Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS INFORMASI PENENTU HARGA SAHAM

SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING

Eliya Isfaatun 1
Atika Jauharia Hatta 2

Jurusan Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusa Megarkencana
1,2
{eliyais, atikahatta}@yahoo.com

Abstract

One alternative for a firm to get fund or additional capital is by doing Initial Public
Offering (IPO) on their securities. With the IPO, company must provide information
called prospectus for helping the investor in investment decision making. Phenomena
frequently happen in IPO is underpricing on firm’s security price, where investor can
gain abnormal return, which isn’t suppose to be happened according to efficient market
hypothesis. This article aims to examine whether investor used or not used prospectus in
making investment decision. The result shows only financial leverage variable that affect
initial return when firm doing IPO.

Keywords: capital markets, IPO, underpricing

Abstrak

Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau modal tambahan
adalah dengan melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO). Dengan IPO tersebut,
perusahaan harus menyediakan informasi prospektus untuk membantu investor dalam
pengambilan keputusan investasi. Fenomena yang sering terjadi pada saat perusahaan
melakukan IPO adalah underpricing pada harga keamanan perusahaan, di mana
investor dapat memperoleh abnormal return, yang tidak mengira akan terjadi sesuai
dengan hipotesis pasar yang efisien. Artikel ini bertujuan untuk menguji apakah investor
menggunakan atau tidak menggunakan prospektus dalam pengambilan keputusan
investasi. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel leverage keuangan yang
mempengaruhi return awal ketika perusahaan melakukan IPO.

Kata Kunci: pasar modal, IPO, underpricing

PENDAHULUAN Salah satu media yang dapat


digunakan oleh perusahaan dalam mem-
Pemenuhan kebutuhan dana meru- peroleh dana dan melakukan investasi
pakan suatu hal yang tidak dapat adalah melalui pasar modal. Usaha untuk
terpisahkan dari perusahaan untuk men- mendapatkan dana tersebut dapat dilaku-
jalankan kegiatan operasinya. Kebutuhan kan dengan cara perusahaan mengeluar-
dana untuk pembiayaan ini dapat kan surat berharga dan kemudian surat
dipenuhi dari berbagai sumber, antara lain berharga atau saham yang baru dike-
dengan menggunakan modal sendiri, luarkan oleh perusahaan tersebut dijual
mengeluarkan surat hutang (obligasi), pada pasar primer yang berupa Initial
hutang pada pihak ketiga, atau melalui Public Offerings (IPO) atau penawaran
emisi saham. perdana terhadap sahamnya, atau dapat

66 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010


pula dengan cara menambah surat mengenai informasi yang bersifat kua-
berharga baru jika perusahaan tersebut litatif maupun kuantitatif yang berkaitan
sudah going public. Selanjutnya surat dengan kondisi perusahaan tersebut.
berharga yang telah beredar diperdagang- Beberapa penjelasan literatur me-
kan di pasar sekunder. ngenai fenomena underpricing adalah
Fenomena yang sering terjadi pada hipotesis adanya asimetri informasi
saat perusahaan melakukan IPO adalah (Guinness, 1992). Asimetri informasi
underpricing, yang berarti penentuan dapat terjadi antara perusahaan emiten
harga saham di pasar perdana lebih dengan perusahaan penjamin (model
rendah dibandingkan dengan harga saham Baron) atau antara investor yang
yang sama setelah diperdagangkan di informed dan uninformed (model Rock).
pasar sekunder (Rosyati dan Sabeni, Dalam model Baron, penjamin dianggap
2002). Hal ini sering diakibatkan adanya memiliki informasi yang lebih baik
informasi yang asimetri antara perusa- mengenai permintaan saham-saham peru-
haan emiten dengan penjamin emisi sahaan emiten dibandingkan perusahaan
(model Baron), atau antara investor yang emiten sendiri. Model ini mengimpli-
informed dan uninformed (model Rock). kasikan bahwa ketidakpastian yang besar
Fenomena underpricing ini tidak hanya dari suatu perusahaan emiten tentang
terjadi di Indonesia saja, namun juga harga saham maka permintaan terhadap
dibeberapa negara lain seperti di Korea jasa penjamin saham akan semakin besar.
(Kim et al., 1995), Australia (Philip J. Kompensasi atas informasi yang
Lee et al., 1996), US (Miller dan Reilly, diberikan penjamin antara lain dengan
1987), dan lain-lain. Pada keadaan mengijinkan penjamin menawarkan
underpricing memungkinkan investor saham pada harga dibawah ekuilirium.
untuk mendapatkan abnormal return pada Oleh karena itu semakin tinggi ketidak-
pasar perdana. pastian, maka akan semakin banyak
Beberapa penelitian menghubung- masalah dalam penentuan harga dan akan
kan fenomena underpricing ini dengan semakin besar underpricing (Guinness,
kualitas perusahaan penjamin emisi, 1992). Sementara model Rock menya-
kualitas auditor, umur perusahaan dan takan bahwa baik perusahaan emiten
faktor-faktor lain yang berpengaruh pada maupun penjamin emisi kurang memiliki
return saham yang diterima investor di informasi mengenai nilai kewajaran
pasar perdana, misalnya variabel saham perusahaan emiten daripada pasar
keuangan seperti rate of return on total secara keseluruhan. Model ini menya-
asset (ROA) atau return on equity (ROE) takan bahwa terdapat 2 kelompok inves-
dan financial leverage (Beatty, 1989; tor, yaitu yang informed dan uninformed.
Balvers et al., 1988; Miller dan Reilly, Kelompok informed memiliki banyak
1987; Christy et al., 1996; Guiness, 1992; informasi mengenai kewajaran harga
Kim et al., 1993; Kim et al., 1995). saham sehingga mereka akan membeli
Penelitian ini bertujuan untuk saham-saham perusahaan IPO yang
menguji apakah informasi reputasi underpriced. Sebaliknya kelompok
auditor, reputasi underwriter (penjamin uninformed melakukan penawaran secara
emisi), umur perusahaan, rasio profi- sembarangan, baik pada saham-saham
tabilitas (ROE), dan financial leverage IPO yang underpriced maupun
akan berpengaruh terhadap initial return, overpriced.
mengingat informasi yang tersedia dari Balvers et al. (1988) melakukan
perusahaan saat penawaran perdana penelitian tentang pengaruh reputasi
hanyalah prospektus perusahaan yang auditor dan reputasi underwriter terhadap
berisi segala laporan perusahaan baik initial return. Hasil analisisnya menun-

Isfaatun, Hatta, Analisis Informasi … 67


jukkan bahwa reputasi auditor dan keuangan, seperti earning per share, offer
reputasi underwriter berpengaruh negatif size, prospek luasnya industri, dan tipe
terhadap initial return. Namun dari penawaran. Sedangkan penelitian me-
penelitian yang dilakukan oleh Carter dan ngenai IPO pricing di pasar Australia
Manaster (1990) menunjukkan bahwa dilakukan oleh Philip et al. (1996), yang
saham yang lower risk offering dijamin memberikan hasil bahwa jumlah saham
oleh underwriter yang reputasinya bagus. yang ditawarkan, total aktiva, umur
Sedangkan dalam penelitian yang dila- perusahaan, waktu listing, standar deviasi
kukan oleh Beatty (1989) yang menguji dan prosentase saham yang ditahan oleh
pengaruh variabel reputasi auditor, pemilik lama berpengaruh signifikan pada
reputasi underwriter, persentase pena- initial return.
waran saham, umur perusahaan, tipe Penelitian yang sejenis juga
penjamin emisi dan indikator perusahaan dilakukan oleh Michaelly dan Shaw
terhadap tingkat initial return, menun- (1995) dan hasilnya menunjukkan bahwa
jukkan bahwa initial return dipengaruhi reputasi auditor, reputasi underwriter,
oleh reputasi auditor, reputasi under- IPO size, dan variabel industri ber-
writer, persentase penawaran saham, pengaruh positif terhadap initial return.
umur perusahaan, tipe penjamin emisi Auditor dan underwriter yang bereputasi
dan indikator perusahaan pada perusa- akan mengurangi resiko pasar, akibatnya
haan minyak dan gas. Penelitian tersebut harga pada saat penawaran umum lebih
tidak didukung oleh penelitian yang rendah sehingga berdampak return saham
dilakukan oleh Guinness (1992) yang yang diterima investor menjadi lebih
meneliti tentang pasar modal di tinggi.
Hongkong, dan hasilnya kontradiktif
dengan penelitian Beatty, dimana METODE PENELITIAN
ditunjukkan bahwa reputasi auditor dan
underwriter tidak berpengaruh terhadap Populasi dalam artikel ini adalah
initial return. Sementara hasil penelitian perusahaan yang go publik yang tercatat
yang dilakukan oleh Christy et al. (1996) di Bursa Efek Indonesia dan melakukan
dengan menggunakan sampel return penawaran saham perdana, atau IPO.
saham setelah 15 hari dari tanggal IPO, Sampel yang diambil dalam artikel ini
hasilnya menunjukkan bahwa variabel- adalah perusahaan yang melakukan IPO
variabel yang diuji tidak berpengaruh sejak tanggal 1 Januari 2000 sampai
signifikan terhadap IPO return. dengan 31 Desember 2006. Hal ini
Kim et al. (1993) meneliti me- sengaja dilakukan karena dalam kurun
ngenai pasar modal di Korea, menguji waktu tersebut krisis ekonomi telah
tentang pengaruh variabel keuangan ROA berlalu, dengan demikian diharapkan
yang menunjukkan profitabilitas peru- akan mendapatkan hasil yang obyektif
sahaan dan financial leverage yang dan tidak bias.
menunjukkan resiko perusahaan terhadap Tehnik pengumpulan sampel dengan
initial return. Hasil menunjukkan bahwa menggunakan purposive sampling, sam-
ROA dan financial leverage berpengaruh pel sesuai dengan kebutuhan penelitian,
secara signifikan terhadap initial return. dengan kriteria sebagai berikut:
Penelitian ini dilanjutkan olehnya tahun 1. Perusahaan yang mengalami under-
1995 dengan menguji peranan pengung- priced, yaitu perusahaan yang harga
kapan informasi melalui prospektus penawaran saham di pasar perdana
terhadap harga saham. Penelitian ini lebih rendah dibandingkan harga
menunjukkan bahwa harga pasar secara sahamnya saat diperdagangkan di
signifikan dipengaruhi oleh variabel pasar sekunder saat hari pertama.

68 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010


2. Memiliki kelengkapan pada pros- yang tidak underpricing, data yang tidak
pektus untuk keperluan analisis, lengkap, dan outlier.
seperti: tahun berdiri, tanggal listing,
nama auditor, nama penjamin emisi, Model yang Diajukan
dan rasio finansial. Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan cara menguji
Dari data yang ada diperoleh variabel dependen berupa initial return,
sebanyak 107 perusahaan yang mela- sedangkan 5 variabel independennya
kukan IPO. Namun dari seluruh data adalah reputasi auditor, reputasi penjamin
tersebut tidak seluruhnya digunakan, emisi, umur perusahaan, profitabilitas
hanya sebanyak 67 observasi yang perusahaan, dan financial leverage.
dianalisis setelah dikurangi perusahaan Dengan demikian model penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:

IRi.t = a + b1AUDITi.t + b2IBANKi.t + b3AGEi.t + b4ROEi.t + b5LEVi.t + ei.t

Dimana : IR = (Closing Price – Offering Price) .


IRi.t = Initial Return 100%
Offering Price
AUDITi.t = Reputasi Auditor
IBANKi.t = Reputasi Penjamin Emisi Cara penghitungan tersebut sama
AGEi.t = Umur Perusahaan sampai dengan perhitungan yang dilakukan
dengan IPO Firth dan Smith (1992) dan
ROEi.t = Return On Equity Trisnawati (1998).
LEVi.t = Financial Leverage

Pengukuran variabel tersebut adalah 2. Reputasi Auditor


sebagai berikut: Variabel ini merupakan dummy
1. Initial Return variable, dimana bernilai 1 untuk
Initial return diukur dengan selisih auditor yang masuk kategori big 4
antara harga penawaran umum dan bernilai 0 untuk auditor yang
(offering price) dengan harga masuk dalam kategori non big 4.
penutupan di pasar sekunder pada Reputasi auditor dalam penelitian ini
hari pertama (closing price), dimana diukur berdasarkan banyaknya klien
variabel ini dihitung dalam bentuk yang diaudit oleh auditor independen
prosentase. Cara penghitungannya (Nasirwan, 2000). Penentuan big four
adalah sebagai berikut: didasarkan pada penelitian Ardian-
syah (2003).

Tabel 1. Daftar Auditor


KAP Big 4 Mitra di Indonesia
Delloite Touch Tohmatsu Hans Tuanakotta Mustofa
Hans Tuanakotta Mustofa dan Halim
Ernest & Young Prasetyo, Sarwoko dan Sandjaja
KPMG Siddharta, Siddharta & Widjaja
Price Waterhouse Coopers Drs. Hadi Sutanto dan Rekan

3. Reputasi Penjamin Emisi skala 1 untuk yang reputable


Reputasi penjamin emisi juga meng- (termasuk urutan big four) dan skala
gunakan dummy variable, dengan 0 untuk yang tidak bereputasi, sesuai

Isfaatun, Hatta, Analisis Informasi … 69


dengan rangking yang diberikan oleh melihat matriks korelasinya, dengan batas
majalah Uang dan Efek. yang ditoleransi sebesar 0,87. Apabila
4. Umur Perusahaan lebih dari 0,87 maka ada indikasi adanya
Variabel umur dihitung sejak didi- multikolinieritas yang berbahaya.
rikan sampai penawaran perdana Pengujian yang kedua terhadap
dilakukan oleh perusahaan dalam asumsi klasik adalah pengujian adanya
hitungan tahun. autokorelasi. Pengujian ini dimaksudkan
5. Profitabilitas Perusahaan untuk melihat adanya hubungan antara
Variabel profitabilitas perusahaan data (observasi) satu dengan yang lainnya
diukur dengan menggunakan Return dalam satu variabel. Cara untuk men-
on Equity (ROE) yaitu net income deteksi adanya autokorelasi adalah uji
dibagi total equity. ROE merupakan Durbin Watson (DW) statistik. Pengujian
rasio yang digunakan sebagai ukuran terakhir dilakukan untuk mendeteksi
kemampuan perusahaan dalam meng- adanya heteroscedastisitas, yaitu untuk
hasilkan keuntungan dengan modal melihat jarak kuadrat titik-titik sebaran
sendiri yang dimiliki. terhadap garis regresi. Untuk mendeteksi
6. Financial Leverage asumsi tersebut akan digunakan uji
Financial leverage diukur dengan Glesjer, atau uji Park.
rasio total hutang dibandingkan Langkah pertama dalam mengana-
equity. Pengukuran ini juga digu- lisis kesesuaian (fitted) model regresi
nakan oleh Kim et al. dalam berganda setelah kelayakannya (appro-
penelitiannya. priateness) adalah menguji apakah
terdapat hubungan antara variabel
Beberapa pengujian yang diguna- dependen dengan seperangkat variabel
kan dalam penelitian ini adalah pengujian independen. Uji F dilakukan untuk
terhadap tiga asumsi klasik yaitu: menguji hubungan regresi antara variabel
multikolinieritas, heteroscedastisitas, dan dependen dan variabel independen
autokorelasi, uji F, dan uji t. Semua dengan menguji H0 : α1 = α2 = α3 = α4 =
pengujian hipotesis akan diolah dengan α5 = 0. Jika α1, α2, α3, α4, α5 sama dengan
menggunakan komputer program Sta- nol maka berarti tidak ada hubungan
tistical Package for Social Science regresi antara varibel dependen dan
(SPSS). variabel independen, demikian pula
Pengujian yang dilakukan terhadap sebaliknya. Jika F hitung lebih kecil atau
3 asumsi klasik yang pertama adalah sama dengan F tabel maka conclude H0.
pengujian terhadap multikolinieritas. Namun bila F hitung lebih besar dari F
Dalam hal ini yang akan diuji bukan ada tabel maka conclude H1.
tidaknya multikolinieritas namun berba- Pengujian hipotesis alternatif diuji
haya atau tidaknya, sebab tidak ada suatu dengan menggunakan uji t untuk menguji
persamaan pun tanpa multikolinieritas. signifikansi nilai parameter hasil regresi.
Uji terhadap multikolinieritas merupakan Uji ini dilakukan dengan membandingkan
pengujian untuk melihat adanya keter- nilai t hitung dengan nilai t tabelnya. Bila
kaitan hubungan antar variabel inde- nilai t hitung hasil regresi lebih besar dari
penden. Penelitian yang mengandung nilai t tabel, maka hipotesis alternatif
multikolinieritas akan berpengaruh ter- akan diterima. Namun jika sebaliknya t
hadap hasil penelitian sehingga penelitian hitung hasil regresi lebih kecil dari nilai t
tersebut menjadi tidak berfungsi. Cara tabel, maka hipotesis alternatif akan
mendeteksi adanya multikolinieritas ter- ditolak.
sebut adalah dengan menggunakan uji
Gujarati. Atau dapat pula dengan cara

70 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010


HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian asumsi klasik yang kedua
dilakukan untuk menguji adanya auto-
Dalam pengujian asumsi klasik korelasi. Hasil regresi pada tabel model
mengenai adanya multikolinieritas diper- summary diperoleh angka DW statistic
oleh hasil regresi yang menunjukkan sebesar 1,303. Dari rule of tumb bahwa
bahwa t hitung masing-masing variabel DW statistic harus mendekati 2,
independen kecil dan R-squarenya juga mengindikasikan bahwa tidak terdapat
kecil, hal ini mengindikasikan tidak autokorelasi.
terdapat multikolinieritas yang berbahaya. Pengujian yang terakhir dilakukan
Demikian pula jika dilihat dari matrik untuk mendeteksi adanya heterosce-
korelasinya, diperoleh hasil bahwa tidak dastisitas, dengan uji Glesjer diperoleh
terdapat nilai yang berada diatas batas hasil bahwa semua variabel independen
toleransi sebesar 0,87. Dari nilai VIF juga tidak signifikan. Dengan demikian dapat
tidak terdapat nilai diatas batas toleransi ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat
sebesar 10. Dengan demikian dapat asumsi klasik heteroscedastisitas.
disimpulkan bahwa tidak terdapat multi- Pengujian dilakukan terhadap 67
kolinieritas yang berbahaya antar variabel observasi dengan melakukan regresi ber-
independen. ganda, diperoleh hasil seperti yang tertera
pada Tabel 2a dan Tabel 2b.

Tabel 2a. ANOVA Model Regresi Berganda


b
Model Summary

Change Statistics
Adjusted RStd. Error ofR Square
Model R R Square Square the EstimateChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Durbin-Watson
a
1 ,411 ,169 ,101 ,76275 ,169 2,483 5 61 ,041 1,303
a.Predictors: (Constant), LEV, AUDIT, IBANK, ROE, AGE

b.Dependent Variable: IR

Tabel 2b. ANOVA Model Regresi Berganda


ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 7,222 5 1,444 2,483 ,041
Residual 35,489 61 ,582
Total 42,711 66
a. Predictors: (Constant), LEV, AUDIT, IBANK, ROE, AGE
b. Dependent Variable: IR

Dari Tabel 2 terlihat bahwa nilai F adjusted r square sebesar 0,101, hasil ini
test dari kelima variabel independen menunjukkan bahwa hanya 10,1% dari
tersebut adalah sebesar 2,483 dengan variasi IR yang dapat dijelaskan oleh
tingkat signifikansi 0,041; hal ini AUDIT, IBANK, AGE, ROE dan LEV.
menunjukkan bahwa terdapat hubungan Sedangkan 89,9% sisanya dijelaskan oleh
antara variabel dependen dengan variabel lain. Semakin besar adjusted R2
seperangkat variabel independen. Dari akan semakin baik bagi model regresi,
hasil regresi tersebut diperoleh nilai karena variabel independen dapat men-

Isfaatun, Hatta, Analisis Informasi … 71


jelaskan variabel dependen secara lebih yang berpengaruh terhadap IR, hasil
baik. yang diperoleh terlihat pada Tabel 3.
Pengujian terhadap pengaruh Berdasarkan Tabel 3 diperoleh model
individual dari hasil regresi berganda ini regresi berganda sebagai berikut:
dimaksudkan untuk menguji variabel

IRi = 1,304 - 1,35AUDIT + 0,194IBANK – 0,006AGE – 0,017ROE – 1,002LEV + 


Tabel 3 : Koefisien Model Regresi Berganda
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coeffic ients Coeffic ients 95% Confidence Interval for B Correlations Coll ineari ty Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 1,304 ,240 5,440 ,000 ,825 1,783

AUDIT -,135 ,204 -,080 -,662 ,510 -,543 ,273 -,147 -,084 -,077 ,927 1,079

IBANK ,194 ,212 ,110 ,916 ,363 -,230 ,619 ,051 ,116 ,107 ,948 1,054
AGE -,006 ,005 -,151 -1,166 ,248 -,017 ,005 -,253 -,148 -,136 ,814 1,229

ROE -,017 ,016 -,127 -1,026 ,309 -,049 ,016 -,239 -,130 -,120 ,889 1,124

LEV -1,002 ,477 -,258 -2,100 ,040 -1,957 -,048 -,322 -,260 -,245 ,902 1,109
a. Dependent Variable: IR

Pengujian yang pertama dilakukan tidak mempunyai pengaruh yang signi-


terhadap variabel AUDIT, diperoleh fikan terhadap initial return pada saat
angka t hitung sebesar -0,662 dengan penawaran perdana saham.
signifikansi 0,510. Hal tersebut menan- Pengujian berikutnya dilakukan
dakan bahwa variabel AUDIT tidak pada variabel ROE. Hasil yang diperoleh
secara signifikan mempengaruhi initial adalah t hitung sebesar 1,026 dengan
return. Dengan demikian tidak diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,309 dengan
bukti bahwa reputasi auditor akan arah yang negatif. Hal ini juga berarti
berpengaruh terhadap return saham saat bahwa variabel profitabilitas yang diukur
IPO. dengan ROE tidak terbukti berpengaruh
Pengujian terhadap variabel IBANK secara signifikan dalam mempengaruhi
didapatkan angka t hitung sebesar 0,916 variabel initial return.
dengan signifikansi 0.363. Hal ini berarti Pengujian terakhir dilakukan pada
variabel IBANK tidak berpengaruh secara variabel LEV. Hasil pengujian menun-
signifikan terhadap variabel IR. Dengan jukkan angka t hitung sebesar 2,100
demikian tidak didapatkan bukti adanya dengan signifikansi 0,040 dengan arah
pengaruh reputasi underwritter terhadap yang negatif. Dengan demikian hanya
return saham saat IPO. variabel rasio financial leverage yang
Pengujian selanjutnya dilakukan secara signifikan berpengaruh terhadap
terhadap variabel AGE. Hasil yang initial return saat penawaran perdana.
diperoleh adalah angka t hitung sebesar
1,166 dan signifikansi sebesar 0,248 KESIMPULAN
dengan arah yang negatif. Hasil tersebut
menunjukkan hasil yang sama dengan Hasil analisis dari penelitian ini
variabel AUDIT dan IBANK yang menunjukkan adanya hubungan antara
menunjukkan bahwa umur perusahaan variabel dependen dengan seperangkat

72 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010


variabel independen, atau dengan kata dengan mengambil waktu pengamatan
lain terdapat hubungan antara initial yang lebih panjang sehingga diperoleh
return pada saat penawaran perdana data yang lebih lengkap dengan jumlah
dengan reputasi auditor, reputasi under- observasi yang lebih banyak. Pengem-
writter, umur perusahaan, rasio profita- bangan yang lain dapat pula dilakukan
bilitas, dan rasio finansial leverage. dengan menggunakan metode empirik
Sedangkan dari hasil pengujian secara yang lain dalam menggali masalah
individual ditunjukkan bahwa hanya underpricing yang sering terjadi pada
variabel rasio financial leverage saja perusahaan yang melakukan IPO,
yang berpengaruh terhadap initial return misalnya dengan menggunakan metode
saat penawaran perdana. Sedangkan real option.
variabel reputasi auditor, reputasi
underwritter, umur perusahaan, dan rasio DAFTAR PUSTAKA
profitabilitas tidak terbukti secara
signifikan mempengaruhi initial return Ardiansyah, Misnen. 2003. Pengaruh
saat perusahaan melakukan IPO. Dengan Variabel Keuangan Terhadap Return
demikian hal tersebut menandakan bahwa Awal dan Return 15 Hari Setelah
dari sejumlah informasi yang terdapat IPO di Bursa Efek Jakarta.
dalam prospektus perusahaan, hanya Simposium Nasional Akuntansi VI.
informasi rasio financial leverage saja Surabaya. 360-381.
yang mungkin digunakan oleh investor Balvers, R., Mc. Donald and R.E. Miller.
maupun calon investor untuk mengambil 1988. “Underpricing of News Issues
keputusan saat ia akan menanamkan and the Choice of Auditor as a Signal
modalnya pada perusahaan yang sedang of Investment Banker Reputation”.
melakukan penawaran perdana. Semen- The Accounting Review. Vol. 63. pp.
tara informasi lain seperti umur peru- 602-622.
sahaan, reputasi auditor yang meng-audit Beatty, R.P. 1989. “Auditor Reputation
laporan keuangan perusahaan, reputasi and the Pricing of Initial Public
penjamin emisinya, serta rasio profi- Offerings”. The Accounting Review.
tabilitas mungkin jarang dipergunakan Vol LXIV. No. 4. pp. 693-707.
dalam pengambilan keputusan. Carter R.B. and S. Manaster. 1990.
Hasil pengujian tersebut memberi- “Initial Public Offering and
kan indikasi bahwa investor atau calon Underwriter Reputation”. Journal of
investor tidak mempercayai prospektus Financial. Vol. 45. pp. 1045-1067.
yang dikeluarkan oleh perusahaan, hal ini Christy M.I. Hasan and S.D. Smith.
mungkin disebabkan perusahaan emiten 1996. “A Note on Underwriter
sering melakukan window dressing Competition and Initial Public
sebelum melakukan IPO. Investor akan Offering”. Journal of Business Financial
lebih memilih untuk menggunakan infor- and Accounting. pp. 905-914.
masi yang lain yang mungkin lebih Daljono. 2000. Analisis Faktor-Faktor
akurat, seperti informasi kualitas yang Mempengaruhi Initial Return
manajemen, reputasi perusahaan, suku Saham yang Listing di BEJ Tahun
bunga deposito, atau informasi lainnya. 1990-1997. Simposium Nasional
Akuntansi III, Jakarta, 556-572.
KETERBATASAN PENELITIAN & Ernyan dan Suad Husnan. 2002.
KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN “Perbandingan Underpricing Penerbitan
Saham Perdana Perusahaan
Kemungkinan yang dapat dilakukan Keuangan dan Nonkeuangan di Pasar
untuk penelitian yang selanjutnya adalah Modal Indonesia: Pengujian

Isfaatun, Hatta, Analisis Informasi … 73


Hipotesis Asimetri Informasi”. Michaelly, Rony and W. Shaw. 1995.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis “Does the Choice of Auditor Convey
Indonesia. Vol. 17. No. 4. pp. 372- Quality an IPO”. Financial
383. Management. Vol. 24, No. 4.
Firth, Michael and Smith. 1992. „The Nasirwan. 2000. Reputasi Penjamin
Accuracy of Profits Forecasts in Emisi, Return Awal, Return 15 Hari
Initial Public Offerings Sesudah IPO dan Kinerja
Prospectuses”. Accounting and Perusahaan Satu Tahun Sesudah
Business Research. Vol 22. No. 87. IPO di BEJ. Simposium Nasional
pp. 239-247. Akuntansi III. Jakarta. 573-591.
Guinness, Paul Mc. 1992. “An Philip, Lee, L. Taylor and Terry Walter.
Examination of the Pricing of Initial 1987. “Australian IPO Pricing in the
Public Offering in Hongkong”. Sort and Long Run”. Journal of
Journal of Business Finance Banking and Finance, 17.
Accounting. Vol 12. No. 2. pp.165- R.E. Miller and Reilly. 1987. “An
186. Examination of Mispricing Return
Hanafi, Mamduh dan Suad Husnan. 1991. and Uncertainty for Initial Public
”Perilaku Harga Saham di Pasar Offering”. Financial Management.
Perdana”. Usahawan. No. 11. Rosyati dan Arifin Sabeni. 2002. Analisis
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Underpricing Saham pada
Edisi Kedua, YKPN. Perusahaan Go Public di Bursa Efek
Husnan, Suad. 1994. Dasar-Dasar Teori Jakarta (Tahun 1997-2000).
Portofolio dan Analisis Sekuritas. Simposium Nasional Akuntansi V.
UPP AMP YKPN. Semarang, 286-297.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan
_______. 1996. ”Penjualan Saham
Pasar Modal, Edisi Ketiga, UPP
BUMN: Apakah Terjadi Distribusi AMP YKPN, Yogyakarta.
Kemakmuran”. Kelola. Vol. 5. No. Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan:
13. Teori, Konsep, dan Aplikasi, Edisi
Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Pertama, Ekonisia UII.
Analisis Investasi, Yogyakarta: BPFE Syahrir. 1995. Analisis Bursa Efek. PT.
UGM. Gramedia Utama, Jakarta.
Jones, Charles. 1995. Modern Portfolio Trisnawati, Rina. 1998. Pengaruh
Theory and Investment Analysis. Informasi Prospectus pada Harga
New York: John Wiley and Sons Inc. Saham Perdana. Simposium
Kim, Jeong Bong , I. Krisky, and J. Lee. Nasional Akuntansi II IAI. Jakarta.
1993. “Motives for Going Public and Watts, Ross L. dan Jerold I. Zimmerman.
Underpricing: New Findings from 1986. Possitive Accounting Theory,
Korea”. Journal of Business Prentice Hall Int. Inc.
Financial and Accounting. Vol. 20. Yolana, C. dan Dwi Martini. 2005.
No. 2. pp. 195-211. Variabel-variabel yang Mempengaruhi
______. 1995. “The Role of Fenomena Underpricing pada
Financial Variable in the Pricing of Penawaran Saham Perdana di BEJ
Korean IPO”. Pasific Business tahun 1994-2001. Simposium
Finance Journal. Vol. 3. pp. 449- Nasional Akuntansi VII IAI, 538-
464. 553.

74 Jurnal Ekonomi Bisnis No. 1, Volume 15, April 2010

Anda mungkin juga menyukai