PENDAHULUAN
Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan
dan rehabilitatif. Hal ini juga dimuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa ada dua fungsi puskesmas yang sejalan dengan
1
Universitas Sumatera Utara
2
2)pelayanan gawat darurat; 3) pelayanan satu hari (one day care); 4) home care
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat secara optimal menolong dirinya sendiri
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan
2015)
baik dalam upaya kesehatan masyarakat maupun perorangan berasal dari Bantuan
sementara upaya kesehatan perorangan didukung oleh dana kapitasi dari BPJS
peranan yang sangat penting karena keberhasilan pada pendekatan ini akan
pendekatan kuratif daripada preventif. Selain itu, persepsi masyarakat yang masih
menganggap puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang sakit atau
sebagai fasilitas ‘orang sakit’ daripada fasilitas ‘menjadi sehat’. Paradigma sehat
yang selalu mengutamakan pendekatan promotif dan preventif masih sangat sukar
paradigma ini sudah melekat kuat sehingga tidak mudah tergantikan. Puskesmas
dan promotif dalam upaya kesehatan masyarakat (UKM) ditengarai menjadi salah
satu penyebab tingginya angka kesakitan yang berdampak pada tingginya biaya
kesehatan masyarakat yang segera menekan angka kesakitan, baik akibat penyakit
menular maupun tidak menular. Karena hampir semua program promotif dan
pada tahun 2016 dimana upaya promotif dan preventif mendapat prioritas yang
yang ada di Kota Medan dengan wilayah kerja terdiri dari 5 wilayah kelurahan
dan jumlah penduduk mencapai 36.438 jiwa yang terdiri dari 9285 Kepala
bekerja di sektor swasta dan sebagai pedagang. Adapun trend penyakit yang ada
di wilayah kerja Puskesmas Teladan mulai dari yang tertinggi yaitu penyakit
penyakit jaringan otot dan jaringan ikat, penyakit saluran pernafasan bawah,
dilihat dari capaian indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan cakupan
rumah tangga ber-PHBS. Adapun capaian Puskesmas Teladan dengan jumlah ibu
hamil adalah 801 orang, kunjungan ibu hamil K1 yaitu 762 (95,1%) dan K4 yaitu
722 (90,1%); jumlah ibu bersalin/nifas yang persalinan ditolong tenaga kesehatan
695 (90,7 %) , jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan kesehatan nifas
yaitu 695 (90,7 %). Adapun jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 (30
tablet) yaitu 760 (94,88%), Fe 3 yaitu 671 (83,77%) (Profil Puskesmas Teladan,
2015).
bayi pada tahun 2015 adalah 729: kunjungan neonatal 1 kali (KN1) sebanyak 659
(90,4 %) dan kunjungan Neonatal 3 kali (KN lengkap) sebanyak 659 (90,4 %) .
Terdapat cakupan imunisasi campak yaitu 713 (98,10 %), BCG yaitu 716 (98,20
%), Polio 4 yaitu 713 (98,10 %). Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) dengan jumlah rumah tangga 5500, jumlah yang
dipantau sebanyak 3150, dan jumlah rumah tangga yang ber PHBS sebanyak 1927
namun belum menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari
cakupan beberapa program esensial yang masih rendah. Beberapa program yang
belum mencapai target yaitu: pada program KIA/KB cakupan K4 bumil yaitu
90,1% yang seharusnya 95%; Kn1 Neonatus yaitu 90,4% seharusnya 95%;
lengkap 90,3% seharusnya 95%; D/ S balita yaitu 85,56% seharusnya 90%; N/D
balita yaitu 80,2% seharusnya 85%; ASI Ekslusif yaitu 18,1% seharusnya 80%;
dan program promosi kesehatan yaitu cakupan Rumah Tangga berPHBS yaitu
pengukuran tekanan darah, cek kadar gula darah, cek kolesterol, dan cek asam
urat yang dilakukan pada hari kamis setiap minggunya. Program ini didanai oleh
BPJS kesehatan.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sumber dana yang digunakan berasal dari
dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Setelah adanya JKN, sumber dana yang digunakan
ditambah dengan dana dari BPJS Kesehatan. Dana dari BPJS kesehatan ini berupa
dana non kapitasi. Dengan adanya penambahan sumber dana ini diharapkan
angka kesakitan.
promotif dan preventif, terlihat dari pasien yang mengantri untuk berobat cukup
pelayanan promotif dan preventif masih sangat kurang dan cenderung tidak peduli
tempat untuk berobat bagi orang yang sakit sehingga tidak ada feedback atau
dilakukan.
tidak dipahami secara baik oleh kepala Puskesmas, dan cakupan upaya promotif
bahwa bahwa tidak ada perbedaan yang menonjol dalam pelaksanaan pelayanan
hanya sedikit perbedaan pada sistem pembiayaan. Sebelum berlakunya JKN, dana
kegiatan UKM dan UKP bersumber dari BOK. Setelah JKN berlaku, dana
kegiatan UKM tetap bersumber dari BOK sementara dana kegiatan UKP