Pendahuluan
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA dalam tabel periodik. Disebut
mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi). Tidak ditemukan
satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas mulia tersebut
disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu konfigurasi oktet (duplet
untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi ionisasinya yang sangat
besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah (bertanda positif). Para ahli zaman
dahulu yakin bahwa unsur-unsur gas mulia benar-benar inert. Pendapat ini
dipatahkan, setelah pada tahun 1962, Neil Bartlett, seorang ahli kimia dari Kanada
berhasil membuat senyawa xenon, yaitu XePtF6. Sejak itu, berbagai senyawa gas
mulia berhasil dibuat. Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak
reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan
dalam sektor . unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon
B. Sejarah
Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785.
Cavendish menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama
sekali tidak bereaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer. Lalu pada tahun
1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan salah satu unsur
gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data
spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan
akhirnya zat tersebut diberi nama argon. Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil
mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan Janssen pada tahun 1868 saat
gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium dari sinar matahari
berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer dan
Frankland. Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu
Kripton, Xenon serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa
setelah udara cair hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan
cara mencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan
bertingkat.
Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang
menyebutnya sebagai pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert
mereka menemukan Radon adalah zat yang paling berat di masanya (sampai
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962.
Pembuatan unsur tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada
yaitu Neil Bartlett. Neil Bartlett berhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF 6, sejak
saat itu barulah ditemukan berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan
akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat telah berganti. Yang awalnya disebut gas
inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia yang berarti stabil atau sukar
bereaksi.
Selain memiliki karakteristik yang khas pada sifat atomic gas mulia juga
Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom dan
gaya London. Nilai kerapatan semakin besar dengan besar dengan pertambahan
massa atom dan kekuatan gaya London, sebaliknya semakin kecil dengan
pertambahan jari-jari atomnya, karena nilai kerapatan gas mulia bertambah dari He ke
Rn maka kenaikan nilai massa atom dan kekuatan gaya London dari He ke Rn lebih
atom-atom gas mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energI dalam hal ini suhu yang
semakin besar untuk mengatasi gaya London yang semakin kuat. Titik didih dan titik
leleh gas mulia makin tinggi dengan makin besarnya nomor atom. Titik didihnya
beberapa derajat dibawah titik lelehnya. Titik didih dan titik leleh gas mulia sangat
rendah hal tersebut menunjukkan bahwa gaya tarik menarik anatar atom (ikatan van
der waals) sangat lemah. Helium merupakan zat yang titik didihnya paling rendah
dibandingkan dengan semula zat di alam semesta. Titik leleh Helium (-272°C)
mendekati suhu mutlak. Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat
atomnya lemah sekali. Karenanya unsure-unsur gas mulia dalam keadaan biasa (suhu
normal) berfasa gas. Jadi, lemahnya gaya tarik-menarik menyebabkan titik didih dan
suatu atom. Untuk unsur segolongan (atas-bawah), semakin ke bawah semakin kecil
kanan semakin besar potensial ionisasinya. Begitu juga dengan unsur-unsur golongan
gas mulia dari atas ke bawah cenderung lebih kecil. Hal ini dikarenakan meskipun
muatan inti bertambah positif namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini
menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah
sehingga energi ionisasi semakin berkurang. Energi ionisasi gas mulia lebih besar
mengion. Oleh sebab itu, energi ionisasi unsur-unsur gas mulia lebih tinggi
dibandingkan dengan unsure-unsur lain. Afinitas electron yang mendekati nol dan
energy ionisasi yang tinggi menyebabkan atom-atom unsur gas mulia mempunyai
kecendrungan untuk tidak mengikat atau melepas elektron dalam keadaan normal.
Sehingga dalam keadaan bebas unsur-unsur gas mulia berada dalam bentuk tunggal
diatomik (molekul yang terdiri dari dua atom dari unsure yang sama), yaitu H 2, O2,
Cl2 sedangkan unsur-unsur gas mulia berada dalam bentuk He, Ne, Ar, Kr, Xe dan
radon.
4. Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atom netral dalam pengikatan
electron untuk membentuk ion negatif. Dengan elektron valensi yang sudah penuh,
unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari
harga afinitas elektron yang rendah. Karena unsur- unsur gas mulia memiliki
kestabilan tinggi yang disebabkan kulit terluarnya terisi penuh, maka afinitas
elektronnya mendekati nol. Atom-atom unsur gas mulia sangat sulit untuk menerima
Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun senyawa
dari gas mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan konfigurasi elektron
yang dimilikinya. Elektron valensi gas mulia adalah 8 (kecuali 2 untuk Helium) dan
merupakan konfigurasi yang paling stabil. Gas mulia memiliki energi pengionan yang
besar dan afinitas yang kecil. Energi pengionan yang besar memperlihatkan sukarnya
unsur-unsur gas mulia melepaskan elektron sedangkan afinitas elektron yang rendah
Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas
ataupun menyerap elektron. Jadi, unsur-unsur dalam gas mulia sukar untuk bereaksi.
Namun, untuk unsur gas mulia yang mempunyai energi ionisasi yang kecil dan
afinitas elektron yang besar mempunyai kecenderungan untuk membentuk ikatan
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya. Jadi,
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan pertambahan
jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit terluar berkurang,
sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun, demikian unsur gas mulia
hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan
oksigen. Sifat kereaktifan unsur-unsur gas mulia berturut-turut Ne > He > Ar > Kr >
Xe. Radon radioaktif. Konfigurasi elektron gas mulia dijadikan sebagai acuan bagi