PROPOSAL
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
Disusun oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Prodi Ners
Stikes Widya Nusantara Palu
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat penelitian 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Tinjauan Teori 5
B. Kerangka Konsep 20
C. Hipotesis 20
BAB III METODE PENELITIAN 21
A. Desain Penelitian 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian 21
C. Populasi dan Sampel Penelitian 21
D. Variabel Penelitian 23
E. Definisi Operasional 23
F. Instrumen Penelitian 24
G. Teknik Penelitian Data 25
H. Analisa Data 25
J. Bagan Alur Penelitian 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizoprenia menjadi gangguan jiwa yang dominan dibanding gangguan jiwa
lainnya. Sekitar 450 juta orang menderita gangguan jiwa termasuk skizofrenia.
Penderita gangguan jiwa sepertiga tinggal di negara berkembang, 8 dari 10 orang yang
menderita skizofrenia tidak mendapatkan penanganan medis. Gejala skizofrenia
muncul pada usia 15-25 tahun lebih banyakditemukan pada laki-laki dibandingkan
pada perempuan1.
Di seluruh dunia penyakit skizofrenia ini menjadi perhatian khusus sebab angka
penderitanya mencapai 1% penduduk dari seluruh gangguan jiwa yang ada pada
periode waktu tertentu2. Jumlah orang dengan gangguan jiwa setiap tahun semakin
meningkat, penyakit ini memiliki berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh
gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisik atau kimiawi. Pada tahun 2014 di
perkirakan prevalensinya mencapai 516 juta jiwa. Sedangkan penderita skizofrenia
sekitar lebih dari 20 juta jiwa3. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 yang dilakukan oleh
Kementrian Republik Indonesia menyimpulkan bahwa prevalensi gangguan jiwa berat,
seperti skizofrenia Provinsi Bali menjadi urutan pertama dengan jumlah 11%4
Persentase pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) Berat
untuk Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebesar 63,2% dengan sasaran ODGJ berat
sebesar 3.869. Persentase pelayanan kesehatan ODGJ Berat yang tertinggi adalah di
Kabupaten Morowali, Donggala, Buol, Touna dan Banggai Laut sebesar 100% dengan
sasaran ODGJ berat masing-masing yaitu untuk Morowali sebesar 200, Donggala
sebesar 12, Buol sebesar 27, Touna Sebesar 287 dan Banggai Laut sebesar 11.
Tingginya data tersebut disebabkan oleh pengaruh dari genetik dan lingkungan.
Persentase pelayanan kesehatan ODGJ Berat yang terendah adalah di Kabupaten
Banggai Kepulauan sebesar 18,5% dengan sasaran ODGJ sebesar 491. Secara khusus
data pasien dengan gangguan jiwa Di RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah pada
tahun 2017 berjumlah 1012 kasus dan tahun 2018 berjumlah 850 kasus dan pada tahun
2019 berjumlah 897 kasus.
Tatalaksana kasus untuk gangguan kesehatan jiwa secara keseluruhan bisa kita
beri penanganan dengan obat-obatan dan pola hidup sehat seperti pola tidur yang baik,
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional perawat
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pasien skizofrenia di RSUD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk membuktikan hubungan antara kecerdasan emosional perawat dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien skizofrenia di RSUD Madani Provinsi
4
Sulawesi Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi kecerdasan emosional perawat di RSUD Madani
Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan asuhan keperawatan pasien skizofrenia di
RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
c. Untuk menganalisis hubungan antara kecerdasan emosional perawat dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien skizofrenia di RSUD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam
perkembangan ilmu keperawatan pasien dan dapat dijadikan sebagai informasi
baru di bidang keperawatan terutama tentang hubungan antara kecerdasan
emosional perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pasien skizofrenia.
2. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat dalam
upaya meningkatkan pelayanan terutama dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pasien skizofrenia.
3. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang
bermanfaat peningkatan pemberian pelayanan keperawatan terutama pelaksanaan
asuhan keperawatan pasien skizofrenia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori.
1. Tinjauan Tentang Kecerdasan Emosional
a. Pengertian
Emosi berasal dari kata movere yang memiliki arti menggerakkan,
bergerak, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak
dalam emosi. Emosi pada hakikatnya merupakan dorongan untuk bertindak dan
rencana seketika untuk menghadapi suatu masalah13.
Emosi sebagai getaran jiwa, keharuan, dan renjana (rasa hati yang kuat).
Kecerdaasan emosional merupakan suatu kemampuan seperti kemampuan
memotivasi diri, bertahan terhadap frustrasi, mengatur suasana hati agar beban
stress tidak melumpukan kemampuan berpikir, dan berempati. Melalui
kecerdasan emosional manusia belajar mengelola perasaannya sehingga dapat
mengekspresikannya secara tepat dan efektif. Kecerdasan emosional mencakup
pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi14.
Sesuai dengan definisi tersebut, kecerdasan pada hakikatnya adalah
kesempurnaan akal pikiran manusia yang ditunjukkan dengan kinerja otak yang
rasional, emosi dan fungsi-fungsi motoriknya. Otak rasional berfungsi
mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan berfikir rasional, seperti berhitung,
memecahkan masalah dan lain-lain. Otak emosional berfungsi mengurusi soal
perasaan seperti bagaimana kita menguasai diri, mengendalikan dan bertindak
sesuai dengan kadarnya, dan fungsi-fungsi motorik berkaitan dengan fungsi
gerak manusia. Apabila tercapai suatu sinergitas dalam fungsinya, peluang
seseorang untuk mencapai kecerdasan semakin optimal13.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah hal yang
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas serta serangkaian
kecenderungan untuk bertindak.Emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan
dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong
perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa,
emosi sedih mendorong seseorang merupakan salah satu aspek penting dalam
5
6
suasana hati mereka sendiri. Bila kecakapan emosi ini telah dimiliki, maka ia
akan mampu mengembangkan semangat, ambisi dan kemampuan keras
mengendalikan diri, sehingga mampu menahan emosi dan dorongan negatif,
menjaga norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja
pribadi, luwes terhadap perubahan, dan terbuka terhadap ide-ide serta
informasi baru.
3) Motivasi
Motivasi didefinisikan sebagai semua hal verbal, fisik atau psikologis
yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon.Motivasi adalah
dorongan yang membimbing atau membantu mencapai tujuan atau sasaran.
Motivasi yang positif akan membuat seseorang untuk menjadi yang lebih
baik, dapat menyesuaikan dengan sasaran kelompok atau organisasi, dapat
menyiapkan diri untuk memanfaatkan kesempatan, dan memperjuangkan
kegagalan danmengatasi hambatan.
4) Empati
Empati adalah upaya untuk merasakan yang dirasakan orang lain,
mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling
percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.Empati
adalah kesadaran akan perasaan, kepentingan dan keprihatinan orang seperti
mengenali diri sendiri, yang paling efektif dari empati adalah mempunyai
kemampuan paling tinggi dalam penolakan terhadap sinyal-sinyal emosi
tubuh sendiri mulai dari mendengar, memahami dan bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar.
5) Keterampilan Sosial
Keterampilan sosial adalah kemahiran dalam menggugah tanggapan
yang dikehendaki oleh orang lain dalam sebuah lingkungan. Keterampilan
sosial adalah kemampuan memahami emosi dengan baik ketika berhubungan
dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi yang terjadi sehingga
mampu bekerja sama dan bekerja dalam tim.
c. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain13:
1) Fisik
Secara anatomi, otak merupakan organ vital yang paling berpengaruh
8
d. Penatalaksanaan Skizofrenia
1) Terapi fase akut
Pada fase akut ini pasien menunjukan gejala psikotik yang intensif.
Biasanya pada fase ini ditandai dengan munculnya gejala positif dan negatif.
Pengobatan pada fase ini bertujuan untuk mengendalikan gejala psikotik
sehingga tidak membahayakan terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Terapi utamanya adalah dengan menggunakan obat dan biasanya dibutuhkan
rawat inap. Pemilihan antipsikotik yang benar dan dosis yang tepat dapat
mengurangi gejala psikotik dalam waktu enam minggu14.
2) Terapi fase stabilisasi
Pada fase stabilisasi ini pasien masih memiliki kemungkinan yang
besar untuk kambuh sehingga butuhkan pengobatan yang rutin untuk
menuju ke tahap pemulihan yang lebih stabil14.
3) Terapi fase pemeliharaan
Pada fase pemeliharaan ini dilakukan terapi jangka panjang dengan
harapan dapat mempertahankan kesembuhan, mengontrol gejala,
mengurangi resiko kekambuhan, mengajarkan ketrampilan untuk hidup
mandiri.Terapinya meliputi obat-obatan, terapi suportif, pendidikan keluarga
dan konseling, serta rehabilitasi pekerjaan dan sosial. Ada terapi
farmakologi dan non farmakologi yang dapat dilakukan15:
a) Terapi Non Farmakologi
Pengobatan skizofrenia dapat menggunakan beberapa pendekatan
psikososial.Intervensi psikososial merupakan bagian dari perawatan
yang komprehensif dan dapat meningkatkan kesembuhan jika
diintegrasikan dengan terapi farmakologis.Intervensi psikososial
ditujukan untuk memberikan dukungan emosional pada pasien.Pilihan
pendekatan dan intervensi psikososial didasarkan kebutuhan khusus
pasien sesuai dengan keparahan penyakitnya.
(1) Program for Assertive Community Treatment (PACT)
PACT merupakan program rehabilitasi yang terdiri dari
manajemen kasus dan intervensi aktif oleh satu tim menggunakan
pendekatan yang sangat terintegrasi. Program ini dirancang khusus
untuk pasien yang fungsi sosialnya buruk dan bertujuan untuk
12
emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk dapat menjaring data yang
diperlukan, umumnya dikembangkan formulir pengkajian dan petunjuk teknis
pengkajian agar memudahkan dalam pengkajian. isi pengkajian meliputi:
identitas klien, keluhan utama/alasan masuk, faktor predisposisi, faktor
presipitasi, penilaian stresor, sumber koping, mekanik koping. Data pengkajian
keperawatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi pengkajian perilaku, faktor
predis posisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimiliki klien13.
Tahap selanjutnya adalah perumusan diagnosa keperawatan. Diagnosa
keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana
perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah
dan merubah. Perumusan diagnosa keperawatan meliputi16:
1) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan
2) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di
lakukan intervensi.
3) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk
memastikan masalah keperawatan kemungkinan.
4) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga, atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera
yang lebih tinggi.
5) Syndrom : diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan actual
dan resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian
atau situasi tertentu
Tindakan selanjutnya adalah merencanakan tindakan keperawatan.
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari
status kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di
harapkan. Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana
perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan
keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyinuitas asuhan
15
perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi
oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga
mencakup kebutuhan klien jangka panjang17.
Selanjutkan melakukan implementasi sesuai dengan rencana tindakan yang
telah dibuat dan tahap akhir adalah melakukan evaluasi yang memuat kriteria
keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah di rumuskan sebelumnya dan semua tindakan didokumentasikan
dengan benar17.
f. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yaitu antara lain18:
1) Motivasi
Motivasi merupakan dukungan dari orang lain, baik dari keluarga,
teman, rekan kerja yang dapat membantu untuk menyelesaikan pekerjaan
secara optimal dan dapat menurunkan tingkat stressyang dialami. Motivasi
tidak hanya dari dukungan seseorang, namun dapat juga berupa ekonomi,
lingkungan.
2) Stres kerja
Stres yang diakibatkan dari beberapa tekanan baik dari fakor
eksternal, maupun faktor internal, contohnya masalah keluarga, sehingga
dapat mempengarui pelaksanaan asuhan keperawatan. Stress kerja juga
dapat disebabkan karena beban kerja atau volume/jumlah pekerjaan yang
ditanggung berlebihan oleh petugas kesehatan.
3) Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam bidang keperawatan merupakan salah satu
faktor penting karena faktor kepemimpinan dapat memberikan pengaruh
yang berarti terhadap kinerja perawat karena pimpinan yang merencanakan,
16
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah gambaran dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara
variabel (baik variabel yang diteliti maupun variabel yang tidak diteliti). Kerangka
konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori 22.
Berdasarkan tinjauan teori yang telah diuraikan di atas, maka kerangka penelitian ini dapat
digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang Sawo, Salak, Anggur, Langsat
dan ruang Srikaya RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2020.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti 22. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua perawat di ruang Sawo, Salak, Anggur, Langsat dan
ruang Srikaya RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah yaitu berjumlah 53 orang .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang benar-benar mewakili dan dapat
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya23. Pada penelitian ini sampel
diambil dari sebagian perawat di ruang Sawo, Salak, Anggur, Langsat dan ruang
Srikaya RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah yaitu berjumlah 35 orang
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kirteria Inklusi
1) Perawat bersedia menjadi responden
2) Perawat tidak sedang cuti atau libur saat penelitian dilakukan
21
22
Keterangan:
N = besar populasi
n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan
Dimana :
N = 53
d = 0,5% (0,05)
53
n =
1 + 53 (0,05)2
53
n = 1 + 53 (0,0025)
53
n = 1 + 0,132
n = 53
1,132
n = 46,81 sampel
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 47 responden
c. Tehnik pengambilan sampel
Penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel degan teknik
proporsional stratifiet random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari
anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu23. Proporsi sampel tiap-tiap ruangan:
23
n
Keterangan:
x Jumlah perawat di masing-masing ruangan
N
15
Ruang Sawo : x 47= 13
53
9
Ruang Salak : x 47 = 8
53
11
Ruang Anggur : x 47 = 10
53
10
Ruang Langsat : x 47 = 9
53
8
Ruang Srikaya : x 47 = 7
53
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu:
1. Variabel Bebas (independent variable
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependent (variabel terikat) 22. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kecerdasan emosional perawat
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas22. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien skizofrenia di RSUD Madani Provinsi
Sulawesi Tengah.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah karakteristik yang diamati dari sesuatu yang
didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang
merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya memungkinkan bagi
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatru
objek atau fenomena yang kemudian dapat diulang oleh orang lain22.
24
1. Variabel Independen
Kecerdasan emosional perawat
Defenisi : Kemampuan pengendalian diri yang dimiliki oleh perawat saat
memberikan pelayanan yang meliputi mengenali emosi diri,
memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan
dengan orang lain.
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Pengisian kuesioner
Skala Ukur :Ordinal
Hasil Ukur : 0 = Kurang baik dengan skor jawaban responden <median
1 = Baik denganskor jawaban responden ≥ median
2. Variabel Dependen
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pasien Skizofrenia
Definisi : Merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pasien skizofrenia yang yang sesuai dengan
tahapan pemberian asuhan keperawatan yaitu dimulai dari pengkajian,
merumuskan diagnose keperawatan, melakukan perencenaan dan
melakukan implementasi keperawatan serta melakukan evaluasi hasil
keperawatan.
Alat Ukur : Kuesioner
Cara Ukur : Pengisisan kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : 0 = Pelaksanaan kurang baik jika pemberian asuhan keperawatan tidak
sesuai dengan tahapan.
1 = Pelaksanaan baik pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan
tahapan
F. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini kuesioner kecerdasan
emosional sudah diuji validitas sebelumnya dengan hasill uji validitas instrumen
kecerdasan emosi dapat diketahui bahwa dari 50 item yang diuji cobakan terdapat 21
item yang gugur dikarenakan phitung < p tabel dengan taraf signifikansi 5% dan
N=78 (nilai phitung=0.220). Butir yang valid rhitung memiliki indeks korelasi
berkisar antara 0,005- 0,045. Uji reliabilitas instrumen pada penelitian ini dengan
25
dasar teori yang digunakan adalah Cronbach Alpha. Kriteria penentuan reliabilitas
instrumen dengan membandingkan nilai rtabel dan rhitung. Jika rhitung > rtabel maka
instrumen yang diuji dinyatakan reliabel. Dari penghitungan reliabilitas rhitung
instrumen kecerdasan emosi didapat koefisien sebesar 0,442-0.807 (rtabel=0,342).
Kuesioner kecerdasan emosional pada penelitian ini berisi 20 pernyataan
menggunakan skala menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban Sangat
Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, Setuju (S) diberi
nilai 3, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 424.
Kuesioner pelaksanaan asuhan keperawatan pasien skizofrenia berdasarkan
penerapan standar asuhan keperawatan berisi 32 pernyataan menggunakan skala
gutmant dengan alternatif jawaban Ya diberi nilai 1 dan Tidak diberi nilai 025.
1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner.
2. Jenis data yang dikumpulkan adalah:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan melakukan pengisian kuesioner
secara langsung kepada perawat di RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah.
b. Data sekunder, yaitu data yang digunakan untuk mendukung data primer yaitu
data yang diambil dari rekam medik RSUD Madani Provinsi Sulawesi
Tengah.
H. Pengolahan Data
Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Editing : memeriksa kembali data-data yang telah dikumpulkan apakah ada
kesalahan atau tidak.
2. Coding : pemberian nomor-nomor kode atau bobot pada jawaban yang
bersifat kategori.
3. Entry : memasukkan data ke program komputer untuk keperluan analisis.
4. Cleaning : membersihkan data dan melihat variabel yang digunakan apakah
datanya sudah benar atau belum.
5. Describing : Menggambarkan atau menerangkan data.
Selanjutnya data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan program
komputer.
26
1. Analisis univariat
Data dianalisis secara univariat. Analisa data dilakukan terhadap tiap
variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase
dari tiap variabel. Analisa data dilakukan dengan formulasi distribusi frekuensi
dengan rumus sebagai berikut26:
P = x 100%
Keterangan : P = Persentase
f = Frekuensi
n = Sampel
2. Analisis Bivariat.
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua vriabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi26. Analisis bivariat yang dilakukan untuk melihat
kecerdasan emosional perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan pasien
skizofrenia menggunakan uji chi square dengan nilai kemaknaan (p ≤ 0,05) dan
tingkat kepercayaan 95%. Adapun rumus uji chi square sebagai berikut:
X² = ∑ (o ─ E )²
E
Keterangan : χ² : chi square
fo : frekuensi observasi
fE : frekuensi harapan
Syarat uji Chi-Square adalah sel yang mempunyai nilaiexpected lebih kecil
dari lima maksimal 20% dari jumlah sel. Jika syarat uji Chi-Square tidak
terpenuhi, digunakan uji alternatif27. Alternatif uji Chi-Square bergantung pada
jenis tabel.
a. Untuk tabel 2 x 2 alternatif uji Chi-Square adalah uji fisher’s
b. Untuk tabel 2 x k atau B x 2 dimana B dan K adalah data kategorik nominal
lebih dari dua kategori, alternatif uji Chi-Square adalahuji mann Whitney atau
penyederhanaan sel.
27
Observasi Lapangan
Telaah Literatur
Analisis Univariat
Pengolahan data
Analisis Bivariat
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization Mental disorders fact sheets. 2017. [diunduh 2020 April
6]. Tersedia pada http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en.
3. World Health Organization. Depression and other common mental disorders: global
health estimates. Switzerland: World Health Organization. 2018. [diunduh 2020April
6]. Tersedia pada http://apps.who.int/iris/bitstream/1/WHO-MSD-MER2017.2-eng.pdf
5. Profil Kesehatan Sulawesi Tengah. Data Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
2018.
7. Hawari, Dadang. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2013.
9. Uha. IN. Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja. Jakarta. Prenada Media
Group2013.
11. Paomey C.J. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Kinerja Perawat Dalam
Menerapkan Asuhan Keperawatan di Irina A RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado e-
journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016.
12. Zainaro M.A. Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Alimuddin Umar Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Kesehatan
Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.3, Juli 2017: 162-166
14. Yosep, I, Sutini, T. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung Refika Aditama. 2014
29
16. Yusuf Ah, Rizky Fitryasari PK, Hanik E N. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Salemba Medika 2015.
18. Marquis, Bessie L., & Huston, Carol J.. Kepemimpinan dan manajemen keperawatan:
teori dan aplikasi. Jakarta: EGC. 2016.
20. Diniz, I. A., Cavalcante, R. B., Otoni, A., & Mata, L. R. Perception of primary v health
care manegement nurse on the nursing process. Rvista Brasileira de t, Enfermagem
REBEN, 180. doi: http://dx.doi.org/10.1590/0034-7167.2015680204i. 2015.
21. Franklin, Catherine M., Bernhardt, Jean M., Lopez, Ruth P., Middleton, Ellen R.L., &
Davis, Sheila.. Interprofessional teamwork and collaboration between community
health workers and healthcare teams: An integrative review. Journal SAGE. 1-9. doi:
2333392815573312. 2015.
22. Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta
(ID): Salemba Medika. 2014.
23. Hidayat, A.A. Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data. Jakarta :
Salemba Medika. 2014.
24. Rifai, F. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Caring Pada Perawat Di
Ruang Marwah RS Haji Surabaya. Skripsi: Universitas Airlangga. 2017.
25. Hrahap S.Y. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RS. Martha Friska
Brayan Medan. 2018. Vol 26 (3)
27. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Alfabeta,
CV. 2017.
30
Peneliti
Responden
KUESIONER
33
A. Keterangan/Identitas Responden
1. No. Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Pendidikan :
4. Masa Kerja :
Jawaban
No Pernyataan
STS TS S SS
1. Saya menyadari kekecewaan terhadap suatu hal
2. Saya mengetahui penyebab saya marah
3. Saya mengetahui penyebab saya sedih
4. Saya mengetahui kekesalan yang saya rasakan
Saya mengetahui suatu hal yang membuat saya menjadi
5.
takut
Saya mengetahui penyebab hal yang membuat saya
6.
bahagia
Saya dapat menahan amarah ketika di olok-olok oleh
7.
teman atau orang lain
Saya dapat menerima kekecewaan ketika permintaan saya
8.
tidak dikabulkan
Saya dapat mengatasi rasa sedih saya dan tetap bekerja
9.
secara profesional
Saya dapat menerima ketika saya mendapat teguran dari
10.
atasan saya
11. Saya dapat mengatasi rasa takut saya terhadap suatu hal
Saya dapat menahan rasa gembira saya ketika saya merasa
12.
bahagia
13. Saya membutuhkan latihan keperawatan
Saya harus membaca seputar ilmu keperawatan agar
14.
membuat saya semakin baik dalam berkarir nantinya
Saya menginginkan mengikuti seminar keperawatan untuk
15.
menambah pengetahuan
Saya harus bekerja secara maksimal agar hasil kerja saya
16.
baik
17. Dalam menjalin hubungan dengan pasien, saya tidak
34
Jawaban
No Pernyataan
Ya Tidak
A. Pengkajian
Melakukan pengkajian dan mengisi format pengkajian
1.
dengan lengkap
2. Mencatat data sesuai dengan pedoman pencatatan
3. Mengelompokkan bio-psiko-sosial, dan spiritual
4. Mengkaji pasien sejak dirawat sampai pulang
5. Merumuskan masalah untuk diagnosa keperawatan awal
B. Diagnosa Keperawatan
Membuat diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang
6.
dirumuskan
Diagnosa keperawatan didasarkan pada masalah kesehatan,
7.
penyebab dan gejala yang ada pada klien
8. Merumuskan diagnosa keperawatan actual
9. Merumuskan diagnosa keperawatan potensial
C. Perencanaan
Membuat prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan
10.
kebutuhan klien
Menentukan tujuan dari asuhan keperawatan
11.
Mengembangkan rencana keperawatan dengan melibatkan
12.
keluarga
13. Membuat perencanaan tindakan keperawatan observasi
14. Membuat tindakan keperawatan kolaborasi
Membuat tindakan keperawatan bersifat pendidikan
15.
keperawatan
Membuat perencanaan mengacu pada tujuan dengan kalimat
16.
perintah, terinci dan jelas
Membuat rencana tindakan keperawatan sesuai standar
17.
asuhan keperawatan
D. Implementasi
18. Melaksanakan tindakan keperawatan mengacu pada rencana
35