Oleh :
Riskita Otami
1554201055
Agribisnis
Fakultas Pertanian
2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “TUMPANG
SARI TANAMAN KELAPA DAN JAGUNG” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Agribisnis Tanaman Perkebunan di Universitas Lancang Kuning.
Wassalamualaikum wr.wb
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pola tanam Tumpang sari merupakan salah satu bentuk dari program
intensifikasi pertanian alternatif yang tepat untuk memperoleh hasil pertanian yang
optimal dengan cara penanaman dua jenis tanaman atau lebih pada sebidang tanah
dalam waktu yang sama, bertujuan untuk memanfaatkan faktor produksi
yakni melipat gandakan hasil pangan, dan memecahkan masalah kerusakan sumber
daya alam atau memperbaiki lingkungan hidup. Selain itu tujuan dari pola tanam
tumpang sari adalah untuk memanfaatkan faktor produksi yang dimiliki petani
secara optimal (diantaranya keterbatasan : lahan, tenaga kerja, modal kerja),
pemakaian pupuk dan pestisida lebih efisien, mengurangi erosi, konservasi lahan,
stabilitas biologi tanah dan mendapatkan produksi total yang lebih besar
dibandingkan penanaman secara monokultur.
Pada pola tanam tumpangsari perlu diperhatikan jenis tanaman yang ditanam
dan kemampuan dari berbagai tanaman untuk tumbuh lebih baik, terutama tanaman
pangan atau jenis rumput dibandingan legum, karena legum tumbuh lebih lambat
dibandingkan tanaman non legum pada daerah tropis, untuk mengatasi masalah
campuran ini maka legum harus ditanam dengan jarak tanam yang sesuai. Pola
tanam tumpangsari jarak tanam yang lebar dan sistem perakaran yang berbeda serta
pemupukan yang cukup tidak akan terjadi kompetisi baik sinar matahari maupun
unsur hara. Selain itu kepadatan populasi tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap
kadar air, menurunkan kadar nitrogen, meningkatkan hasil biomassa dan akumulasi
tajuk tanaman.
Pola tanam dan kepadatan dalam tumpangsari sangat erat kaitannya terhadap
kerapatan tanaman yang di tanam dalam satuan petak. Pada pola tanam satu baris
akan mengurangi efektivitas penggunaan lahan dan akan mempengaruhi intensitas
cahaya yang diterima oleh tanaman, semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima
maka tanaman akan terus melakukan fotosintesis sehingga menyebabkan tanaman
cepat membentuk batang dan menurunkan kandungan protein. semakin tinggi
kandungan serat yang terdapat dalam suatu bahan pakan maka dinding sel akan
semakin tebal dan tahan terhadap mikroorganisme pencernaan serat, serta akan
menyebabkan semakin rendah daya cernanya. Sebaliknya bahan pakan dengan SK
yang rendah pada umumnya akan lebih mudah dicerna, karena dinding sel dari
bahan tersebut tipis sehingga mudah di degradasi oleh mikrobia pencernaan serat,
sehingga hasil pertanian baik rumput maupun limbah pertanian yang memilik SK
tinggi sulit dicerna oleh ternak. Pola sistem tumpangsari yang baik juga akan
menghasilkan tanaman yang baik pula.
Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari persaingan
antar tanaman yang ditumpangsarikan dalam hal mendapatkan sinar matahari, perlu
diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang ditumpangsari. Tinggi dan
lebar tajuk antar tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap
penerimaan cahaya matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sentesa
(glukosa) dan muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan.
Antisipasi adanya hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi resiko
serangan hama maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari. Sebaiknya ditanam
tanam-tanaman yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak
menjadi inang dari hama maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan
merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos.Tumbuhan ini dimanfaatkan
hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba
guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.Pohon dengan batang tunggal atau kadang-
kadang bercabang.Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk
bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai.Batang beruas-ruas namun bila sudah
tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak
konsentrik), berkayu.Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari
sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab
karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang
pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering
dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli(oli bekas kendaraan atau oli tab).
Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai
daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan.Kelapa secara alami
tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir
Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan
ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan
mengalami pelambatan pertumbuhan.
Iklim
Tanaman kelapa dapat tumbuh dengan optimal pada daerah dengan curah
hujan 1.300 sampai dengan2.300 mm oer-tahun, namun tanaman tetap dapat
tumbuh meski curah hujan di daerah penanaman mencapai 3.800mm per-
tahun asalkan drainase tanah baik.Angina berperan penting pada
penyerbukan bunga (untuk penyerbukannya bersilang) dan transpirasi. Lama
penyinaran minimum kelapa adalah 120 jam/bulan sebagai sumber energy
fotosintesis. Bila ternaungi, pertumbuhan tanaman muda dan buah akan
terhambat. Kelapa tumbuh optimal pada suhu 20-27 derajat C dan sangat
peka pada suhu rendah. Pada suhu <15 derajat C, perubahan fisiologiss dan
morfologis akan terjadi pada tanaman kelapa. Kelapa akan tumbuhdengan
baik pada kelembaban (rH) bulanan rata-rata 70-80%, dan rH minimumnya
65%. Bila rH udara rendah atau evapotranspirasi tinggi, tanaman akan
kekeringan dan buah akan jatuh lebih awal (sebelum masak), namun bila rH
terlalu tinggi hama dan penyakit tanaman akan mudah timbul. Tanaman
kelapa tumbuh optimal di dataran rendah atau pada ketinggian 0-450 mdpl.
Pada ketinggian 450-1000 mdpl kelapa akan berbuah lebih lambat, produksi
sedikit, serta kadar minyaknya rendah.
Tanah
Iklim
1. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-
daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah.
Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga
0-40 derajat LS.
2. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan
curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup
air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim
kemarau.
3. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman
jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat/ merana, dan
memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk
buah.
4. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 derajat C, akan tetapi
bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antara 23-
27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu
yang cocok sekitar 30 derajat C.
5. Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada
musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan
pengeringan hasil.
Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di
daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m
dpl.Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan
ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. saran
http://izounk09.blogspot.co.id/2010/06/budidaya-tanaman-kelapa-cocos-nucifera.html
http://annisarachmawati19.blogspot.co.id/2014/10/tumpang-sari.html
Surtinah, Surtinah. "Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis
(Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru." Jurnal Ilmiah Pertanian 13.2
(2017).
Surtinah, Susi. "N., Lestari, SU (2015). Komparasi Tampilan dan Hasil Lima
Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Kota Pekanbaru.
Pekanbaru." Jurnal Ilmiah Pertanian 13.1: 31-37.
http://bocahagroteknologi.blogspot.co.id/2016/10/makalah-budidaya-tanaman-sistem-
tumpang.html
http://nasramitha.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tanaman-jagung.html