Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik / masalah : Luka Bakar


Tempat : Ruang Bedah
Hari/Tanggal : Jumat, 23 Oktober 2020
Waktu : 20 menit
Sasaran : Pasien dan Keluarga luka bakar

1. Latar Belakang
1.1 Tujuan

Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak
terhadap panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi
(seperti bahan-bahan korosif), bahan-bahan elektrik (arus listrik atau lampu),
friksi, atau energi elektromagnetik dan radian. Luka bakar merupakan satu jenis
trauma yang memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga
memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga fase lanjut (Hatta,
2015).

Setiap tahun di Indonesia hampir 1 juta anak meninggal karena kecelakaan.


Kecelakaan yang biasa terjadi adalah jatuh, terbakar dan tenggelam. Hampir
semuanya dapat dicegah dan dapat diatasi jika orang tua tahu apa yang harus
mereka lakukan untuk mencegah kecelakaan dan jika terjadi kecelakaan (Depkes
RI, 2010). Berdasarkan inventarisasi penanganan pasien luka bakar dari 14 rumah
sakit besar yang ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang,
Denpasar, Jember, Mataram, Makassar, Manado, Banjarmasin, dan Palembang,
ditemukan sepanjang 2012-2014 terdapat 3.518 kasus luka bakar. Angka kejadian
luka bakar dalam datanya terus meningkat dari 1.186 kasus pada 2012 menjadi
1.123 kasus (2013) dan 1.209 kasus (2014). Angka tersebut sebenarnya belum
bisa dijadikan indikator nasional sebab kasusnya mirip fenomena gunung es,
dimana kasus yang terjadi sebenarnya jauh lebih besar dari jumlah kasus yang
dilaporkan. Kasus luka bakar yang terjadi pada anak berdasarkan riskesdas 2013
ditemukan pada kelompok umur kurang dari 1 tahun sebesaar 0,7%, kelompok
umum 1-4 tahun sebesar 1,5% dan kelompok umur 5-14 tahun sebesar 0,6%
(Riskesdas, 2013).
Kejadian luka bakar pada anak memerlukan perhatian khusus dari orang tua
termasuk ibu. Peran orang tua dalam melakukan penatalaksanaan terhadap luka
bakar diperlukan suatu kemampuan tidak hanya pengetahuan, karena kemampuan
merupakan salah satu komponen faktor predisposisi yang penting
(Sulistiyani,2011). Nyeri adalah pengalaman subjektif yang umum terjadi pada
baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri sulit untuk
diidentifikasi secara akurat. Hal ini tentu berakibat pemberian manajemen nyeri
tidak efektif sehingga menimbulkan dampak negatif berupa peningkatan
intensitas, frekuensi, durasi nyeri atau derajat terkait kerusakan pada tubuh (Truba
& Hoyle, 2014).
Dengan mengoleskan pasta gigi, mentega, kecap, minyak, dan masih banyak
lagi anggapan dan kepercayaan seseorang yang selama ini diyakini di masyarakat.
Hingga kini masih banyak masyarakat yang percaya dengan hal tesebut.
Seharusnya pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah sesegera mungkin
mendinginkan area yang terkena dengan air sejuk yang mengalir selama minimal
20 menit. Hal ini untuk mengurangi bengkak yang dapat terjadi dan mempercepat
proses penyembuhan di kemudian harinya. Tidak perlu menggunakan air yang
terlalu dingin atau menggunakan es batu karena hal tersebut justru akan merusak
jaringan kulit lebih dalam (Rionaldo D, 2014).
Berdasarkan latar belakang di atas, mahasiswa dapat menyimpulkan bahwa
luka bakar adalah penyakit yang dapat merusak anggota tubuh dan menimbulkan
perasaan nyeri. Dengan kesimpulan tersebut, mahasiswa dapat melengkapi asuhan
keperawatan pada pasien kelolaan di ruang Dahlia khususnya pada Tn. M dengan
diagnosa medis Combustio.
1.1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang luka bakar diharapkan keluarga pasien
dapat memahami konsep tentang integumen pasien luka bakar dan
pencegahannya.
1.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang luka bakar diharapkan audiens
dapat:
1.1.3 Menyebutkan Pengertian luka bakar
1.1.4 Menyebutkan Penyebab luka bakar
1.1.5 Menjelaskan pada pasien luka bakar
1.1.6 Menyebutkan Cara Pencegahan luka bakar

1.2 Pokok Bahasan


Luka bakar

1.3 Sub Pokok Pembahasan


1.3.1 Pengertian luka bakar
1.3.2 Penyebab luka bakar
1.3.3 Mobilisasi pasien luka bakar
1.3.4 Cara Pencegahan luka bakar

1.4 Metode
1.4.1 Ceramah
1.4.2 Diskusi dan tanya jawab
1.4.3 Virtual

1.5 Media dan Alat


1.5.1 Leaflet
1.5.2 poster

1.6 Materi : Terlampir

1.7 Pengorganisasian
Penanggung jawab : Hendy Trigusman
Moderator : Hendy Trigusman
Penyaji : Hendy Trigusman
Fasilitator : Hendy Trigusman
Observer : Hendy Trigusman
1.7.1 Tugas dan tanggung jawab organisasi :
1.7.1.1 Moderator
Membuka acara, bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada
penyuluhan pencegahan stroke berulang, mengarahkan diskusi pada hal-hal
yang terkait pada tujuan diskusi, serta memicu peserta untuk berperan aktif.
1.7.1.2 Penyaji
Bertanggung jawab dalam memberikan penyuluhan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami peserta penyuluhan
1.7.1.3 Fasilitator
Memotivasi peserta untuk aktif berperan serta dalam diskusi, baik dalam
mengajukan usulan, pertanyaan, ataupun memberi jawaban.
1.7.1.4 Observer
Mengamati jalannya kegiatan pertemuan, membuat catatan kecil tentang
hal-hal yang penting dari kegiatan tersebut dan mengevaluasi hasil
pelaksanaan penyuluhan.

1.8 Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator dan Leader

: penyaji

: Peserta

: Fasilitator

dokumentasi

1.9 Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Pengajar Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan topik penyuluhan MEMPERHATIKAN
4. Menjelaskan tujuan
5. Meminta kontrak waktu dan meminta kerja
sama dengan audiens

2 15 menit Pelaksanaan
1. Menggali pengetahuan peserta tentang
pengertian luka bakar
2. Menjelaskan pengertian luka bakar
3. Menggali pengetahuan peserta tentang luka
bakar MENDENGARKAN,
4. Menjelaskan pada pasien luka bakar MEMPERHATIKAN DAN
5. Menggali pengetahuan peserta tentang luka BERTANYA
bakar
6. Menggali pengetahuan klien tentang cara
luka bakar
7. Menjelaskan cara pencegahan luka bakar
8. Mendemonstrasikan video tentang luka
bakar
9. Memberi kesempatan pada peserta untuk
bertanya
3 5 menit Penutup
1. Mengevaluasi atau menanyakan Kembali
materi yang telah disampaikan pada peserta
2. Menyimpulkan Kembali materi yang telah MENJAWAB PERTANYAAN,
disampaikan MEMPERHATIKAN,
3. Memberikan motivasi kepada keluarganya MENJAWAB SALAM
yang terkena luka bakar
4. Memberi salam penutup
1.10 Evaluasi
1.10.1 Evaluasi Struktur
a. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
b. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan
c. Tempat dan media serta alat sesuai rencana
d. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan
1.10.2 Evaluasi Proses
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
f. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
g. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
h. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan
sampai selesai
i. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan
berjalan

1.10.3 Evaluasi Hasil


Peserta mampu :
j. Menyebutkan pengertian stroke
k. Menyebutkan penyebab penyakit stroke yang dapat dikontrol dan yang tidak
dapat dikontrol
l. Menjelaskan tentang mobilisasi pasien stroke
m. Menyebutkan cara pencegahan stroke berulang

M. Penutup
Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan, diharapkan keluarga pasien
stroke di ruang Nusa Indah Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangka Raya
melaksanakan mobilisasi pada pasien stroke sehingga dapat membantu
dalam pemulihan pasien stroke dan cara pencegahan terjadinya stroke
berulang.

Palangka Raya, 23 Oktober 2020


HENDY TRIGUSMAN

LAMPIRAN
MATERI

1. Defenisi Stroke
Stroke menurut adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler
(Martini, 2014).
Stroke non hemoragik adalah hilangnya fungsi otak secara mendadak
akibat gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Suddarth; 2014). Stroke
non hemoragik biasa disebut dengan stroke iskemik atau emboli dan trombus
yaitu tertutupnya pembuluh darah oleh bekuan darah atau gumpalan hasil
terbentukbya trombus (Nurarif; 2015)

2. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol


2.1 Usia
Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian kemungkinan
terjadinya stroke lebih besar. Pada umumnya resiko terjadinya stroke mulai usia
35 tahun dan meningkat setiap tahunnya.
2.2 Jenis kelamin
Pria memiliki kecenderungan lebih besar terkena serangan stroke dibanding
perempuan.
2.3. Genetik/keturunan
Seseorang yang mempunyai riwayat stroke dalamkeluarganya, menjadi
seseorang yang beresiko tinggi terkena serangan stroke.
a. Faktor resiko yang dapat dikontrol atau dikendalikan diantaranya :
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Penyakit jantung
- Riwayat stroke sebelumnya
- Merokok
- Kolesterol tinggi
- Obesitas
- Minuman Alkohol

3. Mobilisasi Pada Pasien Stroke


Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh untuk
meningkatkan fleksibilitas sendi atau mencegah terjadinya kekakuan pada
sendi.
a. Pelaksanaan mobilisasi dini posisi Tidur
Berbaring telentang
1. Posisi kepala, leher, dan punggung harus lurus.
2. Letakkan bantal dibawah lengan yang lemah/lumpuh secara berhati- hati, sehingga
bahu terangkat keatas dengan lengan agak ditinggikan dan memutar kearah luar,
siku dan pergelangan tangan agak ditinggikan.
3. Letakkan pula bantal di bawah paha yang lemah/lumpuh, dengan posisi agak
memutar ke arah dalam, dan lutut agak ditekuk.
b. Miring kesisi yang sehat
1. Bahu yang lumpuh harus menghadap kedepan
2. Lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan
3. Kaki yang lumpuh diletakkan didepan
4. Dibawah paha dan tungkai diganjal bantal
5. Lutut ditekuk
c. Miring kesisi yang lumpuh/lemah
1. Lengan yang lumpuh menghadap kedepan, pastikan bahu pasien tidak
memutar secara berlebihan
2. Tungkai agak ditekuk, tungkai yang sehat menyilang di atas tungkai yang
lumpuh/lemah dengan diganjal bantal.
d. Latihan Gerak Sendi (Range of Motion)
Latihan gerak sendi ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan
kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan
keadaan pasien.

a. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan


Cara :
- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku
menekuk dengan lengan.
- Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien.
- Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.

b. Fleksi dan Ekstensi Siku


Cara :
- Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya.
- Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat
bahu.
- Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.

c. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah


Cara :
- Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku
menekuk.
- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya.
- Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
- Kembalikan ke posisi semula.
- Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke
arahnya.

d. Pronasi Fleksi Bahu


Cara :
- Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.
- Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
- Angkat lengan pasien pada posisi semula.

e. Abduksi dan Adduksi Bahu


Cara :
- Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
- Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
- Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
(Abduksi).
- Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)
- Kembalikan ke posisi semula.

f. Rotasi Bahu
Cara :
- Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
- Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan
pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.
- Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke bawah.
- Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
- Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat
tidur, telapak tangan menghadap ke atas.
- Kembalikan lengan ke posisi semula.
g. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
Cara :
- Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain
memegang kaki.
- Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
- Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
- Kembalikan ke posisi semula.

h. Infersi dan efersi kaki


Cara :
- Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya.
- Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
- Kembalikan ke posisi semula
- Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.
- Kembalikan ke posisi semula.

i. Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki


Cara :
- Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu
tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.
- Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
- Kembalikan ke posisi semula.
- Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
j. Fleksi dan Ekstensi lutut.
Cara :
- Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain.
- Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
- Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
- Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke
atas.
- Kembali ke posisi semula.

k. Rotasi pangkal paha


Cara :
- Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu
tangan yang lain di atas lutut.
- Putar kaki menjauhi perawat.
- Putar kaki ke arah perawat.
- Kembalikan ke posisi semula.

l. Abduksi dan Adduksi pangkal paha.


Cara :
- Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit.
- Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari
tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
- Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
- Kembalikan ke posisi semula.

c. Cara Pencegahan Penyakit Stroke Berulang


Stroke merupakan penyakit pemicu kematian yang serius, namun
sebenarnya dapat dicegah. Perubahan gaya hidup perlu ditingkatkan guna
mengurangi risiko stroke. Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat
dilakukan :
a. Konsumsi makanan sehat
Konsumsi makanan dengan tinggi serat. Makanan tinggi serat akan
membantu dalam pencegahan penyakit stroke ini dan juga turut andil
mengendalikan lemak dalam darah. Kurangi kolesterol "jahat" sehingga dapat
meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke.
b. Kurangi konsumsi garam
Mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sehingga
mengurangi risiko stroke.
c. Hindari Kebiasaan buruk seperti : merokok dan minum alkohol Perokok memiliki
risiko stroke dua kali lipat. Merokok dapat merusak pembuluh darah dan
meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat penyumbatan di pembuluh
darah. Kebiasaan merokok dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan
dinding pembuluh darah) dan membuat darah menjadi mudah untuk
menggumpaldan darah menggumpal akan meningkatkan resiko penyakit stroke ini.

d. Hidup aktif dan olahraga yang teratur


Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih
besar memiliki kadar kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan stroke.
Olahraga dapat mengurangi berat badan sehingga mengurangi risiko
penyakit-penyakit tersebut. Melakukan aktivitas fisik secara teratur dengan
berolahraga termasuk dalam salah satu tips dan cara dalam membantu
menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat
dalam darah.
e. Perbanyak konsumsi serat dan banyak minum air putih
Para peneliti menemukan risiko stroke bisa berkurang sampai 7 persen untuk
setiap 7 gram penambahan serat yang dikonsumsi setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai