Anda di halaman 1dari 17

KALKULUS I

Penulis:
Ganjar Susilo

Universitas Balikpapan

Kalkulus 1. i
DAFTAR ISI

KALKULUS I..........................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

A.6 Koordinat Bidang Datar atau Koordinat Kartesius; Analitik Geometri.....1

a. Jarak dan Rumus Titik Tengah............................................................2

b. Garis.....................................................................................................4

c. Lingkaran, Ellips, Parabola dan Hiperbola...........................................9

A.7 Latihan...................................................................................................12

Kalkulus 1. ii
A.6 Koordinat Bidang Datar atau Koordinat Kartesius; Analitik Geometri
Korespondensi satu satu antara bilangan riil dan titik pada sebuah garis dapat
digunakan untuk membangun sistem koordinat pada bidang data. Di bidang datar,
dapat dibuat gambar dua garis bialngan yang saling tegak lurus dan berpotongan di
salah satu titik, biasa disebut sebagai titik asal atau O (0,0). Pada garis bilangan yang
mendatar atau horizontal disebelah kanan titik O merupakan bilangan positif dan yang
lainya secara vertical dengan positif di atas titik O. Titik O disebut titik asal, dan garis
bilangan tersebut disebut sumbu koordinat. Sumbu yang mendatar biaa juga disebut
sebagai sumbu x dan yang vertical keatas di sebut sebagai sumbu y. Sumbu koordinat
memisahkan empat wilayah, yang disebut sebagai kuadran. Kuadran di beri angka
romawi I, II, III, dan IV dengan arah berlawanan jarum jam dimulai dari kuadran kanan
atas. Perhatikan Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Koordinat Kartesius (Kuadran I, II, III, dan IV)

Koordinat kartesius ditetapkan ke titik bidang sebagai berikut.

Gambar 2. Titik Pada Koordinat Kartesius

Kalkulus 1. iii
Titik pada sumbu x dengan koordinat garis a diberi koordinat (a,0). Titik pada sumbu y
dengan koordinat garis b diberi koordinat (0,b), untuk titik asal O(0,0). Titik P yang tidak
berada pasa salah satu sumbu koordinat kartesius diberi koordinat (a,b) asalkan garis
l1 yang melewati P dan sejajar dengan sumbu y memotong sumbu x pada titik dengan
koordinat (a,0) dan l2 yang melewati P dan sejajar dengan sumbu x memotong sumbu
y pada titik dengan koordinat (0,b).
Prosedur ini menetapkan pasangan bilangan riil yang digambarkan ke setiap titik
bidang. Selain itu, prosedurnya dapat dibalik. Diberikan pasangan terurut (a,b) dari
bilangan riil, ada titik P di bidang dengan koordinat (a,b).
Untuk menunjukkan P dengan koordinat (a,b) dapat ditulis P(a,b). Bilangan a
disebut koordinat x (absis); bilangan b disebut koordinat y (ordinat). Sistem koordinat
yang telah didefinisikan disebut sebagai sistem koordinat kartesius.

a. Jarak dan Rumus Titik Tengah


Misal titik P0(x0,y0) dan P1(x1,y1) berada di bidang kartesius. Rumus untuk mencari
jarak d(P0,P1) antara titik P0 dan P1 mengikuti aturan dari teorema Phytagoras, berikut
rumusnya.

2 2

d ( P0 , P1 ) = ( x1 −x0 ) + ( y 1− y 0 )

2 2
Jarak: d ( P0 , P1 ) = √ ( x −x ) +( y − y )
1 0 1 0

Gambar 3. Koordinat Titik P0 dan P1

Misal M(x,y) merupakan titik tengah pada garis lurus P0´P 1. sehingga rumus titik
tengah titik M adalah

Kalkulus 1. iv
M ( x , y )=M ( x +2 x , y +2 y )
0 1 0 1

Berikut digambarkan kesamaan segitiga yang ditunjukkan pada gambar 4 berikut.

M ( x +2 x , y +2 y )
0 1 0 1

Gambar 4. Titik Tengah Garis P0´P 1

Contoh 1:
Carilah jarak dan titik tengah pada garis P0´P 1 dengan koordinat P0(5,0) dan P1(6,-3)!.
Jawab:

P0(5,0)
x
0 1 2 3 4 5 6
-1

-2

-3
P1(6,-3)

Misal: P0(x0,y0) → x0 = 5 dan y0 = 0


P1(x1,y1) → x1 = 6 dan y1 = -3
2 2

d ( P0 , P1 ) = ( x1 −x0 ) + ( y 1− y 0 )
2 2
¿ √ ( 6−5 ) + (−3−0 )
2 2
¿ √ ( 1 ) + (−3 )

Kalkulus 1. v
¿ √ 1+ 9
¿ √ 10
Jadi, jarak titik P0 ke P1 adalah √ 10 satuan
Untuk mencari titik tengah garis P0´P 1 adalah titik M, maka .

M ( x +2 x , y +2 y )=M ( 5+62 , 0+(−3)


0 1 0 1
2 )
¿M ( 112 , −32 )
Jadi titik tengah garis P0´P1=M ( 112 , −32 )
b. Garis
a) Kemiringan atau Gradien
Misal g adalah garis yang melalui titik P 0(x0,y0) dan P1(x1,y1). Jika garis g tidak
vertical maka x1 ≠ x0 dan kemiringan atau gradien (m) garis g diberikan rumus
berikut
y 1− y 0
m= ataum=tanθ
x 1−x 0
π
Sudut θ kemiringan garis g. Jika g vertikal maka θ= dan kemiringan garis g
2
tidak diketahui atau tidak ditemukan. Dengan θ diukur berlawanan arah jarum jam
dari sumbu x seperti gambar berikut.

Gambar 5. Kondisi Gradien garis di Koordinat Kartesius

b) Perpotongan

Kalkulus 1. vi
Jika sebuah garis memotong sumbu x, maka garis tersebut melakukannya di
beberapa titik (a,0), hal ini disebut sebagai perpotongan x. Jika sebuah garis
memotong sumbu y, maka melakukannya di titik (0,b), hal ini disebut perpotongan
y. Perhatikan gambar berikut.

Kalkulus 1. vii
y

(0,b)

(a,0)
x

x memotong a x memotong b

Gambar 6. Perpotongan a dan b

c) Persamaan
Garis vertikal x=a
Garis horisontal (mendatar) y=b
Persamaan garis yang y− y 0=m ( x −x0 )
melalui satu titik (x0,y0) dan
diketahui gradien m
Persamaan garis yang y− y1 x−x 1
melalui dua titik yaitu (x1,y1) =
y 2− y 1 x 2−x 1
dan (x2,y2)
Persamaan garis y = mx + b ( y = b di x = 0)
perpotongan 2 garis dari x y (perpotongan x di a;
+ =1
a b perpotongan y di b)
Persamaan garis umum Ax + By + C = 0 (A dan B keduanya tidak 0)
memiliki gradien (m)
−A
m=
B

d) Garis Saling Sejajar dan Tegak Lurus


 Misal ada dua garis g dan garis h dikatakan saling sejajar jika gradien
kedua garis tersebut nilainya sama.
m1 = m2
 Misal ada dua garis g dan garis h dikatakan saling tegak lurus maka hasil
kali kedua gradien tersebut sama dengan -1.
−1
m 1 . m 2=−1 atau m1=
m2
e) Sudut Antara Dua Garis

Kalkulus 1. viii
π
Sudut antara dua garis yang bertemu di sudut siku-siku adalah =900,
2
perhatikan gambar berikut.

Gambar 7. Sudut Antara Dua Garis

Gambar 7 menunjukkan dua garis l1 dan l2 dengan kemiringan θ1 dan θ2 yang


berpotongan tetapi tidak membentuk sudut siku-siku. Garis-garis ini membentuk

π
sudut α dan π – α. Untuk sudut yang lebih kecil antara 0 dan disebut sudut
2
antara garis l1 dan l2. Sudut ini, ditandai α
Jika l1 da l2 tidak vertikal, sudut α antara l1 dan l2 juga dapat diperoleh dari gradien
(m) garis:
m1 −m 2
tan α=
1+m 1 m 2
Contoh 2:
Carilah kemiringan garis dan perpotongan y pada setiap garis berikut:
l1 : 20x – 24y – 30 = 0, l2 : 2x – 3 = 0 l3 : 4y + 5 = 0
Jawab:
Persamaan gari l1 dapat dituliskan sebagai berikut:
→ 20 x−24 y−30=0
→−24 y=−20 x +30
−20 x 30
→ y= +
−24 −24
20 x 30
→ y= −
24 24
5x 5
→ y= −
6 4

Kalkulus 1. ix
5 5
→ y= x−
6 4
Persaman 20x – 24y – 30 = 0 dibentuk menjadi persamaan y = mx + b, diperoleh

5 −5
gradiennya adalah dan perpotongan di y adalah .
6 4
Persamaan gari l2 dapat dituliskan sebagai berikut:
→ 2 x−3=0
→ 2 x=3
3
→ x=
2
Persamaan garis l2 adalah garis vertikal dan kemiringannya tidak dapat ditentukan.
Karena garis tidak melalui sumbu y , garis l2 tidak memiliki perpotongan di y.
Persamaan gari l3 dapat dituliskan sebagai berikut:
→ 4 y +5=0
→ 4 y =−5
−5
→ y=
4
Garis ini adalah garis mendatar. kemiringan garis ini adalah 0 dan perpotongan pada

−5
sumbu y adalah . Ketiga garis ini dapat digambarkan sebagai berikut.
4

Contoh 3:
Carilah persamaan garis l2 yang sejajar dengan garis l1 = 3x – 5y + 8 = 0, yang melalui
titik P(-3,2)
Jawab:
dapat diketahui dari persamaan 3x – 5x + 8 = 0, diketahui A = 3, B = -5 dan C= 8,
sehingga gradien garis l1 adalah

Kalkulus 1. x
−A −3 3
m 1= = =
B (−5 ) 5
karena garis l1 dan l2 sejajar maka berlaku m1 = m2, sehingga
3
m 1=m 2=
5
3
karena gradien m 2= dan melalui titik P(-3,2) maka persamaan garis l 2 yang sejajar
5
garis l1 adalah
→ y− y 0=m ( x−x 0 )
3
→ y−2= ( x−(−3))
5
3
→ y−2= ( x +3 )
5
3 9
→ y−2= x +
5 5
3 9
→ y= x + +2
5 5
3 9 10
→ y= x + +
5 5 5
3 19
→ y= x + atau 5 y=3 x +19 atau 3 x−5 y +19=0
5 5
Jadi persamaan garis l2 yang sejajar dengan garis l1 yang melalui titik P(-3,2) adalah
3 x−5 y +19=0

Contoh 4:
Carilah persamaan garis yang tegak lurus l 2 dengan garis l1 : x – 4y + 8 = 0 dan melalui
titik P(2,-4)!
Jawab:
gradien garis l1 : x – 4y + 8 = 0 memiliki A = 1, B = -4, dan C = 8, maka gradiennya
adalah
− A −1 1
→ m1 = = =
B (−4 ) 4
karena garis l1 dan garis l2 saling tegak lurus maka untuk mencari m2 adalah
−1 −1 4
→ m2 = = =−1 × =−4
m1 1 1
4
sehingga persamaan garis l2 yang melalui titik P(2,-4) dan m2 = -4 adalah

Kalkulus 1. xi
→ y− y 0=m ( x−x 0 )
→ y−(−4 )=−4 ( x−2 )
→ y+ 4=−4 x+ 8
→ y=−4 x+ 8−4
→ y=−4 x+ 4 atau 4 x + y−4=0
Jadi persamaan garis l2 adalah 4x + y – 4 = 0

Contoh 5:
Carilah perpotongan garis l1 : 3x – 4y + 8 = 0 dan l2 : 12x – 5y – 12 = 0
Jawab:

3 x−4 y=−8 × 4 12 x−16 y =−32−¿¿


| |
12 x−5 y=12 1× 12 x−5 y =12
−11 y=−44

−44
y=
−11
y=4
Untuk y = 4 subtitusi ke persamaan 3x – 4y = -8, diperoleh
→ 3 x−4 y =−8
→ 3 x−4 (4)=−8
→ 3 x−16=−8
→ 3 x=−8+16
→ 3 x=−8
−8
→ x=
3

Jadi perpotongan garis l1 dan l2 adalah ( −83 , 4 )


c. Lingkaran, Ellips, Parabola dan Hiperbola
Lingkaran
Perhatikan gambar berikut

Kalkulus 1. xii
Gambar 8. Grafik Lingkaran

Pada gambar 8 terdapat dua grafik lingkaran, yang pertama adalah grafi
lingkaran yang berpusat di O(0,0) dengan jari-jari r dan persamaannya adalah
x 2+ y 2=r 2
Kedua adalah grafik lingkaran yang berpusat di P(h,k) dan jari-jari r dengan persamaan
lingkaran.
( x−h)2 +( y−k )2=r 2
Elips
Perhatikan gambar berikut

Gambar 9. Grafik Elips

Kalkulus 1. xiii
Pada gambar 9 dapat diketahui yang pertama adalah persamaan elips jika sumbu
mayor (a) lebih dari sumbu minor (b)
x2 y 2
+ =1 , a>b
a2 b 2
kedua adalah persamaan elips jika sumbu minor (b) lebih dari sumbu mayor (a)
x2 y 2
+ =1 , b>a
a2 b 2

Kalkulus 1. xiv
Parabola
Perhatikan gambar

Gambar 10. Grafik Parabola

Hiperbola
Perhatikan Gambar

Catatan:

Kalkulus 1. xv
Lingkaran, elips, parabola, dan hiperbola dikenal sebagai bagian berbentuk kerucut.
Karena setiap konfigurasi ini dapat diperoleh dengan mengiris “kerucut lingkaran kanda
ganda” dengan bidang miring yang sesuai. Perhatikan gambar berikut

Lingkaran Elips Parabola Hiperbola

A.7 Latihan
Carilah jarak dan titik tengah garis lurus P0P1 titik-titik berikut
1. P0(0,5) dan P1(6,-3)
2. P0(2,2) dan P1(5,5)
3. P0(5,-2) dan P1(-3,2)
4. P0(3,5) dan P1(-4,7)
5. P0(2,4) dan P1(6,7)
6. P0(2,-3) dan P1(7,-4)
7. P0(5,2) dan P1(-1,2)
8. P0(9,0) dan P1(1,7)
Carilah kemiringan atau gradien garis yang melalui titik
9. P0(5,-2) dan P1(-3,2)
10. P0(3,5) dan P1(-4,7)
11. P0(2,4) dan P1(6,7)
12. P0(2,-3) dan P1(7,-4)
13. P0(5,2) dan P1(-1,2)
Carilah gradien (m) dan perpotongan y pada persamaan garis berikut:
14. y = 2x – 4
15. 3y = x + 6

Kalkulus 1. xvi
16. 6 – 5x = 0
17. 7x – y + 8 = 0
18. 21x – 3y -14 = 0
19. y = 3
20. x = 3
Tuliskan persamaan garis lurus yang melalui
21. Gradien 5 dan melalui titik P(5,0)
22. Gradien -3 dan melalui titik P(-2,-2)
3
23. Gradien dan melalui titi P(1,-1)
2
Carilah titik perpotongan dua garis berikut:
24. l1 : 4x – y – 3 = 0 dan l2 : 3x – 4y + 1 = 0
25. l1 : 3x + y – 5 = 0 dan l2 : 7x – 10y + 27 = 0
26. l1 : 4x – y + 2 = 0 dan l2 : 19x + y = 0
27. Tentukan persamaan garis h yang sejajar dengan garis g: 2x + 4y = 8 dan melalui
titik P(3, -2)!
28. Tentukan persamaan garis g yang tegak lurus dengan garis h : x - 3y = 12 dan
melalui titik R(2,6)!
29. Tentukan persamaan garis a yang melalui titik (0,8) dan sejajar dengan garis b
yang melalui titik (1,6) dan titik (3,10)!
30. Tentukan persamaan garis yang melalui titik (3, 1) dan sejajar dengan garis y = 2x
+ 5!

Kalkulus 1. xvii

Anda mungkin juga menyukai