berada di dalam sel, glukosa
dapat segera digunakan sebagai penghasil energi atau disimpan di dalm sel sebagai
glikogen.
c. Somatostatin
Somatostatin disekresikan oleh sel-sel delta pulau langerhans. Somatostatin juga
disebut sebagai hormon penghambat hormon pertumbuhan dan merupakan salah satu
hormon hipotalamus yang mengontrol pelepasan hormon pertumbuhan dari hipofisis
anterior. Somatostatin pankreas tampaknya memiliki efek minimal pada pelepasan
hormon pertumbuhan dari hipofisis. Hormon ini mengontrol metabolisme dengan
menghambat sekresi insulin dan glukagon. Fungsi lain dari hormon ini belum diketahui
secara jelas.

Beberapa gejala klinis yang muncul akibat gangguan dari hormon yang dihasilkan oleh
pankreas adalah:
• Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa darah < 50 mg/100 ml darah.
Hipoglikemia dapat terjadi akibat puasa yang disertai aktivitas tubuh yang berlebihan,
atau akibat dari kelebihan dosis insulin pada penderita diabetes dependen insulin.
Hipoglikemia ditandai dengan munculnya gejala berupa rasa lapar, keringat dingin,
peningkatan denyut nadi (takikardi), nyeri kepala, gelisah, kejang dan bahkan koma.
• Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar glukosa
darah melebihi ambang normal. Hiperglikemia dapat disebabkan oleh karena defisiensi
insulin, seperti yang terjadi pada diabetes melitus tipe I atau karena penurunan
responsifitas sel terhadap insulin, seperti yang dijumpai pada diabetes melitus tipe II.

3. Thymus Gland
Fungsi utama kelenjar timus adalah melepaskan hormon timosin yang akan merangsang
pematangan sel T. Pada awal kehidupan manusia, sel darah putih atau limfosit akan berikatan
dengan kelenjar timus. Kontak ini akan mengubah limfosit menjadi sel T. Setelah sel T matang,
mereka akan bermigrasi ke kelenjar getah bening yang merupakan tempat penyimpanan sel
kekebalan di dalam tubuh.
Kelenjar timus difugsikan sebagai penerima sel T yang belum matang yang dibuat di
sumsum tulang tetapi belum mencapai kematangan penuh. Setelah timus menerima sel, sel T
ini akan dilatih untuk hanya menyerang agen asing melalui seleksi positif. Hanya sel T yang
telah merespons antigen asing dengan tepat yang akan dipilih untuk bertahan hidup dan
akhirnya bermigrasi ke medula. Sel T yang tidak dipotong akan mati karena apoptosis pada
pasien yang sehat. Setelah sel T yang masih hidup mencapai medula, sel T akan menjadi sel T
dewasa. Sel T yang tersisa akan melanjutkan untuk membunuh patogen, akan mengaktifkan
sel B pembantu yang membuat antibodi terhadap antigen tertentu, dan akan menyimpan
memori akan infeksi dan virus sebelumnya sehingga tubuh dapat lebih siap untuk melawannya
jika mereka kembali. Gangguan timus akan menyebabkan sistem pertahanan tubuh menjadi
menurun, lemah bahkan dapat menimbulkan masalah yang berat dalam melawan penyakit.
a. Hormon Thymosin
Peran penting timosin adalah penyediaan sel-sel limfoid pada awal kehidupan
pascakelahiran yang dikeluarkan dari timus ke struktur limfoid perifer dan menjadi
kumpulan sel yang memberikan potensi imunologi bagi organisme neonatal dan
mensekresikannya dari epitel timus. Thymosin ini bertindak pada sel induk dan sel yang
diturunkan dari timus untuk mengaktifkan dan / atau menekan sel yang memiliki semua
potensi yang berfungsi sebagai limfosit dewasa yang kompeten untuk imunologis.
Selain itu, timosin dapat bertindak untuk mengembalikkan fungsi sel limfoid yang
menyimpang.
b. Hormon Thymopoietin
Timopoietin adalah hormon timus yang bertanggung jawab untuk menginduksi
diferensiasi timosit. Selain itu, timopoietin juga mampu menginduksi proliferasi
prekursor limfosit dan diferensiasinya menjadi limfosit-T.

Kelainan kelenjar timus


• Myasthenia gravis
Kondisi yang mempengaruhi otot dan menyebabkan otot melemah dalam jangka
panjang, terutama otot-otot yang mengontrol mata, kelompak mata, ekspresi wajah
mengunyah, menelan, berbicara dan lain-lain. Penyakit ini biasanya menyerang
laki-laki berusia 60 tahun keatas dan wanita usia kurang dari 40 tahun. Selain itu
Myasthenia gravis juga dapat menghancurkan sinyal atau komunikasi antar saraf
dan otot sehingga otot-otot menjadi lemah dan mudah lelah. Salah satu penyebab
mengapa kelenjar timus menyerang sel yang sehat yaitu karena ukuran kelenjar
timus yang tidak mengecil setelah masa pubertas.
• Timoma
Timoma adalah tumor yang berkembang di kelenjar timus. Biasanya berkembang
dengan lambat dan jarang menyebar ke bagian tubuh lain. Sehingga, timoma bisa
dianggap tidak agresif. Prognosis dari kondisi ini juga baik. Jika terdeteksi dini,
kanker ini dapat disembuhkan dengan pengobaan kanker standar. Timoma sering
ditemukan pada pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang tidak berfungsi.
Dalam keadaan normal, sistem kekebalan tubuh melindungi tubuh terhadap
penyakit dan infeksi. Namun dalam keadaan abnormal, sistem kekebalan tubuh
malah menyerang sel sehat dan jaringan di tubuh. Serangan yang diberikan sama
seperti serangan untuk melawan patogen.

Pemeriksaan lab untuk kelainan kelenjar timus:


• Kadar limfosit
Limfosit normal pada orang dewasa, yaitu antara 1.000 dan 4.800 limfosit dalam
1 mikroliter (mcL) darah. Sementara, pada anak-anak, kisaran normalnya adalah
antara 3.000 dan 9.500 limfosit/mcL darah
• Kadar leukosit
Rentang jumlah leukosit normal ini akan berubah seiring dengan bertambahnya
usia hingga hanya menjadi 5.000–10.000 mcL saat dewasa. Pada orang dewasa,
jumlah sel darah putih atau leukosit dikatakan tinggi apabila mencapai lebih dari
11.000 mcL

4. Reproductive System
Hormon-hormon reproduksi dibuat di testis ovarium, adrenal korteks, berguna dalam
pembentukan sperma dan ovum, serta membentuk sifat seks sekunder. Hormonhormon
reproduksi bersifat anabolik. Hormon reproduksi disekresi oleh kelenjar adrenal sama seperti
glukokortikoid dan mineralkortikoid. Hormon reproduksi seperti androgen dan esterogen,
bearasal dari sel-sel zona retikularis dan zona fasikulata, yang berperan dalam pembentukan
sifat seks sekunder.
Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol. Hormon reproduksi
berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik. Hormon ini terikat secara
kompetitif membentuk kompleks Hormon-reseptor. Kompleks pengikatan hormon
reproduksireseptor berperan sebagai pengatur pembentukan protein dan enzim sistem
reproduksi. Kompleks Hormon reseptor reseptor masuk ke inti dan terikat pada kromatin
(reversibel) DNA yang selanjutnya sebagai bahan untuk membuat mRNA pada sintesis protein
atau enzim sistem reproduksi. Hormon reproduksi pada konsentrasi tinggi bekerja langsung
melalui aktivitas enzim-enzim yang ada di membran sel-sel target. Hormon yang diproduksi
oleh sistem reproduksi adalah:
a. Androgen
Androgen terdiri dari dehidroepiandrosteron (DHEA) dan androstendion. Sumber
androgen berasal dari sel-sel zona retikularis. Pengatur androgen adalah ACTH. Fungsi
utama androgen adalah membantu membentuk karakteristik atau sifat sekunder pria.
b. Testosteron
Testosteron (C-19 ketosteroid) disintesis di sel-sel leidig testis, melalui 3 tahapan yaitu :
(1) kolesterol, pregnenolon, progesteron, hidroksiprogesteron, androstenedion dan
menjadi testosteron (2) kolesterol, pregnenolon, hidroksipregnenolon,
dehidroepiandrosteron, androstenedion, testosteron dan (3) DHEA dapat langsung
menjadi testosteron tanpa melalui androstenedion. Kadar hormon testosteron dalam
tubuh pria normalnya berkisar antara 250-1100 ng/dL
c. Estrogen
Estrogen (C-18 ketosteroid) mempunyai cincin asam amino aromatik, terdiri dari
struktur estradiol (paling aktif), estron dan estriol (tidak aktif). Estrogen dapat disintesis
dalam testis, ovarium, adrenal, plasenta, prekusornya berupa testosteron dan
androstenedion. Estrogen utama yang terdapat diurin dalam bentuk estriol. Estrogen
akan disintesis dalam plasenta pada masa kehamilan. Kadar estriol dalam urin dipakai
untuk menilai keadaan hubungan fetus dan plasenta pada kondisi distres (kegawatan
fetus), dalam hal ini kadar estriol dalam urin wanita hamil menurun dengan cepat.

d. Progesteron
Progesteron dibentuk di corp lutein sel graaf dan plasenta, sebagai prekusor hormon-
hormon C19 dan C21. Dibentuk oleh pregnenolon. Trimetilandrostenolon yang
merupakan analog pregnenolon yang sifatnya menghambat progesteron. Dalam darah
terikat dengan protein pengikat kortikosteroid. Bentuk ekskresi pregnediol sebagai
glikoronida-sulfat 75% di ekskresi dalam empedu. Pada kelainan adrenal tertentu
seperti Congenital adrenal hyperplasia (CAH) yang ditemukan banyak pregnanetriol
dalam urin (gejala khas). Secara umum, hasil tes progesteron serum normal berada pada
kisaran berikut:
• pria, wanita pascamenopause, dan wanita di awal siklus menstruasi: 1 ng / mL atau
kurang
• wanita di tengah siklus menstruasi: 5 hingga 20 ng / mL
• wanita hamil pada trimester pertama: 11,2 hingga 90 ng / mL
• wanita hamil di trimester kedua: 25,6 hingga 89,4 ng / mL
• wanita hamil pada trimester ketiga: 48,4 hingga 42,5 ng / mL
e. Relaxin-progestational
Relaxin-progestational merupakan hormon yang dihasilkan oleh corpusluteum dan
plasenta, relaksasi simpanan pubis menjelang dan waktu melahirkan untuk memperluas
jalan lahir. Progesteron tak efektif jika diberikan peroral untuk pil KB dipakai
sintetisnya yaitu noretindron (norlutein) dan noretinodrel (enovid).
f. Human Chorionik Gonadotropin (hCG)
hCG disekresi oleh sinsitiotrofoblas pada masa awal kehamilan. dapat juga dihasilkan
oleh jaringan trofoblast yang lain seperti chorioadenoma destruens, choriocarcinoma,
dan mola hidatidosa. hCG merupakan hormon luteotrofik selama kehamilan. hCG
berfungsi mempertahankan korpusluteum dan pertumbuhan endometrium hingga
plasenta mengambil alih perannya. hCG dapat mengatur produksi steroid dalam fetus,
termasuk produksi dehidroepiandrosteron sulfat (DHA-S) melalui kelenjar adrenal
fetus dan produksi testosteron oleh testis. hCG disintesis oleh sel sinsitiotrofoblas
plasenta kadar dalam darh meningkat segera setelah implantasi ovum yang dibuahi dan
merupakan dasar pemeriksaan kehamilan. Kadar normal hCG pada wanita yang tidak
hamil adalah < 10.0 mIU/mL.

Tingkat hCG yang lebih rendah dari biasanya bisa berarti:


• kesalahan perhitungan kencan kehamilan
• kemungkinan keguguran atau blighted ovum
• kehamilan ektopik
Tingkat hCG yang lebih tinggi dari biasanya bisa berarti:
• kesalahan perhitungan umur kehamilan
• kehamilan mola, ketika massa abnormal terbentuk di dalam rahim setelah
pembuahan, bukan embrio normal
• kehamilan ganda, seperti kembar atau kembar tiga

5. Thyroid Glands
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin berdiameter sekitar 5 cm dan terletak di kedua
sisi trakea. Kelenjar ini terdiri atas dua lateral lobus. Pada manusia, berat kedua lobus sekitar
25 mg. Kelenjar disuplai darah oleh arteri tiroid superior kanan dan kiri. Kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh. Hormon
tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara, yaitu: 1. Merangsang
hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein 2. Meningkatkan jumlah oksigen
yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar tiroid
dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur
pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan. Fungsi kelenjar tiroid sendiri
antara lain:
• Tiroksin essential untuk pertumbuhan normal tubuh, pematangan tulang, dan
perkembangan mental
• Sekresi thyroid yang tidak cukup menyebabkan kemuduran pertumbuhan dan
perkembangan mental
• Menginduksi proses oksidasi
• Mengatur penggunaan oksidasi di sel-sel tubuh, kecuali otal, testis, uterus, limpa dan
nodus limfatikus
• Mengatur karbon dioksida
• Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
• Tiroksin meningkatkan basal metabolic rate (BMR)
• Tiroksin akan meningkatkan sintesis protein dan membantu regulasi metabolisme lipid
dan menstimualsi sintesis kolesterol
• Hormon tiroksin mempengaruhi cardiac output. Jika hormon turun kadarnya, maka
detak jantung juga akan menurun
• Tiroksin akan meningkatkan laju penyerapan glukosa dari saluran pencernaan

Hormon-hormon yang diproduksi kelenjar tiroid adalah:


a. Calcitonin
Kalsitonin merupakan hormon peptida yang disekresikan kelenjar tiroid dan
mempunyai fungsi umum menurunkan konsentrasi kalsium plasma. Efek kerja dari
kalsitonin dapat dikatakan antagonis dengan PTH. Namun, secara kuantitatif efek
kalsitonin lebih kurang daripada PTH dalam regulasi konsentrasi ion kalsium
b. Thyroxin (T4)
T4 adalah hormon utama yang disekresikan ke dalam aliran darah oleh kelenjar
tiroid. Ini memainkan peran penting dalam pencernaan, fungsi jantung dan otot,
perkembangan otak dan pemeliharaan tulang. Produksi dan pelepasan hormon tiroid,
dikendalikan oleh sistem putaran umpan balik yang melibatkan hipotalamus di otak dan
kelenjar pituitari dan tiroid. Hipotalamus mengeluarkan hormon pelepas tirotropin yang
pada gilirannya merangsang kelenjar pituitari untuk menghasilkan hormon perangsang
tiroid. Hormon ini merangsang produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.
Sistem produksi hormon ini diatur oleh umpan balik sehingga ketika kadar hormon
tiroid (T3 dan T4) meningkat, mereka mencegah pelepasan hormon pelepas tirotropin
dan hormon perangsang tiroid. Sistem ini memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan tingkat hormon tiroid yang konstan dalam tubuh. Tingkat T4 Total
normal pada orang dewasa berkisar antara 5.0 hingga 12.0µg / dL.
c. Triiodothyronine (T3)
T3 adalah bentuk aktif dari T4. Sekitar 20% T3 disekresikan ke dalam aliran darah
langsung oleh kelenjar tiroid. 80% sisanya diproduksi dari konversi tiroksin oleh organ
seperti hati dan ginjal. Nilai T3 total normal pada orang dewasa berkisar antara 80-220
ng / dL.

Kelebihan Hormon Tiroid:


Pelepasan terlalu banyak T4 dalam aliran darah dikenal sebagai tirotoksikosis. Hal ini
mungkin disebabkan oleh aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme), seperti
pada penyakit Graves, peradangan tiroid, atau tumor jinak. Tirotoksikosis dapat dikenali
dengan goiter, yaitu pembengkakan pada leher akibat pembesaran kelenjar tiroid. Gejala
tirotoksikosis lainnya termasuk intoleransi terhadap panas, penurunan berat badan, nafsu
makan meningkat, buang air besar meningkat, siklus menstruasi tidak teratur, detak jantung
cepat atau tidak teratur, jantung berdebar, kelelahan, lekas marah, tremor, rambut menipis /
rontok dan penarikan kelopak mata yang mengakibatkan 'menatap'. 'penampilan.
Defisiensi Hormon Tiroid
Produksi tiroksin yang terlalu sedikit oleh kelenjar tiroid dikenal sebagai hipotiroidisme. Ini
mungkin disebabkan oleh penyakit autoimun, asupan yodium yang buruk atau disebabkan oleh
penggunaan obat-obatan tertentu. Terkadang, penyebabnya tidak diketahui. Hormon tiroid
sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental sehingga hipotiroidisme yang tidak
diobati sebelum lahir atau selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan gangguan mental dan
penurunan pertumbuhan. Hipotiroidisme pada orang dewasa menyebabkan metabolisme
berkurang. Ini dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, intoleransi suhu dingin, detak
jantung rendah, penambahan berat badan, nafsu makan berkurang, daya ingat buruk, depresi,
kekakuan otot dan penurunan kesuburan. Lihat artikel tentang hipotiroidisme untuk informasi
lebih lanjut.
6. Parathyroid Glands
Dalam darah, proses homeostasis kalsium dan fosfat yang sensitif dipertahankan terutama
oleh kelenjar paratiroid yang berfungsi dengan baik. Kelenjar paratiroid terdiri dari 4 kelenjar
kecil yang terletak di posterior tiroid di aspek tengah leher anterior. Kelenjar paratiroid
mengeluarkan hormon paratiroid (PTH), suatu polipeptida, sebagai respons terhadap kadar
kalsium rendah yang terdeteksi dalam darah. PTH memfasilitasi sintesis vitamin D aktif,
kalsitriol (1,25-dihydroxycholecalciferol, atau vitamin D3) di ginjal. Dalam hubungannya
dengan kalsitriol, PTH mengatur kalsium dan fosfat. Efek PTH hadir di tulang, ginjal, dan usus
kecil. Saat kadar kalsium serum turun, sekresi PTH oleh kelenjar paratiroid meningkat.
Peningkatan kadar kalsium dalam serum berfungsi sebagai loop umpan balik negatif yang
menandakan kelenjar paratiroid untuk menghentikan pelepasan PTH. Mekanisme PTH dalam
tubuh rumit, dan akibat klinis dari penyimpangan sangat signifikan. Pemahaman tentang PTH
sangat relevan dan penting.
PTH adalah polipeptida yang disintesis dan dibelah menjadi bentuk aktif di dalam kelenjar
paratiroid. Sekresi PTH aktif dapat terjadi secepat beberapa detik ketika kalsium serum yang
rendah terdeteksi. Waktu paruh serum PTH yang diaktifkan adalah beberapa menit dan
dikeluarkan dari serum dengan cepat oleh ginjal dan hati. PTH terlibat langsung di tulang,
ginjal, dan usus kecil.
Masalah utama pada kelenjar paratiroid, yaitu hiperparatiroidisme yang menyebabkan
peningkatan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) dan ini disebut sebagai
hiperparatiroidisme primer. Ada kondisi serupa tetapi lebih jarang yang disebut
hiperparatiroidisme tersier yang menyebabkan hiperkalsemia karena produksi PTH berlebih di
bagian belakang keempat kelenjar menjadi terlalu aktif. Hiperparatiroidisme sekunder terjadi
sebagai respons terhadap kadar kalsium darah yang rendah dan disebabkan oleh mekanisme
lain, misalnya penyakit ginjal dan defisiensi vitamin D. Hiperparatiroidisme primer ringan
sering menyebabkan sedikit gejala dan sering didiagnosis dengan menemukan konsentrasi
kalsium tinggi pada tes darah rutin. Perawatan mungkin dengan operasi pengangkatan kelenjar
yang terkena (paratiroidektomi). Informasi lebih lanjut tentang gejala untuk setiap kondisi
dapat ditemukan di artikel individu.
Hipoparatiroidisme merupakan kondisi medis yang langka. Kondisi ini dapat menyebabkan
rendahnya kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia). Biasanya diobati secara medis dengan
kalsium oral dan analog vitamin D tetapi ketersediaan terapi penggantian PTH dapat mengubah
pendekatan pengobatan untuk beberapa pasien. Sekresi PTH diatur oleh tingkat kalsium dalam
darah. Kalsium serum yang rendah menyebabkan peningkatan sekresi PTH, sedangkan
peningkatan kalsium serum menghambat pelepasan PTH. Nilai Normal: Nilai normalnya
adalah 10-55 pg / mL

Anda mungkin juga menyukai