Anda di halaman 1dari 9

BAB II

GENESA TANAH

A. DEFINISI DAN PENGERTIAN GENESA TANAH


Pada dasarnya tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer
(batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfir. Tanah adalah tempat
tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia. Tanah berasal dari
pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh
unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal
sebagai PEDOGENESIS. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh
alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon
dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi
yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Secara umum, komposisi material tanah
berbeda sama sekali dengan material induknya, terutama perberbedaan dalam
sifat-sifat fisik, kimia, mineralogi dan morfologinya. Hampir semua tanah
mempunyai densitas berkisar antara 1 dan 2 g/cm³. Tanah juga diketahui sebagai
bumi, karena merupakan nama dari planit bumi kita.

B. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH


Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di
Amerika Serikat, dalam bukunya Factors of Soil Formation (1941) mengajukan
konsep pembentukan tanah sebagai: S = f (p, cl, o, r, t).
S adalah Soil (Tanah), p = parent material (bahan induk atau batuan),
cl = climate (iklim), o = organism, r = relief (topografi), t = time (waktu). Tanah
tersusun dari partikel partikel hasil rombakan batuan secara kimiawi termasuk
dalam hal ini proses erosi dan pelapukan. Komposisi tanah berbeda dengan
komposisi batuan induknya dan hal ini disebabkan karena adanya interaksi antar
litosfir, hidrosfir, atmosfir dan biosfir. Tanah tersusun dari campuran mineral-
mineral dan bahan organik baik yang berbentuk padat, cair maupun gas. Partikel-
partikel tanah bersifat lepas, membentuk suatu struktur tanah dengan ruang pori
yang berisi larutan tanah yang berbentuk cair dan gas (udara). Pembentukan tanah

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 1


pada dasarnya merupakan dampak dari kombinasi proses fisika, kimia, biologi
dan antropogenik dari batuan induknya. Genesa tanah melibatkan proses-proses
pembentukan lapisan-lapisan atau horison-horison yang dapat diamati pada suatu
profil tanah. Proses proses ini melibatkan penambahan, penghilangan,
transformasi dan tranlokasi dari meterial yang menyusun tanah. Mineral berasal
dari hasil pelapukan batuan yang mengalami perubahan membentuk mineral-
mineral sekunder dan komponen lainnya yang terlarut didalam air, komponen
komponen tersebut kemudian berpindah dari satu tempat ketempat lainnya melalui
aktivitas air ataupun aktivitas binatang. Perubahan dan perpindahan material yang
terdapat didalam tanah yang menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan tanah
yang jelas. Pelapukan batuan dasar akan menghasilkan material induk dimana soil
terbentuk. Sebagai contoh pembentukan tanah yang berasal dari batuan lava di
daerah yang beriklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi. Pada iklim yang
demikian, tumbuh-tumbuhan akan tumbuh dengan cepat, terutama pada batuan
lava basaltis, namun demikian sedikit sekali material organik yang dijumpai.
Tumbuh-tumbuhan ditunjang oleh batuan yang porous yang terisi oleh nutrisi
yang terbawa oleh air, seperti larutan mineral dan guano. Perkembangan akar-akar
tumbuhan yang bercampur dengan jamur mycorrhizal secara berangsur dan
perlahan dapat mengakibatkan terbelahnya batuan lava yang porous dan pada
akhirnya akan terjadi akumulasi dari material organik. Pedologi adalah cabang
ilmu tanah yang mempelajari sifat dan ciri tanah serta proses pembentukan tanah.
Pedologi berasal dari bahasa Rusia pedologiya, yang dalam bahasa Yunani
pedon = tanah. Dalam pedologi dipelajari genesa tanah, morfologi tanah, dan
klasifikasi tanah.

3.2.1 Batuan Induk (Parent Material)


Material penyusun tanah dapat berasal dari hasil pelapukan batuan induknya
atau material yang berasal dari hasil transportasi dari tempat lain, seperti
colluvium dan alluvium. Endapan yang sudah ada dapat tercampur dengan
berbagai cara, yaitu tercampur dengan tanah yang lebih tua, bahan organik
termasuk gambut atau humus dan material antropogenik seperti tanah uruk atau
limbah tambang. Beberapa tanah terbentuk secara langsung dari hasil rombakan

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 2


batuan yang ada dibawahnya. Tanah semacam ini disebut sebagai tanah residu dan
tanah residu memiliki komposisi kimia yang sama dengan batuan induknya.
Kebanyakan tanah berasal dari material hasil transportasi dari tempat lain melalui
media angin, angin dan gaya gravitasi. Tanah Loess adalah tanah yang ditransport
melalui media angin, banyak dijumpai di Amerika Bagian Tengah dan Asia
Tengah. Glacial Till adalah komponen tanah yang banyak dijumpai di belahan
bumi bagian utara dan selatan yang berasal dari pegunungan yang sangat luas. Till
adalah material hasil dari perpindahan es di daratan, dimana proses perpindahan
es ini dapat merombak batuan-batuan yang besar menjadi kepingan kepingan yang
berukuran sangat kecil serta mampu memilah kepingan-kepingan batuan dalam
ukuran yang berbeda beda. Apabila es ini mencair, maka airnya dapat
memindahkan material hasil rombakan dan mengendapkannya ditempat tempat
tertentu dengan jarak yang bervariasi dari tempat asalnya. Pelapukan merupakan
tahap awal dalam mentransformasi bahan induk kedalam bahan tanah. Dalam
pembentukan tanah yang berasal dari batuan induk, lapisan yang tebal dari
material pelapukan disebut sebagai saprolite. Saprolite merupakan hasil dari
proses pelapukan termasuk didalamnya proses hidrolisis (penggantian kation-
kation pada mineral dengan ion-ion hidrogen), proses hidrasi (penyerapan air oleh
mineral-mineral), pelarutan mineral-mineral oleh air, dan proses fisika, seperti
pembekuan, penguapan dan pengeringan. Komposisi mineral dan kimia batuan
induk ditambah dengan sifat fisiknya seperti ukuran butir, tingkat kepadatan
batuan, kecepatan dan jenis pelapukan merupakan faktor-faktor dalam proses
transformasi dari batuan induk kedalam material tanah.

3.2.2 Iklim (Climate)


Pembentukan tanah sangat tergantung pada cuaca / iklim, dan sebagaimana
diketahui bahwa tanah yang berasal dari iklim yang berbeda akan tercermin dari
sifat-sifat tanahnya. Angin menggerakan pasir dan partikel-partikel lainnya,
khususnya di daerah yang beriklim kering (arid region) dimana di daerah ini
biasanya tutupan lahannya/ tanaman jarang dijumpai. Jenis dan jumlah penguapan
yang terlibat dalam pembentukan tanah yaitu melalui perpindahan ion-ion dan
partikel-partikel didalam tanah, penambahan pada perkembangan profil tanah

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 3


yang berbeda beda. Perubahan musim dan fluktuasi temperatur harian berakibat
pada efektivitas dari air dalam proses pelapukan batuan induk dan berdampak
pada dinamika tanah. Siklus perubahan cuaca yang ekstrim merupakan proses
yang efektif untuk memecah batuan dan material yang terkonsolidasi. Temperatur
dan Kecepatan peguapan berpengaruh pada aktivitas organnisme, kecepatan reaksi
kimia dan jenis tutupan lahan.

3.2.3 Organisme (Biological factors)


Tumbuh tumbuhan, binatang, jamur, bakteri dan manusia merupakan faktor
yang berpengaruh pada pembentukan tanah. Binatang dan mikro-organisme
bercampur di dalam tanah membentuk lubang-lubang (burrow) dan pori-pori yang
memungkinkan tanah menjadi lembab dan gas/udara dapat masuk kedalam tanah
hingga kelapisan yang terdalam. Dengan cara yang sama, akar tanaman membuka
saluran-saluran di dalam tanah, terutama tanaman tanaman berakar tunggal yang
dapat menembus hingga beberapa meter, menembus lapisan-lapisan tanah yang
berbeda beda untuk membawa makanan kedalam lapisan-lapisan tanah yang
paling dalam. Tanaman-tanaman yang berakar serabut yang tersebar dekat dengan
permukaan tanah, berperan dalam terjadinya dekomposisi dan bertambahnya
bahan organik. Mikro organisme, termasuk jamur dan bakteri, berperan dalam
terjadinya pertukaran secara kimiawi antara akar dan tanah dan bertindak sebagai
penyedia makanan. Peran manusia dalam pembentukan tanah adalah dalam hal
merubah tutupan lahan; perubahan lahan dapat berakibat terjadinya erosi dan
dapat juga terjadinya pencapuran lapisan laisan tanah yang berbeda-beda, serta
mulainya proses pembentukan tanah. Dampak tanaman terhadap tanah dapat
terjadi dengan berbagai cara. Tanaman dapat mencegah erosi dari guyuran air
hujan atau air permukaan. Tanaman juga menjaga kelembaban tanah terhadap
penguapan yang menjadi lambat dan tanah tetap dingin, atau dapat menyebabkan
tanah menjadi kering karena proses transpirasi. Tanaman dapat berperan secara
kimiawi melaui proses merombak atau membangun partikel-partikel tanah.
Tanaman sangat tergantung pada iklim, bentuk topografi lahan dan faktor faktor
biologinya. Sifat-sifat tanah seperti densitas tanah, kedalaman, pH,
suhu/temperatur dan kelembaban berdampak pada tipe-tipe tanaman yang dapat

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 4


tumbuh dan berkembang disuatu tempat. Tanaman tanaman yang mati maka
rangting dan daunnya akan jatuh ke permukaan tanah yang kemudian akan
mengalami dekomposisi. Organisme yang masuk kemudian akan bercampur
dengan bahan organik di lapisan tanah bagian atas; komponen-komponen organik
menjadi bagian dari proses pembentukan tanah, terutama bentuk dan tipe dari
tanah yang terbentuk.

3.2.4 Topografi (Relief)


Topografi / relief permukaan bumi juga menjadi pengontrol dalam proses
pembentukan tanah. Pada topografi yang curam, rombakan batuan yang terdapat
dipuncak puncak bukit dapat dipindahkan ke kaki bukit melalui lereng akibat gaya
gravitasi. Demikian pula dengan lapisan-lapisan tanah yang terdapat di puncak
puncak bukit dapat tererosi dan ter-tranport ke bagian kaki bukit dan atau terbawa
oleh air permukaan (surface runoff) yang kemudian akhirnya masuk kedalam
saluran saluran sungai terangkut oleh aliran air dan pada akhirnya diendapkan di
suatu tempat yang jauh dari sumbernya. Tanah coluvial dan tanah aluvial adalah
contoh-contoh tanah hasil proses seperti yang dijelaskan diatas.

3.2.5 Waktu (Time)


Waktu juga menjadi salah satu faktor pada proses pembentukan tanah serta
dalam terjadinya interaksi antara faktor faktor pada perkembangan tanah. Seiring
dengan berjalannya waktu, pembentukan tanah merupakan fungsi dari waktu serta
bagaimana faktor-faktor berinteraksi satu dengan lainnya. Pada dasarnya tanah
selalu berubah, sebagai contoh, material yang diendapkan oleh banjir tidak serta
merta memperlihatkan perkembangan tanah, hal ini dikarenakan dibutuhkan
waktu yang cukup untuk terjadinya proses pembentukan tanah. Saat suatu
permukaan tanah tertutup maka proses pembentukan tanah dimulai, diperlukan
waktu yang cukup lama untuk terjadinya perubahan serta keterlibatan faktor-
faktor lainya sampai terbentuknya lapisan tanah. Tanah dapat stabil dalam jangka
waktu yang cukup lama dan siklus hidup tanah berakhir ketika kondisi tanah
dalam keadaan yang rawan terhadap erosi. Faktor-faktor pembentukan tanah terus
berlanjut sampai berdampak pada keberadaan tanah itu sendiri, meskipun pada

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 5


bentangalam yang stabil atau hingga ribuan tahun. Material yang diendapkan
dibagian atas dan material yang tertiup atau terkikis dari permukaannya. Sebagai
tambahan, perpindahan dan perubahan, tanah selalu menjadi subyek pada kondisi
yang baru, meskipun perubahan tersebut berjalan secara lambat atau cepat sangat
tergantung pada iklim, posisi morfologinya, dan aktivitas organisme.

C. KARAKTERISTIK TANAH
Yang memberi kesan pertama kali ketika seseorang melihat tanah adalah
warna tanah. Warna dan pola keragaman tanah akan selalu menjadi sesuatu yang
dapat memberi ingatan kepada kita. Sungai Merah (Red River) yang berada dalam
watershed sungai Missisippi di Amerika mengangkut material sedimen hasil erosi
dari tanah merah yang berasal dari Oklahoma. Sungai Kuning (Yellow River) di
Cina mengangkut material sedimen yang berwarna kuning yang berasal dari hasil
erosi tanah Loess.
Warna tanah terutama ditentukan oleh kandungan mineralogi tanah.
Kebanyakan dari warna tanah disebabkan oleh dari kehadiran berbagai jenis
mineral yang mengandung unsur besi (Fe). Perkembangan dan penyebaran warna
dalam profil tanah ditentukan oleh hasil pelapukan kimiawi dan organis, terutama
reaksi reduksi-oksidasi. Sebagai mineral mineral utama yang berasal dari batuan
induk tanah, kombinasi unsur-unsur kedalam komponen yang baru. Mineral
sekunder yang berasal dari unsur besi yang berwarna kuning atau merah, bahan
organik yang berasal dari hasil dekomposisi akan memberi warna coklat dan
hitam, sedangkan unsur-unsur Mangan (Mn), Sulfur (S), dan nitrogen (N) dapat
membentuk endapan mineral berwarna hitam. Unsur-unsur tersebut dikenal
sebagai penyumbang berbagai pola warna pada tanah selama proses pembentukan
tanah. Kondisi lingkungan yang bersifat Aerobik akan menghasilkan perubahan
warna yang seragam atau secara berangsur (gradual), sedangkan lingkungan
reduksi akan menghasilkan warna yang bersifat beragam, seperti pola warna yang
komplek, pola yang bersifat “mottled” dan warna tanah yang berpola bercak
bercak yang disebabkan oleh konsentrasi warna.
Struktur Tanah adalah susunan dari partikel-partikel tanah kedalam agregat-
agregat. Susunan dari partikel-partikel tanah kemungkinan mempunyai bentuk

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 6


yang bervariasi, ukuran dan tingkat perkembangan atau ekspresi tanah. Struktur
tanah berdampak pada penguapan, perpindahan air, resistensi terhadap erosi dan
tempat akar tanaman tumbuh dan berkembang. Pada dasarnya struktur tanah
memberi penjelasan tentang tekstur, kandungan bahan organik, aktivitas organik,
evolusi tanah masa lalu, serta komposisi kimia dan mineralalogi dimana tanah
terbentuk.
Tekstur Tanah merujuk kepada komposisi pasir, debu dan liat.
Kandungan/susunan tanah akan mencerminkan karakter/tingkahlaku tanah,
termasuk dalam hal kapasitas menyimpan makanan dan air. Pasir dan lanau
merupakan hasil pelapukan fisikal, sedangkan lempung hasil pelapukan kimiawi.
Lempung mempunyai kemampuan untuk menyimpan makanan dan air. Tanah
lempung lebih tahan terhadap erosi angin dan air dibandingkan dengan tanah yang
pasiran dan tanah lanauan, hal ini dikarenakan partikel-partikelnya yang lebih
saling mengikat satu dengan lainnya. Pada tanah yang bertekstur menengah,
lempung seringkali terendapkan dibagian bawah dari profil tanah dan
berakumulasi pada bagian sub-soil.

D. LAPISAN TANAH (SOIL HORIZONS)


Penamaan dari lapisan tanah (horison tanah) ditentukan atas dasar jenis
material yang terkandung dan penyusun dari lapisan tanah tersebut. Material-
material yang terkandung pada lapisan tanah akan mencerminkan dari lamanya
proses yang terjadi dalam pembentukan tanah. Lapisan tanah ditandai dengan
memakai notasi atau simbol huruf atau angka. Adapun uraian dan klasifikasinya
ditentukan berdasarkan warna, ukuran butir, tekstur, struktur, konsistensi,
banyaknya kandungan akar dalam tanah, pH, pori, batas ciri, serta apakah tanah
mengandung nodul atau konkresi. Setiap profil tanah tidak harus memiliki semua
lapisan-lapisan yang menutupi bagian bawah, tanah dapat mempunyai beberapa
atau banyak lapisan.

E. KLASIFIKASI TANAH
Tanah diklasifikasikan menjadi beberapa katagori atas dasar untuk
mengetahui hubungan antara tanah yang berbeda-beda dan untuk menentukan

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 7


kegunaan suatu tanah. Orang yang pertama kali melakukan klasifikasikan tanah
adalah ilmuwan Rusia Dokuchaev sekitar tahun 1880. Sistem klasifikasi tanah
kemudian mengalami beberapa kali modifikasi oleh para ilmuwan Amerika dan
Eropa. Pada tahun 1960an, sistem klasifikasi yang berbeda beda mulai
mengerucut dan menfokuskan pada morfologi tanah yang dipengaruhi oleh faktor
batuan induk dan faktor pembentuk tanah dan mulailah terjadi beberapa
modifikasi. Konforensi dunia yang merujuk pada sumberdaya tanah bertujuan
untuk menetapkan acuan internasional berdasarkan klasifikasi tanah.

3.5.1 Orde
Orde adalah katagori tertinggi dari klasifikasi tanah. Tipe-tipe order diakhiri
oleh kata sol. Berdasarkan sistem klasifikasi tanah Amerika, tanah dibagi menjadi
10 orde, yaitu:
1) Entisol (Tanah baru)
Entisol adalah tanah yang baru terbentuk, perkembangan horison tanah
belum terlihat secara jelas. Tanah entisol umumnya dijumpai pada
sedimen yang belum terkonsolidasi, seperti pasir, dan beberapa
memperlihatkan horison diatas lapisan batuan dasar.
2) Vertisol (Inverted Soil)
Tanah vertisol dicirikan dengan kandungan lempung yang tinggi, yang
cenderung memiliki sifat mudah memuai (mengembang) ketika basah dan
mengkerut saat kering, seringkali menghasilkan rekahan tanah yang cukup
dalam sehingga lapisan yang ada di permukaan masuk kedalam rekahan
tersebut, sehingga menimbulkan pembalikan sebagian tanah.
3) Inceptisol
Inceptisol adalah tanah yang masih muda dan sudah memperlihatkan
adanya perlapisan ( horison) dan juga memperlihatkan adanya eluviasi dan
iluviasi.
4) Aridisol ( Tanah kering )
Aridisol adalah tanah kering yang terbentuk di lingkungan gurun.
Tanah aridisol hampir mencapai 20% tanah yang ada di bumi.
Pembentukan tanahnya aridisol sangat lambat dengan akumulasi bahan

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 8


organik yang sangat sedikit. Zona bawah permukaannya (horison calcic)
berupa Calsium Carbonat yang terakumulasi dari perkolasi air.
Kebanyakan dari tanah aridisol berkembang horison B yang tersusun dari
material lempung hasil perpindahan pada masa lalu ketika kelembabam
tanahnya tinggi .
5) Mollisol
Mollisol adalah tanah lunak yang mempunyai horison “A” yang sangat
tebal
6) Spodosol
Spodosol adalah tanah yang dihasilkan melalui proses podsolisasi.
Merupakan tipe tanah yang berasal dari hutan pinus (coniferous) dan
deciduous yang berada pada iklim dingin/sejuk.
7) Alfisol
Alfisol adalah tanah yang mengandung aluminium dan besi.
Tanah alfisol mengandung horison dari akumulasi lempung dan terbentuk
ketika kelembabamnya cukup dan hangat, tanah tipe ini baik untuk
tanaman yang berumur 3 bulanan.
8) Ultisol
Ultisol adalah tanah yang kandungan leachingnya sangat tinggi.
9) Oxisol
Oxisol adalah tanah yang kandungan oksidanya sangat tinggi.
10) Histosol
Histosol adalah tanah organik.
.

Dasar-dasar Ilmu Tanah – Genesa Tanah - Ir. Sri Murtianingsih, MP Page 9

Anda mungkin juga menyukai