Anda di halaman 1dari 8

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

MATERI PERTEMUAN 10
“NERACA”

KELOMPOK 6

NI KADEK RIA FITRIANI (2081611011)


IDA AYU WAYAN UTTAMAGANA (2081611012)

PROGRAM MAGISTER AKUNTASI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA

2020
1. HUBUNGAN ANTARA NERACA DENGAN LAPORAN LABA RUGI
Hubungan antara neraca dengan laporan laba rugi dapat dijelaskan melalui dua
pendekatan, yaitu: pendekatan artikulasi dan non artikulasi.
1.1 Pendekatan Artikulasi
Pendekatan artikulasi menjelaskan dua statemen secara matematis dalam
mendefinisikan bahwa pendapatan bersih sama dengan perbedaan ekuitas pemilik pada suatu
periode, dengan asumsi tidak ada transaksi modal atau penyesuaian pada periode
sebelumnya. Dalam mendefinisikan elemen akuntansi, pendekatan artikulasi dibagi menjadi
dua, yaitu: pendekatan pendapatan-biaya dan pendekatan aset-kewajiban.
a. Pendekatan Pendapatan-Biaya, pendekatan pendapatan-biaya merupakan suatu
pendekatan terkait aturan akuntansi yang mengatur tentang pengakuan pendapatan dan
biaya. Pendekatan ini akan menyebabkan neraca tidak hanya berisi komponen aset dan
kewajiban tetapi juga termasuk biaya dan kredit yang ditangguhkan.
b. Pendekatan Aset-Kewajiban, pendekatan aset-kewajiban merupakan suatu pendekatan
yang terkait dengan pengukuran dan pelaporan aset dan kewajiban. Fokus utama dari
pendekatan aset-kewajiban adalah pengukuran aset bersih.
1.2 Pendekatan Non Artikulasi
Pendekatan non artikulasi muncul karena adanya pertentangan antara pendukung
pendekatan pendapatan-biaya dan pendekatan aset-kewajiban. Pendekatan non artikulasi
menjelaskan hubungan matematis antara neraca dan laporan laba rugi dimana masing-masing
statemen didefinisikan dan diukur secara independen satu sama lain.

2. ASET
2.1 Definisi Aset
Profesi akuntansi di Amerika Serikat mendefinisikan aset menjadi tiga, yaitu: (1) Aset
adalah sesuatu yang memiliki saldo debit yang kemudian diteruskan pada pembukuan
perusahaan dengan berdasarkan pada aturan atau prinsip akuntansi, (2) Aset adalah sumber
daya ekonomi yang dimiliki perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, serta (3) Aset adalah kemungkinan manfaat ekonomi masa
depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai akibat dari transaksi atau
peristiwa sebelumnya.
2.2 Kontrak Eksekusi
Munculnya pertanyaan tentang bagaimana mempertanggungjawabkan kontrak
eksekusi yang tidak sesuai adalah merupakan masalah yang sudah lama ada dalam akuntansi.
Kontrak eksekusi yang tidak sesuai terjadi ketika kontrak tidak dilakukan oleh kedua belah
pihak. FASB tidak mampu untuk memutuskan terkait dengan bagaimana perlakuan atas
kontrak eksekusi, yaitu: apakah kontrak eksekusi harus dibukukan, hanya diungkapkan dalam
catatan kaki, atau dihilangkan dari pernyataan. Contoh dari kontrak eksekusi adalah kontrak
kerja dan perjanjian pembelian jangka panjang.
2.3 Pengakuan dan Pengukuran Aset

1
Aset diakui pada saat terjadinya transaksi perolehan sumber daya dan sumber daya
tersebut memiliki potensi untuk manfaat ekonomi masa depan. Aset diukur berdasarkan pada
nilai ekonomis yang dikorbankan (harga perolehan) untuk memperoleh aset tersebut.
2.4 Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan diukur sebesar nilai realisasi bersih. Nilai
realisasi bersih diperoleh dengan cara mengurangkan besarnya piutang perusahaan dengan
taksiran piutang tak tertagihnya. Saat perusahaan ingin melakukan anjak piutang maka harga
jual piutang adalah sebesar nilai realisasi bersih.
2.5 Investasi Tidak Tunduk pada Akuntansi Ekuitas
PSAK No. 115 mengklasifikasikan investasi atas sekuritas utang menjadi tiga, yaitu:
dimiliki hingga jatuh tempo, diperdagangkan, dan tersedia untuk dijual. Apabila obligasi
termasuk dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo, untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang konstan berdasarkan biaya historis obligasi maka digunakan metode suku
bunga efektif. Sedangkan untuk obligasi yang termasuk dalam kategori diperdagangkan dan
tersedia untuk dijual diakui sebesar nilai wajar (nilai saat ini). Apabila terjadi keuntungan
atau kerugian kepemilikan pada kategori diperdagangkan maka akan diakui sebagai
pendapatan pada akhir periode. Sedangkan, apabila terjadi keuntungan atau kerugian
kepemilikan pada kategori tersedia untuk dijual maka akan diakui sebagai komponen terpisah
dari ekuitas pemegang saham pada akhir periode.
2.6 Investasi Perihal Akuntansi Ekuitas
APB Opinion No. 18 mensyaratkan bahwa efek ekuitas dalam jumlah 20 hingga 50
persen dari saham suara yang beredar dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Metode
akuntansi ekuitas akan mencatat investasi dengan nilai yang mendekati harga jual saat ini dari
sekuritas. Akuntansi ekuitas memfokuskan penekanan utamanya pada laporan laba rugi.
2.7 Persediaan
Persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dihitung dengan cara mengalikan
jumlah persediaan akhir yang dimiliki dengan biaya perolehannya. Prinsip akuntansi yang
berlaku umum memberikan fleksibilitas pada perusahaan dalam menentukan metode
pencatatan persediaannya. Metode pencatatan persediaan dibagi menjadi tiga, yaitu: FIFO,
LIFO, dan rata-rata tertimbang.
2.8 Aset yang Dibangun Sendiri dan Inventaris yang di Produksi
Aset yang dibangun sendiri menimbulkan permasalahan dalam mengidentifikasi biaya
yang dikeluarkan untuk pembuatan aset. Untuk mengidentifikasi biaya tersebut dapat
menggunakan metode biaya variabel dan biaya penyerapan penuh. Selain itu, apabila jumlah
biaya bunga atas pinjaman memiliki nilai yang signifikan, PSAK No. 34 mensyaratkan
penambahan biaya tersebut ke dalam biaya perolehan aset.
2.9 Aset Bergantung pada Depresiasi atau Deplesi
Depresiasi atau deplesi atas biaya perolehan aset dilakukan dengan cara
mengalokasikan biaya perolehan tersebut selama taksiran masa manfaat ekonomis. Aset yang
mengalami depresiasi dan depleasi pada neraca diakui sebesar nilai buku. Nilai buku dihitung
dengan mengurangkan biaya perolehan dengan alokasi kumulatif biaya.
2.10 Impaired Assets

2
Masalah penghapusan aset yang berumur panjang merupakan sesuatu yang menjadi
perhatian FASB yang diatur dalam PSAK No. 121. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penghapusan aset, diantaranya: penurunan nilai pasar, perubahan fisik yang
signifikan dalam aset atau cara penggunaannya, perubahan dalam iklim bisnis yang dapat
mempengaruhi operasi aset, dan menurunnya arus kas dari operasi saat ini dan yang
prospektif. Untuk mengatasi kejadian penurunan nilai maka FASB menggunakan kriteria
pengakuan dan pengukuran yang berbeda.
2.11 Pertukaran Non Moneter Aset Serupa
Perhitungan pertukuran non moneter aset serupa diatur dalam APB Opinion No. 29.
Aset yang baru diperoleh akan diakui sebesar nilai buku dari aset yang diperdagangkan
ditanbah dengan pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tersebut.
Pertukaran non moneter aset serupa tidak mengakui adanya keuntungan atau kerugian atas
perdagangan aset lama.
2.12 Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud dihitung berdasarkan biaya historis dikurangi biaya kumulatif
terhadap pendapatan. Contoh dari aset tidak berwujud adalah hak cipta, paten, dan merek
dagang. APB Opinion No. 17 mensyaratkan bahwa jangka waktu amortisasi untuk aset tidak
berwujud tidak melebihi 40 tahun. Selain itu, dalam PSAK No. 2 dijelaskan bahwa biaya
penelitian dan pengembangan dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai aset tidak berwujud.
2.13 Biaya Ditangguhkan
Biaya tangguhan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: biaya pra-bayar dan biaya yang
ditangguhkan dari pengakuan biaya semata-mata karena aturan pengukuran pendapatan.

3. KEWAJIBAN
3.1 Definisi Akuntansi Kewajiban
Terdapat tiga pernyataan utama tentang kewajiban, yaitu:
a. Kewajiban adalah sesuatu yang memiliki saldo kredit yang kemudian diteruskan pada
pembukuan perusahaan dengan berdasarkan pada aturan atau prinsip akuntansi.
b. Kewajiban adalah suatu kewajiban ekonomi perusahaan yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
c. Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa depan yang mungkin timbul dari
kewajiban sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan layanan kepada entitas lain
di masa depan sebagai hasil dari sebagian transaksi atau peristiwa.
Kewajiban akuntansi terbagi menjadi lima jenis, yaitu: kewajiban kontraktual,
kewajiban konstruktif, kewajiban yang adil, kewajiban kontijensi, dan kredit ditangguhkan.
3.2 Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban
Menurut APB Statement 4 dan SFAC No. 5, kewajiban diukur pada jumlah yang
ditetapkan dalam transaksi. Secara prinsip umum kewajiban diukur pada jumlah yang
ditetapkan dalam pertukaran. Untuk kewajiban lancar seperti hutang dagang, akan mewakili
nilai nominal kewajiban yang harus diselesaikan di masa depan.
3.3 Wesel Bayar dengan Harga Bunga di Bawah Pasar
APB Opinion No. 21 mengungkapkan wesel bayar dengan suku bunga di bawah pasar
harus, didiskon. Tujuan diskon adalah untuk menyesuaikan catatan dengan catatan setara

3
yang memiliki suku bunga pasar. Diskon ini kemudian diamortisasi selama umur catatan
untuk menyesuaikan biaya bunga periodik dengan tingkat pasar.

3.4 Hutang Obligasi


Obligasi awalnya dicatat pada prakiraan bersih dari transaksi, dimana hasil bersih
sama dengan nilai pembayaran sekarang serta pembayaran bunga masa depan, kemudian
didiskontokan pada tingkat bunga pasar, dikurangi biaya penerbitan obligasi. Nilai obligasi
yang tercatat dalam neraca menunjukkan nilai nominal obligasi ditambah premi yang belum
diamortisasi atau dikurangi diskon yang tidak ditagihkan. Menurut APB Opinion No. 21,
premi dan diskonto diamortisasi dengan pendapatan selama jangka waktu obligasi dengan
metode bunga efektif, hal ini memiliki efek menyesuaikan biaya bunga dengan tingkat pasar.
3.5 Obligasi Konversi
Obligasi konvertibel memiliki tingkat bunga kupon yang lebih rendah daripada
obligasi konvensional. Terdapat dua kebijakan untuk memperhitungkan obligasi konversi.
Pendekatan pertama adalah memperlakukan utang konvertibel sebagai utang konvensional
hingga konversi (APB Opinion No. 14). Pendekatan kedua adalah memisahkan jumlah utang
sebagai harga yang dibayarkan untuk hak istimewa konversi dan menambahkan jumlah ini ke
modal kontribusi.
3.6 Hutang dengan Waran Saham
Waran saham yang dapat dilepas memungkinkan pemilik untuk memiliki secara
bersamaan baik utang maupun ekuitas. Oleh karena itu, sebagian dari hasil dapat dianggap
sebagai pembayaran langsung untuk hak untuk membeli saham. Secara teori, ada sedikit
perbedaan antara utang konversi dan utang dengan waran saham yang dapat dilepas.
Sejumlah uang dibayarkan dalam transaksi untuk hak memperoleh saham. Namun, uang yang
dibayarkan untuk hak istimewa ini jelas dapat diidentifikasi dalam kasus waran yang dapat
dilepas yang diperdagangkan di pasar.
3.7 Saham Preferen dapat Ditebus dan Efek Hybrid Lainnya
Isu-isu baru dari saham preferen yang dapat ditebus telah membuktikan beberapa
pelunakan fitur penebusan wajib, seperti memungkinkan konversi menjadi saham biasa.
Kimmel dan Warfield (1995) mencatat bahwa konversi ke hak milik saham umum hadir
sekitar 15 persen dari masalah saham preferen yang dapat ditebus sebelum tahun 1980.
Pertumbuhan dalam hak konversi saham biasa, hak suara, dan fitur lain yang mungkin
membuat sulit untuk menggunakan dikotomi hutang melawan ekuitas.
3.8 Sekuritisasi
Sekuritisasi memunculkan isu utama yakni apakah pengalihan telah melepaskan
semua hak dalam aset. Ekstrem transaksi sekuritisasi dapat dengan mudah dimengerti,
dimana transaksi yang lebih kompleks mengaburkan isu apakah pihak pengalih telah benar-
benar membuang aset. Salah satu tujuan pemindahan tersebut adalah untuk mempertahankan
utang dari neraca.

4. EKUITAS PEMILIK
4.1 Definisi Ekuitas Pemilik

4
Menurut teori kepemilikan, pemegang saham dianggap sebagai pemilik perusahaan.
Dalam ATB No. 1 disebutkan bahwa tidak ada perbedaan yang jelas antara kewajiban dan
ekuitas pemilik. Namun, pada APB Statement 4 dan SFAC No. 6 menawarkan definisi pasif
tentang ekuitas pemilik sebagai kelebihan aset perusahaan atas kewajibannya.
4.2 Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas Pemilik
Transaksi modal mewakili kontribusi langsung atau penarikan aset oleh pemilik,
sedangkan transaksi terkait pendapatan merupakan transaksi laporan laba rugi dan
penyesuaian periode sebelumnya yang berhubungan dengan pendapatan periode sebelumnya.
Prinsip umum pengukuran untuk semua transaksi modal yakni nilai pasar pada saat transaksi.
a. Opsi Saham
Rencana opsi saham karyawan (ESOP) dianggap sebagai bentuk kompensasi yang
ditangguhkan kepada karyawan jika ada harga pembelian murah yang ditetapkan dalam
rencana. APB Opinion No. 25 mensyaratkan opsi saham dalam jumlah tawar-menawar,
yang dikenal sebagai opsi saham yang tidak memenuhi syarat, untuk dialokasikan sebagai
biaya berkala dari tanggal pemberian melalui periode layanan yang diperlukan untuk
menerima manfaat.
b. Saham Treasuri
Akuisisi saham treasuri telah dilihat sebagai metode untuk menandakan prospek masa
depan bagi pemegang saham. Dua metode dapat digunakan untuk menghitung saham
treasuri yakni metode biaya dan nilai nominal.
c. Dividen Saham
Deviden saham besar didefinisikan sebagai lebih dari 25 persen dan dicatat dengan
mengklasifikasikan laba ditahan ke modal kontribusi berdasarkan nilai nominal saham
yang diterbitkan, sedangkan dividen saham kecil didefinisikan sebagai kurang dari 20
persen. Dalam hal ini, kebijakan akuntansi adalah untuk mereklasifikasi laba ditahan ke
modal kontribusi atas dasar nilai pasar saham dan menggunakan harga pasar predividen
untuk menilai dividen.

5. INSTRUMEN KEUANGAN
Instrumen keuangan adalah kontrak yang melibatkan aset keuangan dari satu entitas
dan kewajiban keuangan (atau ekuitas) dari entitas lain. FASB mendefinisikan instrumen
keuangan sebagai uang tunai, bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau kontrak yang
keduanya mencakup mengenakan pada satu entitas kewajiban kontraktual dan menyampaikan
kepada entitas kedua hak kontraktual.
5.1 Derivatif
Derivatif adalah instrumen keuangan yang nilainya didasarkan pada instrumen
keuangan lainnya, indeks saham atau suku bunga, atau indeks suku bunga. Derivatif sering
tidak dipahami dengan baik dan bahwa penggunaan sah mereka untuk mengelola risiko atau
lindung nilai telah berkembang menjadi spekulasi dimana keuntungan atau kerugian yang
sangat besar dapat dengan mudah dihasilkan.
5.2 Jenis Derivatif
Derivatif dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis umum yakni derivatif forward-
based dan option-based. Derivatif forward-based muncul antara dua pihak dimana satu pihak

5
akan merealisasikan keuntungan dan pihak lain akan merealisasikan kerugian karena
perubahan nilai dari faktor yang mendasari instrumen tersebut. Derivatif option-based yakni
pemegang opsi membayar harga "depan" tertentu yang memberi mereka hak untuk membeli
("menelepon") atau menjual ("menempatkan") suatu kuantitas tertentu dengan harga spesifik
dari komoditas standar atau instrumen keuangan atau ekuitas.
5.3 Pernyataan FASB tentang Derivatif
FASB telah mengeluarkan beberapa pernyataan terkait dengan instrumen keuangan
salah satunya PSAK No. 107. Dalam PSAK No. 107 mensyaratkan pengungkapan nilai wajar
dari semua instrumen keuangan, baik aset maupun liabilitas, diakui atau tidak di badan
neraca. SFAS No. 133 juga mensyaratkan bahwa instrumen derivatif melekat harus dinilai
secara terpisah dari kontrak tuan rumah. Derivatif melekat adalah aspek sekunder dari host
(utama) kontrak yang mungkin atau akan membutuhkan arus kas pada terjadinya peristiwa
tertentu yang terpisah dari kontrak host itu sendiri.

6. KLASIFIKASI DALAM NERACA


Menurut ARB 43, klasifikasi neraca membutuhkan klasifikasi aset dan kewajiban
berdasarkan likuiditas, yakni klasifikasi arus dan non arus. Pendekatan tidak lancar saat ini
hanya memberikan indikasi kasar likuiditas suatu perusahaan. Aset lancar tidak dapat
digunakan untuk menilai kapasitas arus kas kritis karena siklus operasi mungkin satu tahun
atau bahkan lebih lama. Cara lain untuk meng-subklasifikasi aset adalah sesuai dengan yang
dimiliki untuk pertukaran (penjualan), yang dimiliki untuk digunakan, dan yang mewakili
biaya yang ditangguhkan. Klasifikasi terpisah berdasarkan jenis akan membantu dalam
mengevaluasi sifat dari berbagai jenis kewajiban.

6
DAFTAR REFERENSI:

Wolk, Tearney dan Dodd. 2001. Accounting Theory, A Conceptual and Institutional
Approach. 5th Ed. South-Western College Publishing

Anda mungkin juga menyukai