BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1988).
dalam air. Minyak hasil alam biasa terdapat sejumlah “impurities”. Ditinjau
merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Sifat-sifat kimia dan fisika
Minyak jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-
jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak
yang tepat agar limbah minyak jelantah ini dapat bermanfaat dan tidak
(Anonim, 2009).
Hasil kajian dari Badan Pengawasan Obat dan makanan (Badan POM),
minyak goreng berkali-kali ( lebih dari 2 kali ) pada suhu tinggi akan
stroke, kanker, dan tumor. Selain itu, yang lebih berbahaya adalah
oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia. Minyak jelantah ini memiliki
jumlah asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada minyak goreng yang
melihat perbedaan rata-rata kadar asam lemak jenuh dan asam lemak
3
tidak jenuh pada minyak goreng yang belum digunakan hingga pemakaian
tinggi kandungan asam lemak jenuhnya yaitu pada minyak yang belum
dipakai (45,96%), 1 kali pakai (46,09%), 2 kali pakai (46,18%), 3 kali pakai
mensyaratkan nilai asam lemak bebas (FFA) Free Fatty Acid yang aman
Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (sebagai lemak yang
satu contoh senyawa yang terkandung dalam bahan pangan yang dapat
karena adanya proses pemanasan bahan pangan pada suhu tinggi yang
untuk dilakukannya praktikum analisa asam lemak bebas agar kita dapat
konsumsi.(Anonim, 2009)
air pada saluran pembuangan. Minyak atau pun lemak yang mencemari
minyak goreng bekas, salah satunya minyak jelantah dapat didaur ulang
menjadi minyak layak pakai dan jernih kembali menggunakan ampas tebu
sesuai pemakaiannya.
ampas tebu selama tiga hari (0,12%). Jadi penelitian ini dikatakan berhasil
apabila dapat menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak jelantah
B. Rumusan Masalah
lemak bebas”.
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
konsentrasi 40 gram.
6
konsentrasi 50 gram.
D. Manfaat penelitian
akademik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
netral yang tidak larut dalam air. Selain itu minyak goreng
pemakaian minyak goreng bekas ini, di satu sisi kita ingin untuk
keluarga.
dipakai untuk menggoreng daging. Tapi hal ini tidak berlaku bagi
cepat tengik.
bebas. Sehingga dalam fase ini minyak akan bersifat toksik (efek
kerugian bagi kita seperti merusak sel-sel tubuh kita juga membran
tubuh.
Tabel 2.2
Dampak Minyak Goreng Terhadap Kolesterol Darah (mmol/L)
Minyak Sawit
Kolesterol
Total HDL LDL
Waktu
0 Minggu 6,11 1,22 4,55
khas minyak, minyak dalam kondisi cair dan sedikit berlendir khas
Tabel 2.3
Komponen Minyak Jelantah
Komponen %
TGS 95,40%
FFA 3,10%
WATER 0,10%
IMPURITIES 1,40%
Total 100%
Sumber:( Penggunaan Proses Transesterifikasi Terhadap Minyak
Jelantah Sebagai Polutan Menjadi Biodiesel.KTI Welni
2012)
layak pakai. Ampas tebu dalam analisa itu berfungsi sebagai bahan
C. Analisis Minyak
tujuan ini :
13
penyimpanan.
Firmansyah, 2014)
D. Tanaman Tebu
keadaan iklim. Pada pucuk batang tebu terdapat titik tumbuh yang
stek dan akar tunas. Akar steak disebut pula akar bibit yang masa
hidupnya tidak lama. Akar ini tumbuh pada cincin akar dari steak
Supriyadi, 1992 ).
Tabel 2.4
Kandungan Ampas Tebu
KOMPOSISI KIMIA % KANDUNGAN
Abu Lignin 0,79
Pentosa 12,70
Sari (alkohol) 27,90
Sari (benzena) 10,21
Selulosa 44,70
Kelarutan dalam air panas 3,70
Sumber: Balai Besar Penelitian & Pengembangan Industri
Selulosa,1986
E. Adsorpsi
memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas,
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
1. Kerangka Konsepsional
2. Variabel Penelitian
berikut:
- Variabel Pengganggu
- - pH
- - Waktu Kontak
-
keterangan :
3. Definisi Operasional
kuliner.
larutan.
4. Kriteria Obyektif
C. Instrumen Penelitian
1. Alat :
a. Erlenmayer 250 ml
b. Buret 50 ml
c. Beaker gelas
d. Gelas ukur
e. Pipet tetes
f. Pengaduk
g. Ayakan
h. Kertas saring
j. Blender
k. Desikator
21
2. Bahan
a. Minyak jelantah
c. NaOH/KOH
d. Indikator PP
e. Ampas tebu
f. Aquadest
g. Alkohol
h. Etanol
3. Langkah Kerja
yang sama.
erlenmeyer.
hari.
1) persiapan sampel
homogen.
2) Persiapan Pengujian
b) Timbang 0,4 g ± 0,02 gram untuk NaOH 0,1 N dan KOH 0,1
erlenmayer 250 ml
4) Perhitungan
Dimana =
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Gambar 4.1
Gambar 4.2
27
sebanyak 0,35%.
28
Tabel 4.1
Hasil Pemeriksaan Minyak Jelantah Menggunakan Ampas Tebu
Konsentrasi 40 gr Dalam Menurunkan Kadar Asam Lemak Bebas
Kandungan asam lemak bebas (%) Rata-rata Rata-rata Rata-rata
bebas
Awal 0,35 0 - - - - 0,35 0 0
Kontrol 0,35 0 - - - - 0,35 0 0
40 gr 0,30 0,05 0,30 0,05 0,30 0,05 0,30 0,05 16,67%
Sumber Data Primer Tahun 2015
Keterangan : PN (Penurunan)
P (Perlakuan)
sebanyak 0,35%.
Tabel 4.2
Hasil Pemeriksaan Minyak Jelantah Menggunakan Ampas
Tebu Konsentrasi 50 gr Dalam Menurunkan Kadar Asam
Lemak Bebas
Kandungan asam lemak bebas (%) Rata-rata Rata-rata Rata-rata
bebas
Awal 0,35 0 - - - - 0,35 0 0
Kontrol 0,35 0 - - - - 0,35 0 0
50 gr 0,28 0,07 0,28 0,07 0,27 0,08 0,28 0,07 25%
Sumber Data Primer 2015
Gambar 4.3
30
40,00%
35,00%
30,00%
25,00%
20,00%
0.35% 0.35%
15,00% 0.30% 0.28%
10,00%
5,00%
0,00%
Sampel Awal Kontrol Konsentrasi Konsentrasi
40 gr 50 gr
B. Pembahasan.
bahwa ampas tebu memiliki daya serap yang dapat menjernihkan dan
bebasnya.
asam lemak bebas dari variasi ukuran ampas tebu yaitu 50 gr,
bebasnya.
01-3741-2002.
maksimal 0,30%.
Raksa (Hg), Timbal (Pb), timah (Sn), seng (Zn), arsen (As), dan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
40
minyak jelantah.
minyak jelantah.
01-3741-2002.
3741-2002.
B. Saran
tembaga (Cu), Raksa (Hg), Timbal (Pb), timah (Sn), seng (Zn),