THESIS
Disusun oleh
2401191024
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2021
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING, BRAND AWARENESS
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN MINAT BELI
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA TAEYANG KULTURE
2401191024
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen
Disusun oleh
2401191024
Pembimbing
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.2 Motto
“See The World Through Language”
1.2.1.1 Instagram
Akun Instagram yang dimiliki oleh Taeyang Kulture sudah memulai
unggahan pertamanya sejak tahun 2013 untuk sekedar berbagi ilmu dan
pengetahuan mengenai Korea Selatan, dan juga beberapa unggahan yang
menghibur untuk mendapatkan engagement dari pengikut akun Instagram
mereka. Konten yang disajikan pada Instagram ini berupa gambar desain grafis,
fotografi dan juga video maksimal 1 menit untuk di unggah pada bagian Feed,
dan 1 jam untuk Instagram TV Atau IGTV. Akun ini bernama
@Taeyang_Kulture. Terhitung sejak tanggal 5 Januari 2021, Instagram Taeyang
Kulture sudah menyentuh angka 32.700 pengikut dan jumlah unggahan sebanyak
363.
Hal ini juga didukung oleh terjadinya wabah Covid-19 yang menganjurkan warga
untuk melakukan segala aktifitasnya dari rumah sehingga terjadi peningkatan
jumlah pengguna media sosial di Indonesia.Menurut penelitian yang dilakukan
oleh TechCrunch dari tanggal 14 Hingga 24 Maret 2020. Pengguna WhatsApp
dan Instagram mengalami peningkatan hingga 40% selama pandemi virus corona.
Hal ini disebabkan orang orang harus tetap bisa berkomunikasi di tengah wilayah
karantina atau Lockdow(Katadata.co.id, 2020).
Dari observasi peneliti. Pada daerah tempat tinggal peneliti yaitu
Margawangi Estate Kelurahan Margacinta, Kecamatan Buah Batu, Kota
Bandung. Sudah ada 22 UMKM baru yang terlahir ditengah situasi pandemi virus
corona ini. Setelah survey yang dilakukan oleh peneliti, hanya terdapat sebesar
7% nya yang menggunakan media sosial untuk melakukan aktifitas pemasaran.
Berdasarkan hal di atas tersebut, penulis berencana untuk mencari apakah
Social Media Marketing berpengaruh dalam mengantarkan nilai nilai yang
terdapat pada Brand Equity(Brand Awareness, Brand Loyalty, Perceived Quality,
Brand Association) untuk menciptakan keputusan pembelian pada konsumen.
Jika hasilnya signifikan, hasil penelitian ini dapat menjadi landasan yang kuat
mengapa perusahaan micro hingga perusahaan besar harus bisa mengoptimalkan
aktifitas Social Media Marketing untuk memasarkan produk, jasa, layanan yang
ditawarkan oleh perusahaan.
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada Minat
Beli (Willingness to Buy)
2. Bagaimanakah pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing)
pada Kesadaran Merek (Brand Awareness)
3. Bagaimanakah pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada
Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
4. Bagaimanakah pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada
Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
5. Bagaimanakah pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing)
pada Minat Beli (Willingness to Buy)
6. Bagaimanakah pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) pada Keputusan
Pembelian (Repurchase Intention)
7. Bagaimanakah pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) dalam memediasi
hubungan antara Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada Keputusan
Pembelian (Repurchase Intention)
8. Bagaimanakah pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) dalam memediasi
hubungan antara Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) pada
Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada Minat
Beli (Willingness to Buy)
2. Untuk menguji pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing)
pada Kesadaran Merek (Brand Awareness)
3. Untuk menguji pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada
Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
4. Untuk menguji pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing)
pada Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
5. Untuk menguji pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing)
pada Minat Beli (Willingness to Buy)
6. Untuk menguji pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) pada Keputusan
Pembelian (Repurchase Intention)
7. Untuk menguji pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) dalam memediasi
hubungan antara Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada Keputusan
Pembelian (Repurchase Intention)
8. Untuk menguji pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) dalam memediasi
hubungan antara Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) pada
Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pelaku pelaku UMKM dan
yang baru memulai langkahnya di dunia bisnis untuk mulai menggunakan Social
Media Marketing sebagai salah satu cara untuk menyampaikan value yang
mereka tawarkan kepada audience dan khalayak umum untuk mendapatkan
pembeli.
2. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini, peneliti akan mendapatkan wawasan
tambahan terkait efektifitas penggunaan Social Media Marketing untuk
penggunaannya dalam sebuah bisnis atau perusahaan.
Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan ini disusun berdasarkan bab demi
bab yang akan diuraikan sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil oenelitian
yang sudah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Pemasaran
Menurut Kotler (2016:27) Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu penjelasan pemasaran terpendek yang
paling menjelaskan adalah “memenuhi kebutuhan secara menguntungkan”.
Menurut AMA dalam Kotler & Keller (2016:27) juga mengatakan bahwa.
Pemasaran adalah aktifitas, rangkaian institusi dan proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, menyampaikan, dan pertukaran penawaran yang bernilai
bagi pelanggan, klien, mitra kerja dan masyarakat luas.
Menurut Sunyoto (2015:191) pemasaran adalah fungsi bisnis yang
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan menghasilkan alat pemuas kebutuhan
yang berupa barang ataupun jasa
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah aktifitas atau
rangkaian proses yang diciptakan oleh industri, untuk mengkomunikasikan
sebuah produk atau mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan masyarakat
terhadap sebuah produk.
2. Taktik Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana menyeluruh, terpadu, dan menyatu
dibidang pemasaran yang memberikan pedoman tentang kegiatan yang akan
dilakukan dalam mencapai tujuan perusahaan melalui periklanan, program
promosi, penjualan, program produk, dan pendistribusian.10 Menurut Buchari
Alma, strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang
merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan atau usaha
dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan dapat memuaskan
pasar sasaran tersebut.
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran kebijakan dan
aturan yang memberi arah kepada usaha dan pemasaran perusahaan dari waktu ke
waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta lokasinya, terutama sebagai
tanggapan perusahaan yang selalu berubah
3. Pemasaran Digital
Menurut Dave Chaffey (2016 : 11) Digital Marketing adalah kiat yang
dilakukan untuk mencapai tujuan melalui media dan teknologi digital. Digital
Marketing memiliki aktifitas menangani bentuk bentuk kehadiran perusahaan
pada media online, seperti website perusahaan dan media sosial perusahaan.
2) Content Sharing
Membagikan konten kepada komunitas sosial dapat membantu memperluas
jaringan sebuah bisnis dan memperluas online audience. Berbagi konten dapat
menyebabkan penjualan tidak langsung dan langsung tergantung pada jenis
konten yang dibagikan.
3) Connecting
Jejaring sosial memungkinkan seseorang bertemu dengan lebih banyak orang
yang memiliki minat yang sama. Jaringan yang luas dapat membangun hubungan
yang dapat menghasilkan lebih banyak bisnis. Komunikasi yang jujur dan hati-
hati harus diperhatikan saat melakukan social networking.
5. Merek
Menurut AMA (American Marketing Association) merek adalah nama,
istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasinya yang bertujuan untuk
mengidentifikasi sebuah barang atau jasa dari seorang penjual atau kelompok
penjual yang membedakan mereka dari para pesaing. Merek adalah produk atau
jasa yang dimensinya dapat membedakan merek tersebut dengan beberapa cara
dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang
sama. (Kotler & Keller 2012:258)
Aaker (2014:XV) mengatakan bahwa merek lebih dari sekedar logo, merek
merupakan sebuah janji satu organisasi kepada pelanggan untuk memberikan apa
yang menjadi prinsip merek itu, tidak hanya dalam hal manfaat 11 fungsional,
tetapi juga manfaat emosional, ekspresi diri, dan sosial. Namun, sebuah merek itu
lebih dari sekedar memenuhi sebuah janji. Sebuah merek juga merupakan satu
perjalanan, sebuah hubungan yang berkembang melalui persepsi dan pengalaman
yang sudah dimiliki pelanggan setiap kali mereka berhubungan dengan merek
tersebut.
Menurut Tjiptono (2011:24) dalam melakukan keputusan branding terdapat
enam aspek utama, yaitu:
a) Keputusan branding, yakni keputusan menyangkut apakah akan
menggunakan merek atau tidak untuk produk yang dihasilkan.
b) Keputusan brand sponsor, yakni keputusan berkenaan dengan siapa yang
harus mensponsori merek
c) Kaputuan brand hierarchy, yakni keputusan menyangkut apakah setiap
produk perlu diberi merek sendiri ataukah menggunakan coorporate
brand.
d) Keputusan brand extension, yakni keputusan menyangkut apakah nama
merek spesifikasi perlu diperluas pada produk-produk lain.
e) Keputusan brand repositioning, yaitu keputusan untuk mengubah produk
dan citranya agar dapat lebih memenuhi ekspektasi pelanggan.
6. Ekuitas Merek
Menurut Aaker dalam Tjiptono (2011:97) menjabarkan aset merek yang
berkontribusi pada penciptaan brand equity ke dalam empat dimensi, yaitu:
kesadaran merek (brand awareness), persepsi kualitas (perceived quality), asosiasi
merek (brand association), dan loyalitas merek (brand loyalty), seperti terlihat
pada tampilan gambar di bawah ini:
a) Brand Awareness
Kesadaran merek adalah sebuah kemampuan pelanggan untuk mengenali
dan mengingat kembali sebuah merek dan mengaitkannya dengan suatu
produk tertentu. Kesadaran merek melibatkan pengakuan sebuah merek dan
ingatan tentang sebuah merek. Pengakuan merek melibatkan orang – orang
yang akan mampu mengenali merek tersebut sebagiai sesuatu yang berbeda
dengan merek – merek yang lain. Kesadaran merek ini membuat mereka
mengenal sebuah merek hanya dengan melihat logonya, ataupun mendengar
slogannya
Kesadaran merek memiliki tingkatan dalam ingatan konsumen dalam
menciptakan suatu nilai. Menurut Aaker (2013:205) tingkatan tersebut
adalah :
Top Mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat oleh responden
atau pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu
i. kategori produ
b) Perceived Quality
Persepsi Kualitas terhadap merek menggambarkan respon keseluruhan
pelanggan terhadap kualitas dan keunggulan yang ditawarkan merek. Karena
perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan maka perceived quality
tidak dapat ditentukan secara objektif, persepsi pelanggan akan melibatkan
apa yang penting bagi pelanggan yang harus diberikan oleh perusahaan.
c) Brand Association
Asosiasi Merek (Brand associations) berkenaan dengan segala sesuatu
yang berkaitan dengan ingatan pelanggan terhadap sebuah merek. Karena itu
dalam asosiasi merek menurut Temporal (2002:44) “Agar benar – benar bisa
menonjol diantara merek – merek lainnya suatu merek harus mempunyai
hubungan emosional yang unik”.
d) Brand Loyalty
Loyalitas merek adalah komitmen kuat dalam berlangganan atau
membeli kembali sebuah merek secara terus menerus atau konsisten di masa
depan. Konsumen yang setia berarti konsumen yang melakukan aktifitas
pembelian secara berulang ulang Secara umum, langkah – langkah untuk
memelihara dan meningkatkan brand loyalty adalah dengan melakukan
pemasaran hubungan (relationship marketing), pemasaran frekuensi
(frequency marketing), pemasaran keanggotaan (membership marketing) dan
memberikan hadian (reward) (Aaker, 2013:206).
7. Minat Beli
a) Pengertian Minat beli
Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku
dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen
membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam
perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada
suatu altenatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk
membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan
(Pramono, 2012:136).
Pengertian minat beli menurut Kotler dan Keller (2013:15), “Minat beli
merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang
menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian”. Menurut
Durianto dan Liana (2004:44), “Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan
dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak
unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu”. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.
Suatu produk dikatakan telah dikomsumsi oleh konsumen apabila produk
tersebut telah diputuskan oleh konsumen untuk dibeli. Karakteristik pribadi
konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan sangat komplek, dan
salah satunya adalah asanya dorongan atau motivasi konsumen untuk membeli.
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah
kesungguhan hati untuk memiliki sesuatu pengorbanan dimana minat beli itu
timbul karena konsumen merasa puas terhadap kualitas produk yang diberikan
oleh perusahaan.
Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat
berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku.
Keyakinan atas akibat perilaku sangat mmepengaruhi sikap dan norma
subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara keyakinan dan
evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen, sedangkan norma
subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi.
b) Faktor Faktor yang mempengaruhi Minat Beli Konsumen
8. Keputusan Pembelian
Menurut Peter Jerry C. Olson(2013), suatu keputusan(Decision) mencakup
suatu pilihan diantara dua atau lebih tindakan atau perilaku alternatif. Pemasar
secara khusus tertarik pada perilaku pembeli, terutama pilihan konsumen
mengenai merek - merek yang akan di beli. Proses inti dalam pengambilan
keputusan konsumen adalah proses integrasi yang digunakan untuk
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih satu diantaranya. Hasil proses integrasi tersebut adlah
suatu pilihan (choice), serta kognitif menunjukan intensi perilaku.
Hipotesis
1. Pengaruh pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada Minat
Beli (Willingness to Buy)
(Deskripsi)
H1: Brand Awareness memiliki pengaruh signifikan terhadap Willingness to Buy
2. Pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) pada
Kesadaran Merek (Brand Awareness)
(Deskripsi)
H2: Social Media Marketing memiliki pengaruh signifikan terhadap Brand
Awareness
3. Pengaruh Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada Keputusan
Pembelian (Repurchase Intention)
(Deskripsi)
H3: Brand Awareness memiliki pengaruh signifikan terhadap Repurchase
Intention
4. Pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) pada
Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
(Deskripsi)
H4: Social Media Marketing memiliki pengaruh signifikan terhadap Repurchase
Intention.
5. Pengaruh Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) pada Minat
Beli (Willingness to Buy)
(Deskripsi)
H5: Social Media Marketing memiliki pengaruh signifikan terhadap Willingness
to Buy
6. Pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) pada Keputusan Pembelian
(Repurchase Intention)
(Deskripsi)
H6: Willingness to Buy memiliki pengaruh signifikan terhadap Repurchase
Intention.
7. Pengaruh pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) dalam memediasi
hubungan antara Kesadaran Merek (Brand Awarenes) pada Keputusan
Pembelian (Repurchase Intention)
(Deskripsi)
H7: Willingness to Buy memperkuat pengaruh Brand Awareness terhadap
Repurchase Intention.
8. Pengaruh Minat Beli (Willingness to Buy) dalam memediasi hubungan
antara Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) pada
Keputusan Pembelian (Repurchase Intention)
(Deskripsi)
H8: Willingness to Buy memperkuat pengaruh Social Media Marketing terhadap
Repurchase Intention.
Theoretical Framework
Pengaruh Social Media Marketing, Brand Awareness Terhadap Keputusan
Pembelian Dengan Minat Beli Sebagai Variabel Intervening Pada Taeyang
Kulture
BAB III
METODE PENELITIAN
Daftar Pustaka
Aaker, David. (2014). Aaker on Branding “20 Prinsip Esensial Mengelola dan
Mengembangkan Brand”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Erlangga.
Weinberg, Tamar. 2009. The New Community Rules : Marketing on the Social
Web.
California : O’ Reilly
Danang, Sunyoto. (2012). Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: Buku Seru.
D. Durianto, dan Liana. C, (2004). Analisi efektivitas iklan televisi softener soft
& fresh di Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan consumen
decision model, Jurnal Ekonomi Perusahaan,Vol.11 (no.1): 35-55
https://jabarekspres.com/2020/150-557-umkm-kota-bandung-sudah-diajukan-ke-
pusat-untuk-dapat-bantuan-modal-usaha/ Diakses pada tanggal 4
Novermber 2020
https://katadata.co.id/febrinaiskana/digital/5e9a41f84eb85/penggunaan-whatsapp-
dan-instagram-melonjak-40-selama-pandemi-corona Diakses pada
tanggal 12 Oktober 2020
https://smartlegal.id/smarticle/2019/02/13/klasifikasi-ukm-dan-umkm-di-
indonesia/ Diakses pada tanggal 2 November 2020