Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 5
Kelas : 2B
D3 Keperawatan
KATA PENGANTAR
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Puspita Hanggit yang telah
memberi kami kesempatan untuk membuat makalah tentang Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengue Syok Syndrom.
1.1 Definisi
1.2 Etiologi
1.3 Klasifikasi
1.4 Patofisiologi
1.5 Pathway
1.8 Penatalaksanaan
2.1 Pengkajian
2.2 Diagnosa
2.3 Perencanaan
2.4 Implementasi
2.5 Evaluasi
PEMBAHASAN TEORI
1.1 DEFINISI
1.2 ETIOLOGI
Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dari genus
flavivirus, family flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
Aedes yang terinfeksi virus dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD),
Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Syok Syndrome (DSS) termasuk
dalam kelompok B Arthropod virus Arbovirosis yang sekarang dikenal sebagai
genus flavivirus, family flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu : DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4 (Depkes RI, 2016). Di Indonesia pengamatan virus dengue
yang di lakukan sejak tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukan ke empat
serotipe di temukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe DEN-3 merupakan
serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi
klinik yang berat (Depkes RI, 2016).
1.3 KLASIFIKASI
3) Derajat III : ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun atau hipotensi disertai kulit yang dingin dan
lembab, gelisah
4) Derajat IV : ranjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur. (WHO, 2017)
1.4 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi yang utama pada dengue shock syndrome ialah reaksi
antigen-antibodi dalam sirkulasi yang mengakibatkan aktifnya sistem komplemen
C3 dan C5 yang melepaskan C3a dan C5a dimana 2 peptida tersebut sebagai
histamine tubuh yang merupakan mediator kuat terjadinya peningkatan
permeabilitas dinding pembuluh darah yang mendadak sebagai akibat terjadinya
perembesan plasma dan elektrolit melalui endotel dinding pembuluh darah dan
masuk ke dalam ruang interstitial sehingga menyebabkan hipotensi, peningkatan
hemokonsentrasi, hipoproteinemia dan efusi cairan pada rongga serosa.
1.5 PATHWAY
Arbovirus (melalui
Beredar dalam Infeksi virus Mengaktifkan sistem
nyamuk aedes
darah dengue
aegypti)
(viremia)
DIC
Perdarahan
Resiko perdarahan
Resiko syok
(hipovolemik) Paru-paru hepar Abdomen
Ketidakseimbangan nutrisi
1.6 MANIFESTASI KLINIK NYERI kurang dari kebutuhan tubuh
Penyakit DBD ditandai oleh demam mendadak tanpa sebab yang jelas
disertai gejala lain seperti lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada anggota
badan, punggung, sendi, kepala dan perut. Gejala-gejala tersebut menyerupai influenza
biasa. Pada hari ke-2 dan ke-3 demam muncul bentuk perdarahan yang beraneka ragam
dimulai dari yang paling ringan berupa perdarahan dibawah kulit (petekia atau
ekimosis), perdarahan gusi, epistaksis, sampai perdarahan yang hebat berupa muntah
darah akibat perdarahan lambung, melena, dan juga hematuria massif (Ngastiyah,
2014).
Selain perdarahan juga terjadi syok yang biasanya dijumpai pada saat
demam telah menurun antara hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda – tanda anak menjadi
makin lemah, ujung – ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin, dan lembap. Denyut
nadi terasa cepat, kecil dan tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik 80 mmHg
atau kurang (Ngastiyah, 2014)
1) Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari tanpa sebab jelas
2) Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji torniket positif dan adanya salah
satu bentuk perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, melena atau hematemesis
4) Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi yang menurun ( menjadi
20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80
mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada
ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.
1.8 PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan Medis
Demam tinggi, anoreksia, dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan
haus. Orang tua dilibatkan dalam pemberian minum pada anak sedikt demi sedikit
yaitu 1,5-2 liter dalam 24 jam. Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat
antipiretik dan kompres hangat. Jika anak mengalami kejang-kejang diberi
luminal dengan dosis : anak yang berumur 1 tahun 75mg. atau antikonvulsan
lainnya. Infus diberikan pada pasien DHF tanpa renjatan apabila pasien teruss
menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancan terjadinya
dehidrasi atau hematokrit yang cenderung meningkat.
Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segara dipasang infus sebagai
pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang biasanya
diberikan Ringer Laktat. Pada pasien dengan renjatan berat pemberian infus harus
diguyur. Apabila renjatan sudah teratasi, kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10
ml/kgBB/jam. Pada pasien dengan renjatan berat atau renjatan berulang perlu
dipasang CVP (central venous pressure) untuk mengukur tekanan vena sentral
melalui safena magna atau vena jugularis, dan biasanya pasien dirawat di ICU.
b. Penatalaksanaan keperawatan
Pada pasien ini keadaan umumya seperti pada pasien influenza biasa dengan
gejala demam, lesu, sakit kepala, dan sebagainya, tetapi terdapat juga gejala
perdarahan. Pasien perlu istirahat mutlak, observasi tanda vital setiap 3 jam,
periksa Ht, Hb dan trombosit secara periodik (4 jam sekali). Berikan minum 1,5-2
liter dalam 24 jam. Obat-obatan harus diberikan tepat waktunya disamping
kompres hangat jika pasien demam.
Umumnya pasien dengan DBD derajat II, ketika datang dirawat sudah dalam
keadaan lemah, malas minum dan tidak jarang setelah dalam perawatan baru
beberapa saat pasien jatuh kedalam keadaan renjatan. Oleh karena itu, lebih baik
jika pasien segera dipasang infus. Bila keadaan pasien sangat lemah infus lebih
baik dipasang pada dua tempat. Pengawasan tanda vital, pemeriksaan hematokrit
dan hemoglobin serta trombosit.
3) Perawatan pasien DBD derajat III (DSS)
Pasien DSS adalah pasien gawat maka jika tidak mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat akan menjadi fatal sehingga memerlukan perawatan yang intensif.
Masalah utama adalah kebocoran plasma yang pada pasien DSS ini mencapai
puncaknya dengan ditemuinya tubuh pasien sembab, aliran darah sangat lambat
karena menjadi kental sehingga mempengaruhi curah jantung dan menyebabkan
gangguan saraf pusat. Akibat terjadinya kebocoran plasma pada paru terjadi
pengumpulan cairan didalam rongga pleura dan menyebabkan pasien agak
dispnea, untuk meringankan pasien dibaringkan semi-fowler dan diberikan O2.
Pengawasan tanda vital dilakukan setiap 15 menit terutama tekanan darah, nadi
dan pernapasan. Pemeriksaan Ht, Hb dan trombosit tetap dilakukan secara
periodik dan semua tindakan serta hasil pemeriksaan dicatat dalam catatan khusus.
BAB 2
PEMBAHASAN ASKEP
2.1 PENGKAJIAN
Semester/Tingkat :.........................................................................................................
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien :an.A
2. Umur : 11 tahun
3. Alamat : Jalan kesederhanaan 2 no 24 rt.06 rw.03
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : 22/12/20
6. Nomor Rekam Medis : 0134934
7. Diagnosa medis : Dengue Syok Sindorm
8. Bangsal : Melati
1. Paracetamol 2x 1
2.
3.
f. Pengobatan sekarang:
No Nama obat Dosis Kandungan Manfaat
4.
2. NUTRITION
a. A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB biasanya: 35kg dan BB sekarang: 31kg
2) Lingkar perut : 70
3) Lingkar kepala : 38
4) Lingkar dada : 39,5
5) Lingkar lengan atas : 16
6) IMT :
Klien hanya mau makan saat di suapi oleh orang tuanya, frekuensi makan
meningkat setelah diberikan terapi obat
j. Cairan keluar
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
3. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (frekuensi, jumlah, ketidaknyamanan)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
2) Riwayat kelainan kandung kemih
__________________________________________________________
__________________________________________________________
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
__________________________________________________________
__________________________________________________________
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit/ hidrasi/ turgor / warna/ suhu)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : 8jam
2) Insomnia :-
3) Pertolongan untuk merangsang tidur:
Mematikan lampu ruangan agar klien bisa tidur
b. Aktivitas
1) Pekerjaan :-
2) Kebiasaan olah raga : Bermain sepak bola
3) ADL
a) Makan :
b) Toileting :
c) Kebersihan :
d) Berpakaian :
4) Bantuan ADL :
5) Kekuatan otot :
6) ROM :
7) Resiko untuk cidera :
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung :-
2) Edema esktremitas : -
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring :
b) Duduk :
4) Tekanan vena jugularis:
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi :
b) Palpasi :
c) Perkusi :
d) Auskultasi :
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas :
2) Penggunaan O2 :
3) Kemampuan bernafas :
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll)
__________________________________________________________
__________________________________________________________
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi :
b) Palpasi :
c) Perkusi :
d) Auskultasi :
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan :
2) Kurang pengetahuan :
3) Pengetahuan tentang penyakit:
4) Orientasi (waktu, tempat, orang)
b. Sensasi/persepsi
1) Riwayat penyakit jantung :
2) Sakit kepala :
3) Penggunaan alat bantu :
4) Penginderaan :
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan :
2) Kesulitan berkomunikasi :
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut :
2) Perasaan putus asa/kehilangan:
3) Keinginan untuk mencederai :
4) Adanya luka/cacat :
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan :
2) Orang terdekat :
3) Perubahan konflik/peran :
4) Perubahan gaya hidup :
5) Interaksi dengan orang lain :
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual :
2) Periode menstruasi :
3) Metode KB yang digunakan :
4) Pemeriksaan SADARI :
5) Pemeriksaan papsmear :
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas :
2) Kemampan untuk mengatasi :
3) Perilaku yang menampakkan cemas ;
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) :
2) Quality (bagaimana kualitasnya) :
3) Regio (dimana letaknya) :
4) Scala (berapa skalanya) :
5) Time (waktu) :
b. Rasa tidak nyaman lainnya :
c. Gejala yang menyertai :
13. GROWTH/DEVELOPMENT
Pertumbuhan dan perkembangan :
C. CATATAN PERKEMBANGAN
Keadaan Umum
JAM
TD
NADI
TTV
RR
SUHU
EYE
GCS MOTORIK
VERBAL
TOTAL : ______ ml
Output :
- Urin : ______ ml (Normal:1500 ml/kgBB/hari) dicari per-jam
- Feses : ______ ml (Normal:100 ml/hari)
- Keringat : ______ ml (Normal:100 ml/hari)
- IWL : ______ ml (Normal:200 ml/kgBB/hari)
- Cairan NGT : ______ ml (Amati jumlah intake yang saudara masukkan)
TOTAL : ______ ml
JAM
Minum
Makan
INPUT
Infus
Metabolisme
Urine
Feses
OUTPUT Keringat
IWL
Cairan NGT