Anda di halaman 1dari 21

Makalah Pendokumentasian Keperawatan Kritis

Asuhan Keperawatan pada Kasus Dengue Syok Syndrom

Dosen Pembimbing :

Ns. Puspita Hanggit L, M.Kep. Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Annisa Kusumawati (191049)

2. Azizah Selvita Buya (191051)

3. Fakhri sunni (191055)

4. Nurul Fitri Faradilah (191074)

5. Rina Fitriani (191077)

6. Salsabila Deska Safitri (191079)

7. Sundari Anggraini (191083)

Kelas : 2B

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Husada

D3 Keperawatan
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya serta shalawat dan salam tercurah
atas junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Puspita Hanggit yang telah
memberi kami kesempatan untuk membuat makalah tentang Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengue Syok Syndrom.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca.Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………

DAFTAR ISI ………………………………………………………………

BAB 1 PEMBAHASAN TEORI …………………………………………

1.1 Definisi

1.2 Etiologi

1.3 Klasifikasi

1.4 Patofisiologi

1.5 Pathway

1.6 Manifestasi klinik

1.7 Pemeriksaan Diagnostik

1.8 Penatalaksanaan

BAB 2 PEMBAHASAN ASKEP …………………………………

2.1 Pengkajian

2.2 Diagnosa

2.3 Perencanaan

2.4 Implementasi

2.5 Evaluasi

BAB 3 PENUTUP ……………………………………………

3.1 Kesimpulan ………………………………………………

3.2 Saran …………………………………………………..


BAB 1

PEMBAHASAN TEORI

1.1 DEFINISI

Penyakit Dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus


(arthopodborn virus) da ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes albopictus
dan Aedes aegypti) (Ngastiyah, 2014). DBD adalah penyakit virus yang tersebar
luas di seluruh dunia terutama di daerah tropis. Penderitanya terutama adalah anak-
anak berusia di bawah 15 tahun, tetapi sekarang banyak juga orang dewasa
terserang penyakit virus ini. Sumber penularan utama adalah manusia, sedangkan
penularannya adalah nyamuk Aedes (Soedarto, 2009).

Penanganan kasus DHF/DBD yang terlambat akan menyebabkan Dengue


Syok Syndrom (DSS) yang menyebabkan kematian. Hal tersebut disebabkan karena
penderita mengalami defisit volume cairan akibat dari meningkatnya permeabilitas
kapiler pembuluh darah sehingga penderita mengalami syok hipovolemik dan
akhirnya meninggal (Ngastiyah, 2010).

1.2 ETIOLOGI

Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari genus
flavivirus, family flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes yang terinfeksi virus dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD),
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Syok Syndrome (DSS) termasuk
dalam kelompok B Arthropod virus Arbovirosis yang sekarang dikenal sebagai
genus flavivirus, family flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu : DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4 (Depkes RI, 2016). Di Indonesia pengamatan virus dengue
yang di lakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukan ke empat
serotipe di temukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan
serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi
klinik yang berat (Depkes RI, 2016).
1.3 KLASIFIKASI

Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksius Dengue

DD/ DBD Derajat Gejala


DD Demam disertai 2 atau lebih tanda : sakit kepala,
nyeri retro-orbital, sakit pada otot, sakit pada
persendian
DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif
DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan
DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit
dingin dan lembab serta gelisah)
DBD IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi
tidak terukur
Sumber : Soadjas, 2011

DBD dibedakan menjadi 4 derajat, sebagai berikut :

1) Derajat I : demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi


perdarahan (uji turniket positif)

2) Derajat II : seperti derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan


lain

3) Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit yang dingin dan
lembab, gelisah

4) Derajat IV : ranjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur. (WHO, 2017)

1.4 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi yang utama pada dengue shock syndrome ialah reaksi
antigen-antibodi dalam sirkulasi yang mengakibatkan aktifnya sistem komplemen
C3 dan C5 yang melepaskan C3a dan C5a dimana 2 peptida tersebut sebagai
histamine tubuh yang merupakan mediator kuat terjadinya peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah yang mendadak sebagai akibat terjadinya
perembesan plasma dan elektrolit melalui endotel dinding pembuluh darah dan
masuk ke dalam ruang interstitial sehingga menyebabkan hipotensi, peningkatan
hemokonsentrasi, hipoproteinemia dan efusi cairan pada rongga serosa.

Pada penderita dengan renjatan/shock berat maka volume plasma dapat


berkurang sampai kurang lebih 30% dan berlangsung selama 24-48 jam. Renjatan
hipovolemia ini bila tidak ditangani segera akan berakibat anoksia jaringan,
asidosis metabolik sehingga terjadi pergeseran ion kalsium dari intraseluler ke
extraseluler. Mekanisme ini diikuti oleh penurunan kontraksi otot jantung dan
venous pooling sehingga lebih memperberat kondisi renjatan/shock. Selain itu
kematian penderita DSS ialah perdarahan hebat saluran pencernaan yang biasanya
timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak diatasi secara adekuat.

Terjadinya perdarahan ini disebabkan oleh :

 Trombositopenia hebat, dimana trombosit mulai menurun pada masa


demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan
 Gangguan fungsi trombosit
 Kelainan system koagulasi, masa tromboplastin partial, masa protrombin
memanjang sedangkan sebagian besar penderita didapatkan masa thrombin
normal, beberapa faktor pembekuan menurun termasuk faktor, V, VII, IX,
X, dan fibrinogen.
 DIC/Desiminata Intravaskuler coagulase

1.5 PATHWAY
Arbovirus (melalui
Beredar dalam Infeksi virus Mengaktifkan sistem
nyamuk aedes
darah dengue
aegypti)
(viremia)

Membentuk dan melepaskan zat


HIPERTERMI PGE₂ HIPOTALAMUS C3a, C5a

Peningkatan reabsorpsi Na⁺ Permeabilitas membran


dan H₂O meningkat

Agresi trombosit Kerusakan endotel Resiko syok hipovolemik


pembuluh darah

trombositopeni Renjatan hipovolemik dan hipotensi


a Merangsang & mengaktivasi
faktor pembekuan
Kebocoran plasma

DIC

Perdarahan
Resiko perdarahan

Resiko perfusi jaringan


tidak efektif
Asidosis Kekurangan volume Ke ekstravaskuler
metabolik cairan
Hipoksia jaringan

Resiko syok
(hipovolemik) Paru-paru hepar Abdomen

Efusi pleura Hepatomegali Asites

Ketidakefektifan pola napas Penekanan intra Mual, muntah


abdomen

Ketidakseimbangan nutrisi
1.6 MANIFESTASI KLINIK NYERI kurang dari kebutuhan tubuh
Penyakit DBD ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas
disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota
badan, punggung, sendi, kepala dan perut. Gejala-gejala tersebut menyerupai influenza
biasa. Pada hari ke-2 dan ke-3 demam muncul bentuk perdarahan yang beraneka ragam
dimulai dari yang paling ringan berupa perdarahan dibawah kulit (petekia atau
ekimosis), perdarahan gusi, epistaksis, sampai perdarahan yang hebat berupa muntah
darah akibat perdarahan lambung, melena, dan juga hematuria massif (Ngastiyah,
2014).

Selain perdarahan juga terjadi syok yang biasanya dijumpai pada saat
demam telah menurun antara hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda – tanda anak menjadi
makin lemah, ujung – ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin, dan lembap. Denyut
nadi terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg
atau kurang (Ngastiyah, 2014)

Gejala klinis untuk diagnosis DBD, sebagai berikut :

1) Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab jelas

2) Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji torniket positif dan adanya salah
satu bentuk perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, melena atau hematemesis

3) Pembesaran hati ( sudah dapat diraba sejak permulaan sakit)

4) Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun ( menjadi
20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80
mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada
ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

1.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


a. Pemeriksaan darah
1) Pemeriksaan Darah lengkap
 Hemoglobin biasanya meningkat, apabila sudah terjadi perdarahan yang banyak
dan hebat Hb biasanya menurun Nilai normal: Hb: 10-16 gr/dL
 Hematokrit meningkat 20% karena darah mengental dan terjadi kebocoran
plasma Nilai normal: 33- 38%
 Trombosit biasa nya menurun akan mengakibat trombositopenia kurang dari
100.000/ml Nilai normal: 200.000-400.000/ml
 Leukosit mengalami penurunan dibawah normal Nilai normal: 9.000-
12.000/mm3
2) Pemeriksaan kimia darah akan menunjukkan: hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia

3) Pemeriksaan analisa gas darah, biasanya diperiksa:

 pH darah biasanya meningkat Nilai normal: 7.35-7.45


 Dalam keadaan lanjut biasanya terjadi asidosis metabolik mengakibatkan pCO2
menurun dari nilai normal (35 – 40 mmHg) dan HCO3 rendah.

b. Pemeriksaan rontgen thorak Pada pemeriksaan rontgen thorak ditemukan adanya


cairan di rongga pleura yang meyebabkan terjadinya effusi pleura.
(Wijayaningsih, 2013)

1.8 PENATALAKSANAAN

Ngastyah (2014), menyebutkan bahwa penatalaksanaan pasien DBD ada


penantalaksanaan medis dan keperawataan diantanya :

a. Penatalaksanaan Medis

1) DBD tanpa renjatan

Demam tinggi, anoreksia, dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan
haus. Orang tua dilibatkan dalam pemberian minum pada anak sedikt demi sedikit
yaitu 1,5-2 liter dalam 24 jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat
antipiretik dan kompres hangat. Jika anak mengalami kejang-kejang diberi
luminal dengan dosis : anak yang berumur 1 tahun 75mg. atau antikonvulsan
lainnya. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien teruss
menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancan terjadinya
dehidrasi atau hematokrit yang cenderung meningkat.

2) DBD disertai renjatan

Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segara dipasang infus sebagai
pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang biasanya
diberikan Ringer Laktat. Pada pasien dengan renjatan berat pemberian infus harus
diguyur. Apabila renjatan sudah teratasi, kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10
ml/kgBB/jam. Pada pasien dengan renjatan berat atau renjatan berulang perlu
dipasang CVP (central venous pressure) untuk mengukur tekanan vena sentral
melalui safena magna atau vena jugularis, dan biasanya pasien dirawat di ICU.

b. Penatalaksanaan keperawatan

1) Perawatan pasien DBD derajat I

Pada pasien ini keadaan umumya seperti pada pasien influenza biasa dengan
gejala demam, lesu, sakit kepala, dan sebagainya, tetapi terdapat juga gejala
perdarahan. Pasien perlu istirahat mutlak, observasi tanda vital setiap 3 jam,
periksa Ht, Hb dan trombosit secara periodik (4 jam sekali). Berikan minum 1,5-2
liter dalam 24 jam. Obat-obatan harus diberikan tepat waktunya disamping
kompres hangat jika pasien demam.

2) Perawatan pasien DBD derajat II

Umumnya pasien dengan DBD derajat II, ketika datang dirawat sudah dalam
keadaan lemah, malas minum dan tidak jarang setelah dalam perawatan baru
beberapa saat pasien jatuh kedalam keadaan renjatan. Oleh karena itu, lebih baik
jika pasien segera dipasang infus. Bila keadaan pasien sangat lemah infus lebih
baik dipasang pada dua tempat. Pengawasan tanda vital, pemeriksaan hematokrit
dan hemoglobin serta trombosit.
3) Perawatan pasien DBD derajat III (DSS)

Pasien DSS adalah pasien gawat maka jika tidak mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat akan menjadi fatal sehingga memerlukan perawatan yang intensif.
Masalah utama adalah kebocoran plasma yang pada pasien DSS ini mencapai
puncaknya dengan ditemuinya tubuh pasien sembab, aliran darah sangat lambat
karena menjadi kental sehingga mempengaruhi curah jantung dan menyebabkan
gangguan saraf pusat. Akibat terjadinya kebocoran plasma pada paru terjadi
pengumpulan cairan didalam rongga pleura dan menyebabkan pasien agak
dispnea, untuk meringankan pasien dibaringkan semi-fowler dan diberikan O2.
Pengawasan tanda vital dilakukan setiap 15 menit terutama tekanan darah, nadi
dan pernapasan. Pemeriksaan Ht, Hb dan trombosit tetap dilakukan secara
periodik dan semua tindakan serta hasil pemeriksaan dicatat dalam catatan khusus.

BAB 2

PEMBAHASAN ASKEP
2.1 PENGKAJIAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Nama Mahasiswa :.........................................................................................................

Semester/Tingkat :.........................................................................................................

Tempat Praktek :.........................................................................................................

Tanggal Pengkajian :.........................................................................................................

DATA KLIEN

A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien :an.A
2. Umur : 11 tahun
3. Alamat : Jalan kesederhanaan 2 no 24 rt.06 rw.03
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 22/12/20
6. Nomor Rekam Medis : 0134934
7. Diagnosa medis : Dengue Syok Sindorm
8. Bangsal : Melati

B. PENGKAJIAN 13 DOMAIN NANDA


1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum:
- Alasan masuk rumah sakit:
Klien mengeluh panas disertai menggigil,klien mengeluh batyk, pilek ,
nyeri menelan dan diare
- Tekanan darah : 120/90 mmhg
- Nadi : 70/mnt
- Suhu : 39,2 c
- Respirasi : 15/mnt
b. Riwayat masa lalu (penyakit, kecelakaan,dll):
Mimisan, mual , muntah
c. Riwayat pengobatan
No Nama obat/jamu Dosis Keterangan

1. Paracetamol 2x 1

2.

3.

d. Kemampuan mengontrol kesehatan:


- Yang dilakukan bila sakit : istirahat dan tidur siang
- Pola hidup (konsumsi/alkohol/olah raga, dll)
Klien suka mengkonsumsi makanan pedas

e. Faktor sosial ekonomi (penghasilan/asuransi kesehatan, dll):


Biaya pengobatan klien ditanggung asuransi

f. Pengobatan sekarang:
No Nama obat Dosis Kandungan Manfaat

1. Paracetamol 2x1 tablet/ Untuk mengobati


hari demam sekaligus
mengurangi rasa
nyeri

2. Ringer laktat 3cc tiap 1- Untuk


3jam mempertaankan
dan
mengembalikan
kmposisi normal
cairan tubuh

3. Vit B1 3x 1 tablet Untuk terapi


suportif agar
nafsu makan
meningkat

4.

2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB biasanya: 35kg dan BB sekarang: 31kg
2) Lingkar perut : 70
3) Lingkar kepala : 38
4) Lingkar dada : 39,5
5) Lingkar lengan atas : 16
6) IMT :

b. B (Biochemical) meliputi data laboratorium yang abormal:


HB:13gr/ 100ml, Ht: 40vol

c. C (Clinical) meliputi tanda-tanda klinis rambut, turgor kulit, mukosa bibir,


conjungtiva anemis/tidak:
Turgor kulit sedang, wajah kemerahan (flushig), conjungtiva anemis,
mukosa bibir kering

d. D (Diet) meliputi nafsu, jenis, frekuensi makanan yang diberikan selama di


rumah sakit:

Klien hanya mau makan saat di suapi oleh orang tuanya, frekuensi makan
meningkat setelah diberikan terapi obat

e. E (Enegy) meliputi kemampuan klien dalam beraktifitas selama di rumah


sakit:

Klien masih terlihat lemas dan hanya berbaring dikasurnya

f. F (Factor) meliputi penyebab masalah nutrisi: (kemampuan menelan,


mengunyah,dll)
Klien merasakan nyeri saat menelan

g. Penilaian Status Gizi


______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

h. Pola asupan cairan


______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
i. Cairan masuk
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

j. Cairan keluar
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

k. Penilaian Status Cairan (balance cairan)


______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

l. Pemeriksaan Abdomen (sistem elimination juga)


Inspeksi :
Auskultasi :
Palpasi :
Perkusi :

3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
2) Riwayat kelainan kandung kemih
__________________________________________________________
__________________________________________________________
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
__________________________________________________________
__________________________________________________________

4) Distensi kandung kemih/retensi urine


__________________________________________________________
__________________________________________________________

b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
__________________________________________________________
__________________________________________________________
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
__________________________________________________________
__________________________________________________________

c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit/ hidrasi/ turgor / warna/ suhu)
__________________________________________________________
__________________________________________________________

4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 8jam
2) Insomnia :-
3) Pertolongan untuk merangsang tidur:
Mematikan lampu ruangan agar klien bisa tidur
b. Aktivitas
1) Pekerjaan :-
2) Kebiasaan olah raga : Bermain sepak bola
3) ADL
a) Makan :
b) Toileting :
c) Kebersihan :
d) Berpakaian :
4) Bantuan ADL :
5) Kekuatan otot :

6) ROM :
7) Resiko untuk cidera :
__________________________________________________________
__________________________________________________________

c. Cardio respons
1) Penyakit jantung :-
2) Edema esktremitas : -
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring :
b) Duduk :
4) Tekanan vena jugularis:

5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi :
b) Palpasi :
c) Perkusi :
d) Auskultasi :

d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas :
2) Penggunaan O2 :
3) Kemampuan bernafas :
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi :
b) Palpasi :
c) Perkusi :
d) Auskultasi :
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan :
2) Kurang pengetahuan :
3) Pengetahuan tentang penyakit:
4) Orientasi (waktu, tempat, orang)
b. Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung :
2) Sakit kepala :
3) Penggunaan alat bantu :
4) Penginderaan :
__________________________________________________________
__________________________________________________________

c. Communication
1) Bahasa yang digunakan :
2) Kesulitan berkomunikasi :

6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut :
2) Perasaan putus asa/kehilangan:
3) Keinginan untuk mencederai :
4) Adanya luka/cacat :

7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan :
2) Orang terdekat :
3) Perubahan konflik/peran :
4) Perubahan gaya hidup :
5) Interaksi dengan orang lain :

8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual :
2) Periode menstruasi :
3) Metode KB yang digunakan :
4) Pemeriksaan SADARI :
5) Pemeriksaan papsmear :

9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas :
2) Kemampan untuk mengatasi :
3) Perilaku yang menampakkan cemas ;

10. LIFE PRINCIPLES


a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti :
2) Kemampuan untuk berpartisipasi :
3) Kegiatan kebudayaan :
4) Kemampuan memecahkan masalah :
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi :
b. Penyakit autoimune :
c. Tanda infeksi :
d. Gangguan thermoregulasi :
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi
neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia,
Sindrome disuse, gaya hidup yang tetap)
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________

12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
2) Quality (bagaimana kualitasnya) :
3) Regio (dimana letaknya) :
4) Scala (berapa skalanya) :
5) Time (waktu) :
b. Rasa tidak nyaman lainnya :
c. Gejala yang menyertai :

13. GROWTH/DEVELOPMENT
Pertumbuhan dan perkembangan :

C. CATATAN PERKEMBANGAN

Keadaan Umum

JAM

TD

NADI
TTV
RR

SUHU

EYE

GCS MOTORIK

VERBAL

Data Penghitungan Balance Cairan


Hari/Tanggal :
Input :
- Minum : ______ ml (Normal: 2000 ml/hari)
- Makan : ______ ml (Normal: 300 ml/hari)
- Infus : ______ ml (Amati saat pengkajian klien sudah habis
berapa plabot infus)
- Metabolisme : ______ ml (Normal: 5 ml/kgBB/hari)

TOTAL : ______ ml

Output :
- Urin : ______ ml (Normal:1500 ml/kgBB/hari) dicari per-jam
- Feses : ______ ml (Normal:100 ml/hari)
- Keringat : ______ ml (Normal:100 ml/hari)
- IWL : ______ ml (Normal:200 ml/kgBB/hari)
- Cairan NGT : ______ ml (Amati jumlah intake yang saudara masukkan)

TOTAL : ______ ml

Balance (input – output):

Monitoring cairan tiap jam:

JAM

Minum

Makan
INPUT
Infus

Metabolisme

Urine

Feses

OUTPUT Keringat

IWL

Cairan NGT

Balance cairan Total


D. DATA LABORATORIUM

Tanggal & Jenis Hasil Harga


Satuan Interpretasi
Jam Pemeriksaan Pemeriksaan Normal

Anda mungkin juga menyukai