Anda di halaman 1dari 3

Model Pembelajaran

Model pembelajaran dikembangkan dari adanya perbedaan karakteristik siswa yang bervariasi. Karena
siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, cara belajar yang bervariasi
antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran tidak terpaku hanya pada model
tertentu.

Menurut Agus Suprijono (2009: 46) model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran yang kami anggap tepat dalam pembelajaran PPKn yaitu :

-model pembelajaran kooperatif

Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan
suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan
kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran

Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran cooperative dapat


meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial.
Menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain , serta dapat meningkatkan harga diri.

Pembelajaran cooperative dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir,mencegah


masalah,dan menginteraksikan pengetahuan dan ketermpilan, maka pembelajaran cooperative dapat
memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan. (Wina Sanjaya,2007:240)

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik,
toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar
itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interdependensi peserta didik dalam
struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas berhubungan dengan
bagaimana tugas yang diberikan dapat diorganisir dengan baik oleh peserta didik. Struktur tujuan dan
reward mengacu pada kerja sama dalam kelompok atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan maupun reward.

Ada sebagian besar siswa yang akan lebih mudah memahami sesuatu yang dijelaskan temannya
daripada gurunya saat di kelas. Hal ini dapat di dasari banyak faktor seperti persamaan usia, cara Bicara
dan penjelasan dari temna sebaya yang lebih mudah dipahami daripada guru. Jadi hal ini yang
mendasari kmu memilih metode belajar kooperatif untuk pembelajaran PPKn di sekolah dasar.
Pembelajaran kooperatif terdiri dari banyak model., Berikut beberapa model yang telah kami pilih dari
beberapa model pada pembelajaran kooperatif untuk mewujudkan model pembelajaran terbaik untuk
di terapkan dalam proses pembelajaran PPKn.:

1. 1) STAD

Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan
pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya,
pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui 5 tahapan meliputi:

Tahap penyajian materi

Kerja kelompok

Tes individu

Penghitungan skor pengembangan individu

Pemberian penghargaan kelompok

2) Group Resume

Model ini menjadikan interaksi antar siswa lebih baik, dengan member penekanan bahwa mereka
adalah kelompok yang bagus, dalam bakat dan kemampuannya di kelas. Setiap kelompok membuat
kesimpulan dan mempresentasikan data-data setiap siswa dalam kelompok.

Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2009:59) mengatakan bahwa tidak semua belajar
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur
dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan:

1) Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok.

1., mempelajari bahan yang ditugaskan kepeda kelompoknya.

2.Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan
tersebut.

2) Tanggung Jawab Perseorangan (Personal Responsibility)


Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama anggota kelompok harus dapat menyelesaikan
tugas.

3) Interaksi Promotif (Face To Face Promotive Interaction)

Interaksi promotif sangat penting karena dapat menghasilkan saling ketergantunagn positif. Contohnya
dengan slaing membantu, saling percaya, saling memotivasi dan bekerjasama untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan baik.

4) Komunikasi Antar Anggota (Interpersonal Skill)

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi.

5) Pemrosesan Kelompok (Group Processing)

Pemrosesan mengandung arti menilai,melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi urutan atau
tahapan kegiatan kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang
tidak membantu. Tujuan dari pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam
memberi kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai