Kelompok 1 :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah tentang
Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Penyusunan makalah ini bertujuan agar para
pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantari
Daftar Isiii
BAB 1 PENDAHULUAN1
BAB 3 PENUTUP 13
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran13
DAFTAR PUSTAKA9
ii 1
BAB
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
yang dimuat dalam teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan, peran
kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan. Supaya dapat diterapkan sebagaimana
mestinya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Direktif.
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan
suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi
pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
2. Suportif.
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah
terhadap bawahan.
3. Partisipatif.
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan
dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.
4. d. Berorientasi tujuan.
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan
bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal
mungkin.
2.3.5 Gaya kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard.
Berikut adalah bebebrapa gaya kepemimpinan menurut Hersey dan
Blanchard
1. Instruksi:
1.1 tinggi tugas dan rendah hubungan;
1.2 komunikasi sejarah;
1.3 pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan sangat
minimal;
1.4 pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik
serta mengawasi dengan ketat.
2. Konsultasi:
2.1 tinggi tugas dan tinggi hubungan;
2.2 komunikasi dua arah; • peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk
memberi masukan, dan menampung keluhan.
3. Partisipasi: 8
3.1 tinggi hubungan tapi rendah tugas;
3.2 pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam
pengambilan keputusan.
4. Delegasi:
4.1 rendah hubungan dan rendah tugas;
4.2 komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin
dan bawahan dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah.
2.3.6 Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White.
Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu:
otoriter, demokrasi, dan liberal yang mulai dikembangkan di Universitas
Iowa.
1. Otoriter. Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
1.1 wewenang mutlak berada pada pimpinan;
1.2 keputusan selalu dibuat oleh pimpinan;
1.3 kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan;
1.4 komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;
1.5 pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para
bawahan dilakukan secara ketat;
1.6 prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan;
1.7 tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan atau pendapat;
1.8 tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif;
1.9 lebih banyak kritik daripada pujian;
1.10pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat;
1.11pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat;
1.12cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman;
1.13kasar dalam bersikap;
1.14tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.
1.15Demokratis.
2. Kepemimpinan gaya demokratis
Yaitu kemampuan dalam memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja
9
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan
yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
2.1 wewenang pimpinan tidak mutlak;
2.2 pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
2.3 keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
2.4 komunikasi berlangsung timbal balik;
2.5 pengawasan dilakukan secara wajar;
2.6 prakarsa dapat datang dari bawahan;
2.7 banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan
pertimbangan;
2.8 tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif;
2.9 pujian dan kritik seimbang;
2.10pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas
masing-masing;
2.11pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar;
2.12pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak;
2.13terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling
menghargai;
2.14tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama.
2.15Liberal atau Laissez Faire.
3. Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire
Yaitu kemampuan memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan dengan cara lebih banyak menyerahkan
pelaksanaan berbagai kegiatan kepada bawahan.
Ciri gaya kepemimpinan ini antara lain:
3.1 pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan;
3.2 keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan;
3.3 kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan;
3.4 pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan;
3.5 hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan;
10
3.6 prakarsa selalu berasal dari bawahan;
3.7 hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan;
3.8 peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok;
3.9 kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok;
3.10tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan.
2.3.7 Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang.
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan
kekuasaan dibedakan menjadi empat.
1. Otoriter.
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.
Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin.
Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam
pengambilan keputusan. Informasi diberikan hanya pada kepentingan
tugas. Motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.
2. Demokratis.
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap
staf. Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide
dari staf, memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri.
Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya. Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3. Partisipatif.
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang
menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan
tindakan tersebut pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik
staf serta mempertimbangkan respons staf terhadap usulannya. Keputusan
akhir yang diambil bergantung pada kelompok.
4. Bebas tindak.
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi
pekerjaan sesuai dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber
informasi dan pengendalian secara minimal.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan
seorang pemimpin (perawat dalam mempengaruhi perawat-perawat lain yang
berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab
dalammemberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan
tercapai.
Bila dikatakan pula kepemimpinan merupakan suatu kemampuan dan
kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing, dan mengarahkan atau
mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi trcapainya tujuan
bersama.
3.2 Saran
Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan,
namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan
ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
13