Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah
Teknologi Pengelolaan Limbah Pertanian pada Program studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Disusun oleh:
Erlin Rohaini 181510501166
Kelas B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
TUGAS EKSPROLASI PENGELOLAAN LIMBAH SUATU INDUSTRI

INDUSTRI PEMBUATAN MIE INSTAN

PRA PRODUKSI PRODUKSI PASCA PRODUKSI


- Pemilihan bahan baku - Proses produksi pembuatan - Pengawasan mutu (quality
yang baik mie instan control)
- Bahan utama dan bahan - Penggunaan peralatan dan - Pengolahan limbah
tambahan mesin produksi - Pemanfaatan dan pembuang
- Penggunaan air dan energi an limbah

Bahan utama: Tahapan pembuatan mi: Limbah yang dihasilkan:


- Tepung terigu - Pencampuran (mixing) - Limbah gas yang berasal
- Pembentukan lembaran (roll- dari asap pabrik pada saat
Bahan tambahan: sheeting) proses produksi
- Tepung tapioka - Pembentukan untaian mi - Limbah cair yang dihasilkan
- Minyak goreng (slitting) oleh mesin proses produksi
- Garam - Pemotongan dan pelipatan berupa minyak goreng kotor
- Zat pewarna (cutting and folding) atau bekas, limbah dari
- Air - Pengukusan (steaming) bahan baku pembuat mie
- Penggorengan (frying) yang terlarut dalam limbah
- Pendinginan (cooling) - Limbah padat dari potongan
- dan pengemasan (packing) adonan, mie yg kadaluarsa,
bekas kemasan bahan baku,
dan limbah padat domestik
Gambar 1. Bagan Kegiatan Produksi pada Industri Pembuatan Mie Instan

Pengelolaan Limbah Pada Industri Pembuatan Mie


Pengelolaan dan pengolahan air limbah pada industri mie menggunakan pengolahan
lumpur aktif dengan memanfaatkan pupuk kurya dan TSP. Air limbah diolah setiap hari pagi,
siang, dan sore karena adanya kegiatan industry dan proses produksi. Limbah yang berasal dari
bahan baku pembuatan mie dan saat proses produksi seperti ceceran tepung dan mie hancur
pecah (HP) (mie yang jatuh dan kotor) diolah dengan digiling menjadi satu untuk pakan ternak.
Mie hancur halus (HH) (mie yang masih bersih) dikirim ke pabrik lain untuk diolah menjadi
bumbu koya, karton, kantong tepung, dsb. Untuk pengelolaan dan pengolahan air limbah
dilakukan dengan beberapa proses. Alur proses pengolahan limbah meliputi proses primer dan
proses sekunder. Proses primer meliputi trapping dan ekualisasi, sedangkan proses sekunder
meliputi proses anaerob, aerasi, sedimentasi, bak kontrol, koagulasi-sedimentasi, klorinasi, dan
penampungan. Berikut merupakan diagram alir proses pengolahan limbah pada industri
pembuatan mie instan:
Trapping

Ekualisasi

UASB

Aerasi

Sedimentasi

Koagulasi

Klorinasi

Filterisasi

Air limbah terolah

Bak pembuangan

Air dibuang melalui bak kolam ikan ke badan air (sungai/laut)


Gambar 2. Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah Cair
Sumber air limbah berasal dari proses produksi: mie instan kuah, goreng, pencucian lantai,
serta kegiatan lainnya. Air limbah dialirkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Berikut penjelasan singkat mengenai tahapan pengolahan limbah pada industri mie instan:
1. Air limbah dari tempat produksi dialirkan ke bak penampungan atau bak penampung
kontrol untuk pengendapan dan untuk limbah-limbah yang terapung diangkat dan
dikumpulkan dikantong plastik dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pada
tahapan ini terjadi proses Trapping yang merupakan usaha memisahkan antara limbah padat
yang terikut dalam limbah mengalir, limbah mengapung dan limbah cair. Dan terjadi
Equalisasi yaitu proses mengikat sumber limbah yang bermacam-macam yaitu unit
produksi, kantin, kamar kecil dsb.
2. Kemudian air limbah ditransfer atau dialirkan ke bak aerasi dengan pengolahan lumpur
aktif selama 6 jam diaerasikan, setelah itu dihentikan untuk pengendapan selama 2 jam.
Aerasi ini bertujuan untuk menggradasi sisa polutan secara aerob.
3. Tahapan selanjutnya yaitu limbah dialirkan ke bak berikutnya untuk pengendapan lagi
selama 4-6 jam untuk endapan lumpur. Proses sedimentasi ini berfungsi untuk
mengendapkan padatan tersuspensi yang terikat dalam proses aerasi.
4. Koagulasi dan sedimentasi penggumpalan dimaksudkan menggumpalkan padatan
tersuspensi dengan bantuan Alumunium Sulfat (Al2(SO4)3) yang disebut juga filter
alumunium.
5. Klorinasi untuk membunuh mikroba yang mungkin ada dalam air limbah dengan
memasukkan kaporit Ca[OCl]2 ke dalam air di bak klorinasi.
6. Penyaringan (filterisasi) dan organosorb, sisa endapan yang masih terikat dalam air yang
telah diklorinasi disaring dengan menggunakan sand filter dan arang aktif.
7. Tahapan akhir ialah air limbah dialirkan ke bak terakhir untuk bak pembuangan, dan air
limbah keluar melewati meteran pengukur debit air limbah yang dibuang melalui kolam
ikan ke badan air (sungai/laut). Bak kontrol tersebut berisi ikan mas sebagai indikator dari
pengujian air limbah yang telah diolah apakah memenuhi syarat untuk kehidupan biota air.

Anda mungkin juga menyukai