Anda di halaman 1dari 7

J. Pijar MIPA, Vol. 14 No.

1, Maret 2019: 55-61 ISSN 1907-1744 (Cetak)


DOI: 10.29303/ jpm.v14.i1.569 ISSN 2460-1500 (Online)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN NUMBER HEAD TOGETHER


TERHADAP AKTIVITAS, MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

THE INFLUENCE OF DISCOVERY AND NUMBER HEAD TOGETHER LEARNING MODEL ON THE
ACTIVITY, MOTIVATION AND STUDENT LEARNING OUTCOMES

Soesilowaty Halim*, Didimus Tanah Boleng, P.M Labulan

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman
Jalan Gunung Kelua Samarinda. Indonesia

Email: soesihalim69@gmail.com

Diterima: 25 Juni 2018. Disetujui: 18 September 2018. Dipublikasikan: 31 Maret 2019

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery learning dan
number head together terhadap aktivitas, motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen semu (quasi experimental design). Adapun desain yang digunakan pada penelitian ini adalah
pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIPA Tahun
Pelajaran 2017/2018 di SMA Negeri 3 Samarinda yang berjumlah 286 siswa, dengan sampel yang terdiri dari 3
kelas yakni X MIPA 1 sebagai kelas eksperimen 1 (dengan model discovery learning DL), kelas X MIPA 2
sebagai kelas eksperimen 2 (dengan model number head together NHT) dan kelas X MIPA 3 sebagai kelas
control (dengan model konvensional). Instrument dalam penelitian ini berupa lembar observasi, angket dan soal
pre-test dan post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh model pembelajaran DL terhadap
Aktivitas Belajar siswa kelas X SMAN 3 Samarinda. Pengaruh Model DL bersifat positif terhadap tingginya
aktivitas belajar siswa. (2) Ada pengaruh model Pembelajaran NHT terhadap aktivitas belajar siswa kelas X
SMAN 3 Samarinda. Model NHT berpengaruh positif terhadap aktivtas belajar siswa. (3) Ada pengaruh model
pembelajaran DL terhadap Motivasi Belajar siswa kelas X SMAN 3 Samarinda. Pengaruh Model DL bersifat
positif terhadap tingginya motivasi belajar siswa. (4) Ada pengaruh model Pembelajaran NHT terhadap motivasi
belajar siswa kelas X SMAN 3 Samarinda. Model NHT berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa. (5)
Ada pengaruh model pembelajaran DL terhadap Hasil Belajar siswa kelas X SMAN 3 Samarinda. Pengaruh
Model DL bersifat positif terhadap nilai hasil belajar siswa. (6) Ada pengaruh model Pembelajaran NHT
terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 3 Samarinda. Model NHT berpengaruh positif terhadap nilai hasil
belajar siswa.

Kata Kunci: discovery learning, number head together, aktivitas, motivasi, hasil belajar

Abstract. This study aims to determine the influence of discovery learning and number head together on student
activity, motivation and student learning outcomes. This research is a quasi-experimental study (quasi
experimental design). This study is using the Pretest-Posttest Control Group Design. The population in this
study were all students of class X MIPA in Academic Year 2017/2018 in SMA Negeri 3 Samarinda, totaling
286 students, with samples consisting of 3 classes namely X MIPA 1 as experimental class 1 (with Discovery
Learning), class X MIPA 2 as experimental class 2 (with NHT) and class X MIPA 3 as control class (with
conventional learning). The instruments in this study using the form of observation sheets, questionnaires and
pre-test and post-test questions. The results of the study show that: (1) There is the influence of the discovery
learning on Learning Activities of class X students of SMAN 3 Samarinda. The influence of the discovery
learning is positive on the high student learning activities. (2) There is the influence of the NHT Learning model
on the learning activities of class X students of SMAN 3 Samarinda. The NHT model has a positive effect on
student learning activities. (3) There is the influence of the discovery learning on Learning Motivation of class
X students of SMAN 3 Samarinda. The influence of the discovery learning is positive on the high motivation of
student learning. (4) There is the influence of the NHT Learning model on the learning motivation of class X
students of SMAN 3 Samarinda. The NHT model has a positive effect on student learning motivation. (5) There
is the influence of the discovery learning on the Learning Outcomes of class X students of SMAN 3 Samarinda.
The influence of the discovery learning is positive on the value of student learning outcomes. (6) There is the
influence of the NHT Learning model on the learning outcomes of class X SMAN 3 Samarinda. The NHT
model has a positive effect on the value of student learning outcomes.

Keywords: discovery learning, discovery learning, activity, motivation, learning outcomes

55
J. Pijar MIPA, Vol. 14 No.1, Maret 2019: 55-61 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/ jpm.v14.i1.569 ISSN 2460-1500 (Online)

PENDAHULUAN ketuntasan 32,22 %. Yang tidak memenuhi KKM


Pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sebanyak 67,78 %.
sadar dari seorang guru untuk membelajarkan Berdasarkan hasil wawancara dengan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan guru Biologi yang mengajar di kelas X pada tahun
sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai 2016, aktivitas dan motivasi siswa menurun
tujuan yang diharapkan [1]. Tujuan proses belajar menjelang berakhirnya semester karena konsentrasi
mengajar secara ideal yaitu agar semua peserta siswa terbagi dengan berbagai kegiatan maupun
didik dapat menguasai bahan ajar secara maksimal. tugas yang harus diselesaikan.Indikasi menurunnya
Namun ternyata masalah yang masih banyak keaktivan siswa terlihat dalam proses pembelajaran
diperbincangkan adalah rendahnya mutu di kelas, siswa cenderung diam mendengarkan,
pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata enggan menjawab pertanyaan ataupun bertanya.
hasil belajar. Motivasi belajar akan membantu siswa
Selain itu, dalam pelaksanaan masih ada memusatkan perhatian selama pembelajaran
anggapan bahwa siswa dalam satu kelas sehingga proses belajar lebih efektif. Hal ini karena
mempunyai kemampuan dan cara belajar yang siswa yang memiliki motivasi akan mengadakan
sama. Dengan pengajaran klasikal yang melihat respon untuk mencapai tujuan [2].
sejumlah peserta didik dengan pemberian Upaya untuk mengatasi permasalahan
pengajaran yang sama, tentu saja tidak sejalan tersebut, peneliti mencoba untuk menggunakan
dengan asas bahwa anak itu secara individual model pembelajaran Discovery Learning dan
berbeda-beda dalam kemampuan dasarnya, minat, Number Head Together (NHT). Penggunaan
kecepatan, dan lamban belajarnya. Discovery Learning, ingin mengubah kondisi
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif.
menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke
berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik student oriented. Merubah modus Ekspository
dapat menggunakan beberapa strategi seperti peserta didik hanya menerima informasi secara
pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran keseluruhan dari guru ke modus Discovery peserta
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang didik menemukan informasi sendiri [3-6].
memilikinama, ciri, sintak, pengaturan, Sedangkan model pembelajaran tipe NHT
danbudayamisalnyadiscovery learning, project- kelebihannya adalah dapat memberikan
based learning, problem-based learning, inquiry kesempatan kepada siswa untuk saling
learning. membagikan ide-ide dan memper-timbangkan
SMA Negeri 3 Samarinda adalah salah jawaban yang paling tepat. Selain itu, model ini
satu sekolah yang mengimplementasikan juga mendorong siswa untuk meningkatkan
Kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 2013-2014 semangat kerja sama antara anggota kelompok dan
bagi kelas X. Dalam pengimplementasiannya pembelajaran ini melibatkan lebih banyak siswa
banyak sekali kendala yang dihadapi. Salah satunya dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
adalah mengubah mindset guru, dari teacher pelajaran, sehingga secara tidak langsung dapat
centered ke student centered. Sebagai akibatnya mengecek pemahaman tiap anggota kelompok
adalah sukarnya mencapai standar Kriteria terhadap materi pelajaran tersebut [7-13].
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, peneliti mencoba
Berdasarkan hasil observasi, guru mengetahui pengaruh kedua model pembelajaran
menyatakan bahwa materi Protista pada mata tersebut terhadap aktivitas, motivasi dan hasil
pelajaran biologi adalah materi yang sulit dipahami belajar siswa pada materi Protista sehingga dapat
siswa. Konsep materi yang didominasi objek-objek dijadikan alternative mengatasi masalah yang
mikroskopik serta bersifat hafalan menyebabkan terjadi. Dengan penggunaan kedua model tersebut
siswa kesulitan dalam memahami materi ini. Hal diharapkan mampu meningkatkan aktivitas,
senada juga dikemukakan oleh siswa. Dari hasil motivasi dan hasi belajar materi Protista.
observasi berupa angket yang disebar kepada siswa
kelas XI pada tahun pelajaran yang sama 2017- METODOLOGI PENELITIAN
2018, 85% menyatakan materi Protista yang paling Jenis penelitian ini adalah penelitian
sulit dikuasai. Selain itu, keterampilan guru dalam eksperimen semu (quasi experimental design).
merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi Penelitian ini tergolong penelitian komparatif
pembelajaran serta karakteristik siswa yang dengan pendekatan eksperimen. Penelitian
berbeda menjadi hambatan/permasalahan sehingga komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
nilai yang diperoleh siswa masih banyak berada di membedakan. Menguji hipotesis komparatif berarti
bawah KKM yang telah ditetapkan pada mata menguji parameter populasi yang terbentuk
pelajaran biologi yaitu 75. Hal ini terlihat pada perbedaan [14].
hasil ulangan harian materi Protista siswa kelas X Penelitian ini bersifat quasi eksperimen.
SMA Negeri 3 Samarinda Tahun Pelajaran 2016- Desain ini mempunyai kelompok kontrol, namun
2017, yang terdiri dari 239 siswa dengan persentase tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

56
J. Pijar MIPA, Vol. 14 No.1, Maret 2019: 55-61 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/ jpm.v14.i1.569 ISSN 2460-1500 (Online)

mengontrol variabel-variabel luar yang Q1 : Pretes


mempengaruhi pelaksanaan eksperimen [14]. Q2 : Postes
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah X1 : Perlakuan pembelajaran menggunakan
Pretest-Posttest Control Group Design. Desain model Discovery Learning
penelitian digambarkan pada Tabel 1. X2 : Perlakuan pembelajaran menggunakan
model Number Head Together
Tabel 1. Desain Penelitian X3 : Tanpa perlakuan model pembelajaran/
model Konvensional
Pretes Postes Y1 : Angket aktivitas belajar
Kelompok Angket Perlakuan Angket Y2 : Angket motivasi belajar
R1 Q1 X1Y1Y2 Q2
R2 Q1 X2 Y1Y2 Q2 Populasi dalam penelitian ini adalah
R3 Q1 X3Y1Y2 Q3 seluruh siswa kelas X MIPA SMA Negeri 3
Keterangan: Samarinda pada semester ganjil tahun pelajaran
R1 : Kelompok eksperimen I 2017/2018, yaitu kelas X MIPA1 sampai kelas X
R2 : Kelompok eksperimen II MIPA8. Dengan jumlah 286 siswa. Terdistribusi
R3 : Kelompok kontrol setiap kelasnya 36 siswa.

Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data

Data Teknik Instrumen Responden Analisis Data

Aktivitas Belajar Mengamati Lembar obsrevasi Siswa Deskriptif


dengan lembar Kualitatif
observasi
Motivasi Belajar Angket Angket motivasi Siswa Deskriptif
Kualitatif
Hasil Belajar Tes/ Soal Pretest dan Postest Siswa Deskriptif
Non Tes Kuantitatif
Tanggapan Guru Angket Angket Guru Deskriptif
Kualitatif
Tanggapan Siswa Angket Angket Siswa Deskriptif
Kualitatif

Teknik samping yang digunakan pada HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel Uji hipotesis pengaruh model
diambil dengan pertimbangan, dimana dari total pembelajaran terhadap aktivitas belajar dengan
populasi diambil 3 kelas yang dijadikan sebagai mengunakan SPSS versi 22, diperoleh hasil pada
sampel dianggap setara, ke tiga kelas ini sudah table 3.
diuji kesetaraannya. Kelas X MIPA1 sebagai kelas
eksperimen 1 (dengan model DL) dan X MIPA2 Tabel 3. Uji Anacova Model
sebagai kelas eksperimen 2 (dengan model NHT) Pembelajaran Terhadap Aktivitas
Sedangkan kelas X MIPA3 sebagai kelas kontrol Belajar Siswa
dengan model dan metode pembelajaran
Konvensional. Type III
Mean
Untuk memperoleh data-data yang Source Sum of df Fhitung Sig.
Square
dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan teknik Squares
pengumpulan data seperti yang terangkum pada Correcte 110.019a 2 55.009 7.850 .001
tabel 2. d Model
Teknik analisis data dalam penelitian ini 24420.148 1 24420.1 3484.6 .000
menggunakan statistik deskriptif dan statistik Intercept
5
inferensial. Statistic deskriptif digunakan untuk Model 110.019 2 55.009 7.850 .001
mengungkapkan skor dan mengkategorikan Error 735.833 105 7.008
variabel terikat yaitu aktivitas, motivasi dan hasil Total 25266.000 108
belajar. Sedangkan statistic inferensial digunakan a. R Squared = .130 (Adjusted R Squared = .113)
untuk menguji hipotesis penelitian, yakni
menggunakan uji Anacova menggunakan SPSS Pada tabel 3, diperoleh nilai Fhitung =
Versi 22.0 7,850 dan nilai sig. 0,001 < 0.05, berarti ada
perbedaan hasil aktivitas belajar siswa yang diberi

57
J. Pijar MIPA, Vol. 14 No.1, Maret 2019: 55-61 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/ jpm.v14.i1.569 ISSN 2460-1500 (Online)

pembelajaran model DL, model NHT dengan siswa Untuk variabel model pembelajaran, nilai
yang diberi pembelajaran konvensional. Fhitung = 32,193 > Ftabel = 3,083 dan nilai sig
Berdasarkan hasil uji lanjut LSD untuk 0,000 < 0.05 (α) maka variabel model
perbandingan aktivitas belajar model DL terhadap pembelajaran berpengaruh terhadap motivasi
aktivitas belajar model NHT memiliki nilai sig. belajar artinya ada perbedaan motivasi belajar
(0.859) > 0.05, berarti tidak terdapat perbedaan siswa dengan perlakuan model DL, model NHT
antara aktivitas belajar model DL dengan aktivitas dan siswa dengan pembelajaran konvensional.
belajar model NHT. Model DL dan NHT Jadi, motivasi belajar awal/sebelum perlakuan
mempunyai pengaruh yang sama terhadap aktivitas berpengaruh terhadap motivasi belajar sesudah
belajar siswa. Hal ini terjadi karena baik model DL perlakuan, baik motivasi belajar rendah, motivasi
maupun NHT memiliki kelebihan yang sama dalam belajar sedang maupun motivasi belajar tinggi.
membangkitkan aktivitas belajar siswa. Selanjutnya Berdasarkan hasil uji lanjut pengaruh
perbandingan aktivitas belajar model DL dengan perlakuan model pembelajaran terhadap motivasi
aktivitas belajar konvensional diperoleh nilai sig belajar menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
(0.001) < 0.05 berarti ada perbedaan yang nyata nyata antara hasil motivasi belajar kelas DL dengan
antara kedua aktivitas belajar tersebut. Kemudian hasil motivasi belajar konvensional. Ini berarti
perbandingan antar aktivitas belajar model NHT pembelajaran model DL menhasilkan motivasi
terhadap aktivitas belajar konvensional diperoleh belajar yang lebih baik dari pembelajaran
nilai sig. (0.001) < 0.05 berarti ada perbedaan yang konvensional. Hal itu terjadi juga pada
nyata antar aktivitas belajar keduanya. pembelajaran model NHT, lebih baik motivasi
Model pembelajaran kooperatif learning belajarnya dibanding motivasi belajar pada
tipe NHT ini memang memiliki kelebihan yang pembelajaran konvensional. Ini terlihat dari hasil
dapat melatih siswa berinteraksi dengan siswa motivasi belajar kelas NHT dengan kelas
lain,sehingga semua siswa aktif dalam proses konvensional juga berbeda nyata, sedangkan hasil
pembelajaran serta menimbulkan rasa tanggung motivasi belajar kelas DL dengan NHT tidak
jawab sesama kelompok sehingga dapat terdapat perbedaan yang nyata, maka kedua model
meningkatkan penguasaan akademik siswa. Hal ini sama baiknya dalam member pengaruh pada
senada dikatakan oleh Fathurrohman [2] bahwa motivasi belajar siswa.
model NHT dapat meningkatkan keterampilan. Uji hipotesis pengaruh model
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi pembelajaran terhadap hasil belajar kognitif dengan
tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang mengunakan SPSS versi 22, diperoleh hasil pada
lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja table 5.
dalam kelompok dan sebagainya
Uji hipotesis pengaruh model Tabel 5. Uji Anacova Model
pembelajaran terhadap motivasi belajar dengan Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar
mengunakan SPSS versi 22, diperoleh hasil pada Kognitif
table 4.
Type III
Mean
Tabel 4. Uji Anacova Model Source Sum of df Fhitung Sig.
Square
Pembelajaran Terhadap Motivasi Squares
Belajar Siswa Correcte 2047.645a 3 682.548 17.743 .000
d Model
Type III Intercept 132834.9 1 132834.95 3453.15 .000
Mean
Source Sum of df Fhitung Sig. Model 1060.460 1 1060.46 27.567 .000
Square
Squares Error 1605.949 2 802.974 20.874 .000
Corrected 13721.147 3 4573.72 54.632 .000 Total 4000.651 104 38.468
a
Model a. R Squared = .152 (Adjusted R Squared = .127)
Intercept 3156.073 1 3156.07 37.699 .000
Model 8618.795 1 8618.79 102.95 .000 Pada penelitian ini nilai corrected model
Error 5390.274 2 2695.14 32.193 .000 untuk Fhitung = 17.743 > Ftabel = 2,692 dan nilai
Total 8706.733 104 83.719 sig 0.000 < 0.05, berarti variabel–variabel bebas
a. R Squared = .612 (Adjusted R Squared = .601) (model DL, model NHT, konvensional dan hasil
pretest) secara bersama–sama berpengaruh
Pada penelitian ini nilai corrected model terhadap variabel terikat (hasil belajar).
untuk Fhitung = 54,632 > Ftabel = 2,692 dan nilai Untuk variabel model pembelajaran nilai
sig 0.000 < 0.05, nilai ini berarti variabel–variabel Fhitung = 20,874 > Ftabel = 3,083 dan nilai sig
bebas (model DL, model NHT, Konvensional dan 0,000 < 0.05 (α) maka variabel model
motivasi belajar awal) secara bersama–sama pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar
berpengaruh terhadap variabel terikat (motivasi artinya ada perbedaan hasil belajar siswa yang
belajar). diberi pembelajaran dengan model DL, model NHT

58
J. Pijar MIPA, Vol. 14 No.1, Maret 2019: 55-61 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/ jpm.v14.i1.569 ISSN 2460-1500 (Online)

dan dengan siswa yang diberi pembelajaran akan dating sehingga motivasi pada dirinya
konvensional. Artinya hasil belajar pretest semakin tinggi.
berpengaruh terhadap hasil belajar posttest. Motivasi eksternal pada Indikator kegiatan
Berdasarkan hasil uji lanjut LSD untuk yang menarik siswa.Siswa memerlukan kegiatan
hasil belajar konvensional terhadap hasil belajar yang menarik dan seru dalam kegiatan
model DL , ada perbedaan yang nyata antara kedua pembelajaran untuk memacu motivasi. Peningkatan
model pembelajaran pada hasil belajarnya, artinya prestasi akademik serta peningkatan motivasi
model DL dan Konvensional memiliki pengaruh berprestasi pada mahasiswa S1 Pendidikan geografi
yang berbeda terhadap hasil belajar siswa. di Universitas Negeri Malang di pengaruhi faktor
Demikian juga hasil belajar model konvensional dari dalam (internal) dan faktor dari luar (ekternal)
terhadap hasil belajar model NHT , memiliki siswa [18]. Faktor internal terdiri dari motivasi dan
pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar minat. Rasa perhatian, rasa ketertarikan, dan
siswa. Sedangkan perbandingan antara hasil belajar keinginan lebih dari dalam diri seseorang terhadap
model DL terhadap hasil belajar model NHT, tidak suatu persoalan. Sedangkan faktor eksternal terdiri
terdapat perbedaan antara hasil belajar model DL dari support family, pergaulan (lingkungan), dan
dengan hasil belajar model NHT, maka kedua sarana prasarana belajar.
model pembelajaran memberi pengaruh yang sama Hasrat dalam proses pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa. ditandai dengan aktif (keatifan) siswa bertanya
Alasan Model Discovery dan NHT ketika guru diberi kesempatan. Peserta didi diberi
berpengaruh signifikan terhadap Motivasi belajar. kesempatan bertanya, menyanggah, menjawab, dan
Model Discovery dan NHT mengajarkan siswa diskusi dalam proses percobaan ataupun presentasi.
belajar secara langsung di laboratorium dengan Kesempatan tersebut diberikan apabila terdapat
contoh-contoh nyata dan tidak hanya terpaku oleh persoalan atau hal-hal yang dianggap siswa kurang
materi yang disampaikan oleh guru. Siswa dilatih paham sesuai dengan materi yang disampaikan,
untuk mencari informasi sesuai tema materi untuk baik dengan guru ataupun siswa. Ketika siswa
membantu saat kegiatan penemuan.Mencari bertanya, guru tidak langsung menjawab
informasi dilakukan dengan menggunkan persepsi pertanyaan siswa tetapi memberi kesempatan siswa
langsung dengan meberikan petunjuk-petunjuk di yang lain untuk menanggapi penanya. Kegiatan
lingkungan sekitar, ketimbang menggunakan citra seperti ini menjadikan kegiatan diskusi lebih
retinal sebagai titik awal pemprosesan perseptual bermakna karena informasi yang diperoleh semakin
[15]. Tujuan yang dihasilkan dari pendekatan banyak dan optimal dan menambah wawasan
persepsi langsung ini bukanlah suatu representasi antara siswa dan guru. Otak memiliki informasi
internal lingkungan melainkan suatu kesadaran yang diserap secara cepat dengan cara
untuk berinteraksi lingkungan, sehingga membuat keingintahuan alamiah yang dilakukan siswa [20].
siswamampu mengenali Kingdom Protista. Berjalannya diskusi secara maksimal akan
Motivasi belajar siswa berhubungan meningakatkan motivasi siswa guna semakin
dengan karakteristik, mental, serta emosional. berprestasi. Motivasi berprestasi adalah keinginan
Motivasi merupakan energi mental yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan dengan tingkatan
seseorang agar menjadi pribadi yang lebih kuat maksimal (tertinggi) [21].
ataupun lemah karena alasan tertentu [16]. Faktor Langkah Discovery Learning dilakukan
internal (pengalaman pribadi) dapat menjadikan oleh siswa yaitu langkah pencarian data,
pribadi yang berprestasi. Faktor eksternal dari pengolahan dan pembuktian. Langkah tersebut
familiy, teman, ataupun lingkungan belajar akan lebih banyak dilakukan diluar kelas atau di
mendukung penyebab dari pencapaian prestasi. lapangan. Karena dengan turun langsung di
Aktivitas belajar berupa rangsangan aktivitas otak lapangan maka data yang didapatkan menjadi
untuk mengaktifkan sel-sel saraf atau neuron [17]. lebihnya. Bentuk aktifitas siswa dalam
Rangsangan pembelajaran berupa motivasi dan pembelajaran di lapangan adalah pengambilan data
model pembelajaran yang diterapkan.Motivasi dalam bentuk wawancara. Kegiatan yang membuat
dengan keinginan yang tinggi pada siswaakan siswa berada di lapangan mengakibatkan siswa
mendorong semangat dalam proses pembelajaran merasakan langsung pembelajaran bukan hanya
serta berlatih sesuai keahliannya. sekedar konsep akan tetapi aplikasinya secara
Indikator adanya hasrat dan keinginan nyata. Pemahaman konsep menjadi lebih dalam
pada di siswaakan berprestasi dan berhasil jika ketika siswa benar-benar mengalaminya di
sesuai dengan keahliannya. Motivasi setiap siswa lapangan. Pengalaman tersebut yang sulit
yang mempunyai keahlian dalam mencapai dilupakan oleh siswa. Pendapat tersebut didukung
keberhasilan dan prestasi bertujuan untuk unggul oleh Hosnan yang mengutarakan pembelajaran
berkompetisi [18]. Siswa yang memilki motivasi aktif siswa dengan menemukan sendiri,
berprestasi seringkali tangkas serta belajar secara menyelidiki sendiri maka hasil yang diperoleh akan
mandiri [19]. Siswa bercita-cita sukes di masa yang setia dan tahan lama dalam ingatan siswa[22].

59
J. Pijar MIPA, Vol. 14 No.1, Maret 2019: 55-61 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/ jpm.v14.i1.569 ISSN 2460-1500 (Online)

Konsep dan pengalaman yang tidak mudah terlupa Berdasarkan hasil penelitian yang telah
tersebut akan mempengaruhi hasil belajar siswa. dilakukan, maka saran-saran yang dapat diberikan
Berdasarkan catatan lapangan dan teori oleh penulis adalah:
yang dikemukakan, faktor yang berpengaruh pada 1. Bagi guru, dalam melaksanakan proses belajar
hasil belajar yang terdapat pada kelas eksperimen mengajar guru harus lebih cermat dalam
adalah konsentrasi belajar. Guru dalam perlakuan memilih model pembelajaran yang tepat yang
hanya memaparkan materi pokok dalam waktu sesuai dengan karakteristik materi pelajaran.
singkat sehingga konsentrasi siswa masih penuh. Dengan penggunaan model pembelajaran dalam
Pemaparan materi yang singkat tersebut dapat proses belajar mengajar sangat berpengaruh
meningkatkan daya tangkap siswa dan dalam pencapaian ketuntasan hasil belajar.
meminimalisir ganggunan dalam pembelajaran. 2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat
Menurut Rooijakkers kekuatan perhatian siswa memotivasi guru untuk meningkatkan
adalah tiga puluh menit setelah itu tingkat perhatian kemampuan dan memperbaiki proses
akan menurun [16]. Selain alasan tersebut menurut pembelajaran agar tujuan pendidikan dapat
sintaks model pembelajaran siswa lebih banyak tercapai.
untuk mencari dan mengembangkan hasil yang 3. Bagi peneliti selanjutnya supaya dapat
didapat di lapangan, dengan demikian siswa akan mengembangkan penelitian ini dengan variasi
aktif dalam proses pembelajaran. metode atau pokok bahasan yang lain.
Penyerapan materi pelajaran juga dapat
diterima dengan maksimal apabila siswa dilibatkan DAFTAR PUSTAKA
secara aktif.Bentuk perpaduan model NHT dan
Discovery Learning tersebut membuat siswa aktif [1] Trianto. 2010. Mendesain Model
dalam dalam pembelajaran melalui langkah berfikir Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta.
bersama, mencari dan mengolah data.pembelajaran Kencana.
dengan siswa aktif akan menjadikan pengolahan [2] Fathurrohman, M. 2015. Model-Model
bahan ajar juga semakin baik yang dapat berujung Pembelajaran Inovatif. Jakarta. Ar-Ruzz
dengan hasil belajar yang baik pula. Pendapat Media.
tersebut diperkuat oleh Dimyati apabila siswa aktif [3] Raksun, A. (2009). Implementasi
maka pengolahan bahan ajar juga semakin baik Pembelajaran Kooperatif untuk
[16]. Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
KESIMPULAN DAN SARAN FKIP Universitas Mataram Pada mata kuliah
Kesimpulan yang dapat diambil dari Biologi Dasar. Jurnal pijar MIPA, 4(1).
paparan pembahasan tersebut adalah: [4] Ishak, M., Jekti, D. S. D., & Sridana, N.
1. Ada pengaruh model pembelajaran DL (2017). Pengaruh Penerapan Pendekatan
terhadap Aktivitas Belajar siswa kelas X Saintifik Menggunakan Model Pembelajaran
SMAN 3 Samarinda. Pengaruh Model DL Discovery Dan Kooperatif Tipe Stad
bersifat positif terhadap tingginya aktivitas Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif
belajar siswa. Peserta Didik SDN 13 Ampenan. Jurnal
2. Ada pengaruh model Pembelajaran NHT Pijar Mipa, 12(1).
terhadap aktivitas belajar siswa kelas X SMAN [5] Andayani, Y., Hadisaputra, S., & Hasnawati,
3 Samarinda. Model NHT berpengaruh positif H. (2018, September). Analysis of the Level
terhadap aktivtas belajar siswa. of Conceptual Understanding. In Journal of
3. Ada pengaruh model pembelajaran DL terhadap Physics: Conference Series (Vol. 1095, No.
Motivasi Belajar siswa kelas X SMAN 3 1, p. 012045). IOP Publishing.
Samarinda. Pengaruh Model DL bersifat positif [6] Zakrah, Z., Lestari, N., & Kusmiyati, K.
terhadap tingginya motivasi belajar siswa. (2015). Pengaruh strategi pembelajaran
4. Ada pengaruh model Pembelajaran NHT discovery terhadap kemampuan berpikir
terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMAN kritis siswa pada mata pelajaran IPA kelas
3 Samarinda. Model NHT berpengaruh positif VIII di SMPN 3 Gunungsari tahun ajaran
terhadap motivasi belajar siswa. 2014/2015. Jurnal pijar MIPA, 10(2).
5. Ada pengaruh model pembelajaran DL terhadap [7] Ramandha, M. E. P., Andayani, Y., &
Hasil Belajar siswa kelas X SMAN 3 Hadisaputra, S. (2018, October). An analysis
Samarinda. Pengaruh Model DL bersifat positif of critical thinking skills among students
terhadap nilai hasil belajar siswa. studying chemistry using guided inquiry
6. Ada pengaruh model Pembelajaran NHT models. In AIP Conference
terhadap hasil belajar siswa kelas X SMAN 3 Proceedings (Vol. 2021, No. 1, p. 080007).
Samarinda. Model NHT berpengaruh positif AIP Publishing.
terhadap nilai hasil belajar siswa. [8] Bayuaji, P., Hikmawati, H., & Rahayu, S.
(2017). Pengaruh Model Pembelajaran

60
J. Pijar MIPA, Vol. 14 No.1, Maret 2019: 55-61 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/ jpm.v14.i1.569 ISSN 2460-1500 (Online)

Kooperatif Tipe Student Facilitator And Mataram Tahun Ajaran


Explaining (Sfae) Dengan Pendekatan 2015/2016. Biota, 8(2), 211-225.
Saintifik Terhadap Hasil Belajar [14] Sugiyono. 2016. Metode Penelitian dan
Fisika. Jurnal Pijar Mipa, 12(1). Pengembangan. Bandung. CV. Alfabeta.
[9] Azizah, N. (2016). Pengembangan Lks Dan [15] Ling. Jonathan, dkk. 2012. Psikologi
Penerapannya Dalam Pembelajaran Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan [16] Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Aktivitas dan Hasil Belajar Kimia Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Siswa. Jurnal Pijar Mipa, 11(1). [17] Utomo, D. H. (2016, November). Brain
[10] Susanto, J. (2012). Pengembangan Based Learning: Effects Model A-Car In
Perangkat Pembelajaran Berbasis Lesson Critical Thinking Skills. In lst International
Study dengan Kooperatif Tipe Numbered Cohference on Geography and Education
Heads Together untuk Meningkatkan (ICGE 2016). Atlantis Press.
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA di [18] Retnowati, D. R., Fatchan, A., & Astina, I.
SD. Journal of Primary Education, 1(2). K. (2016). Prestasi akademik dan motivasi
[11] Mulyana, M. A., Hanifah, N., & Jayadinata, berprestasi mahasiswa S1 pendidikan
A. K. (2016). Penerapan model kooperatif geografi universitas negeri malang. Jurnal
tipe numbered heads together (NHT) untuk Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
meningkatkan hasil belajar siswa pada Pengembangan, 1(3), 521-525.
materi kenampakan alam dan sosial [19] Klein, S. B.,1982. “Achievement
budaya. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 331-340. Motivation” dalam Motivation Bioscial
[12] Daud, F., & Fausan, M. M. (2013). Approachches. New York: Mc Graw-Hill
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Book Company.
Tipe Numbered Head Together untuk [20] Jensen, Eric. 2011. Pemelajaran Berbasis
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Otak. Jakarta: Indeks
pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas [21] Lutfiyah, Z., Utaya, S., & Susilo, S. (2016).
VII. A, SMPN 5 Takalar. CHEMICA, 12(1), Hubungan antara Minat Menjadi Guru
40-46. dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal
[13] Hasanah, M. (2015). Perbedaan hasil belajar Pendidikan Geografi, 21(2).
ipa biologi menggunakan model [22] Hosnan M. Dr. 2014. Pendekatan Saintifik
pembelajaran kooperatif tipe numbered dan Kontekstual. Jakarta . Ghalia
heads together (NHT) dengan think pair
share (TPS) pada siswa kelas VIII SMPN 13

61

Anda mungkin juga menyukai