Sebagai dasar dalam pelaksanaan di lapangan dalam suatu proyek, perlu diperhatikan faktor-faktor kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain yang dapat mendukung suatu perencanaan yang baik dan efektif. Dalam Proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar di desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didasari oleh kebutuhan akan kemudahan aksesibilitas di wilayah tersebut, sehingga tujuan dari proyek tercapai. Untuk mendapatkan jalan yang nyaman, aman, dan kuat terhadap beban roda kendaraan yang akan melewati jalan tersebut serta tahan terhadap cuaca, maka perlu perencanaan yang matang untuk membangun jalan tersebut. Menurut Hardiyatmo (2007), untuk mendapatkan konstruksi jalan yang baik dan sesuai perencanaannya maka konstruksi perkerasan jalan harus mampu memikul dan menyebarkan beban sehingga harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut ini. 1. Mempunyai tebal yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban lalulintas ke tanah dasar. 2. Tahan terhadap air, sehingga air tidak mudah masuk meresap ke lapisan di bawahnya. 3. Permukaan mudah mengalirkan air. 4. Perkerasan mampu menahan regangan akibat beban lalu lintas. Tahap berikutnya melakukan analisis tentang kemungkinan dilaksanakannya proyek tersebut atau biasa disebut dengan studi kelayakan proyek (SKP). Apabila studi kelayakan ini dianggap memenuhi syarat, maka dapat diadakan perencanaan perancangan yang meliputi survei lapangan, penyelidikan tanah, dan perencanaan struktur. 2.2 Survei Lapangan Sebelum melakukan perencanaan Proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar di desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, dilakukan survei lapangan terlebih dahulu. Survei lapangan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Pemerinta Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bidang Bina Marga dan CV. Damar Sakti Mandiri sebagai Kontraktor Pelaksana dalam pekerjaan Proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar. Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Pemerinta Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bidang Bina Marga dan CV. Damar Sakti Mandiri sebagai Kontraktor Pelaksana harus saling berkoordinasi sehingga dapat menentukan suatu perubahan atau suatu hal yang berhubungan dengan proyek tersebut agar pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak mengalami keterlambatan waktu dan tidak terjadi penyimpangan menurut spesifikasi yang telah ditetapkan. CV. Damar Sakti selaku pihak kontraktor terlebih dahulu harus mempelajari gambar rencana dari pekerjaan tersebut untuk dikonsultasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum Pemerinta Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selaku pemilik proyek yang apabila didapat suatu perbedaan atau kesalahan dapat segera dikoordinasikan dan diperbaiki pada item pekerjaan Jalan Koba – Lubuk Besar.
2.3 Penyelidikan Tanah
Penyelidikan tanah bertujuan untuk memperoleh data – data tanah yang diperlukan untuk perencanaan pondasi yang berada didalam tanah, sering disebut Sub Structure sehingga penyelidikan tanah sangat penting dilakukan. Tujuan lain dari penyelidikan tanah adalah untuk menentukan kapasitas daya dukung tanah, menentukan tipe dan kedalaman pondasi. Beberapa cara yang dilakukan untuk penyelidikan tanah pada proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar desa Lubuk Lingkuk adalah dengan Lubang Uji (Test-Pit), dan Kerucut Pasir (Sand Cone), Pada proyek jalan ini, penyelidikan tanah berguna untuk mengetahui daya dukung tanah untuk tiap – tiap titik perletakan drainase dan jenis timbunan yang digunakan dalam pekerjaan jalan tersebut. 2.4 Jenis Perkerasan dan Komponenya Perkerasan jalan merupakan lapis perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan. Perkerasan yang dirancang untuk Proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar adalah tipe perkerasan lentur (Flexible Pavement). Menurut sukirman (2003), Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100°C). Menurut sukirman (2003), Perkerasan jalan lentur terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut : 1. Lapisan tanah dasar (Subgrade) Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya. Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan digunakan. Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Pada umumnya CBR tanah dasar disyaratkan minimum 6%. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain-lain.
2. Lapisan pondasi bawah (Subbase course)
Lapisan ini berada dibawah lapisan pondasi atas dan diatas lapisan tanah dasar. Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban dari lapisan pondasi bawah ke lapisan tanah dasar, untuk menghemat penggunaan material yang digunakan pada lapisan pondasi atas, karena biasanya menggunakan material yang lebih murah. Selain itu lapisan pondasi bawah juga berfungsi untuk mencegah partikel halus masuk kedalam material perkerasan jalan dan melindungi air agar tidak masuk kelapisan dibawahnya. 3. Lapisan pondasi atas (Base course) Lapisan ini terletak dilapisan dibawah lapisan permukaan. Lapisan ini terutama berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban roda dan menerus beban ke lapisan dibawahnya, sebagai bantalan untuk lapisan permukaan dan lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Material yang digunakan untuk lapisan ini diharus material dengan kualitas yang tinggi sehingga kuat menahan beban yang direncanakan. Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban- beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan Aspal buton pondasi (Asphalt Concrete Base atau Asphalt Treated Base) 4. Lapisan permukaan (Surface course) Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya. Lapisan ini berfungsi sebagai penahan beban roda. Lapisan ini memiliki stabilitas yang tinggi, kedap air untuk melindungi lapisan dibawahnya sehingga air mengalir ke saluran di samping jalan, tahan terhadap keausan akibat gesekan rem kendaraan dan diperuntukkan untuk meneruskan beban kendaraan ke lapisan dibawahnya. Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup atau lapis aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas. Sumber : Beton Aspal Campuran Panas ,Sukirman 2003 Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Jalan Lentur
2.5 Perencanaan Drainase
Perencanaan pekerjaan saluran Drainase pada proyek ini merupakan pekerjaan saluran yang berada di tepi jalan, dimana saluran Drainase berfungsi untuk menampung dan mengalirkan limpahan air dari badan jalan ke saluran drainase agar tidak terjadi genangan pada badan jalan yang akan merusak lapisan perkerasan jalan.