Anda di halaman 1dari 1

Ada dua unsur utama dalam pembuatan beton prategang atau beton pratekan ini.

Yang
pertama adalah beton. Dan yang kedua adalah baja sebagai elemen penting di dalamnya.
Dengan karakteristik tertentu yang dimilikinya bisa membedakannya dengan proses
konstruksi yang lainnya.

Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang adalah beton bertulang
mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya
bekerja bersama-sama sesuai dengan keinginannya. Sedangkan, beton prategang mengkombinasikan
beton berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”.

Pembuatan beton prategang dicapai dengan cara menarik baja  dan menahannya ke beton, jadi membuat
beton dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih baik dari kedua
bahan tersebut.

Baja adalah bahan yang dikenal dengan kemampuan ketahanannya dan bersifat liat. Hal itu
menyebabkan baja mampu dibuat untuk bekerja dengan kekuatan tarik yang tinggi oleh prategang. 
Sedangkan, beton adalah bahan yang getas dan kemampuannya menahan tarikan diperbaiki dengan
memberikan tekanan, sementara kemampuannya menahan tekanan tidak dikurangi. Jadi beton
prategang merupakan kombinasi yang ideal dari dua buah bahan konstruksi modern berkekuatan tinggi.

Sejarah beton pratekan dimulai pada tahun 1886. Saat itu, P. H. Jackson, seorang insinyur
dari San Francisco, California, memperoleh hak paten untuk idenya mengikat batang baja
pada batu buatan dan berfungsi sebagai lembaran lantai. Dari sinilah, ide-ide dan teknik
dalam konstruksi dikembangkan oleh para insinyur.

Hingga pada tahun 1945, mulailah penemuan beton pratekan ini banyak dipakai. Hal ini
diawali karena adanya kekurangan baja di Eropa selama Perang Dunia Kedua. Momen ini
membuat para insinyur mulai mengembangkan beton pratekan. Alasannya ialah karena
lebih sedikit baja yang diperlukan untuk berbagai proyek konstruksi jika dibandingkan
dengan beton bertulang konvensional.

Anda mungkin juga menyukai