Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PERENCANAAN PROYEK

2.1 Tinjauan Umum


Sebagai dasar dalam pelaksanaan di lapangan dalam suatu proyek, perlu
diperhatikan faktor-faktor kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain
yang dapat mendukung suatu perencanaan yang baik dan efektif. Dalam Proyek
Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar di desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan
Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
didasari oleh kebutuhan akan kemudahan aksesibilitas di wilayah tersebut,
sehingga tujuan dari proyek tercapai.
Untuk mendapatkan jalan yang nyaman, aman, dan kuat terhadap beban roda
kendaraan yang akan melewati jalan tersebut serta tahan terhadap cuaca, maka
perlu perencanaan yang matang untuk membangun jalan tersebut. Menurut
Hardiyatmo (2007), untuk mendapatkan konstruksi jalan yang baik dan sesuai
perencanaannya maka konstruksi perkerasan jalan harus mampu memikul dan
menyebarkan beban sehingga harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai
berikut ini.
1. Mempunyai tebal yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban lalulintas
ke tanah dasar.
2. Tahan terhadap air, sehingga air tidak mudah masuk meresap ke lapisan di
bawahnya.
3. Permukaan mudah mengalirkan air.
4. Perkerasan mampu menahan regangan akibat beban lalu lintas.
Tahap berikutnya melakukan analisis tentang kemungkinan dilaksanakannya
proyek tersebut atau biasa disebut dengan studi kelayakan proyek (SKP). Apabila
studi kelayakan ini dianggap memenuhi syarat, maka dapat diadakan perencanaan
perancangan yang meliputi survei lapangan, penyelidikan tanah, dan perencanaan
struktur.
2.2 Survei Lapangan
Sebelum melakukan perencanaan Proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk
Besar di desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka
Tengah, dilakukan survei lapangan terlebih dahulu. Survei lapangan dilakukan
oleh Dinas Pekerjaan Umum Pemerinta Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung bidang Bina Marga dan CV. Damar Sakti Mandiri sebagai Kontraktor
Pelaksana dalam pekerjaan Proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar.
Dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Pemerinta Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung bidang Bina Marga dan CV. Damar Sakti Mandiri sebagai
Kontraktor Pelaksana harus saling berkoordinasi sehingga dapat menentukan
suatu perubahan atau suatu hal yang berhubungan dengan proyek tersebut agar
pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak mengalami keterlambatan waktu dan tidak
terjadi penyimpangan menurut spesifikasi yang telah ditetapkan. CV. Damar Sakti
selaku pihak kontraktor terlebih dahulu harus mempelajari gambar rencana dari
pekerjaan tersebut untuk dikonsultasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum
Pemerinta Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selaku pemilik proyek
yang apabila didapat suatu perbedaan atau kesalahan dapat segera dikoordinasikan
dan diperbaiki pada item pekerjaan Jalan Koba – Lubuk Besar.

2.3 Penyelidikan Tanah


Penyelidikan tanah bertujuan untuk memperoleh data – data tanah yang
diperlukan untuk perencanaan pondasi yang berada didalam tanah, sering disebut
Sub Structure sehingga penyelidikan tanah sangat penting dilakukan. Tujuan lain
dari penyelidikan tanah adalah untuk menentukan kapasitas daya dukung tanah,
menentukan tipe dan kedalaman pondasi. Beberapa cara yang dilakukan untuk
penyelidikan tanah pada proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar desa
Lubuk Lingkuk adalah dengan Lubang Uji (Test-Pit), dan Kerucut Pasir (Sand
Cone), Pada proyek jalan ini, penyelidikan tanah berguna untuk mengetahui daya
dukung tanah untuk tiap – tiap titik perletakan drainase dan jenis timbunan yang
digunakan dalam pekerjaan jalan tersebut.
2.4 Jenis Perkerasan dan Komponenya
Perkerasan jalan merupakan lapis perkerasan yang terletak di antara lapisan
tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
sarana transportasi dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi
kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang
diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari
bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan. Perkerasan yang dirancang
untuk Proyek Peningkatan Jalan Koba – Lubuk Besar adalah tipe perkerasan
lentur (Flexible Pavement).
Menurut sukirman (2003), Perkerasan lentur adalah perkerasan yang
menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada saat panas.
Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100°C). Menurut
sukirman (2003), Perkerasan jalan lentur terdiri dari beberapa jenis lapisan
perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagai berikut :
1. Lapisan tanah dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari perkerasan jalan raya.
Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai spesifikasi
yang direncanakan makan tanah tersebut akan langsung dipadatkan dan
digunakan. Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai
tempat perletakan lapis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan
jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas
dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan
tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR). Pada umumnya CBR tanah dasar disyaratkan minimum
6%. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah
yang distabilisasi dan lain-lain.

2. Lapisan pondasi bawah (Subbase course)


Lapisan ini berada dibawah lapisan pondasi atas dan diatas lapisan tanah
dasar. Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban dari lapisan pondasi
bawah ke lapisan tanah dasar, untuk menghemat penggunaan material yang
digunakan pada lapisan pondasi atas, karena biasanya menggunakan material
yang lebih murah. Selain itu lapisan pondasi bawah juga berfungsi untuk
mencegah partikel halus masuk kedalam material perkerasan jalan dan
melindungi air agar tidak masuk kelapisan dibawahnya.
3. Lapisan pondasi atas (Base course)
Lapisan ini terletak dilapisan dibawah lapisan permukaan. Lapisan ini
terutama berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban roda dan
menerus beban ke lapisan dibawahnya, sebagai bantalan untuk lapisan
permukaan dan lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Material
yang digunakan untuk lapisan ini diharus material dengan kualitas yang tinggi
sehingga kuat menahan beban yang direncanakan. Bahan-bahan untuk lapis
pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-
beban roda. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan
beberapa hal antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan
dan jarak angkut bahan ke lapangan Aspal buton pondasi (Asphalt Concrete
Base atau Asphalt Treated Base)
4. Lapisan permukaan (Surface course)
Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya. Lapisan ini
berfungsi sebagai penahan beban roda. Lapisan ini memiliki stabilitas yang
tinggi, kedap air untuk melindungi lapisan dibawahnya sehingga air mengalir
ke saluran di samping jalan, tahan terhadap keausan akibat gesekan rem
kendaraan dan diperuntukkan untuk meneruskan beban kendaraan ke lapisan
dibawahnya. Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup
atau lapis aus (wearing course) di atas lapis permukaan tersebut. Fungsi lapis
aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk
mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance)
permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu
lintas.
Sumber : Beton Aspal Campuran Panas ,Sukirman 2003
Gambar 2.1 Lapisan Perkerasan Jalan Lentur

2.5 Perencanaan Drainase


Perencanaan pekerjaan saluran Drainase pada proyek ini merupakan
pekerjaan saluran yang berada di tepi jalan, dimana saluran Drainase berfungsi
untuk menampung dan mengalirkan limpahan air dari badan jalan ke saluran
drainase agar tidak terjadi genangan pada badan jalan yang akan merusak lapisan
perkerasan jalan.

Anda mungkin juga menyukai