Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Photon Vol. 8 No.

2, April 2018

ANALISA KADAR FORMALIN DAN BORAKS PADA TAHU DARI


PRODUSEN TAHU DI LIMA (5) KECAMATAN DI KOTA PEKANBARU
Hasmalina Nasution, M. Alfayed, Helvina, Siti, F., Riani Ulfa, Annisa Mardhatila

Prodi. Kimia, Fakultas MIPA dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Riau


email: hasmalinanst@umri.ac.id

ABSTRAK
Tahu merupakan suatu produk makanan terbuat dari kedelai. Tahu memiliki kandungan air yang
banyak sehingga mudah ditumbuhi mikroba. Berdasarkan survei telah ditemukan banyak produk tahu
yang mengandung formaldehid sebagai bahan pengawet dan boraks untuk memberikan tekstur padat,
meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, dan memberikan rasa gurih serta bersifat tahan lama. Penelitian
ini merupakan studi deskriptif dan laboratorium dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan melakukan
penetapan kadar formalin dan boraks dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan
titrasi asam basa. Sampel produsen tahu diambil secara random sampling dari 12 Kecamatan di Kota
Pekanbaru diperoleh 5 yaitu Kecamatan Senapelan, Sukajadi, Payung Sekaki, Bukit Raya, dan
Marpoyan. Berdasarkan hasil penelitian, secara kualitatif terdeteksi positif adanya kandungan formalin,
sedangkan pada analisa kandungan boraks pada tahu tidak terdeteksi secara kualitatif. Pengujian boraks
dan formalin dilanjutkan pada penetapan kadar atau analisa kuantitatif, hal ini bertujuan apabila
terdapat faktor kesalahan dalam analisa kualitatif dimana pada analisa kualitatif tidak menunjukkan
perubahan warna namun pada analisa kuantitatif terdapat kadar boraks atau formalin dengan
konsentrasi yang rendah. Pada penelitian yang telah dilakukan bahwa kadar tertinggi dalam pengujian
boraks adalah 0,0036 M pada Kecamatan Senapelan dan Payung Sekaki dan kadar boraks terendah ada
pada kecamatan Bukit Raya dengan konsentrasi 0,0023 M. Pada pengujian kadar formalin kadar
tertinggi pada kecamatan Senapelan dengan kadar 0,22 M dan kadar terendah 0,18 M di kecamatan
Marpoyan Damai dan Payung Sekaki.

Kata Kunci : Analisa Kualitatif, Analisa Kuantitatif, Boraks, Formalin, Tahu

1 PENDAHULUAN pembuatan tahu, dimana formalin digunakan


Makanan dari olahan kedelai yang sering sebagai pengawet dan boraks digunakan
dikonsumsi di Indonesia adalah tahu. Proses sebagai campuran pada tahu untuk
pembuatan tahu dilakukan dengan cara mendapatkan bentuk yang bagus, kenyal,
menggumpalkan menggunakan bahan-bahan tekstur padat atau tidak mudah hancur (Pusat
tertentu. Bahan yang biasa digunakan untuk Penelitian dan Pengembangan Teknologi
menggumpalkan tahu adalah garam CaSO4. Pangan, 1981). Formalin dan boraks adalah
bahan pengawet yang sangat berbahaya
Beberapa penyimpangan yang dilakukan
apabila ditambahkan dalam makanan. Salah
produsen Pabrik tahu, salah satunya di
satu makanan yang sering ditambahkan
Kabupaten Bogor yang menggunakan bahan
formalin dan boraks adalah tahu. Dalam Islam
kimia jenis boraks. Kasus ini dapat dijerat dikenal dengan istilah makanan halalan
dengan Pasal 136 huruf b Pasal 75 ayat 1 UU thayyiban, sebagaimana dalam Q.S. Al
RI NO. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dengan Baqarah/2:168. Makanan halalan yaitu
ancaman hukuman paling lama 5 tahun atau makanan yang tidak diharamkan dan tidak
denda Rp 10 miliar (Sudarno, 2017). menyalahi hukum syari`at Islam. Makanan
Menurut Preventive and Care (PNC) thayyiban yaitu dari sudut pemenuhan
melaporkan bahwa formalin dan boraks kebutuhan gizi, pengolahan makanan dan
digunakan menjadi bahan tambahan dalam bahan campuran yang baik (Fuad, 2014).

FMIPA-UMRI 37
Vol. 8 No.2, April 2018  Jurnal Photon 

Dari beberapa penelitian yang telah ada semua tahu warna putih baik bertekstur keras
yaitu penelitian penambahan boraks pada mie ataupun lembut.
basah yang beredar dipasar Ciputat tahun Metode yang digunakan dalam
2009, terdeteksi 4 dari 5 sampel mengandung pengujian sampel adalah dengan analisa
boraks. Hasil penelitian pada kurma curah di kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif
pasar tanah abang tahun 2013 menyatakan merupakan metode yang dapat
bahwa 9 dari 13 sampel yang diuji terdeteksi mengidentifikasi ada atau tidaknya suatu zat
mengandung boraks (Fuad, 2014). kimia dalam suatu sampel. Pada sampel tahu,
Sedangkan pada penelitian kandungan metode analisa kualitatif kandungan formalin
formalin, Badan Pengawas Obat dan Makanan menggunakan larutan KMnO4 dan pada
(BPOM) telah mengambil sampel dibeberapa metode analisa kualitatif kandungan boraks
penjual dan menguji kandungan formalin menggunakan pengujian dengan kertas
dalam produk tersebut yang hasilnya positif tumerik.
mengandung formalin. Sebelumnya BPOM Analisa kuantitatif merupakan metode
mengumumkan bahwa berdasarkan hasil yang dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya
penelitian tahun 2002 terhadap 700 sampel suatu zat kimia dalam suatu sampel serta
produk makanan yang diambil di pulau Jawa, mengetahui kadar zat kimia yang terdapat
Sulawesi Selatan dan Lampung 56% didalamnya. Pada analisa kuantitatif
diantaranya mengandung formalin. Penelitian kandungan boraks dan formalin menggunakan
tentang adanya kandungan formalin pada tahu metode titrimetrik yaitu titrasi asam-basa.
di pasar Ciputat juga telah dilakukan oleh Alat dan Bahan Penelitian
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Jakarta,
dimana hasil analisis sampel terdeteksi Alat
mengandung formaldehid dengan konsentrasi Alat-alat yang digunakan dalam
tertinggi 201,98 g/mL (Susanti, 2010). penelitian ini adalah : Tabung Reaksi 9 buah,
Berdasarkan data yang didapatkan kami Pipet tetes, Buret, Klaim dan statif,
ingin melakukan penelitian untuk mengetahui Erlenmeyer 100 mL, Pipet Volume, Labu
dan menganalisis kandungan boraks dan Takar, Pipet Tetes, Gelas Arloji, Karet
formalin pada industri tahu di Kota Pekanbaru Penghisap, Labu Ukur 25 mL, Gelas Kimia
tahun 2017. Metode yang digunakan adalah 100 mL, Cawan Porselen, Timbangan
analisa kualitatif dan kuantitatif. Teknik Analitik, Mikro Pipet.
pengambilan sampel dilakukan secara acak
dari Kecamatan dari 12 Kecamatan yang ada Bahan
di Kota Pekanbaru. Bahan–bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : Larutan KMnO4,
2 METODOLOGI PENELITIAN Sampel sebanyak 3 gram, Akuades, H2O2 25
mL, NaOH 0,1 N 50 mL, NaOH 0,1 M, HCl
Teknik Analisa dan Pengumpulan Data Pekat 37%, Manitol, Indikator Phenol, dan
Penelitian ini bertujuan mendeteksi Kertas Saring dan 1 tetes Metal Jingga, Tahu,
kandungan formalin dan boraks pada tahu Kunyit, Asam Borat, Pijer.
yang diambil secara random sampling atau Prosedur Kerja
acak dari 12 kecamatan yang ada di Kota Pengujian Formalin Pada Tahu
Pekanbaru. Hasil sampling terpilih 5
kecamatan yaitu Senapelan (Kode I), Sukajadi a. Analisis kualitatif
(Kode II), Bukit Raya (Kode III), Payung
Analisis kualitatif dapat dilakukan untuk
Sekaki (Kode IV), dan Marpoyan Damai
menyatakan ada tidaknya formalin dalam
(Kode V). Kriteria sampel yang diambil ialah

38 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 2, April 2018

suatu bahan yang diuji dengan cara Analisa kualitatif merupakan metode yang
menambahkan pereaksi kimia tertentu pada dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya suatu
bahan yang diduga mengandung formalin zat kimia dalam suatu sampel. Pada sampel
sehingga dihasilkan suatu perubahan warna tahu, metode analisa kualitatif menggunakan
yang khas (Widyaningsih 2006). Pereaksi larutan KMnO4. Larutan KMnO4 akan
kimia yang digunakan dalam mengidentifikasi memberikan warna coklat pada sampel apabila
formalin yaitu KMnO4, adanya formalin sampel positif memiliki kandungan formalin
didalamnya. Dari pengujian dengan metode ini
ditandai dengan hilangnya warna pink dari
tahu di 5 Kecamatan yang ada di Kota
KMnO4 .
Pekanbaru positif mengandung formalin,
b. Analisis kuantitatif dengan data pada tabel berikut :
Analisis kuantitatif terasi menggunakan
metode National Institute of Occupational
Safety and Health (NIOSH). Sampel sebanyak Tabel 1. Hasil analisa kualitatif Formalin
3 g kemudian menambahkan H2O2 25 mL dan No Lokasi Pengujian Foto
NaOH 50 mL selanjutnya dipanaskan selama 1 I Sampel tahu
yang ditetesi
30 menit, kemudian dilakukan penambahan 1
dengan
tetes metal jingga lalu dititrasi menggunakan KMnO4 terjadi
HCl . perubahan
Pengujian Boraks Pada Tahu warna dari
putih keruh
a. Analisis Kualitatif menjadi coklat
Larutkan 1 sendok teh boraks air,
kemudian teteskan ke kertas tumerik dan amati
2 II Sampel tahu
perubahan warnanya menjadi jingga dan yang ditetesi
merah kecokelatan. Selanjutnya dilakukan dengan
pengujian terhadap sampel tahu sebagai KMnO4 terjadi
perubahan
berikut : Filtrat sampel diteteskan ke kertas warna dari
tumerik dan amati apakah terdapat perubahan putih keruh
warna menjadi jingga dan merah kecokelatan menjadi coklat
atau kertas kunyit tetap berwarna kuning.
b. Analisis Kuantitatif 3 III Sampel tahu
Larutan sampel sebanyak 25 mL yang ditetesi
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dengan
KMnO4 terjadi
ditambahkan 2 tetes HCl 37% pekat dan 0,2 g
perubahan
manitol. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes warna dari
indikator phenolphtalein. Kemudian dititrasi putih keruh
dengan larutan NaOH 0,16 M dan diamati menjadi coklat
volume NaOH yang diperlukan untuk merubah
larutan yang tidak berwarna menjadi warna 4 IV Sampel tahu
merah muda konstan, diulangi sebanyak 3 kali. yang ditetesi
dengan
KMnO4 terjadi
3 HASIL DAN PEMBAHASAN perubahan
warna dari
Hasil putih keruh
menjadi coklat
Analisa Kadar Formalin Pada Tahu
1. Analisa Kualitatif Formalin

FMIPA-UMRI 39
Vol. 8 No.2, April 2018  Jurnal Photon 

5 V Sampel tahu 4 IV Sebelum


yang ditetesi Pemanasan
dengan sampel tahu
KMnO4 terjadi bening dengan
perubahan busa dipanaskan
warna dari hingga busa
putih keruh hilang.
menjadi coklat

2. Analisa Kuantitatif Formalin


Analisa kuantitatif merupakan metode
5 IV Sebelum
yang dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya Pemanasan
suatu zat kimia dalam suatu sampel serta sampel tahu
mengetahui kadar zat kimia yang terdapat bening dengan
busa dipanaskan
didalamnya. Pada sampel tahu, metode analisa hingga busa
kuantitatif menggunakan larutan H2O2 dan hilang.
NaOH. Dari pengujian dengan metode ini tahu
di 5 Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru
formalin yang terkandung dalam tahu didapat
konsentrasi zat yang relatif kecil, dengan data
pada tabel berikut : Tabel 3. Hasil data analisa kuantitatif pada
kandungan formalin
Tabel 2 Hasil analisa kuantitatif formalin Vol.
N *Lokasi Hasil *Lokasi Vol. Vol. Vol. Konsentrasi
Foto rata-
o Sampel Pengamatan Sampel 1 2 3 Formalin
1 I Sampel rata
ditambahkan I 6,5 6,6 6,5 6,53 0,22 M
H2O2 dan NaOH mL mL mL mL
kemudian II 5,5 5,4 5,3 5,4 0,18 M
dipanaskan
hingga buih
mL mL mL mL
yang terbentuk III 5,6 5,7 5,3 5,53 0,18 M
menghilang. mL mL mL mL
IV 5,7 5,7 5,4 5,6 0,19 M
mL mL mL mL
2 II Sebelum V 5,5 5,3 5,6 5,47 0,18 M
Pemanasan mL mL mL mL
sampel tahu
bening dengan
busa dipanaskan
hingga busa 4.1.2 Uji Boraks
hilang. 1. Analisa Kualitatif Boraks
3 III Sebelum Analisa kualitatif merupakan metode
Pemanasan
sampel tahu yang dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya
bening dengan suatu zat kimia dalam suatu sampel. Pada
busa dipanaskan sampel tahu, metode analisa kualitatif
hingga busa
hilang.
menggunakan larutan kertas tumerik dan asam
boraks. Kertas tumerik merupakan kertas yang
telah direndam dengan kunyit, pada kunyit
terdapat senyawa Kurkumin. Senyawa
kurkumin pada kunyit ini akan direaksikan
dengan asama boraks sehingga terjadi

40 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 2, April 2018

perubahan warna menjadi merah jingga. 5 V Sampel


Apabila pada sampel tahu terdapat kandungan diteteskan ke
boraks makan kertas tumerik akan kertas
memberikan reaksi yang sama saat akan tumerik tidak
ditetesi boraks dan terjadi perubahan warna. terjadi
Dari pengujian dengan metode ini tahu di 5 perubahan
warna
Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru
negatif mengandung boraks, dikarenakan
kertas tumeriks tidak berubah warna. Namun
ini tidak bisa dijadikan acuan ada atau
tidaknya suatu zat pada sampel sehingga 2.
Analisa Kuantitatif Boraks
analisa kuantitatif diperlukan dikarenakan Analisa kuantitatif merupakan metode
kemungkinan terdapat boraks namun dalam yang dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya
suatu zat kimia dalam suatu sampel serta
jumlah yang sangat kecil sehingga tidak dapat
dianalisa secara kualitatif. mengetahui kadar zat kimia yang terdapat
didalamnya. Dari pengujian dengan metode ini
Tabel 4. Hasil analisa kualitatif pada tahu di 5 Kecamatan yang ada di Kota
kandungan boraks Pekanbaru formalin yang terkandung dalam
*Loka Hasil tahu didapat konsentrasi zat yang relatif kecil,
No Foto dengan data pada tabel berikut :
si Pengamatan
1 I Sampel Tabe 5 Hasil Data Analisa Kuantitatif
diteteskan ke Kandungan Boraks Metode
kertas Titrimetri
tumerik tidak Vol. Kadar
*Lokasi
terjadi Vol. 1 Vol. 2 Vol. 3 rata- Borak
Sampel
perubahan rata s
warna I 1,0 1,0 0,7 0,9 0,0036
mL mL mL mL M
2 II Sampel II 0,9 0,6 0,6 0,7 0,0028
diteteskan ke mL mL mL mL M
kertas III 1,0 0,7 1,0 0,9 0,0036
tumerik tidak mL mL mL mL M
terjadi IV 0,5 0,6 0,6 0,57 0,0023
perubahan mL mL mL mL M
warna V 0,6 0,6 0,7 0,63 0,0025
3 III Sampel mL mL mL mL M
diteteskan ke *Keterangan Kode Lokasi
kertas I = Kecamatan Senapelan
tumerik tidak II = Kecamatan Sukajadi
III = Kecamatan Payung Sekaki
terjadi
IV = Bukit Raya
perubahan V = Marpoyan
warna
4 IV Sampel
4.2 Pembahasan
diteteskan ke
Pengujian tahu dan boraks dilakukan
kertas
tumerik tidak dengan pemilihan tempat yang dilakukan
terjadi secara acak, didapat 5 Kecamatan di Kota
perubahan Pekanbaru yaitu Kecamatan Tenayan Raya,
warna Bukit Raya, Marpoyan Damai, Senapelan dan

FMIPA-UMRI 41
Vol. 8 No.2, April 2018  Jurnal Photon 

Sukajadi. Preparasi alat dan bahan dibutuhkan kecoklatan. Dari 5 sampel tahu yang dianalisis
dalam proses pengujian sebelum metode uji tidak didapatkan adanya perubahan warna.
dilaksanakan. Umumnya penggunaan bahan Pengujian secara kuantitatif dengan titrasi
kimia dalam metode penelitian menggunakan asam basa berupa pemberian HCl 37% pekat
bahan kimia dengan spesifikasi pro analis atau bertujuan agar terjadi reaksi antara asam
teknis untuk mendapatkan hasil identifikasi uji klorida pekat dengan boraks. Hasil dari
yang lebih teliti. penambahan HCl pekat menghasilkan produk-
Metode pengujian boraks dan formalin produk, salah satunya berupa asam borat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, Adapun reaksinya sebagai berikut:
metode pengujian boraks dan formalin Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O → 4H3BO3 + 2NaCl
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
Asam borat (H3BO3) merupakan asam
boraks dan formalin dalam sampel tahu dan
lemah. Dalam melakukan proses titrasi
untuk mengetahui jumlah kadara boraks atau
formalin di sampel tahu. Pada pengujian diperlukan penambahan manitol agar dapat
boraks analisa kualitatif digunakan melepaskan ion H+sehingga dapat dititrasi
menggunakan media berupa kertas tumerik, dengan larutan NaOH. Hasil reaksi ini berupa
kertas tumerik adalah kertas saring yang telah larutan jernih yang tidak berwarna sehingga
direndam dalam larutan kunyit dimana kertas diperlukan penambahan fenolftalein sebagai
saring akan menyerap zat kurkumin pada indikator agar dapat diamati secara visual.
kunyit yang akan berubah warna apabila Campuran asam borat, manitol, dengan
bereaksi dengan boraks jika ditambahkan. phenolphtalein, jika dititrasi dengan NaOH
Warna yang dihasilkan apabila kertas tumerik akan menimbulkan warna merah muda.
ditambahkan dengan boraks adalah merah Larutan merah muda tersebut akan cepat
jingga atau kecoklatan selanjutnya kertas menghilang jika labu erlenmeyer digerakkan
tumerik dapat diaplikasikan untuk sampel atau diputar. Proses titrasi dihentikan sampai
tahu, apabila sampel terbukti mengandung tercapai titik ekuivalen, yaitu ditandai dengan
boraks dalam jumlah tertentu maka kertas
adanya warna merah muda yang menetap.
tumerik akan berubah warna menjadi merah
jingga atau kecoklatan. Metode pengujian Dari pengujian yang telah dilakukan,
kuantitatif pada sampel boraks dilakukan pada identifikasi boraks dengan metode
dengan cara analisa volumetri dengan kualitatif kertas tumerik tidak terjadi
menggunakan larutan standar NaOH, perubahan warna ketika ditetesi oleh sampel.
pengujian ini merupakan metode titrasi asam- Dalam teori apabila sampel mengandung
basa. Sampel diberikan 2 tetes HCl dan 0,2 g boraks maka akan terjadi perubahan warna
Manitol. Penetapan kadar boraks dalam dari kuning menjadi merah jingga, ini berarti
sampel berdasarkan titrasi asam basa dengan pengujian tidak dapat dilakukan secara
menggunakan larutan standar HCl. Penetapan kualitatif saja namu jiga harus diikuti dengan
Kadar boraks dalam sampel dengan analisa kuantitatif. Dalam analisa kuantitatif
penambahan manitol dan indikator dengan metode volumetri didapat hasil bahwa
phenolphtalein dititrasi menggunakan larutan tahu mengandung boraks ditandai dengan
NaOH menghasilkan larutan merah muda pada adanya perubahan warna saat proses titrasi
titik akhir titrasi. menjadi pink lembanyung namun dengan
Pengujian secara kualitatif dengan konsentrasi yang kecil. Jadi dapat disimpulkan
menggunakan uji warna kertas tumerik, asam bahwa analisa kualitatif tidak dapat menjadi
borat pro analisis dan pijer (nama lain boraks acuan untuk mengidentifikasi adanya suatu zat
di pasarnya) sebagai kontrol positif dalam sampel namun juga diiringi dengan
menghasilkan warna jingga dan warna merah analisa kuantitatif. Dalam analisa kualitatif

42 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 8 No. 2, April 2018

tidak terjadi adanya perubahan warna, namun M, Bukit Raya 0,0023 M, Marpoyan Damai
tetap harus melakukan analisa kuantitatif 0,0025 M dan kadar formalin di Kecamatan
karena kemungkinan terdapat boraks walaupun Senapelan 0,22 M Sukajadi 0,18 M, Payung
dengan konsentrasi yang kecil. Pada pengujian Sekaki 0,18 M, Bukit Raya 0,19 M,
yang telah dilakukan disimpulkan seluruh tahu Marpoyan Damai 0,18 M.
di 5 Kecamatan mengandung boraks namun 3. Kadar tertinggi dalam pengujian boraks
dengan konsentrasi yang kecil. adalah 0,0036 M pada Kecamatan
Pada pengujian identifikasi formalin
Senapelan dan Payung Sekaki sedangkan
dengan metode kualitatif menggunakan larutan
kadar boraks terendah ada pada Kecamatan
KMnO4. Larutan KMnO4 akan memberikan
Bukit Raya dengan konsentrasi 0,0023 M.
warna coklat pada sampel apabila sampel
positif memiliki kandungan formalin Pada pengujian kadar formalin yang
didalamnya. Dari 5 kecamatan di kota tertinggi adalah Kecamatan Senapelan
Pekanbaru pada analisa kualitatif produk tahu dengan kadar 0,22 M dan yang terendah
positif mengandung formalin, ini dapat dilihat 0,18 M di Kecamatan Marpoyan Damai dan
dari perubahan warna yang ditunjukkan Payung Sekaki.
sampel saat ditetesi dengan larutan KMnO4.
Sampel tahu memperlihatkan perubahan warna Saran
dari putih menjadi kecoklatan (Fuad,2014). Sebaiknya penelitian selanjutnya
Analisa kuantitatif merupakan metode analisis kandungan bahan formalin dan boraks
yang dapat mengidentifikasi ada atau tidaknya pada tahu di kota Pekanbaru dalam produk
suatu zat kimia dalam suatu sampel serta tahu maupun produk makanan lainnya
mengetahui kadar zat kimia yang terdapat dilakukan dengan metode pengujian lain
didalamnya. Pada sampel tahu, metode analisa seperti GC-MS dan HPLC.
kuantitatif menggunakan larutan H2O2 dan
NaOH. Dari pengujian dengan metode ini tahu
di 5 Kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru DAFTAR PUSTAKA
formalin yang terkandung dalam tahu didapat
konsentrasi zat yang relatif kecil (Susanti, Azas, Qaffah. Analisis Kadar Boraks pada
2010). Kurma yang Beredar di Pasar Tanah
Abang dengan Spektofotometer UV-Vis
4 KESIMPULAN DAN SARAN Tahun 2013. Skripsi S-1. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Kesimpulan
Dari pengujian analisis formalin dan Dir. Jen. POM. 2003. Formalin. Departemen
boraks pada industri tahu dari 5 Kecamatan di Kesehatan RI. Jakarta.
Kota Pekanbaru yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa : Fuad, NurRohimah. 2014. Identifikasi
1. Pada analisa kualitatif terdeteksi adanya Kandungan Boraks Pada Tahu Pasar
kandungan formalin dengan perubahan Tradisional di Daerah Ciputat. Skripsi S-1.
warna ungu menjadi warna cokelat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
sedangkan pada analisa kandungan boraks
tidak terdeteksi adanya formalin pada tahu. Halim, Azhar Abdul. 2012. Boron Removal
2. Pada analisa kuantitatif terdapat kadar from Aqueous Solution Using Curcumin-
Aided Electrocoagulation. Midlle-East
boraks di Kecamatan Senapelan 0,0036 M,
Journal of Scientific Research. 11(5): 583-
Sukajadi 0,0028 M, Payung Sekaki 0,0036
588.

FMIPA-UMRI 43
Vol. 8 No.2, April 2018  Jurnal Photon 

Harimurti, S. 2014. Analisis Kualitatif dan Susanti, Sanny. 2010. Penetapan Kadar
Kuantitatif Kandungan Boraks Pada Formaldehid Pada Tahu yang dijual di
Bakso Tusuk di Wilayah Kota Yogyakarta Pasar Ciputat dengan Metode
DIY. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Speltrofotometri UV-Vis disertai
Yogyakarta. Yogyakarta. Kolorimetri Menggunakan Pereaksi Nash.
Skripsi S-1. Uin Syarif Hidayatullah.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Jakarta.
Pangan. 1981. Tahu. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Saono, J.K.D. 1981. Mikroba of Ragi: Its
Composition and as Source of
Raisani, Rusli. 2009. Penetapan Kadar Boraks Industrial Yeast. Di dalam: Proceeding
pada Mie Basah yang Beredar di Pasar of ASCA Technical Seminar, Medan.
Ciputat dengan Metode Spektofotometri
UV-Vis. UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta. SNI-01-2891-1992. Cara Uji Makanan dan
Minuman. Badan Standardisasi
Saparinto, Cahyo, dan Diana Hidayati. 2006. Nasional.
Bahan Tambahan Pangan. Kanisius.
Yogyakarta. Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi.
UNESA Press, Surabaya
Sudarno, Achmad. 2017. Gunakan Boraks,
Pabrik Tahu di Bogor digeberek.
Liputan6. Com.

44 FMIPA-UMRI

Anda mungkin juga menyukai