BAB 8
Implementasi Motivasi
Zaman sekarang, banyak sekali penelitian yang berfokus pada konsep motivasi yang dapat
mempengaruhi bagaimana struktur kerja tersebut. Penelitian mengenai desain kerja dapat
menunjukkan komponen-komponen penting dalam suatu pekerjaan dan apa saja yang harus
dilakukan agar usaha dalam melakukan pekerjaan tersebut semakin meningkat.
1. Skill Variety
Dimensi ini menentukan derajat suatu pekerjaan sesuai dengan seberapa banyak jenis aktivitas, skill
atau talenta yang dapat digunakan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Seorang pemilik bengkel
harus bisa memperbaiki mobil, mengecet ulang mobil dan membangun kembali mesin yang sudah
rusak. Orang yang bekerja sebagai tukang cet, hanya perlu memahami cara mengecat yang baik.
Tukang cet akan memiliki skor yang lebih rendah dalam dimensi ini.
2. Task Identity
Task Identity adalah derajat dimana suatu pekerjaan memerlukan kelengkapan dari hasil pekerjaan
tersebut. Seorang tukang kayu yang harus membuat perabotan, harus memilih kayu sendiri,
membuat perabotan, mengecet ulang perabot dan menyempurnakan perabot tersebut akan memiliki
skor yang tinggi dalam dimensi ini.
3. Task Significance
Task Significance adalah derajat dimana suatu pekerjaan memiliki efek terhadap kehidupan atau
pekerjaan orang lain. Seorang perawat akan memiliki skor yang tinggi dalam dimensi ini.
4. Autonomy
Autonomy adalah derajat dimana suatu pekerjaan memperbolehkan pegawainya bertindak lebih
“bebas”. Pekerja dapat menyelesaikan tugasnya dengan cara masing-masing tanpa ada arahan dari
pemimpin. Seorang salesman yang diperbolehkan mengatur jadwal kerjanya sendiri dan
menggunakan metode yang menurut dia merupakan metode yang paling bagus akan memiliki skor
tinggi dalam dimensi ini dibandingkan salesman yang diharuskan untuk mengikuti peraturan-
peraturan yang sudah terstandarisasi.
5. Feedback
Feedback adalah derajat dimana suatu pekerjaan yang dilakukan akan
menghasilkan feedback mengenai performa kerjanya. Contoh pekerjaan yang memiliki skor tinggi
dalam dimensi ini adalah orang yang memperbaiki gadget, mereka diharapkan dapat memperbaiki
gadget yang rusak dan kemudian mengetesnya kembali apakah gadget itu bisa digunakan atau tidak.
Menurut Job Characteristics Model (JCM), dimensi skill variety, task identity dan task
significance akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berarti dan lebih berharga (valuable).
Pekerjaan dengan dimensi autonomy yang tinggi akan memunculkan rasa tanggung jawab terhadap
hasil dari pekerjaan tersebut. Apabila suatu pekerjaan yang dimensi feedbacknya tinggi, pekerja
akan lebih tahu bagaimana hasil dari performa kerja mereka. JCM menyatakan bahwa individu akan
mendapatkan reward internal ketika mereka mempelajari hasil pekerjaan mereka (knowledge of
results), merasa tanggung jawab terhadap pekerjaan mereka (experienced of responsibility) dan
merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan sangat berharga atau berarti (experienced meaningfulness).
Semakin tinggi ketiga faktor psikologis ini, maka tingkat motivasi pekerja juga akan semakin
meningkat sehingga performa kerja juga akan semakin meningkat. Tingkat ketidakhadiran atau
peluang untuk mengundurkan diri akan semakin menurun.
Kelima dimensi utama ini dapat digabungkan menjadi Motivating Potential Score (MPS). MPS
menyatakan bahwa agar dapat meningkatkan motivasi, suatu pekerjaan harus memiliki skor yang
tinggi dalam salah satu dari ketiga faktor yang dapat menghasilkan perasaan berharga (experienced
meaningfulness) dan memiliki skor yang tinggi dalam dimensi autonomy dan feedback.
Beberapa studi telah mengetes JCM dalam berbagai konteks budaya. Hasil yang didapat pun kurang
konsisten. Salah satu studi menyatakan bahwa ketika pekerja memiliki orientasi “other oriented”,
hubungan antara karakteristik intrinsik pekerjaan dengan kepuasan kerja akan semakin menurun.
Studi lain menyatakan bahwa pekerjaan yang memiliki karakteristik intrinsik akan dapat
memprediksi kepuasan kerja dengan bagus (berlaku untuk Amerika, Jepang dan Hungaria).
- Job Rotation
Ketika pekerja-pekerja dalam suatu perusahaan mulai merasa bosan terhadap rutinitas pekerjaan,
maka rotasi kerja sangat berguna dalam mengatasi masalah tersebut. Rotasi kerja adalah suatu
pertukaran jenis pekerjaan seorang pekerja dalam periode waktu tertentu. Job rotation tidak boleh
dilakukan secara sembarang. Pekerjaan yang ingin ditukar harus berada level yang sama dengan
pekerjaan baru.Kelebihan dari rotasi kerja ini adalah dapat mengurangi kebosanan, meningkatkan
motivasi dan membantu pekerja untuk lebih memahami seberapa besar kontribusi mereka terhadap
perusahaan tersebut.Namun, rotasi kerja ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu diperlukan
biaya training yang cukup besar, mengurangi produktivitas pekerja dan dapat menimbulkan
kekacauan ketika seorang pekerja harus beradaptasi pada pekerjaan barunya.
- Job Enrichment
Ketika strategi Job Enrichment digunakan, karyawan akan diberikan wewenang yang lebih
untuk merencanakan suatu pekerjaan, melaksanakan rencana tersebut dan mengevaluasi kembali
hasil pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang ‘diperkaya’ (enriched) akan meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab karyawan. Pengevalusian hasil kerja juga akan
menjadi feedback untuk karyawan mengenai performa kerja mereka.Menurut Model
JCM, Combining tasks akan menyatukan tugas-tugas lain sehingga menjadi lebih besar dan
semakin baru. Forming natural work units akan membuat tugas karyawan semakin lebih berharga
dan bermakna. Establishing client relationship akan meningkatkan hubungan antara klien dengan
karyawan. Expanding jobs vertically akan menambah rasa tanggung jawab karyawan. Opening
feedback channels akan membantu karyawan lebih mengetahui performa kerja mereka.Versi baru
dari job enrichment lebih berfokus pada meningkatkan makna dari suatu pekerjaan. Salah satu
metodenya adalah menghubungkan pengalaman kerja karyawan dengan customer outcomes.
Metode lainnya adalah dengan mempersiapkan karyawan dengan mutual assistance
programs. Karyawan yang dapat membantu sesama diharapkan untuk membantu organisasi tempat
dia bekerja.Kelebihan dari job enrichment adalah dapat mengurangi tingkat absenteeism dan
turnover. Namun tidak semua program job enrichment akan selalu berhasil.
Alternatif Pengaturan Kerja
- Flextime
Flextime atau flexible work time, yaitu pengaturan kerja dimana karyawan diharuskan untuk
bekerja dalam jumlah jam tertentu dalam satu minggu namun karyawan dapat dengan bebas
memilih jam kerja mereka dalam batas-batas tertentu. Beberapa program flextime biasanya
mengizinkan karyawan untuk mengumpulkan jam tambahan kerja dan menggantinya ke hari libur
setiap bulannya.Keuntungan yang didapat dengan dibuatnya sistem flextime ini diantaranya adalah
dapat mengurangi absenteeism, meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya lembur, mengurangi
permusuhan terhadap manajemen, mengurangi kemacetan lalu lintas di sekitar lokasi kerja,
penghapusan keterlambatan, dan meningkatkan otonomi dan tanggung jawab bagi karyawan,
dimana dari kesemuanya dapat meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan itu sendiri.
- Job Sharing
Job sharing atau pembagian kerja mengizinkan dua atau lebih individual untuk membagi
pekerjaan 40 jam per minggu tersebut. Satu orang bisa melakukan pekerjaan dari pukul 8:00 A.M.
sampai siang dan yang lainnya dari pukul 1:00 P.M. sampai 5:00 P.M., atau keduanya bisa bekerja
hari penuh tapi bergantian.Namun pembagian kerja dini banyak juga tidak diadopsi karena
cenderung sulit untuk mencari mitra yang kompatibel untuk berbagi pekerjaan dan karena adanya
persepsi historis negatif individu yang tidak sepenuhnya berkomitmen untuk pekerjaan dan atasan
mereka.Pembagian kerja memungkinkan organisasi untuk menarik bakat lebih dari satu individu
dalam pekerjaan tertentu. Dari sudut pandang karyawan, job sharing dapat meningkatkan
fleksibilitas dan meningkatkan motivasi dan kepuasan ketika pekerjaan dengan waktu kerja 40 jam
per minggunya tidak dapat dilaksanakan. Akan tetapi kekurangan terbesar dari job sharing ini
adalah sulitnya untuk menemukan pasangan karyawan yang kompatibel yang dapat berhasil
mengkoordinasikan seluk-beluk satu pekerjaan.
- Telecommuting
Telecommuting adalah bekerja di rumah setidaknya 2 hari seminggu pada komputer yang
terhubung ke kantor employer. (Erat terkait dengan istilah virtual office, yaitu bekerja dari rumah
secara relatif permanen.)
Beberapa karakter sosial yang dapat meningkatkan performa kerja termasuk saling
ketergantungan, dukungan sosial, dan interaksi dengan orang-orang lain di luar pekerjaan. Interaksi
sosial sangat terkait dengan membangun suasana hati yang positif dan memberikan karyawan lebih
banyak kesempatan untuk memperjelas peran pekerjaan mereka dan seberapa baik mereka
melakukannya. Dukungan sosial memberikan karyawan kesempatan yang lebih besar untuk
mendapatkan bantuan dengan pekerjaan mereka. Hubungan sosial yang konstruktif dapat
membawa feedback positif bagi karyawan untuk dapat membantu satu sama lain.
Employee Involvement
Keterlibatan karyawan adalah cara ikut serta karyawan untuk meningkatkan komitmen mereka
terhadap keberhasilan organisasi. Logikanya bahwa jika kita terlibat suatu pekerjaan dalam
pengambilan keputusan maka akan mempengaruhi dan meningkatkan otonomi serta kontrol atas
kehidupan pekerjaan mereka, mereka akan menjadi lebih termotivasi, lebih berkomitmen untuk
organisasi, lebih produktif, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka.
- Linking Employee Involvement Programs and Motivation Theories : Teori Y konsisten dengan
manajemen partisipatif dan Teori X dengan gaya otokratis yang lebih tradisional mengelola
orang. Dalam teori dua faktor, program keterlibatan karyawan dapat memberikan motivasi
intrinsik dengan meningkatkan kesempatan untuk pertumbuhan, tanggung jawab, dan
keterlibatan dalam pekerjaan itu sendiri. Kesempatan untuk membuat dan melaksanakan
keputusan dan kemudian mempekerjakan mereka di luar dapat membantu karyawan
bertanggung jawab, berprestasi, mendapat pengakuan, berkembang, dan meningkatkan harga
dirinya.
Gaji bukan faktor utama yang mendorong kepuasan kerja. Tidak memotivasi orang, dan perusahaan
sering meremehkan pentingnya bakat. Sebuah studi 2006 menemukan bahwa sementara 45 persen
dari pengusaha berpikir menggaji merupakan faktor kunci dalam menurunkan bakat, 71 persen
pelaku menyebutnya sebagai alasan utama. Memberi gaji sangat penting, memimpin organisasi,
pertandingan, atau keterlambatan di bayar? Bagaimana kontribusi individu diakui? Dalam bagian
ini, kita mempertimbangkan (1) apa yang harus dibayar ke karyawan (diputuskan dengan
membentuk struktur gaji), (2) bagaimana untuk membayar karyawan individu (diputuskan melalui
rencana membayar variabel dan keterampilan berbasis rencana berbayar), (3) apa manfaat dan
pilihan untuk menawarkan (seperti fleksibel manfaat), dan (4) bagaimana membangun program
pengakuan karyawan.
Rencana piece-rate, gaji berdasarkan jasa, bonus, bagi hasil, gainsharing, dan rencana kepemilikan
saham karyawan adalah segala bentuk variable-pay program, yang mendasarkan sebagian dari gaji
karyawan pada beberapa individu dan/atau ukuran organisasi kinerja. Oleh karena itu, laba
berfluktuasi naik dan turun.
Sesuai dengan teori expektansi, penghargaan pada organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dari
masing-masing individu. Konsep flexible benefits mengizinkan setiap karyawan untuk memilih
bentuk kompensasi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Konsep ini
memiliki kelebihan dapat menyesuaikan perbedaan kondisi antar tiap karyawan. Konsep flexible
benefits ini menggantikan konsep one-benefit-plan-fits-all yang diberikan pada pria dengan satu
istri dan dua anak.
Terdapat tiga tipe dari benefit plans yaitu
- Modular plans : Tipe ini didisain untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu yang berbeda-
beda. Modul yang didisain untuk karyawan yang single dengan karyawan berkeluarga berbeda.
- Core-plus plans : Desain ini terdiri dari inti kebutuhan fasilitas yang mendasar dan suatu daftar
pilihan kebutuhan lain yang bisa dipilih karyawan. Karyawan diberikan “benefits credit” yang
memperbolehkan karyawan membeli fasilitas tambahan yang berbeda tiap orang.
- Flexible spending accounts : Tipe memperbolehkan karyawan menyisihkan sebagian uang dari
gaji sebelum dipotong pajak sebesar jumlah yang ditawarkan sebelumnya untuk fasilitas tertentu
yang sudah dijanjikan.
Penghargaan yang diberikan organisasi pada karyawan dapat berupa penghargaan ekstrinsik
(seperti bonus, fasilitas) atau penghargaan intrinsic, seperti employee recognition programs.
Program ini mengharga kinerja karyawan dari sekedar mengucapkan terima kasih secara personal
hingga mempublikasikan dalam suatu program formal dengan tujuan meningkatkan suatu perilaku
yang spesifik. Berdasarkan penelitian, kelebihan penghargaan nonmateri ini memberikan efek
jangka panjang dan murah.
Kekurangan dari penghargaan intrinsik ini memungkinkan adanya manipulasi politik yang
dilakukan oleh pihak manajemen. Hal ini uumnya terjadi pada pekerjaan dimana kinerja yang baik
atau buruk tidak memiliki suatu batasan yang jelas sehingga tidak terkesan adil bagi semua
karyawan.