Anda di halaman 1dari 12

BAB II

STUDI PUSTAKA
2.1 Tahu
Tahu adalah suatu produk makanan berupa padatan lunak yang
dibuat melalui proses pengolahan kedelai dengan cara pengendapan
proteinnya.Tahu merupakan bahan pangan yang bertahan hanya selama 1
hari saja tanpa pengawet (Harti dkk dalam Dimyati,Tj,T. Dan simpati,D)
Tahu terdiri dari berbagai jenis, yaitu tahu putih, tahu kuning, tahu sutra,
tahu cina, tahu keras, dan tahu kori. Perbedaan dari berbagai jenis tahu
tersebut ialah pada proses pengolahannya dan jenis penggumpal yang
digunakan (SarwonoTjutju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati).
Bahan-bahan dasar pembuatan tahu antara lain kedelaim bahan
penggumpal dan pewarna (jika diperlukan). Kedelai yang dipakai harus
bermutu tinggi (kandungan gizi memenuhi standar), utuh dan bersih dari
segala kotoran. Senyawa penggumpal yang biasa digunakan adalah
kalsium sulfat (CaSO4), asam cuka, dan biang tahu, sedangkan zat
pewarna yang dianjurkan dipakai adalah kunyit. Tahap-tahap dalam
pembuatan tahu antara lain merendam kedelai, mengupas menggiling,
menyaring, memasak, menggumpal, mencetak dan memotong .YC
(Pandensolang.).
Tahu mengandung air 86%, protein 8-12%, lemak 4-6% dan
karbohidrat 1-6%. Tahu juga mengandung berbagai mineral seperti
kalsium,zat besi,fosfat,kalium,natrium. Serta vitamin seperti kolin, vitamin
B dan vitamin E. Kandungan asam lemak jenuhnya rendah dan bebasa
kolestrol (Santoso, 2005).
2.2 Distribusi
Menurut Philip Kotler, distribusi merupakan sekelompok
organisasi yang membuat sebuah proses kegiatan penyaluran suatu barang
atau jasa siap untuk dipakai atau di konsumsi oleh para konsumen
(pembeli).Didalam distribusi terdapat saluran distribusi.
Menurut  Kotler & Armstrong, (2004) ada tiga saluran distribusi yaitu:
a. Tenaga penjualan perusahaan: perusahaan tenaga penjualan langsung
perusahaan menugaskan tenaga penjualan petugas luar ke berbagai
wilayah tersebut. Atau menambahkan operasi penjualan dari dalam
perusahaan melaui telepon menangani perusahaan kecil atau
menengah.
b. Agen pabrikan: menyewa agen pabrikan, perusahaan independent
yang tenaga penjualannya menangani produk-produk serupa dari
berbagai perusahaan.
c. Distributor industri: menemukan distributor diwilayah atau industri
lain yang akan membeli dan menjual lini produk yang baru itu.
Member mereka distribusi eksklusif, margin laba yang terbaik,
pelatihan produk dan dukungan promosi.

2.2.1 Fungsi Saluran Distribusi 


Saluran distribusi memiliki fungsi penting bagi
perusahaan, fungsi tersebut antara lain dijelaskan sebagai
berikut (Charles W. Lamb, 2001):
a. Fungsi transaksi. Fungsi transaksi adalah fungsi yang
meliputi bagaimana perusahaan menghubungkan dan
mengkomunikasikan produknya dengan calon pelanggan.
Fungsi ini membuat mereka sadar terhadap produk yang
ditawarkan serta menjelaskan kelebihan serta manfaat
produk tersebut.
b. Fungsi logistik. Fungsi logistik merupakan fungsi yang
meliputi pengangkutan dan penyortiran barang, termasuk
sebagai tempat penyimpanan, memelihara dan melindungi
barang. Fungsi ini penting agar barang yang diangkut tiba
tepat waktu dan tidak rusak atau cepat busuk. 
c. Fungsi fasilitas. Fungsi fasilitas meliputi penelitian dan
pembiayaan. Penelitian yakni mengumpulkan informasi
tentang jumlah anggota saluran dan pelanggan lainnya.
Pembiayaan adalah memastikan bahwa anggota saluran
tersebut mempunyai uang yang cukup guna memudahkan
aliran barang melalui saluran distribusi sampai ke
konsumen akhir.
2.2.2 Faktor-faktor penentu saluran distribusi yang optimal
Saluran distribusi yang optimal tergantung pada
karakteristik-karekteristik produk terkait, misalnya
kemudahan transportasi dan tingkat standarisasi,
kemampuan perusahaan untuk memenuhi pesanan melalui
internet juga merupakan salah satu faktor penentu.
(Madura, 2007)
a. Kemudahan transportasi
Jika suatu produk dapat dengan mudah di transportasikan,
saluran distribusi kemungkinan besar melibatkan pihak
perantara. Jika produk tidak dapat ditranspotasikan,
produsen bisa mencoba untuk menjual produk tersebut
langsung ke pelanggan. Contoh transportasi yang dapat
digunakan untuk mendistribusikan produk : truk, kereta api,
mobil, kapal.
b. Tingkat Standarisasi
Produk-produk yang terstandarisasi memiliki kemungkinan
lebih besar untuk melibatkan perantara. Ketika spesifikasi
produk sedikit berbeda dari biasanya untuk tiap pelanggan,
produsen harus melakukan transaksi langsung dengan
pelanggan. Sebagai contoh perabotan kantor yang dibuat
khusus untuk sebuah perusahaan yang bervariasi modelnya
sesuai dengan keinginan setiap perusahaan. Produk-produk
khusus tidak bisa distandarisasi dan dijual ditoko-toko.
c. Pesanan Melalui Internet
Perusahaan yang memenuhi pesanan melalui internet
cenderung menggunakan saluran langsung. Internet
menghapus jarak antara produsen dan konsumen, sekaligus
menghapus kebutuhan akan adanya distribusi dan peritel.
Ketika perusahaan menjual produk-produknya secara
langsung kepada pelanggan tanpa memanfaatkan toko-toko
maka perusahaan dapat meningkatkan efisiensinya
2.2.3 Tingkat – Tingkat Saluran Dsitribusi
Dalam proses penyaluran barang-barang dari produsen ke
konsumen akhir atau pemakai, perusahaan harus dapat
menentukan pilihan yang tepat di dalam memilih tingkatan
saluran pemasaran yang digunakan. Berikut ini merupakan
bentuk dari saluran pemasaran untuk barang konsumsi.
a. Saluran tingkat nol (zero level channel)
Saluran ini sering disebut juga saluran langsung karena
dalam proses penyalurannya dilakukan tanpa melalui
perantara. Jadi, penyalurannya dilakukan langsung dari
produsen ke konsumen. Ada tiga cara dalam melakukan
saluran langsung ini yaitu : penjualn dari rumah ke rumah,
penjualan lewat pos, dan penjualan lewat toko atau
koperasi.
b. Saluran tingkat satu (one level channel)
Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan.
Dimana dalam pasar konsumen perantara sekaligus
merupakan pengecer. Dalam pasar industri, pengecer
seringkali bertindak sebagai agen penjual atau makelar.
c. Saluran tingkat dua (two level channel)
Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. Dalam
pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang
besar sekaligus pengecer. Sedangkan dalam pasar industri
merupakan penyalur tunggal dan penyalur industri.
d. Saluran tingkat tiga (three level channel) 
Mempunyai tiga perantara penjualan, yaitu grosir,
pemborong (jobber), dan pengecer (retailer), seorang
pemborong biasanya ada di tengah antara grosir dan
pengecer (Laksana,2008).

2.2.4 Jenis-Jenis Distribusi


Berdasarkan komunikasi yang terjalin antara
produsen dan konsumen. Maka terdapat 3 jenis distribusi.
Tiga Jenis ditirbusi tersebut antara lain :
a. Distribusi Langsung
Kegiatan pendistribusian dilakukan langsung oleh
produsen kepada konsumen tanpa ada perantara.
Contoh distribusi langsung yaitu seorang petani yang
langsung menjual hasil panennya kepada konsumen.
b. Distribusi Semi Langsung
Distribusi semi langsung dilaksanakan melalui saluran
yang dimiliki oleh perusahaan produsen. Pihak lembaga
pemasaran miliki produsen/perusahaan mengantar
produk kepada konsumen.
c. Distribusi Tidak Langsung
Aktivitas distribusi dijalankan oleh lembaga pemasaran
di luar dari perusahaan produsen. Pihak distributor luar
menyalurkan produk dari produsen ke konsumen.
Contoh kegiatan  adalah penjual produk kecantikan
yang menjual produknya melalui agent atau retail.         
2.3 MCDM(Multi Criteria Decision Making)
Zimmermann (Kusumadewi dkk,2006) mengemukakanbahwa
Multi criteria decision making adalah suatu metode pengambilan
keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif
lainnya berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Kriteria biasanya berupa
ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam
pengambilan keputusan. Berdasarkan tujuannya, MCDM dibagi menjadi 2
model yaitu Multi attribute decision making (MADM) dan Multi objective
decision making(MODM).

2.4 POM QM for Windows


POM QM adalah kepanjangan dari quantitatif method yang
merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk melakukan perhitugnan
yang diperlukan untuk pihak-pihak manajemen dalam mengambil
keputusan dibidang produksi dan pemasaran. Software eini dirancang oleh
Howard J Weiss pada tahun 1996 untuk membantu manajer produksi
khususnya dalam menyusun prakiraan dan anggaran untuk produksi bahan
baku menjadi produk jadi atau setengah jadi dalam proses pabrikan.
Didalam software ini dibekali beberapa modul yang akan digunakan sesuai
dengan masalah yang dihadapi seperti masalah biaya transportasi untuk
keuntungan atau meminimumkan biaya,rute transportasi dan lain-lain.
2.5 Transportasi
Kata transportasi berasal dari kata latin “Transportare”. Trans
yang berarti seberang atau sebelah lain sedangkan portare berarti
mengangkut atau membawa. Jadi transportasi adalah mengangkut atau
membawa sesuatu kesebelah lain atau dari satu tempat ke tempat lain.
Menurut Rustian Kamaluddin tahun 2003, transportasi adalah kegiatan
pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat
lain.
Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal-hal
berikut (Nasution,2004) :
1. Kebutuhan manusia untuk berpergian dari lokasi awal ke lokasi
tujuan dengan mengambil bagian didalam suatu kegiatan misalnya
bekerja,berbelanja, dan lain-lain.
2. Kebutuhan angkutan barang untuk digunakan atau dikonsumsi.
Secara garis besar, transportasi dibedakan menjadi 3 yaitu :
transportasi darat,air, dan udara. Pemilihan penggunaan moda
transportasi tergantung dan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Segi pelayanan
b. Jarak tempuh
c. Kecepatan gerak
d. Fleksibilitas
e. Penggunaaan bahan bakar
f. Biaya
Masing-masing moda transportasi memiliki ciri-ciri yang berlainan
yakni dalam hal (Djoko Setijowarno dan Frazila,2001):
a. Kecepatan, menunjukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
bergerak antara dua lokasi.
b. Tersedianya pelayanan, menyangkut kemampuan untuk
menyelenggarakan hubungan antara dua lokasi.
c. Pengoperasian yang diandalkan (dependability of operations),
menunjukkan perbedaan-perbedaan yang terjadi antara kenyataan
dan jadwal yang ditentukan.
d. Kemampuan, merupakan kemampuan untuk dapat menangani
seagala bentuk dan keperluan akan angkutan.
e. Frekuaensi adalah banyaknya gerakan atau hubungan yang
dijadwalkan.
2.6 Metode Transportasi
Menurut  Heizer dan Render (2006), metode transportasi merupakan suatu
teknik/metode yang digunakan untuk mencari cara yang termurah untuk
mengirim barang dari berbagai sumber ke beberapa tujuan. Titik asal
(sumber) dapat berupa pabrik, gudang atau titik lain dari barang – barang
dikirimkan. Tujuannya adalah titik – titik yang menerima barang.
Untuk menggunakan model transportasi, kita harus mengetahui hal – hal
berikut:
1. Titik asal dan kapasitas atau pasokan pada setiap periode.
2. Titik tujuan dan permintaan pada setiap periode.
3. Biaya pengiriman suatu unit dari setiap titik asal ke setiap titik
tujuan. perusahaan menugaskan tenaga penjualan petugas luar ke
berbagai wilayah.
Menurut Dwi Hayu Agustini dan Yus Endra Rahmadi dalm
bukunya yang berjudul Riset Operasi, konsep-konsep dasar
(2004) prosedur penyelesaian metode transportasi dilakukan
melalui tiga langkah yaitu menyusun matriks
transportasi,menentukan solusi fisibel awal dengan menggunakan
metode NWC, Least Cost,VAM dan Stepping Stone.
2.6.1 Model Matematika Transportasi
Model transportasi dari sebuah jaringan dengan m sumber dan n
tujuan disajikan pada gambar dibawah. Node mewakili sebuah
sumber dan tujuan. Busur mewakili rute pengiriman barang (yang
menghubungkan sebuah sumber dan tujuan) adalah jumlah
penawaran di sumber dan di tujuan adalah biaya unit transportasi
dari sumber dan tujuan.
Model LP yang mewakili masalah transprtasi secara umum sebagai
berikut :
ai = jumlah supply pada sumber i
bi = jumlah permintaan pada tujuan j
cij = harga satuan transportasi antara sumber I dan tujuan j

Gambar 2 1 Matriks Transportasi


Dengan demikian, maka formulasi program liniernya adalah
sebagai berikut :
Meminimumkan
n n
Z ¿ ∑ ∑ cij . xij
i=1 j=1

Dengan batasan
n

∑ xij ≤ ai i = 1,2, … , m
j=1

∑ xij ≥ bj i = 1,2, …. , m
i=1

xij ≥ 0 , untuk semua i dan j

2.6.2 Metode NWC (North West Corner)


Menurut Siswanto adalah Metode Sudut Barat Lau (North
West Corner Method) adalah sebuah metode untuk menyusun table
awal dengan cara mengalokasikan distribusi mulai dari sel yang
terletak pada sudut kiri atas. Itulah sebabnya dinamakan Metode
Barat laut.”
Metode North West Corner adalah metode paling
sederhana diantara keempat metode yang telah disebutkan untuk
mencari solusi awal. Langkah-langkahnya dapat diringkas sebagai
berikut:
1. Mulai pada pojok barat laut tabeldan dialokasikan sebanyak
mungkin pada tabel bagian sudut kiri atas tanpa menyimpang
dari kendala penawaran atau permintaaan (artinya X11
ditetapkan sama dengan yang terkecil diantara nilai S1 dan D1 )
Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau
permintaan pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada barang yang dapat
dialokasikan kekolom atau baris yang telah dihabiskan dan
kemudian baris atau kolom itu dihilangkan.
2. Kemudian dialokasikan sebanyak mungkin kekotak didekatnya
pada baris atau kolom yang tak dihilangkan. Jika kolom
maupun baris telah dihabiskan, pindahlah secara diagonal
kekotak berikutnya.
3. Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran
telah dihabiskan dan keperluan permintaan telah dipenuhi.
2.6.3 Meotde Least Cost
Menurut Render dan Heizer adalah Metode Least Cost
adalah metode yang membuat alokasi berdasarkan kepada biaya
yang terendah. Metode ini merupakan sebuah pendekatan yang
sederhana, yang menggunakan langkah-langkah berikut :

1. Identifikasi sel dengan biaya yang paling rendah. Pilih salah satu
jika terdapat biaya yang sama.
2. Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa
melebihi pasokan atau permintaan.
3. Kemudian coret kolom atau baris itu(atau keduanya) yang sudah
penuh terisi.
4. Dapatkan sel dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang
belum dicoret).
5. Dapatkan sel dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang
belum dicoret).
2.6.4 Metode Vogel’s Approximation (VAM)
Menurut Siswanto Langkah-langkah metode VAM
dapat diringkas sebagai berikut:

1. Buatlah matrik yang menunjukan kebutuhan masing-masing


sumber dan biaya transportasi per unit.
2. Carilah selisih antara dua biaya terkecil di masing-masing kolom
baris.
3. Pilih selisih terbesar di antara selisih-selisih yang telah dihitung
pada langkah pertama.
4. Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukanalokasi
yang sudah dilakukan. Hilangkan semua baris dan kolom
dimana penawaran dan permintaan telah dihabiskan.
5. Jika semua penawaran dan permintaan belum dipenuhi, kembali
ke langkah 1, jika semua penawaran dan permintaan solusi awal
terperoleh.

2.6.5 Stepping Stone (Batu loncatan)


Ini merupakan cara yang sering dan banyak digunakan
untuk mengetahui atau menguji optimal atau tidaknya tahap
pertama(W.W Cooper dan A. Chames). Langkah-langkah yang
diambil pada metode Stepping-stone adalah sebagai berikut :
1. Tentukan lintasan stepping-stone dan perubahan biaya
untuk setiap sel yang kosong dalam tabel.
2. Alokasikan sebanyak mungkin ke sel kosong yang
menghasilkan penurunan biaya terbesar.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 sampai semua sel kosong
memiliki perubahan biaya positif yang mengindikasikan
tercapainya solusi optimal.(Subagyo, 2000)
2.7 Home Industry
Secara harfiah,home berarti rumah atau tempat tinggal sedangkan
industri adalah diartikan sebagai kerajinan,usaha produksi barang dan
ataupun perusahaan kecil. Jadi Home industri adalah rumah tempat usaha
produksi barang atau mengolah barang seperti tahu.(Khumalasasri 2011)
2.7.1 Kriteria Home Industry
Berikut merupakan beberapa kriteria home industry.
a. Proses produksi dilakukan disekitar rumah pemilik usaha.
b. Teknologi yang digunakan masih sederhana dan manual menggunakan
tenaga kerja manusia.
c. Tenaga kerja berasal dari anggota keluarga atau kerabat.
d. Lokasi usaha biasanya berada di pedesaan.
2.7.1 Manfaat Home Industry
Sebagai usaha dalam skala kecil, home industry mempunyai
manfaat dan peran diantaranya sebagai berikut :
a. Home industry sebagai alternatif penghasilan untuk
keluarga
b. Home industry untuk mengurangi angka kemiskinan

Anda mungkin juga menyukai