PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini telah terjadi transisi epidemiologi yaitu
tidak menular.Penyakit tidak menular sejak tahun 2000 semakin meningkat yaitu
berupa penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus dan
penyakit saluran pernapasan.Hal ini dikarenakn pola hidup masyarakat yang tidak
sehat mulai dari pola konsumsi yang serba instan, semakin canggihnya teknologi
yang menyebabkan seseorang kurang bergerak atau melakukan aktivitas fisik, life
minuman berkadar gula tinggi, sudah menjadi gaya hidup masyarakat moderen
makan dan minum yang tidak sehat. Salah satu penyakit yang dapat terjadi makan
adalah Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula darah.Pola hidup modern
dengan pola makan modern pula, yang sekarang ini banyak dianut orang ternyata
sangat berpotensi rawan diabetes. Sebab, gaya hidup dan pola makan yang disebut
modern ini jelas sangat mengancam kualitas kesehatan, justru karena kelebihan
munculnya penyakit kronis, khususnya DM. faktor lingkungan dan gaya hidup
yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik dan
1
Universitas Sumatera Utara
2
Menurut WHO tahun 2014 penyakit tidak menular akan meningkat dari 38
juta kasus pada tahun 2012 menjadi 52 juta kasus pada tahun 2030. Salah satu
darah disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis
Oleh karena itu, berdasarkan data dari WHO (2000) diketahui bahwa
prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun
2000, dan akan meningkat 2 kali,menjadi 366 juta pada Tahun 2030. Prevalensi
DM di Indonesia mencapai jumlah 8.426 juta pada Tahun 2000 yang diperkirakan
akan meningkat pada Tahun 2030 sebesar 21.257 juta, hal ini berarti terjadi
kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 Tahun.Berdasarkan data statistik WHO,
laporan World Health Organization (WHO) bahwa pada Tahun 2000 terdapat 1,0
2,0% dan pada Tahun 2012 dilaporkan bahwa terdapat 1,5 juta penduduk
mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,7 %. Dari seluruh
adalan suatu metal, fisik, kesejahteraan sosial dan bukan hanya pada ketiadaan
penyakit kepada seluruh manusia. Sedangkan pola hidup sehat adalah keadaan
sejahtera pada badan, jiwa serta sosial yang memungkinkan setiap individu hidup
menjalani rawat inap dan jalan menduduki urutan ke-1 di rumah sakit dari
keseluruhan pasien penyakit dalam, distribusi pasien baru DM yang berobat jalan
yang meninggal berjumlah 5.585 orang dengan angka Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 6.73% (Depkes RI, 2009). Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013
Tahun 2007 sebanyak 1,1%. Prevalensi DM pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki dan cenderung lebih banyak pada masyarakat yang tingkat
pendidikannya tinggi dari pada tingkat pendidikan rendah, hal ini kemungkinan
negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang baik, sehat dan
DM, baik secara primer maupun sekunder. Pencegahan primer yaitu berupa
pencegahan melalui modifikasi gaya hidup seperti pola makan yang sesuai,
aktivitas fisik yang memadai atau olahraga. Adapin pencegahan sekunder dapat
merokok bagi penderita yang merokok. Faktor resiko semakin banyak pada
Factor risiko antara lain terjadi karena keturunan, usia diatas 40 tahun, obesitas
2011) penatalaksanaan diabetes mellitus pada dasarnya terdiri atas empat pilar
dianjurkan berupa latihan bersifat arobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,
status kesegaran jasmani.Selain itu, melakukan latihan jasmani yang teratur dapat
selama 30 menit atau lebih atau secara teratur dan tidak berlebihan (Hitchcock,
ringan samapi sedang (Ermita, 2009 dalam Priyanto, 2012).Latihan jasmani atau
olahraga yang dianjurkan salah satunya senam kaki diabetes mellitus (Akhtyo,
2009).
berdasarkan data yang diperoleh dari data Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
tahun 2008 terlihat kasus yang paling banyak adalah Diabetes Mellitus dengan
kasus Diabetes Mellitus mencapai 918 pasien yang ada di 123 rumah sakit 28
Diabetes Mellitus menempati urutan pertama dalam tabel penyakit yaitu diatas
jumlah pasien Penyakit Jantung Koroner atau penyakit yang lainnya Kepala Dinas
terjadinya penyakit DM adalah pola makan tidak seimbang dan faktor individu
lainnya. Salah satu faktor penting dalam pola makan penderita DM adalah faktor
psikososial yang terdiri dari motif atau motivasi diri, kepercayaan diri, dukungan
keluarga dan persepsi tentang pola makan seimbang bagi penderita DM.
di dapat jumlah kunjungan pasien diabetes melitus yang menjalani rawat jalan
pada tahun 2014 sebanyak 13.090 kunjungan. Menurut informasi yang diperoleh
bahwa pada Januari 2015 RSU Dr. Pirngadi menangani kasus Diabetes Melitus
tertinggi, hal ini menandai bahwa ada masalah pada pola makan dan dukungan
makan sehat.
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Haji menunjukan penderita Diabetes Melitus.
Diperoleh data pasien yang melakukan kunjungan, pada tahun 2012 penyakit
diabetes mellitus sebanyak 3.152 kunjungan dan pada tahun 2013 sebanyak
ini menandai bahwa ada masalah pelayanan pada perubahan aturan BPJS sehingga
pasien tidak bisa menentukan sendiri dimana mereka akan berobat dan
ketersediaan obat yang kurang.Selain itu, bahwa pola hidup yang kurang sehat
seperti obesitas, jarang olahraga, makan tidak teratur dan jarang mengkonsumsi
makanan berserat, pola istirahat yang kurang dan kebiasaan merokok dalam
DM pada tahun 2012 menempati urutan ke 1 di Rumah Sakit Haji, tahun 2013
Mellitus dalam melaksanakan Pola Hidup Sehat yang dirawat jalan di Rumah
melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan
tahun 2016.
Medan.
Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di
melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji
Medan.
pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan.