Anda di halaman 1dari 78

RAHASIA

KODIKLAT ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpoltekad


POLITEKNIK Nomor : Kep / 657 / IX / 2018
Tanggal : 17 September 2018

SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL


BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum. Sistim komunikasi digital Domestik atau lebih dikenal SKSD,


adalah sistim transmisi sinyal telekomunikasi lewat satelit Palapa. Satelit Palapa
yang digunakan untuk generasi pertama adalah Palapa-A1 dan A2 yang masing-
masing mempunyai kapasitas 12 (dua belas) transponder (1 tranponder identik
dengan 960 kanal telepon atau 1 kanal televisi). Pada awalnya, stasiun bumi di
Indonesia berjumlah 40 SB, yaitu :
a. Stasiun pengendali utama (SPU) Cibinong.
b. 18 Stasiun Bumi Besar.
c. 21 Stasiun Bumi Sedang.
Dengan adanya Satelit Palapa ini, pembangunan di Indonesia mengalami perkembangan
yang sangat pesat, yang dapat dirasakan manfaatnya di seluruh Nusantara, sehingga
permintaan untuk membangun Stasiun-stasiun Bumi di daerah-daerah juga cukup besar.
Akhirnya dibangunlah beberapa Stasiun Bumi Kecil di beberapa daerah di wilayah Indonesia,
baik yang dilaksanakan oleh PT. TELKOM sendiri maupun oleh pihak swasta lainnya, sehingga
jumlah keseluruhan Stasiun Bumi saat ini hampir mencapai 300 SB. Seperti kita ketahui
bersama, bahwa Satelit Palapa-Al dan A2 hanya mempunyai umur 7 tahun, maka pada tahun
1983 diluncurkanlah Satelit Palapa generasi kedua (Generasi B), yaitu Satelit Palapa-Bl yang
mempunyai kapasitas 2 kali lipat daripada generasi A (24 transponder). Dengan adanya Satelit
Palapa generasi B ini, pengguna jasa satelit (User Palapa) berkembang ke negara-negara
ASEAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, kita melihat betapa tingginya peran tclekomunikasi
dalam menyatukan manusia di permukaan bumi ini dengan cara memperkecil jarak pemisah
psikologis antara mereka yang berada ditempat yang berjauhan. Era ini tak dapat dipisahkan
dengan perkembangan teknologi itu sendiri, yang sudah dimulai dari berpuluh-puluh tahun yang
lalu dan dipercepat dengan adanya terobosan di bidang teknologi telekoinunikasi. Secara garis
besar, sistim komunikasi digital tcrsusun menjadi 2 (dua) ruas pokok, yaitu ruas angkasa
(Space Segment) dan ruas bumi (Ground Segment). Ruas angkasa itu sendiri adalah satelit

RAHASIA
2

yang memiliki orbit geosinkronus, sedangkan ruas bumi adalah seluruh perangkat yang ada di
Stasiun Bumi kita.

Gambar 1 Arsitektur komunikasi digital

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud. Penyusunan naskah ini sebagai bahan ajaran yang
disesuaikan dengan kurikulum untuk program pendidikan Diploma III
Lemjiantek Kodiklat TNI AD jurusan Teknik Komunikasi.militer.
b. Tujuan. Untuk memberikan pemahaman tentang konsep jaringan dan
prinsip sistim komunikasi digital.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.


a. Pendahuluan.
b. Diagram Blok Sistem Komunikasi Analog dan Digital.
c. Modulasi Analog.
d. Modulasi Digital.
e. Transmisi Sinyal Pita Dasar.
f. Filter.
g. Evaluasi Akhir.
h. Penutup.
3

BAB II
DIAGRAM BLOK SISTEM KOMUNIKASI ANALOG DAN DIGITAL

4. Umum. Gelombang Pembawa (carrier wave) adalah bentuk gelombang


(biasanya sinusodial) yang dimodifikasi untuk mewakili informasi yang disalurkan.
Gelombang pembawa ini biasanya mempunyai frekuensi yang lebih tinggi daripada
sinyal yang mengandung informasinya. Gelombang pembawa digunakan saat
mengirimkan sinyal radio pada sebuah pesawat radio penerima. Kedua sinyal
modulasi frekuensi (FM) dan modulasi amplitudo (AM) dikirimkan dengan bantuan
gelombang pembawa. Dalam suatu diagram blok sistem komunikasi antara lain
terdiri dari : baseband, modulator, up converter, amplifier dan antena yang
keseluruhannya berada disisi pengirim, sedangkan disisi penerima terdapat antena,
LNA(Low Noise Amplifier), down-converter, demodulator, dan kembali ke bentuk
baseband, dimana antara sisi pengirim dan sisi penerima dipisahkan oleh suatu
media transmisi berupa macam-macam, bisa udara, kabel, air, dan lain-lain.

Gambar 2.1 Diagram blok Sistem Komunikasi

5. Baseband. Baseband adalah suatu tipe kanal frekuensi dimana transmisi


data dilakukan hanya pada satu kanal saja. Nilai frekuensi baseband yang
mengandung sinyal informasi memiliki frekuensi sangat rendah (hampir mendekati
nol Hertz). Tetapi dari sinilah sinyal informasi dalam blok komunikasi dimulai. Ketika
masih dalam frekuensi baseband sendiri, sinyal informasi mengalami berbagai
macam perlakuan, antara lain Konversi, Error Control, dan Pengkodean Sinyal.
Konversi yang dimaksud dalam baseband adalah konversi sinyal dari analog ke
4

digital. Kenapa sih diperlukan konversi sinyal analog ke digital ? Bermacam-macam


sinyal di dunia ini memang kebanyakan analog, tetapi sayang perangkat/device yang
digunakan manusia tidak bisa mengolah sinyal dalam bentuk kontinyu tersebut,
melainkan masih bekerja dalam domain diskrit. Oleh karena itu diperlukan konversi
dari bentuk sinyal kontinyu(analog) kedalam bentuk diskrit(digital). Proses kedua
dalam sinyal baseband adalah Error Control. Nah, setelah diubah kedalam bentuk
sinyal digital, sinyal informasi baseband akan mengalami proses error control.
Proses error control disini dilakukan dengan penambahan bit-bit bernama parity.
Fungsi parity disini nanti akan digunakan pada penerima, dimana bit-bit informasi
akan dicek kebenarannya melalui bit pariti ini, yang kemudian akan dibenarkan bit-bit
yang salahnya. Metode eror kontrol ada bermacam-macam. Yang umum dikenal ada
Liner Block Code, Cyclic Code, Convolutional Code, metode Red Solomon dan lain-
lain, dan mungkin akan ane jelasin lagi lain waktu.
Proses terakhir dari sinyal baseband adalah proses Line Coding. Line coding adalah
suatu proses transmisi sinyal diskrit, dimana deretan bit-bit digital tersebut akan
direpresentasikan kedalam bentuk sinyal dalam domain waktu dan amplituda. Proses
Line coding sendiri bermacam-macam, ada Non Return Zero, Bipolar AMI,
Manchester, HDB3, B8ZS, dan lain-lain.
Contoh-contoh line coding

a. Manchester

b. Bipolar AMI

c. NRZ code
5

6. Modulator-Demodulator. Tahap selanjutnya dari blok sistem


komunikasi adalah proses modulasi. Proses modulasi adalah proses penumpangan
sinyal. Dalam proses modulasi, penumpangan sinyal dilakukan oleh sinyal carrier.
Modulasi secara garis besar dilakukan dengan 3 cara, yaitu proses penumpangan
dengan melalui amplitudo, frekuesi, dan fasa. Proses modulasi sendiri terdiri dari 2
jenis, yaitu modulasi analog(AM, FM, PM) dan modulasi digital(ASK, PSK, dan FSK).
Berikut akan dijelaskan garis besar mengenai jenis-jenis modulasi tersebut.

a. Analogi. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar


bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Sedangkan
Digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri
dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer
menggunakan sistem digital sebagai basis datanya.
b. Sistem bilangan biner. Sistem bilangan biner atau sistem bilangan
basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua
simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried
Wilhelm Leibniz pada abad –17.
Pengubah Analog-ke-digital. Dalam elektronik, sebuah pengubah analog-
ke-digital (bahasa Inggris: analog-to-digital converter, disingkat ADC) adalah
sebuah alat yang mengubah sinyal berkelanjutan menjadi angka digital
terpisah. Biasanya, sebuah ADC mengubah sebuah voltase ke sebuah angka
digital. Sebuah pengubah digital-ke-analog (DAC) melakukan operasi yang
berlawanan.
c. Audio Sampling. Pada dasarnya semua suara audio, baik vokal
maupun bunyi tertentu merupakan suatu bentukan dari getaran. Ini
menandakan semua audio memiliki bentuk gelombangnya masing-masing.
Umumnya bentukan gelombangnya disebut dengan sinyal analog. Sinyal
analog adalah sinyal yang bentuknya seperti pada Gambar 1. Namun sebuah
teknik memungkinkan sinyal ini diubah dan diproses sehingga menjadi lebih
baik. Teknik ini memungkinkan perubahan sinyal analog menjadi bit-bit digital.
Teknik itu disebut teknik sampling. Jika telah menjadi sinyal digital maka sinyal
ini jauh lebih baik, sedikit noisenya dan juga dapat diproses dengan mudah.
Digital Signal Prosessing merupakan perkembangan dari teknik ini yang
memungkinkan kita membentuk sample-sample yang berupa suara seperti
yang ada pada keyboard, syntitizer, Audio Prosessing, dll. 
6

d. Proses sampling. Pada proses ini terjadi suatu pencuplikan dari


bentukan sinyal analog. Pencuplikan dilakukan pada bagian-bagian sinyal
analog. Ini dilakukan dengan sinyal-sinyal sample. Bentukan sinyal sample
dapat dilihat pada gambar diatas. Ada suatu aturan tertentu dari sinyal ini.
Teori Shannon menyatakan frekuensi sinyal ini paling sedikit adalah 2 kali
frekuensi sinyal yang akan disampling(sinyal analog). Ini adalah batas
minimum dari frekuensi sample agar nantinya cuplikan yang diambil
menunjukkan bentukan sinyal yang asli (analog). Lebih besar tentunya lebih
baik, karena cuplikan akan lebih menggambarkan sinyal yang asli. Setelah
dilakukan proses ini maka terbentuklah suatu sinyal analog-diskrit yang
bentuknya menyerupai aslinya namun hanya diambil diskrit-diskrit saja. 

e. Quantisasi (Perhitungan). Ini adalah proses pembandingan level-


level tiap diskrit sinyal hasil sampling dengan tetapan level tertentu. Level-
level ini adalah tetapan angka-angka yang dijadikan menjadi bilangan biner.
Sinyal-sinyal diskrit yang ada akan disesuaikan levelnya dengan tetapan yang
ada. Jika lebih kecil akan dinaikkan dan jika lebih besar akan diturunkan.
Prosesnya hampir sama dengan pembulatan angka. Tetapan level yang ada
tergantung pada resolusi dari alat, karena tetapan level merupakan kombinasi
angka biner, maka jika bitnya lebih besar kombinasinya akan lebih banyak dan
tetapan akan lebih banyak. Ini membuat pembulatan level sinyal diskrit
menjadi tidak jauh dengan level aslinya. Dan bentukan sinyal akan lebih
bervariasi sehingga akan terbentuk seperti aslinya. Proses ini membuat sinyal
lebih baik karena bentukkannya lebih tetap. Proses ini juga mengecilkan error
dari suatu sinyal.  

f. Perubahan ke digital. Setelah diquantisasi maka tiap-tiap diskrit


yang ada telah memiliki tetapan tertentu. Tetapan ini dapat dijadikan
kombinasi bilangan biner, maka terbentuklah bilangan-bilangan biner yang
merupakan informasi dari sinyal. Setelah menjadi sinyal digital maka proses-
proses perekayasaan dapat dilakukan. Yang harus dilakukan adalah merubah
informasi digital tersebut dengan proses digital sehingga menjadi suara-suara
yang kita inginkan. Proses dapat dilakukan dengan berbagai macam alat-alat
digital (co:komputer). Sample-sample yang ada juga digunakan sebagai
informasi untuk menciptakan suara dari berbagai macam alat elektronik
(co:keyboard dan syntitizer). Penyimpanan suara juga akan lebih baik karena
7

informasinya adalah digital sehingga berkembanglah CD dan DAT(Digital


Tape). 

7. Up Converter-DownConverter. Tahap selanjutnya dari sistem


komunikasi adalah blok up converter dan down converter. Up converter disisi
pengirim digunakan untuk meningkatkan sinyal dari frekuensi modulasi kedalam
frekuensi yang lebih besar untuk ditransmisikan( frekuensi radio ). Nah, sekarang
yang perlu ditanyakan, kenapa harus menggunakan frekuensi radio?? Kenapa sinyal
tidak ditransmisikan langsung kepada penerima setelah melewati blok modulator??
Hal ini berhubungan dengan blok terakhir dari sistem komunikasi ini yaitu antena.
Pada umumnya, ukuran suatu antena berbanding terbalik dengan jenis frekuensi
yang digunakan. Bisa dibayangin kalau sinyal dikirimkan saat masih dalam bentuk
intermediate frequency (frekuensi keluaran modulator setelah diberi sinyal carrier)
yang besarnya cuma sekitar 70-250Mhz pada komunikasi terestrial, berapa besar
ukuran antena handphone yang harus digunakan. Blok selanjutnya di penerima
sebelum sinyal dioleh oleh demodulator adalah down converter. Fungsi down
converter adalah membalikan sinyal dari frekuensi radio kembali menjadi frekuensi
intermediate yang akan diolah oleh blok demodulator. Tentunya sinyal termodulasi
tersebut masih memiliki komponen sinyal carrier, karena proses pemisahan sinyal
carrier dengan sinyal informasi dilakukan pada blok demodulator.

8. Amplifier-Low Noise Amplifier. Blok yang satu ini pasti udah sering
temen-temen denger. Yaitu amplifier atau yang disebut penguat adalah perangkat
sistem komunikasi yang digunakan untuk menguatkan sinyal radio frekuensi sebelum
dipancarkan oleh antena. Kinerja bagus tidaknya suatu amplifier dilihat berdasarkan
parameter berikut:
a. Gain. Gain suatu amplifier merupakan perbandingan antara daya
output yang dikerluarkan oleh amplifier setelah dikuatkan dengan daya
masukan sinyal kedalam amplifier. Besarnya gain dihitung secara logaritmik,
bisa dilihat dipersamaain berikut: Gain suatu amplifier
8

b. Bandwidth. Parameter amplifier kedua adalah bandwidth.


Bandwidth amplifier merupakan selang frekuensi dimana penguatan bekerja
secara maksimal. Range bandwidth suatu amplifier dibatasi oleh half power
points. Half power points adalah frekuensi yang dikuatkan pada amplifier
dimana daya yang dikeluarkan oleh amplifier sudah menurun 3dB, atau
setengahnya dari daya maksimumnya

Bandwidth amplifier dan frekuensi cut-offnya

c. Effisiensi. Effisiensi antena adalah ukuran seberapa besar sumber


daya amplifier digunakan pada output amplifier. Daya terdisipasi yang tidak
terpakai oleh amplifier akan berubah menjadi panas. Amplifier dibagi menjadi
beberapa kelas berdasarkan efisiensinya, sebagai contoh kelas A dengan
efisiensi daya 10-25%, kelas AB dengan efisiensi 35-55%, dan kelas D
dengan efisiensi mencapai 90%.

d. Linearitas. Suatu amplifier harus bekerja pada daerah linear. Namun,


ketika suatu daya input dikuatkan sampai pada titik tertentu, amplifier akan
bekerja pada titik saturasi. Ketidaklineran suatu penguat akan mengakibatkan
distorsi sinyal, yang berujung pada munculnya sinyal bayangan baru yang
tidak dikehendaki. Untuk menjaga amplifier tetap bekerja pada titik linear
digunakan beberapa teknik seperti sistem feedback, atau pada teknologi
satelit digunakan sistem IBO dan OBO.

Blok pada penerima yang berfungsi menyerupai amplifier adalah Low Noise
Amplifier. Pada LNA, sinyal informasi yang sudah melemah ketika diterima
oleh antena dikuatkan kembali dan efek noise pada sinyal tersebut dikurangi
oleh gain LNA itu sendiri. Walaupun pada kenyataannya setiap perangkat
menyumbangkan noise pada sinya informasi, akan tetapi sangat penting
dalam suatu LNA untuk menguatkan daya sinyal yang diinginkan, dengan
9

memberikan noise dan distorsi seminimal mungkin agar tidak merusak sinyal
informasi yang dikirimkan.

9. Antena. Parameter terakhir dari blok siskom adalah antena. Kita semua
pasti sudah pada tau apa itu antena. Secara definisi antena adalah suatu
transformator gelombang dari gelombang terbimbing dalam medium kabel, kedalam
medium tak terbimbing seperti medium udara, atau ruang bebas dan sebaliknya.
Dengan kata lain, dengan menggunakan antena, sinyal informasi akan dikirimkan
secara nirkabel melalui medium udara menuju ke penerima. Yang nantinya sinyal
informasi tersebut akan mengalami berbagai macam perlakuan dalam medium udara
seperti pemantulan, peredaman dll. Jenis antenna ada bermacam-macam dan
masing-masing jenis antena tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Topik mengenai antena secara khusus bakal ane jelasin pada lain waktu, karena
bakal jadi bahan pembahasan yang cukup panjang. Akhirnya selesai juga penjelasan
ane tentang blok sistem komunikasi .Yah mungkin baru segini dulu yang bisa ane
jelasin. Ane yakin temen-temen disini pasti masih pada bingungkan?? Bagus kalau
masih pada bingung, berarti masih banyak hal yang bisa digali dari yang ane
sampaiin ke temen-temen. Itu tugas temen-temen sendiri untuk mencari tahu hehe..
Ane cuma bisa mengantarkan temen-temen pembaca untuk mengenal seperti apa
dunia telekomunikasi saat ini. Oh iya, yang ane bahas ini baru mencakup garis besar
blok komunikasi nirkabel seperti terestrial dan satelit. Masih ada teknologi transmisi
dengan menggunakan kabel seperti optik, kabel LAN, dan lain-lain. Mungkin bloknya
menyerupai seperti ini, dengan beberapa sedikit perubahan seperti tidak
digunakannya antenna dan lain-lain.

10. Evaluasi
a. Sebutkan parameter-parameter dari Low Noise Amplifier ?
b. Sebutkan jenis-jenis modulasi Analog ?
c. Sebutkan jenis-jenis modulasi Digital ?
d. Sebutkan jenis-jenis modulasi ?
e. Gambarkan diagram blok Sistem Komunikasi ?
f. Apa yang dimaksud dengan Baseband ?
g. Sebutkan contoh-contoh Line Coding ?
h. Apa yang dimaksud dengan Gain ?
i. Apa yang dimaksud dengan Antena ?
10

BAB III
MODULASI ANALOG

11. Umum. Dalam modulasi analog, sinyal informasi ditumpangkan kedalam


sinyal analog carrier. Proses modulasi dapat dianalogikan dengan sinyal informasi
sebagai penumpang, dan sinyal carrier sebagai transportasi pembawa yang
berfungsi mengantarkan penumpang sampai ke tujuan. Modulasi analog dibagi
menjadi3 macam berdasarkan respon yang digunakan sinyal carrier untuk
menumpangkan sinyal informasi yaitu amplitudo modulation(AM), frequency
modulation(FM), dan phasa modulation(PM). Modulasi analog sering digunakan
dalam komunikasi televisi, radio, dll.

12. Modulasi Analog. Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu


gelombang periodic sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa informasi.
Jenis-jenis modulasi ada 3 yaitu:

12.1. Amplitudo Modulasi (AM). Amplitudo Modulasi adalah salah satu


bentuk modulasi dimana sinyal informasi digabungkan dengan sinyal
pembawa (carrier) berdasarkan perubahan amplitudonya. Amplitudo modulasi
merupakan modulasi analog linier, disebut linier karena frekuensi sinyal
pembawa tetap/konstan. Besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi
besarnya frekuensi sinyal pembawa. Parameter sinyal yang mengalami
perubahan adalah amplitudonya, amplitude sinyal pembawa berubah-ubah
sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi.
Rentang frekuensi AM adalah 500 Hz – 1.600 KHz dan panjang
gelombang/amplitudonya 1600 KHz – 30.000 KHz, jika direntangkan dengan
satuan meter, jangkauan sinyal AM bisa mencapai puluhan ribu kilometer.
Amlitudo mudulasi adalah metode pertama kali yang digunakan untuk
menyiarkan radio komersil.. Kelemahan dari sistem AM adalah mudah
terganggu o;leh gangguan atmosfer dan kualitas suara terbatasi oleh
bandwith yang sempit. Adapun kelebihannya yaitu jangkauan siaran dengan
frekuensi AM lebih jauh (200 km) dan biaya untuk pemancar AM lebih murah
daripada FM karena FM memiliki kemampuan transmisi stereo yang tidak
dimiliki oleh pemancar AM.
11

Gambar 3.1. Amplitudo Modulation

Pengertian Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa


(Carrier) yang berfrequency tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang
frequencynya lebih rendah, sehingga informasi tadi dapat disampaikan
mengapa perlu modulasi ?

a. Meminimalisasi interferensi sinyal pada pengiriman informasi yang


menggunakan frequency sama atau berdekatan

b. Dimensi antena menjadi lebih mudah diwujudkan

c. Sinyal termodulasi dapat dimultiplexing dan ditransmisikan via sebuah


saluran transmisi Apa fungsi modulasi ? Adapun fungsi modulasi adalah
merubah atau menempatkan frekwensi rendah menjadi frewksi yang lebih
tinggi agar dapat irimkan/ditransmisikan melalui media transmisi.

Pada modulasi amplitudo maka besarnya amplitudo sinyal pembawa akan


diubah-ubah oleh sinyal pemodulasi sehingga besarnya sebanding dengan
amplitudo sinyal pemodulasi tersebut. Frekuensi sinyal pembawa biasanya
jauh lebih tinggi daripada frekuensi sinyal pemodulasi. Frekuensi sinyal
pemodulasi biasanya merupakan sinyal pada rentang frekuensi audio (AF,
Audio Frequency) yaitu antara 20 Hz sampai denan 20 kHz. Sedangkan
frekuensi sinyal pembawa biasanya berupa sinyal radio (RF, Radio
12

Frequency) pada rentang frekuensi tengah (MF,MidFrequency) yaitu antara


300 kHz sampai dengan 3 Mhz. Untuk mempermudah pembahasan, hanya
akan didiskusikan modulasi dengan sinyal sinus. Jika sinyal pemodulasi
dinyatakan sebagai em= Vmsin ωmt dan sinyal pembawanya dinyatakan
sebagai ec= Vcsin ωct , maka sinyal hasil modulasi disebut sinyal termodulasi
atau eAM. Berikut ini adalah analisis sinyal termodulasi AM.
eAM = Vc (1 + m sin ωm t ) sin ωc t
= Vc .sin ωc t + m . Vc .sin ωc t . sin ωm t
= Vc .sin ωc t + ½ m.Vc.cos (ωc - ωm) t - ½ m.Vc.cos (ωc + ωm) t
dengan
eAM : sinyal termodulasi AM
em : sinyal pemodulasi
ec : sinyal pembawa
Vc : amplitudo maksimum sinyal pembawa
Vm : amplitudo maksimum sinyal pemodulasi
m : indeks modulasi AM
ωc : frekuensi sudut sinyal pembawa (radian/detik)
ωm : frekuensi sudut sinyal pemodulasi(radian/detik)

Hubungan antara frekuensi sinyal dalam hertz dengan frekuensi sudut


dinyatakan sebagai: ω = 2 π f
Gambar 3.1 memperlihatkan sinyal informasi (pemodulasi), sinyal pembawa,
dan sinyal termodulasi AM. Komponen pertama sinyal termodulasi AM (Vc sin
ωct) disebut komponen pembawa, komponen kedua ( yaitu ½ m.Vc.cos(ωc -
ωm) t ) disebut komponen bidang sisi bawah atau LSB : Lower Side Band),
dan komponen ketiga ( yaitu : ½ m.V c.cos(ωc + ωm) t ) disebut komponen
bidang sisi atas /USB (Upper Side Band). Komponen pembawa mempunyai
frekuensi sudut sebesar ωc , komponen LSB mempunyai frekuensi sudut
sebesar ωc - ωm, dan komponen USB mempunyaifrekuensi sudut sebesar
ωc + ωm.
Pada gambar 3.2 diperlihatkan spektrum frekuensi gelombang termodulasi
AM yang dihasilkan oleh spektrum analyzer. Harga amplitudo masing-masing
bidang sisi dinyatakan dalam harga mutlaknya.
13

12.1.1 Indeks Modulasi AM. Derajat modulasi merupakan parameter


penting dan juga sering disebut indeks modulasi AM, dinotasikan dengan m.
Parameter ini merupakan perbandingan antara amplitudo puncak sinyal
pemodulasi (Vm) dengan amplitudo puncak sinyal pembawa (Vc). Besarnya
indeks modulasi mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeksmodulasi sebesar
nol, berarti tidak ada pemodulasian, sedangkan indeks modulasi sebesar satu
merupakan pemodulasian maksimal yang dimungkinkan.
Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan persamaan:
Vm
m = ---------
Vc
Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen dan dinotasikan dengan M,
Vm
m = --------- x 100%
Vc

12.1.2 Sampul Gelombang Termodulasi AM. Persamaan yang


menyatakan amplitudo gelombang termodulasi AM. Ini juga dikenal sebagai
sampul gelombang termodulasi AM. Sampul ini merupakan garis imaginer
yang digambar antara nilai-nilai puncak pada setiap siklus, memberikan
bentuk yang ekivalen dengan bentuk tegangan pemodulasi
esampul = Vc + em
= Vc + Vm sin ωm t
Oleh karena Vm = m. Vc maka persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai:
esampul = Vc+ m Vc sin ωm t
= Vc ( 1 + m sin ωm t ) → sampul positif
= - Vc ( 1 + m sin ωm t ) → sampul negatif
14

Gambar 3.12 (a) Sinyal pemodulasi (b) Sinyal pembawa


(c) Sinyal termodulasi AM

Gambar 3.13. Spektrum frekuensi sinyal termodulasi AM


Gambar 3.3 memperlihatkan contoh sampul positif dan negatif, jika V c= 2 Volt,
Vm= 1,06 Volt, m = 0,53.

Gambar 3.14 Sampul gelombang termodulasi AM

12.1.3 Bidang-sisi Tunggal (Single Sideband). Sinyal termodulasi


AM seperti telah dibahas di atas, terdiri dari tiga komponen yaitu komponen
pembawa, komponen bidang sisi atas, dan komponen bidang sisi bawah.
Sinyal ini dapat ditransmisikan atau dipancarkan secara keseluruhan ke arah
penerima. Transmisi semacam ini disebut transmisi DSBFC (Double Side
Band Full Carrier) yang berarti pemancaran dua bidang sisi (atas dan bawah)
berikut dengan komponen pembawanya. Jenis transmisi yang demikian
membutuhkan lebar bidang sebesar 2 fm, dengan fmadalah frekuensi tertinggi
sinyal pemodulasi. Amplitudo puncak komponen pembawa merupakan bagian
yang terbesar, yaitu Vc. Sedangkan kedua komponen yang lain mempunyai
15

amplitudo puncak yang sama, yaitu ½ .m.Vc. Hal ini berarti bahwa jika m = 1,
maka setiap satuan daya pancaran DSBSC terdiri atas dua pertiga
bagiankomponen pembawa dan sisanya terbagi pada komponen bidang sisi
atas (USB) dan bidang sisi bawah (LSB). Kenyataan di atas merupakan suatu
kerugian karena komponen pembawa dengan daya yang terbesar dari ketiga
komponen yang ada ini, sebenarnya tidak membawa informasi apapun. Jenis
transmisi DSBSC (Double Side Band Suppressed Carrier) merupakan jenis
transmisi sinyal termodulasi AM dimana komponen pembawanya telah ditekan
menjadi nol. Pada jenis ini, lebar bidang yang dibutuhkan sama dengan lebar
bidang yang dibutuhkan pada transmisi DSBFC. Gambar 3.4 memperlihatkan
sinyal termodulasi AM DSBSC.

Gambar 3.15 Sinyal DSBSC (a) domain waktu (b) domain frekuensi

Informasi pada sinyal termodulasi AM terkandung dalam komponen USB dan


LSB. Dengan demikian, dapat dipilih opsi lain dalam pentransmisian sinyal
termodulasi AM yaitu dengan mentransmisikan salah satu komponen bidang
sisi, komponen USB atau LSB saja. Cara pentransmisian seperti ini disebut
transmisi bidang tunggal (SSB : Single Side Band). Selain lebih hemat daya,
transmisi SSB juga lebih hemat lebar bidang (yaitu hanya membutuhkan
setengah dari lebar bidang yang dibutuhkan pada transmisi DSBFC). Gambar
3.5 memperlihatkan pemilihan komponen LSB dan USB dalam sistem
SSB.Dalam hal ini yang dipilih untuk dipancarkan adalah komponen USB.
Proses pemilihan dapat dilakukan dengan cara penapisan (filtering).
16

Gambar 3.16 Pemilihan komponen USB untuk ditransmisikan dalam sistem SSB

12.1.4 Vestigial Sideband (VSB). Penapisan salah satu komponen


bidang sisi (LSB atau USB) pada transmisi SSB dapat menghemat lebar
bidang dan daya pancar. Penapisan semacam ini membutuhkan cara khusus
dan proses konversi. Terdapat suatu teknik intermediet antara SSB dan
DSBFC yang disebut vestigial sideband(VSB), yang digunakan dalam industri
televisi komersial untuk transmisi dan penerimaan sinyal video. Dalam VSB,
sebagian (vestige) komponen bidang sisi bawah (LSB) ikut ditransmisikan
bersama komponen bidang sisi atas (USB) dan komponen pembawa. Hal ini
dimaksudkan untuk menjamin bahwa komponen USB termasuk pembawa
video benar-benar ditransmisikan secara keseluruhan. perhatikan gambar 3.6.

Gambar 3.17 Format kanal standart FCC untuk transmisi gambar warna dan
monokrom di US
17

Contoh Soal :
Sinyal pembawa sinusoidal dengan frekuensi 3 KHz mempunyai amplitude puncak
2 Volt dimodulasi AM oleh sinyal audio 750 Hz yang mempunyai amplitude puncak
750 mV. Tentukan:
a. Indeks modulasi AM (m)
b. Spektrum frekuensi gelombang termodulasi AM

Penyelesaian:
a. Indeks modulasi AM-nya adalah:

Atau dapat juga dinyatakan dalam persen, yaitu:


M = m x 100%
= 0,375 x 100%
= 37,5 %
b. Persamaan gelombang termodulasi AM-nya sbb:

Dengan mengganti ω dengan 2πf, maka

Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa komponen pembawa mempunyai


amplitudo 2 Volt dengan ω = 6000 π. Komponen LSB mempunyai amplitudo 0,375
Volt dengan ω = 4500 π. Komponen USB mempunyai amplitudo 0,375 Volt dengan
ω = 7500 π.
18

12.2. Frekuensi Modulasi (FM). Frekuensi Modulasi adalah salah satu


bentuk modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa divariasikan secara
proposional berdasarkan amlitudo sinyal informasi. Amplitudo sinyal pembawa
tetap konstan. Contoh dari FM adalah frekuensi radio yang sekarang lebih
sering digunakan radio pada umumnya. Frekuensi modulasi merupakan
modulasi analog non-linier, disebut juga modulasi sudut. Disebut non-linier
karena frekuensi sinyal pembawa bisa berubah-ubah. Pada modulasi ini,
besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi besarnya frekuensi carrier
tanpa mempengaruhi besarnya amplitudo sinyal pembawa. Rentang frekuensi
FM adalah 88 MHz – 108 MHz sehingga dikategorikan sebagai Very High
Frequency (VHF), sedangkan panjang gelombangnya dibawah 1.000 KHz
sehingga jangkauan sinyalnya tidak jauh. Frekuensi modulasi memiliki
bandwith yang lebih besar daripada amplitudo modulasi sehingga bisa
menghasilkan suara stereo dengan menyatukan beberapa saluran audio pada
satu gelombang carrier. FM lebih tahan terhadap gangguan sehingga dipilih
sebagai modulasi standar untuk frekuensi tinggi Keuntungan FM antara lain,
potensi gangguan lebih kecil (kualitas lebih baik) dan daya yang dibutuhkan
lebih kecil.

Gambar 3.2. Frequency Modulation

Sesuai dengan namanya, maka parameter sinyal carrier yang dipengaruhi


oleh sinyal pemodulasi adalah, frekuensi. Sehingga selama proses modulasi,
frekuensi sinyal carrier tersebut berubah di sekitar frekuensinya dalam
keadaan tanpa modulasi, fO, yang dikenal sebagai deviasi frekuensi.
Perubahan frekuensi ini atau deviasi ini juga terpancar melalui antena ketika
diudarakan. Ilustrasi gambar yang diberikan menunjukkan sebuah pemancar
FM stereo dengan daya 1 kW.
Perubahan frekuensi tersebut dapat dinyatakan pada persamaan (5-1)
sebagai berikut,
19

f = fC (1 + kVm cos ωmt ) ............................................. (5-1)


Nampak pada persamaan (5-1), bahwa frekuensi sinyal carrier terdiri dari, fC
dan fC kVm cos ωmt. Komponen fC kVm cos ωmt merupakan deviasi frekuensi
yang terjadi. Deviasi maksimum terjadi bila nilai, cos ω mt = ± 1, sehingga
dalam keadaan ini, persa-maan (5-1) tersebut menjadi,
f = fC (1 ± kVm ) ...................................................... (5-2)
sehingga deviasi frekuensi, δ, adalah,
δ = kVm fC ............................................................ (5-3)
Persamaan gelombang FM sendiri ditunjukkan sebagai,
v = A sin ( ωCt + mf sin ωmt ) ...................................... (5-4)
dimana, mf , adalah index modulasi sistem modulasi FM, yang didefinisikan
sebagai, perbandingan deviasi frekuensi dengan frekuensi sinyal pemodulasi,
yang mempunyai satuan radian, atau,

mf = ............................................................................ (5-5)
fm

Contoh Soal :

1) Pada satu sistem FM, bila frekuensi audio 500 c/s dan tegangannya 2,4 volt,
mempunyai δ1 = 4,8 kHz.
a) Bila tegangan AF berubah menjadi 7,2 volt, berapakah deviasi yang baru ?
b) Bila tegangan AF menjadi 10 volt dan f = 200 Hz, tentukan δ3 ?
c) Tentukan nilai index modulasi pada tiga keadaan di atas ?
Penyelesaian :
a) Karena δ sebanding dengan Vm sesuai dengan persamaan (5-3), dan ,
→ δ/Vm = 4,8 / 2,4 = 2 kHz/volt, sehingga untuk nilai V m = 7,2 volt, maka
nilai δ2 = 2 x 7,2 = 14,4 kHz.
b) Karena nilai deviasi frekuensi tidak terpengaruh pada frekuensi pemodulasi,
fm, melainkan hanya terpengaruh oleh nilai tegangan V m , maka untuk Vm =
10 volt, maka,δ3 = 2 x 10 = 20 kHz
c) mf1 = δ1 / fm1 = 4,8 / 0,5 = 9,6
mf2 = δ2 / fm2 = 14,4 / 0,5 = 28,8
mf3 = δ3 / fm3 = 20 / 0,2 = 100
2) Tentukanlah frekuensi carrier, frekuensi sinyal, index modulasi, dan δ, untuk
persamaan tegangan sinyal FM, v = 12 sin ( 6x108 t + 5 sin 1250 t )
Berapakah power FM tersebut bila beban pemancar bersangkutan sebesar
20

10 Ω ?
Penyelesaian :
a) Dari persamaan sinyal tersebut, yang kemudian disesuaikan dengan
pers.(5-4), maka,
fC = 6x108 = 95,5 MHz
fm = 1250/2π = 199 Hz
mf = 5
δ = mf x fm = 5 x 199 kHz = 995 Hz
b) Daya sinyal FM yang dimaksudkan adalah,

= 12 / 2  = 72 / 10 = 7,2 watt


2 2
Vrms
P =
R 10

12.2.1 Cara Menghasilkan Gelombang FM. Secara sederhana gelombang


yang termodulasi FM dapat dihasilkan dengan menggunakan komponen dioda
varactor. Dioda varactor adalah komponen dioda yang dirancang untuk
memberikan nilai kapasitansi variabel sebagai fungsi dari tegangan yang diberi-
kan pada terminalnya. Kita telah mengetahui bahwa, persambungan (junction)
bahan semikonduktor pn pada sebuah dioda memang membentuk sebuah
struktur satu kapasitor keping sejajar. Kapasitor ini akan mempunyai nilai
kapasitansi yang berubah-ubah sesuai ketebalan daerah persambungan, d,
sesuai dengan rumus nilai kapasitansi,
A
Cj = ε ........................................................... (5-
d
6)
dimana : ε = koefisien dielektrik bahan

A = luas penampang persambungan pn

d = tebal daerah persambungan sbg. fungsi tegangan reverse

Karena nilai kapasitansi tersebut bergantung pada nilai tegangan reverse,


maka pengoperasian dioda varactor selalu pada posisi prategangan mundur
(reverse bias). Dioda varactor ditempatkan pada tank circuit satu osilator
seperti ditunjukkan pada Gbr-1. Karena nilai kapasitansi dioda varactor
tersebut merupakan komponen nilai total kapasitansi yang menentukan besar
frekuensi osilasi, maka ketika nilai tersebut berubah-ubah sebagai fungsi
tegangan sinyal pemodulasi, frekuensi osilasi yang dihasilkan juga akan
21

berubah sesuai keadaan itu. Dengan kata lain, telah terjadi modulasi frekuensi
pada satu sinyal carrier.

FM out
R FC

+
C d
R 1 L
V CC R FC
R 2 s in y a l
0 ,0 1 F dc C p e m o d u la s i
b lo c k

Gambar 1. Rangkaian penghasil sinyal FM

Nampak pada Gambar 1, bahwa komponen penentu frekuensi osilasi adalah,


L, Cd, dan C, yang membentuk satu tank circuit osilator Colpitts, dan nilainya
tertentu dari persamaan berikut,
1
fO =  1 1 ………………………… (5-7)
2 L  
 Cd C 

Rangkaian mendapat catu tegangan V CC melalui sebuah RFC (radio


frequency choke) yang berfungsi sebagai penahan sinyal RF masuk ke batere
VCC. Sinyal pemodulasi dimasukkan melalui satu RFC juga yang berfungsi
menahan sinyal RF untuk masuk ke sumber sinyal pemodulasi. Sementara
sinyal termodulasi FM diperoleh dari kolektor transistor. Tegangan reverse
yang dikenakan pada dioda varactor dalam hal ini, adalah V CC yang
memberikan catu tegangan pada rangkaian. Hubungan antara nilai
kapasitansi Cd dengan tegangan reverse tersebut ditunjukkan pada rumus (5-
8).
CO
a
Cd =  V 
 ……………………………………… (5-8)
1    

dimana,
CO = nilai kapasitansi dioda varactor pada V = 0,
Φ = potensial pada junction saat mulai on,
a = nilai index yang tergantung dari jenis junction.
V = modulus tegangan reverse yang diterima dioda varactor.
Untuk jenis dioda tertentu (silikon), maka nilai a = 0,5, dan Φ = 0,5 volt.
22

Deviasi frekuensi yang akan dihasilkan oleh rangkaian Gbr-1, setelah melalui
penurunan matematis, diperoleh nilai konstanta deviasi,

fO
k = ……………………………….. (5-9)
4(1  n)(1  2 VO )

dimana,
k = konstanta deviasi frekuensi, Hz/volt
fO = nilai kapasitansi dioda varactor pada V = 0,
n = perbandingan nilai dua kapasitansi pada tank circuit osilator,
VO = modulus tegangan reverse yang diterima dioda varactor = V CC.
Contoh Soal :
3) Hitung konstanta deviasi frekuensi, k, untuk osilator Colpitts yang dimodulasi
FM. Frekuensi osilator sebelum modulasi sebesar 50 MHz pada prategangan
15 volt dc, bila nilai perbandingan kedua kapasitornya sebesar, n = 1 ?
Penyelesaian :
Nilai k yang dimasudkan sesuai dengan persamaan (5-9),
fO
k =
4(1  n)(1  2 VO )

50 x106
= = 202 Hz/mV
4(1  1)(1  2 x15)

12.2.2 Spektrum Frekuensi Gelombang FM. Untuk mengetahui seberapa


lebar spektrum frekuensi sinyal termodulasi FM, tentu saja dimulai dari
persamaan (5-4), yaitu persamaan gelombang FM yang berbentuk fungsi sinus
dari fungsi sinus. Penyelesaiannya memasukkan fungsi Bessel seperti
ditunjukkan pada persamaan (5-8), yaitu,
v = A { J0 (mf ) sin ωCt + J1 (mf ) [ sin (ωC + ωm) t – sin (ωC - ωm) t] + J2 (mf )
[ sin (ωC + 2ωm) t + sin (ωC - 2ωm) t] + J3 (mf ) [ sin (ωC + 3ωm) t – sin
(ωC - 3ωm) t] + J4 (mf ) [ sin (ωC + 4ωm) t + sin (ωC - 4ωm) t] .... } …(5-8)
Dalam persamaan (5-8) nampak simbol Jn (mf ), yang maksudnya adalah,
koefisien fungsi Bessel ke-n sebagai fungsi index modulasi mf. Selengkapnya
nilai koefisien tersebut ditunjukkan pada Tabel-1, yang diturunkan dari rumus
fungsi Bessel persamaan (5-9) sebagai berikut.
n
 mf   1 ( m f / 2) 2 ( m f / 2) 4 ( m f / 2) 6 
Jn (mf ) =        ....... ........... (5-9)
 2   n! 1!( n  1)! 2!( n  2)! 3!( n  1)! 
23

Tabel-1 Koefisien Fungsi Bessel vs mf

Dari persamaan (5-8) nampak, bahwa spektrum gelombang FM menjadi tidak


terbatas walaupun spektrum yang berada simetris terhadap frekuensi carrier,
fC, mempunyai amplitudo yang makin lama mengecil sesuai koefisien fungsi
Bessel yang bersesuaian. Nilai spektrum terjauh dapat dilihat dari Tabel-1,
yaitu pada nilai koefisien J yang terakhir untuk nilai index modulasi tertentu.
Sementara pada sistem AM, spektrum hanya terbatas pada LSB dan USB-
nya. Tetapi dalam praktek pengoperasiannya, pembatasan bandwidth RF
tersebut dilakukan yang merupakan satu rekomendasi ITU-R, yang diterapkan
pada bidang penyiaran misalnya. Dari Tabel-1, nampak bahwa sangat
mungkin melakukan penilaian ukuran carrier dan setiap sideband untuk nilai
tertentu index modulasi, mf, sehingga kita dapat menggam-barkan spektrum
tersebut pada berbagai nilai index modulasi seperti ditunjukkan pada Gbr-2.
Index modulasi akan berubah oleh dua peubah sesuai persamaan (5-5), yaitu,
nilai deviasi frekuensi, δ, dan frekuensi sinyal pemodulasi, fm. Nampak pada
Gbr-2, bahwa perubahan dua peubah itu akan menghasilkan spektrum yang
berbeda walaupun nilai index modulasi yang dihasilkan sama. Ini dapat dilihat
pada nilai mf = 0,5 untuk dua kondisi (a) dan (b) pada Gbr-2.
24

Gbr-2 Spektogram sinyal FM


(a) fm konstan, δ bertambah; (b) δ konstan, fm bertambah

Bandwidth FM dapat diperkirakan secara cepat dengan menggunakan


rumusan Carson’s rule, yang menentukan nilainya merupakan dua kali jumlah
deviasi dan frekuensi tertinggi sinyal pemodulasi seperti ditunjukkan pada
persamaan (5-10). Perlu diingatkan bahwa Carson’s rule ini hanya merupakan
nilai pendekatan saja.
BFM = 2 (δ + fm ) .................................................... (5-10)
Contoh Soal :

4) Berapakah bandwidth yang diperlukan satu sinyal FM bila frekuensi sinyal


pemodulasi sebesar 2 kHz, dan deviasi maksimum, δ, yang diijinkan sebesar
10 kHz ?
Penyelesaian :

mf = = 10 / 2 = 5
fm

Dengan nilai mf = 5, dan dari Tabel-1, terlihat bahwa nilai koefisien Bessel yang
25

paling besar adalah J8, sehingga semua spektrum selebihnya dapat diabaikan
ka-rena mempunyai amplitudo yang lebih kecil dari 0,01. Jadi bandwidth yang
di-maksudkan adalah,
B = (8 x 2 kHz) x 2 = 32 kHz
5) Untuk ilustrasi penggunaan rumus Carson, dicoba menentukan bandwidth
untuk tiga keadaan nilai deviasi dan frekuensi sinyal pemodulasi, yaitu masing-
masing adalah; δ = 75 kHz, fm = 0,1 kHz; 75 kHz, 1 kHz; 75 kHz, 10 kHz.
Penyelesaian :
Keadaan-1 → B1 = 150 kHz
Keadaan-2 → B2 = 152 kHz
Keadaan-3 → B3 = 170 kHz
Catatan :
Dengan contoh soal no. 4 ini menunjukkan, bahwa sistem FM dapat
dioperasikan dengan bandwidth RF yang relatif konstan, karena dengan
perubahan frekuensi modulasi dalam range yang cukup lebar, yaitu dari, 0,1
kHz ~ 10 kHz, yaitu sam-pai ratio (100 : 1) pun, nilai bandwidth tidak berbeda
secara menyolok, yaitu anta-ra 150 kHz ~ 170 kHz.

12.2.3 Modulasi Frekwensi, yaitu proses modulasi yang terjadi dengan


mengubah-ubah frekwensi gelombang pembawa sesuai dengan perubahan
frekwensi sinyal informasi. Di pemancar radio dengan teknik modulasi FM,
frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring perubahan sinyal suara atau
informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relatif tetap. Setelah dilakukan
penguatan daya sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang yang telah
dimodulasi dipancarkan melalui antena. Seperti halnya gelombang termodulasi
AM, gelombang ini pun akan mengalami redaman oleh udara dan mendapat
interferensi dari frekuensi-frekuensi lain, noise, atau bentuk-bentuk gangguan
lainnya. Tetapi, karena gangguan itu umumnya berbentuk variasi amplitudo,
kecil kemungkinan dapat memengaruhi informasi yang menumpang dalam
frekuensi gelombang carrier. Sehingga, mutu informasi yang diterima tetap
baik. Dan, kualitas audio yang diterima juga lebih tinggi daripada kualitas audio
yang dimodulasi dengan AM. Proses modulasi yang terjadi pada FM dapat
dijelaskan sebagai berikut : Pembawa RF · Proses ini menghasilkan gelombang
yang sudah dimodulasi dengan frekwensi yang berubah-ubah sesuai dengan
perubahan frekwensi gelombang informasi yang dimodulasikan. · Disaat kurva
26

gelombang informasi sedang mengarahkan ke puncak,frekwensi gelombang


FM menjadi lebih rendah dari frekwensi gelombang AM. Oleh sebab itu di
katakan bahwa band frekwensi yang dipakai pada radio FM lebih lebar di
bandinkan dengan frekwensi yang dibutuhkan oleh sistem radio AM,yaitu band
frekwensi diatas HF.Akibat penggunaan band frekwensi yang lebar ini,sistem
FM memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem AM.
Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain :
a. Pengaruh derau selama hubungan lebih kecil.
b. Dengan penggunaan daya elektron yang lebih kecil dapat diperoleh mutu
hubungan yang sama dengan sistem AM.
c. Perubahan level gelombang sinyal akibat fading tidak akan terjadi,karena
proses modulasi dilakukan dengan dasar perubahan frekwensi.
Berpijak pada kelebihan-kelebihan tersebut,maka sistem FM banyak
dipakai pada hubungan komuikasi radio, mobil, STJJ (Sambungan Telepon
Jarak Jauh),Handy talky pengiriman suara pada pemancar televisi dan sistem
gelombang mikro (mikrowave). Pada sistem FM amplitudo dan fasenya
tetap,sedangkan yang berubah-ubah adalah frekwensinya.

12.3. Phase Modulasi (PM). Phase modulasi merupakan bentuk modulasi


yang merepresentasikan informasi sebagai variasi fase dari sinyal pembawa.
Hampir mirip dengan FM, frekuensi pembawa juga bervariasi karena variasi
fase dan tidak merubah amplitudo pembawa. Phase modulasi jarang digunakan
karena memerlukan perangkat keras penerima yang lebih kompleks.
Keuntungan phase modulasi adalah potensi gangguan dan daya yang
dibutuhkan lebih kecil.

Gambar 3.3. Phase Modulation


27

Gambar 3.4. Modulated Signal

Gambar 3.6. Sinyal Termodulasi

Gambar 3.7. Modulasi Sinyal

Modulasi ini menggunakan perbedaan sudut (phase) dari sinyal analog untuk
membedakan kedua keadaan sinyal digital. Pada modulasi jenis ini, amplitudo
dan frekuensi dari sinyal analog adalah tetap, yang berubah adalah phase
sinyal analognya.

Gambar 3.11. Gelombang PM


28

13. Evaluasi
a. Sebut dan jelaskan jenis-jenis modulasi yang anda ketahui.
b. Berikan penjelasan tentang hal-hal berikut:
1) Indeks modulasi AM
2) DSBFC
3) DSBSC
4) SSB
5) VSB
c. Mengapa indeks modulasi AM hanya mempunyai rentang dari 0 hingga
sebesar 1 atau 100%? Jelaskan.
d. Apa saja keuntungan jenis modulasi AM ?
e. Sebutkan jenis modulasi analog ?
f. Sebutkan kerugian dari modulasi AM ?
g. Sebutkan rentang frekuensi untuk gelombang AM ?
h. Sebutkan rentang frekuensi untuk gelombang FM ?
i. Gambarkan bentuk gelombang dari AM, FM dan PM ?
j. Sebutkan kelebihan dari frekuensi FM ?
29

BAB IV
MODULASI DIGITAL

14. Umum. Dalam modulasi digital, sinyal informasi dalam bentuk bit-bit
direpresentasikan kedalam bentuk sinyal analog tertentu. Bit-bit yang
direpresentasikan bisa dalam jumlah 1 bit(biner) atau pun lebih yang dikelompokkan
kedalam bentuk simbol (1,0 atau 00,01,11,10,dll). Representasi simbol tersebut
dilakukan dalam 3 bentuk, representasi yang dibedakan berdasarkan amplitudo atau
sering disebut juga Amplitudo Shift Keying(ASK), frekuensi sering disebut Frequency
Shift Keying(FSK), dan fasa atau sering disebut juga Phase Shift Keying(PSK).

15. ASK (Amplitudo shift keying). Modulasi digital merupakan proses


penumpangan sinyal digital (bit stream) ke dalam sinyal pembawa. Modulasi
digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah karakteristik dan sifat gelombang
sinyal pembawa sedemikian rupa sehingga bentuk hasilnya (sinyal pembawa
modulasi) memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1). Berarti dengan mengamati sinyal
pembawanya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing,
sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan
dapat dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan
media transmisi fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang
radio). Ada 3 sistem modulasi digital yaitu Amplitudo Shift Keying (ASK), Frekuensi
Shift Keying (FSK), Phase Shift Keying (PSK).
Kelebihan modulasi digital dibandingkan modulasi analog adalah sebagai
berikut:
a. Teknologi digital mempunyai suatu sinyal dalam bentuk digital yang
mampu mengirimkan data yang berbentuk kode binari (0 dan 1),
b. Sinyal digital juga mampu mengirimkan data lebih cepat dan
tentunya dengan kapasitas yang lebih besar dibandingkan sinyal analog
c. Memiliki tingkat kesalahan yang kecil, dibanding sinyal analog
d. Data akan utuh dan akan lebih terjamin pada saat dikirimkan
atau ditransmisikan di bandingkan modulasi analog
5. Lebih stabil dan tidak terpengaruh dengan pengaruh cuaca

Kelemahan modulasi digital ini adalah sebagai berikut:


a. Modulasi digital termasuk yang mudah error
30

b. Bila terjadi gangguan maka sistemnya akan langsung berhenti


ASK merupakan jenis modulasi digital yang paling sederhana, dimana sinyal
carrier dimodulasi berdasarkan amplitude sinyal digital. Umumnya, kita
membutuhkan dua buah sinyal s1(t) dan s2(t) untuk transmisi biner.
jika transmitter ingin mentransmisikan bit 1, s1(t) digunakan untuk interval
pensinyalan (0,Tb). Sedangkan untuk mentransmisikan bit 0, s2(t) digunakan pada
interval (0,Tb). Untuk ASK sinyal transmisi dapat dituliskan sbb: Sinyal
direpresentasikan dalam dua kondisi perubahan amplitudo gelombang pembawa
Sinyal “1” direpresentasikan dengan status “ON” (ada gelombang pembawa), Sinyal
“0” direpresentasikan dengan status “OFF” (tidak ada gelombang pembawa).

Gambar 4.1 : Sinyal ASK

Amplitudo shift keying (ASK) dalam konteks komunikasi digital adalah


proses modulasi, yang menanamkan untuk dua atau lebih tingkat amplitudo diskrit
sinusoid. Hal ini juga terkait dengan jumlah tingkat diadopsi oleh pesan digital.
Untuk urutan pesan biner ada dua tingkat, salah satunya biasanya nol. Jadi
gelombang termodulasi terdiri dari semburan sinusoida sebuah.
Ada diskontinuitas tajam ditampilkan pada titik-titik transisi. Hal ini
mengakibatkan sinyal memiliki bandwidth yang tidak perlu lebar. Bandlimiting
umumnya diperkenalkan sebelum transmisi, dalam hal ini akan diskontinuitas 'off
bulat'. bandlimiting ini dapat diterapkan ke pesan digital, atau sinyal yang
termodulasi itu sendiri. Tingkat data seringkali membuat beberapa sub-frekuensi
pembawa. Hal ini telah dilakukan dalam bentuk gelombang Gambar 2. Salah satu
kelemahan dari ASK, dibandingkan dengan FSK dan PSK, misalnya, adalah bahwa
ia tidak punya amplop konstan. Hal ini membuat pengolahannya (misalnya,
amplifikasi daya) lebih sulit, karena linieritas menjadi faktor penting. Namun,
hal itu membuat untuk kemudahan demodulasi dengan detektor amplop (envelope
detector).
31

Gambar 4.2 : Blok diagram pembangkitan sinyal ASK

Hal ini dapat dibagi menjadi tiga blok. Yang pertama merupakan pemancar,
yang kedua adalah model linier efek saluran, yang ketiga menunjukkan struktur
penerima. Notasi berikut digunakan:
a. Ht (f) merupakan sinyal carrier untuk transmisi
b. Hc (f) adalah respon impulse dari saluran
c. N (t) adalah noise diperkenalkan oleh saluran
d. Hr (f) adalah filter pada penerima
e. L adalah jumlah level yang digunakan untuk transmisi
f. Ts adalah waktu antara generasi dari dua simbol

Keluar dari pemancar, sinyal s (t) dapat dinyatakan dalam bentuk:

Pada penerima, setelah penyaringan melalui hr(t) sinyal adalah:

Dimana :

Dalam proses modulasi ini kemunculan frekuensi gelombang pembawa


tergantung pada ada atau tidak adanya sinyal informasi digital.
Keuntungan yang diperoleh dari metode ini adalah bit per baud (kecepatan
digital) lebih besar. Sedangkan kesulitannya adalah dalam menentukan level acuan
32

yang dimilikinya, yakni setiap sinyal yang diteruskan melalui saluran transmisi jarak
jauh selalu dipengaruhi oleh redaman dan distorsi lainnya. Oleh sebab itu metode
ASK hanya menguntungkan bila dipakai untuk hubungan jarak dekat saja. Dalam
hal ini faktor noice atau gangguan juga harus diperhitungkan dengan teliti, seperti
juga pada sistem modulasi AM.

Sprektrum Binary ASK


Tranformasi Fourier dari sinyal yang keluar dari modulator AM
adalah dalam bentuk seperti berikut ini:

Dimana S b(f) adalah transformasi Fourier dari sinyal baseband. Secara


grafik sinyal ini dapat diberikan seperti pada Gambar (2.2) seperti dibawah ini.
Kita dapat mencari kerapatan spektrum daya sinyal BASK (binary amplitude-shift
keying ). Dengan manganggap bahwa datanya random (acak) dan menggunakan
on-off keying. Rata-rata amplitudo carrier adalah Vc/2 sehingga daya carrier (Pc)

2
akan senilai Vc /8

Gambar 4.3: Tranformasi Fourier dari gelombang AM

2
Sedangkan total daya pada sinyal ASK adalah Vc /4, daya total pada
2
informasi side band / informasi (Pi) adalah sebesar Vc /8. Nilai ini pasti sama
besar dengan luasan kurva kerapatan spektrum daya. Kerapatan spektrum daya
dapat diberikan dengan Gambar (2.3) berikut ini. sxj
33

Gambar 4.5 : Kerapatan spektrum daya sinyal BASK random

Contoh Penerapan ASK


ASK - Amplitude Shift Keying (ASK) adalah modulasi yang
menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1
Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt. Sinyal ini
yang kemudian digunakan untuk menyala-mati-kan pemancar, kira- kira mirip sinyal
morse. “Infrared Remote Control Extender dengan menggunakan Modul IR-
8510,TLP916A dan RLP916A” merupakan salah satu alat yang menggunakan
aplikasi dari modulasi digital ASK(Amplitude Shift Keying). Untuk lebih jelasnya
berikut uraiannya : Teknologi nfrared dalam aplikasi remote control saat ini sudah
banyak dijumpai pada berbagai macam perangkat elektronik. Namun sampai saat
ini, infrared mempunyai keterbatasan untuk pengendalian pada jarak yang sangat
jauh ataupun menembus dinding.
Prinsip kerja dari Infrared Remote Control Extender ini adalah mengubah sinyal
infrared menjadi gelombang radio dengan frekwensi UHF sehingga transmisi data
dapat dilakukan pada jarak yang cukup jauh dan diterima dengan penerima
UHF serta kembali diubah menjadi sinyal-sinyal infrared. Frekwensi UHF 916 MHz
digunakan untuk menghindari adanya noise-noise dari frekwensi radio lainnya.
sinyal yang ditembakkan oleh remote control infra diterima oleh Modul IR-8510
dan diteruskan ke Modul TLP916. Sensor infrared pada modul IR-8510 mengubah
pancaran cahaya infrared menjadi sinyal data seperti tampak pada bagian RXD
gambar 2. Kemudian data diteruskan secara serial ke Modul TLP91 yang berlaku
sebagai UHF Transmitter dan diterima oleh Modul RLP916 yang berlaku sebagai
UHF Receiver.
Amplitudo Shift Keying) yaitu suatu modulasi di mana logika 1
diwakili dengan adanya sinyal frekwensi 916 MHz dan logika 0 diwakili dengan
adanya kondisi tanpa sinyal Modulasi ASK. Untuk memperkuat keluaran dari Modul
IR-8510 sehingga dapat dihasilkan sinyal ASK yang baik pada TLP916 perlu
ditambahkan 74HC14 yang berfungsi sebagai Pancaran gelombang UHF dalam
modulasi ASK tersebut selanjutnya diterima oleh RLP916 dan diubah menjadi data
serial (TXD gambar 2) yang kemudian diteruskan ke TXD dari Modul IR-8510.
Agar dapat ditransmisikan menjadi sinyal-sinyal infrared standard remote control,
maka data tersebut terlebih dahulu dimodulasikan dengan frekwensi carrier
sebesar 40 KHz sebelum dipancarkan oleh LED Infrared. Proses ini dilakukan
34

pada bagian modulator dari Modul IR-8510.

16. Frekuensi Shift Keying (FSK). Dalam modulasi FM, frekuensi carrier
diubah-ubah harganya mengikuti harga sinyal pemodulasinya (analog) dengan
amplitude pembawa yang tetap. Jika sinyal yang memodulasi tersebut hanya
mempunyai dua harga tegangan 0 dan 1 (biner/ digital), maka proses modulasi
tersebut dapat diartikan sebagai proses penguncian frekuensi sinyal. Hasil
gelombang FM yang dimodulasi oleh data biner ini kita sebut dengan Frekuensi
Shift Keying (FSK).

Gambar 4.6: Sinyal FSK

Dalam system FSK (Frequency Shift Keying ), maka simbol 1 dan 0


ditransmisikan Secara berbeda antara satu sama lain dalam satu atau dua buah
sinyal sinusoidal yang berbeda besar frekuensi nya. Berikut adalah gambar Gambar
Modulator FSK (FrekuensiShift Keying)

Gambar 4.7 : Block diagram FSK


Cara Kerja Modulator FSK
runtun data biner diaplikasikan / diinputkan pada on off level encoder.
Pada bagian keluaran encoder, simbol 1 di representasikan oleh konstanta
amplitudo, sedangkan simbol 0 di representasikan oleh bilangan 0 atau
kosong. Sebuah inverter ditambahkan pada bagian bawah. Jika masukan dari
35

inverter tersebut adalah 0, maka keluarannya menjadi atau dengan kata lain, jika
input maka keluaran menjadi 0. Multiplier atau pengali berfungsi sebagai
saklar/switch yang berhubungan dengan pembawa agar berada dalam kondis i on
dan off. Jika masukan dari pengali adalah maka pembawa (carrier) akan
menjadi on (off). Jika symbol yang ditransmisikan adalah 1, maka carrier dari
upper channel menjadi on dan bagian lower channel menjadi off. Sedangkan jika
symbol yang di transmisikan adalah 0, maka carrier dari upper channel menjadi
off dan bagian lower menjadi on. Sedangkan jika symbol yang di transmisikan
adalah 0, maka carrier dari upper channel menjadi off dan bagian lower menjadi
on. Sehingga keluaran dari modulator yang merupakan perpaduan dari dua buah
carrier yang berbeda frequensi dikendalikan oleh nilai masukan pada modulator
tersebut.

Modulator FSK ( Pemancar Binary FSK)


Dengan FSK biner,pada frekuensi carrier tergeser (terdeviasi) oleh input
data biner.Sebagai konsekuensinya, output pada suatu modulator FSK biner
adalah suatu fungsi step pada domainfrekuensi. Sesuai perubahan sinyal input
biner dari suatu logic 0 ke logic 1, dan sebaliknya, output FSKbergeser diantara
dua frekuensi: suatu „‟mark‟‟ frekuensi atau logic 1 dan suatu “space” frekuensi
atau logic 0.Dengan FSK biner, ada suatu perubahan frekuensi output setiap
adanya perubahan kondisi logic padasinyal input. Sebagai konsekuensinya, laju
perubahan output adalah sebanding dengan laju perubahan input.Dalam modulasi
digital, laju perubahan input pada modulator disebut bit rate dan memiliki satuan
bit per second (bps). Laju perubahan pada output modulator disebut baud atau
baud rate dan sebandingdengan keterkaitan waktu pada satu elemen sinyal
output. Esensinya, baud adalah kecepatan simbol perdetik. Dalam FSK biner,
laju input dan laju output adalah sama; sehingga, bit rate dan baud rate
adalahsama. Suatu FSK biner secara sederhana diberikan seperti Gambar 7.

Kinerja Binary FSK


Kita mulai dengan menganalisa kinerja pada matched filter coherent yang
dalam hal ini menggunakan correlation detector. Kinerja system correlation
detector untuk system komunikasi biner dinyatakan dalam bentuk
persamaan berikut:
36

Penurunan ini didasari asumsi (anggapan) bahwa keduia sinyal


memiliki priority probability yang sama.Untuk aplikasi system FSK, dimana

sehingga E dan r diberikan sebagai

.
37

Gambar 4.8: Pemancar FSK biner


Aplikasi FSK
a. Digital Enhanced Cordless Telecommunications (DECT) adalah standar
komunikasi digital, terutama digunakan untuk membuat system telepon tanpa
kabel. Ini berasal di Eropa.
b. AMPS (Advance MobIle Phone Service) adalah teknologi mobile telephon
generasi pertama (1G) yangmasih menggunakan system analog FDMA
(Freqwency Division Multiple Access).
c. CT2 adalah standar telepon tanpa kabel yang digunakan pada awal
tahun sembilan puluhan untuk memberikan layanan telepon jarak pendek
proto-mobile di beberapa negara di Eropa. Hal ini dianggap sebagai pelopor untuk
sistem DECT populer.
d. ERMES (Radio Eropa Messaging System) adalah sistem radio paging pan-
Eropa.
e. Land Mobile Radio System (LMRS) adalah istilah yang menunjukkan
suatu sistem komunikasi nirkabel (s) yang dimaksudkan untuk digunakan oleh
pengguna kendaraan darat (ponsel) atau berjalan kaki(portabel). Sistem tersebut
digunakan oleh organisasi darurat pertama yang merespon, pekerjaan
umumorganisasi, atau perusahaan dengan armada kendaraan besar atau staf
lapangan banyak.
f. Modem. Modem merupakan singkatan dari modulator - demodulator.
Modulator artinya penumpangan isyarat, demodulator pengambilan isyarat. Seperti
penumpang bus yang masuk dari halte A keluar di halte B,maka halte A adalah
modulator, halte B adalah demodulator.
Pada pengiriman data digital, isyarat yang ditumpangkan ke modem dalam hal ini
adalah isyaratdat a dig it a l de nga n fo r mat ko mu nik as i ser ia l t ak s ing
kr o n ( ga mbar 1) . Dat a ber upa ur ut ank eada a n t eganga n ma su ka
n 0V at au 5V ( st and ar T T L) ya ng mew ak il i
keadaa n lo g ika 0 at au 1. format data serial taksingkron terdiri dari start bit
(logika 0 tanda mulai), 8bit data (bisa atau 1),dan stop bit (logika 1 sebagai
tanda akhir). Pada saat tidak mengirim data kondisi output deviceber lo g ika
38

1 ( mar k) , se hing g a u nt uk me mu la i pe ng ir ima n dat a ( st ar t


bit ) ber lo g ika 0 ( space) , selesai pengiriman data kembali ke kondisi
mark.

Modulator pada modem


Modulator mengubah isyarat data serial menjadi isyarat isyarat audio.
Input modulator berupa sinyal data serial, outputnya berupa audio. Modulator
merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi dari sinyal pembawa (carrier)
dan siap untuk dikirimkan. Lihat gambar berikut.

Gambar 4.9 : Input dan output modulator

Demodulator pada modem


Pada demodulator mempunyai fungsi kebalikan dari modulator yaitu inputx
berupa frequensi audio outputnya berupa isyarat data serial. Demodulator adalah
bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari
sinyal pembawa yang diterima sehimgga informasi tersebut dapat diterima
dengan baik. Selanjutnya susunan peralatan komunikasi data melalui modem
adalah seperti gambar dibawah. Komputer atau mikrokontroller yang
berkomunikasi dengan komputer atau mikreokontroller lain pada jarak jauh masih
memerlukan transmisi data yang berupa radio atau telepon.
39

Gambar 4.10 : Input dan Output Modulator

17. PSK (Phase Shift Keying). Phase Shift Keying (PSK) atau pengiriman
sinyal digital melalui pergeseran fasa. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi
fasa yang memungkinkan fungsi pemodulasi fasa gelombang termodulasi di antara
nilai nilai diskrit yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses modulasi ini fasa
dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status
sinyal informasi digital. Sudut fasa harus mempunyai acuan kepada pemancar dan
penerima guna memudahkan untuk memperoleh stabilitas. Dalam keadaan seperti
ini, fasa yang ada dapat dideteksi bila fasa sebelumnya telah diketahui. Hasil dari
perbandingan ini dipakai sebagai patokan. Pada sistem modulasi Phase Shift
Keying (PSK), sinyal gelombang pembawa sinusoidal dengan amplitudo dan
frekuensi yang dapat digunakan untuk menyatakan sinyal biner “1” dan “0”, tetapi
untuk sinyal “0” fasa gelombang pembawa tersebut digeser 180o seperti pada
gambar di bawah ini:

Gambar 4.11 : Blok Diagram Modulasi PSK

Pada Gambar 10 simbol pengali di sini merupakan Balanced Modulator,


disini berfungsi sebagai saklar pembalik fasa, tergantung pada pulsa input,
maka frekuensi pembawa akan diubah sesuai dengan kondisi- kondisi tersebut
dalam bentuk fasa output, baik sefasa maupun berbeda fasa
1800 dalam Oscillator referensi. Balanced Modulator mempunyai dua input, yaitu
sebuah input untuk frekuensi pembawa yang dihasilkan oleh Osilator referensi dan
yang satunya input untuk data biner (sinyal digital) .
40

Gambar 4.12: Sinyal PSK

sinyal pembawa merupakan sinyal sinusoidal dengan frekuensi dan amplitudo


tetap, sinyal modulasi adalah informasi biner. Jika infor masi adalah low “0”, sinyal
pembawa tetap dalam fasanya. Jika input adalah high “1”, sinyal pembawa
membalik fasa sebesar 180o. pasanagan gelombang sin yang hanya berbeda
fasanya pada pergesaran 180o disebut sinyal antipodal. Dari gambar di atas,
persamaan untuk sinyal PSK dapat dinyatakan sebagai
S(t)= ± A Cos ωct = ± A Cos (ωct+θt)

Differensial Phase Shift Differensial Phase Shift


Differensial Phase Shift Keying (DPSK), adalah sebuah bentuk umum
modulasi fasa untuk mengirimkan data dengan mengubah fasa dari gelombang
pembawa. Dalam Phase Shift Keying, ketika bernilai high “1” hanya berisi
satu siklus tapi Differensial Phase Shift Keying (DPSK) mengandung satu
setengah siklus. Gambar di bawah ini menunjukkan modulasi PSK dan DPSK
dengan urutan pulsa seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 4.13. Sinyal DPSK dan PSK


41

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketika bernilai high “1” diwakili oleh
sebuah sinyal termodulasi seperti bentuk “M” dan dalam keadaan low “0” dan
diwakili oleh suatu gelombang yang muncul seperti “W” dalam sinyal termodulasi.
Amplitudo dan frekuensi bernilai konstan, namun fasa berubah menyesuaikan
bit. Modulasi DPSK dilakukan dengan menggunakan perangkat Phase
Locked Loop (PLL). PLL menggunakan referensi sinyal pembawa sinusoidal, lalu
mendeteksi fasa sinyal yang diterima, jika fasanya sama dengan referensi, maka
dianggap bit “0”, jika sebaliknya maka bit “1”.

Gambar 4.14: Diagram Modulator DPSK

Pada Gambar diatas aliran data yang akan di transmisikan d(t) dimasukkan
ke salah satu logika XNOR dua masukkan, dan gerbang input lainnya dipakai untuk
keluaran gerbang XNOR b(t) yang di delay dengan waktu delay Tb, yang
dialokasikan untuk satu bit delay. Pada input kedua gerbang XNOR ini adalah b(t-
Tb).

M-ary Differensial Phase Shift Keying


M-ary Differensial Phase Shift Keying (M-DPSK) merupakan bentuk lain
dari modulasi sudut, yang mana pengkodean M-ary banyaknya lebih dari satu yang
dimaksudkan untuk mempercepat atau memperbanyak data yang akan
ditransmisikan sehingga informasi akan lebih cepat diterima. Jadi dengan
4- DPSK akan diperoleh empat kemungkinana fasa output dari frekuensi
pembawa, karena ada empat kemungkinan output fasa, maka harus ada empat
kondisi input yang berbeda pula. Yang mana input dari sebuah modulator 4-
DPSK merupakan sinyal biner, sehingga untuk memperoleh empat buah
bentuk output yang berbeda akan membutuhakan lebih dari satu bit input. Dengan
dua bit akan menghasilkan empat kondisi yaitu : 00, 01, 10, 11. Dari empat kondisi
tersebut, masing-masing kondisi akan menghasilkan satu kemungkinan fasa
42

output.

Prinsip Kerja Rangkaian 4-DPSK


Data bit masukan serial dengan laju 2400 Bps dibagi dua dengan
menggunakan rangkaian serial to parallel menjadi dua aliran bit data yaitu aliran
data bit ganjil kita sebut “I” dan aliran data bit genap kita sebut “Q” yang
dikeluarkan secara bersama-sama dengan kecepatan masing-masing menjadi
setengah dari 2400 Bps menjadi 1200 Bps, yang mana nantinya keluaran “Q”
dengan keluaran “I”. Tujuan dibuat rangkaian serial to parallel ini yaitu untuk
memberi sinyal masukan data yang akan dimodulalsi sebanyak dua bit yaitu
dengan pola sinyal keluarannya 00. 01, 10, 11. Sinyal ini yang akan
membentuk sinyal keluaran menjadi empat fasa.

Gambar 4.15: Diagram blok modulator 4-DPSK

Selanjutnya sinyal data d(t) dari serial to parallel ini diolah menggunakan
gerbang XNOR dua masukan, dan satu masukan lainya diambil dari keluaran
gerbang XNOR yang di delay dengan waktu Tb dialokasikan untuk 1 bit delay,
pada masukan kedua ini adalah b(t-Tb). Pada proses inilah pengkodean DPSK
terbentuk, sehingga pada penerima (Demodulator 4- DPSK) tidak memerlukan
sinyal pembawa recovery yang berfungsi untuk membangkitkan dan
mengembalikan lagi sinyal pembawa yang termodulasi menjadi sinyal pembawa
tanpa termodulasi. Jika saluran data d(t) yang lainya sibuk, secara lambat
mengubah perbandingan bit rite, kemudian fasa dari pulsa b(t) dan b(t-Tb) akan
saling mempengaruhi dengan cara yang sama, kemudian melindungi
43

muatan informasi dalam fasa berbeda. Setelah dikodekan, sinyal digital ±b(t)
tersebut kemudian dimodulasi menggunakan Balanced Modulator untuk
mendapatkan sinyal keluaran yang berbeda fasanya. Sinyal pembawa dari
Balanced Modulator berasal dari Oscillator yang mana keluaran Balanced
Modulator “I” mempunyai fasa output (+ Sin ω t dan - Sin ωc t), demikian pula pada
Balanced Modulator “Q” memiliki dua kemungkinan fasa output yaitu (+ Cos ω t
dan - Cos ωc t), kemudian keluaran dari Balanced Modulator tersebut dijumlahkan
untuk mendapatkan sinyal keluaran empat fasa yang berbeda,

Gambar 4.16 :Bentuk Sinyal DPSK dan 4-DPSK


Aplikasi penggunaan Modulasi PSK
Application Type of modulation
AM broadcast radio AM
FM broadcast radio FM
FM stereo multiplex sound DSB (AM) and FM
TV sound FM
TV picture (video) AM, VSB
TV colour signals Quadrature DSB ( AM )
Cellular telephone FM , FSK , PSK
Cordless telephone FM , PSK
Fax machine FM , QAM , (AM plus PSK)
Aircraft radio AM
Marine radio FM and SSB (AM)
Mobile and handheld radio FM
Citizens band radio AM and SSB (AM)
Amateur radio FM and SSB (AM)
Computer modems FSK, PSK, QAM (AM plus PSK)
Garage door opener OOK
TV remote control OOK
VCR FM
Family Radio service FM

18. Evaluasi
44

a. Gambarkan modulasi sinyal ASK ?


b. Gambarkan modulasi sinyal PSK ?
c. Gambarkan modulasi sinyal FSK ?
d. Sebutkan keuntungan dari sinyal ASK ?
e. Sebutkan keuntungan dari sinyal PSK ?
f. Sebutkan keuntungan dari sinyal FSK ?
g. Gambarkan blok diagram modulasi ASK ?
h. Gambarkan blok diagram modulasi PSK ?
BAB V
TRANSMISI SINYAL PITA DASAR

19. Umum. Tren di bidang teknologi telekomunikasi modern semakin


mengarah pada penggunaan teknik digital di dalam desain sistem-sistem transmisi.
Komunikasi digital menawarkan beberapa keunggulan penting dibandingkan dengan
komunikasi analog, seperti misalnya, kinerja yang lebih baik, fleksibilitas yang lebih
tinggi dan keamanan yang lebih terjamin. Untuk mentransmisikan sinyal-sinyal pesan
analog, misalnya suara dan video, secara digital, sinyal analog bersangkutan harus
terlebih dahulu diubah menjadi sinyal digital, dan prosesnya disebut sebagai konversi
analog ke digital (analog-to-digital conversion) atau dikenal pula dengan istilah
modulasi pulsa digital. Dua teknik terpenting untuk proses konversi analog ke digital
adalah modulasi kode pulsa (pulse code modulation, PCM) dan modulasi delta (DM).

Pulse Code Modulation (PCM). Proses-proses dasar didalam teknik PCM adalah
proses sampling, kuantisasi dan enkoding, seperti pada gambar dibawah ini.

Sampling (pencuplikan) adalah proses pengambilan sampel-sampel dari sebuah


sinyal kontinyu yang dilakukan dengan cara mengukur amplitudonya secara periodik
di waktu-waktu tertentu. Kuantisasi adalah proses merepresentasikan sampel-
sampel amplitudo yang didapatkan menjadi nilai-nilai (atau ‘tingkat-tingkat’) diskrit.
Enkoding (penyandian) mengubah tingkat-tingkat diskrit ini menjadi sekumpulan
kode sandi digital. Proses sampling mengubah sebuah sinyal kontinyu menjadi sinyal
45

diskrit pada sumbu waktu, sedangkan proses kuantisasi mengubah nilai-nilai


amplitudo yang kontinyu menjadi nilai-nilai ‘tingkat’ yang diskrit. Sehingga, sampling
dan kuantisasi secara total mengubah sebauh sinyal analog menjadi sinyal digital.
Operasi sampling dan kuantisasi biasanya dijalankan oleh sebuah perangkat yang
sama, yang disebut konverter analog-ke-digital (konverter A/D). Namun, adalah
proses enkoding yang membedakan PCM dari teknik-teknik modulasi pulsa analog.

20. Sampling. Transmisi sinyal-sinyal analog secara digital dapat dilakukan


dengan adanya teorema sampling. Teorema ini menjadi dasar bagi operasi sampling
atau pengambilan sampel-sampel sinyal didalam sistem transmisi digital.

Sebuah sinyal yang menduduk pita frekuensi tertentu (band-limited) memiliki


transformasi Fourier yang bernilai nol pada frekuensi-frekuensu di luar daerah (pita)
yang didudukinya, ; yaitu :

jika sinyal adalah sebuah sinyal bernilai real yang menduduki pita frekuensi
tertentu (band-limited), memenuhi kondisi yang dijabarkan oleh persamaan diatas,

maka dapat ditentukan secara unik dari nilai-nilai sampelnya yang

diambil pada interval-interval waktu yang tetap . Pada kenyataannya,

bahkan dapat dituliskan sebagai berikut:

Kita menyebut , sebagai perioda sampling, dan besaran kebalikannya (resiprok)

sebagai kecepatan sampling atau laju sampling. Dengan demikian, teorema


sampling menyatakan bahwa sebuah sinyal yang menduduki pita frekuensi tertentu,
misalkan Hz, dapat dibentuk kembali secara utuh dari nilai-nilai sampelnya yang

diambil dengan kecepatan sampel per detik. Teorema sampling yang


diuraikan di atas disebut sebagai teorema sampling seragam untuk sinyal-sinyal
baseband atau low-pass. Laju sampling sampel per detik disebut sebagai laju
46

Nyquist, besaran kebalikannya diukur dalam satuan detik disebut sebagai


interval Nyquist. Kondisi yang menyatakan bahwa laju sampling harus sama atau
lebih besar dari dua kali frekuensi sinyal, berlaku hanya pada sinyal-sinyal baseband
dan low-pass.

21. Teknik Estimasi dan Deteksi. Statistical Sinyal Prosessing (DSP) dari
beberapa teknik yang digunakan seperti estimasi, deteksi, probabilitas, filtering,
beberapa parameter yang digunakan dalam DSP adalah sebagai berikut :

a. Digital –> waktu diskrit, sampling, kuantisasi

b. Sinyal –> waveform, data yang diobervasi


c. Prosessing –> analisis, modifikasi, dan sintesa

Contoh dari sinyal digital adalah gelombang suara, gambar pixel, Dow-Jones Index,
streaming internet.

Dalam aplikasi DSP, tentu saja informasi yang didapat tidak semuanya lengkap
dihadapkan kepada ketidakpastian dan ketidaktahuan informasi, butuh prediksi,
estimasi, probabilitas, dan deteksi. Kita dihadapkan pada unknows dan
uncertainties. 

Model Ketidakpastian (Uncertainly). Pendekatan yang paling umum


menggunakan model ketidakpastian adalah dengan teori probabilitas,yang
digunakan untuk mengobservasi data sinyal yang telah ada sebelumnya.

Deteksi Optimum. Pada pembahasan ini kita akan mengetahui kinerja


sistem-sistem telekomunikasi digital yang bekerja di bawah pengaruh noise dengan
parameter peluang error (probability of error) sebagai tolak ikir. Berkaitan dengan
deteksi sinyal optimum akan diasumsikan bahwa kanal komunikasi tidak
menimbulkan distorsi apapun terhadap sinyal, sehingga sinyal yang sampai ke
penerima akan terbebas dari interferensi antar-simbol (ISI, intersymbol interference),
juga AWGN yang dengan rata-rata nol, yang tidak bergantung pada sinyal yang
ditransmisikan.
47

Pada gambar diatas memperlihatkan cara kerja sebuah pesawat penerima sinyal
digital (biner). Sinyal ditransmisikan di dalam interval sebuah simbol (0,T) dapat
direpresentasikan oleh

22. Pengertian Diversity. Pada sistem komunikasi nirkabel banyak sekali


gangguan-gangguan yang dapat memperburuk kinerja sistem, salah satunya yaitu
multipath fading. Multipath fading umumnya terjadi karena pantulan-pantulan yang
disebabkan oleh benda-benda di sekitar jalur transmisi. Pantulan-pantulan ini akan
menyebabkan perbedaan panjang lintasan sinyal sehingga sinyal yang diterima
merupakan penjumlahan dari sinyal-sinyal tersebut. Hal ini tentu saja akan
memperburuk kinerja sistem komunikasi nirkabel. Berbagai macam penelitian telah
dilakukan oleh para ahli untuk mengatasi fading. Salah satu metode yang digunakan
untuk mengatasi fading adalah dengan menggunakan teknik diversity. Teknik
diversity merupakan suatu teknik dimana sinyal informasi dikirim melalui beberapa
lintasan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar terbentuk informasi redundant yang
akan membantu proses deteksi pada destination. Jadi bila sinyal informasi pada
salah satu lintasan mengalami kerusakan karena pengaruh fading, maka proses
deteksi pada destination masih dapat dilakukan dengan baik karena masih terdapat
sinyal informasi yang berasal dari lintasan lain.

Teknik diversity secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: space
diversity, frequency diversity, dan time diversity.

a. Space diversity. Teknik diversity ini biasa disebut juga dengan


istilah antenna diversity. Disebut demikian karena pada teknik ini destination
memiliki lebih dari satu antena yang yang terpisah dengan jarak minimal 10
kali panjang gelombang. Karena pada destination terdapat lebih dari satu
antena penerima, maka bila salah satu antena menerima sinyal informasi
dengan level daya yang rendah, destination masih dapat mendeteksi sinyal
informasi tersebut dengan baik. Hal ini dikarenakan masih terdapat
kemungkinan bahwa sinyal yang diterima oleh antena yang lain menerima
48

sinyal dengan level daya yang lebih tinggi. Semua sinyal yang diterima
selanjutnya akan diproses dengan melakukan combining untuk mendapatkan
estimasi data yang dikirimkan.

Space diversity mempunyai teknik dalam penggunaan antenanya, berikut 3


teknik yang digunakan dalam space diversity :
1. SIMO (Single Input Multiple Output)

2. MISO (Multiple Input Single Output)

3. MIMO (Multiple Input Multiple Output)

 
b. Frequency diversity. Teknik ini merupakan teknik yang
membedakan frekuensi carrier pada saat pengiriman sinyal informasi. Source
mengirimkan satu sinyal informasi ke destination dengan frekuensi carrier
49

yang berbeda-beda. Dengan demikian destination menerima beberapa sinyal


informasi yang selanjutnya akan diproses dengan melakukan combining untuk
mendapatkan estimasi data yang dikirimkan. Perbedaan frekuensi carrier
untuk setiap sinyal yang dikirimkan harus lebih besar daripada bandwidth
koheren dari kanal. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa antar kanal
memiliki kondisi yang saling bebas.

c. Time diversity. Time diversity merupakan salah satu teknik


diversity dimana satu sinyal informasi dikirim dalam time-slot yang berbeda
dan dipisah dalam interval yang panjangnya lebih besar daripada waktu
koheren kanal. Teknik ini sangat efisien dalam mengatasi masalah yang
disebabkan oleh kanal fast fading. Masing-masing sinyal informasi yang
diterima pada time-slot yang berbeda-beda kemudian diproses dengan
melakukan combining untuk mendapatkan estimasi data yang dikirimkan.

Related

Tutorial MIMO In "Telekomunikasi"


50

Cooperative Communications In "Telekomunikasi"

OFDM In "Telekomunikasi"

Cooperative Communications. Sistem komunikasi kooperatif berfungsi


untuk mengeliminasi pengaruh fading pada kanal nirkabel, sehingga dapat
meningkatkan kinerja sistem. Komunikasi kooperatif merupakan suatu metode
yang memanfaatkan antena dari pengguna lain dengan prinsip transmit
diversity untuk mendapatkan suatu antena virtual jamak dengan
menggunakan lintasan yang berbeda dalam mengirimkan suatu data.
Sehingga dibentuk suatu distribusi banyak antena, berfungsi untuk
mendapatkan informasi tambahan yang dapat membantu proses translasi
informasi di sisi penerima.

Pengirim mengirimkan informasi secara broadcast ke penerima dan ke relay


yang merupakan pengguna lain dalam area yang berdekatan. Kemudian
sinyal yang diterima oleh relay akan diolah terlebih dahulu untuk kemudian
dikirimkan ke penerima. Sinyal yang didapatkan dari pengirim maupun dari
relay akan mengalami proses penggabungan di penerima. Dalam prosesnya
jalur pengiriman yang terjadi saling bebas satu sama lain.

Sistem komunikasi kooperatif adalah skema spatial diversity yang


dikembangkan untuk dua tujuan

1. Memperluas cakupan layanan data kecepatan tinggi

2. Meningkatkan keandalan komunikasi pada jaringan yang


terkarakteristik kanalnya berubah terhadap waktu.
51

Ide dasar dari diversity kooperatif adalah pemanfaatan terminal-terminal ber-


antena tinggal yang ada disekitar terminal tertentu yang juga berantena
tunggal untuk meningkatkan spatial diversity dengan cara membentuk sistem
antena jamak virtual tersebar. Sebuah skema diversity kooperatif
menggunakan space time code, yaitu sebuah skema diversity kooperatif, yang
terdiri dari dua langkah :

1. Pengirim mengirimkan informasi ke relay, tahap ini disebut tahap distribusi


(direct transmission).
2. Pengirim dan Relay bekerja sama untuk mengirim informasi ke pengirim,
tahap ini disebut tahap pengiriman, karena sifat broadcast media
nirkabel, tujuannya dapat mengartikan titik sumber dan pada tahap
distribusi.

23. Jenis Komunikasi Relay

1. Traditional Relay

2. Distributed Space-Time Relay


52

3. Availability of Direct Link

4. Absence of Direct Link

5.   Supportive Relay
53

6. Cooperative Relay

Teknologi komunikasi digital adalah teknologi yang berbasis sinyal elektrik


komputer, sinyalnya bersifat terputus-putus dan menggunakan sistem
bilangan biner. Bilangan biner tersebut akan membentuk kode-kode yang
merepresentasikan suatu informasi tertentu.

24. Keuntungan Komunikasi Digital

1. Error hampir selalu dapat dikoreksi.

2. Mudah menampilkan manipulasi sinyal (seperti encryption).

Keuntungan kedua dari sistem komunikasi digital adalah bahwa kita


berhubungan dengan nilai-nilai, bukan dengan bentuk gelombang. Nilai-nilai
bisa dimanipulasi dengan rangkaian rangkaian logika, atau jika perlu, dengan
mikroprosesor. Operasi-operasi matematika yang rumit bisa secara mudah
ditampilkan untuk mendapatkan fungsi-fungsi pemrosesan sinyal atau
keamanan dalam transmisi sinyal.

3. Range dinamis yang lebih besar (perbedaan nilai terendah terhadap


tertinggi) dapat dimungkinkan.

Keuntungan ketiga berhubungan dengan range dinamis. Kita dapat


mengilustrasikan hubungan ini dalam sebuah contoh. Perekaman disk piringan
hitam analog mempunyai masalah terhadap range dinamik yang terbatas.
Suara-suara yang sangat keras memerlukan variasi bentuk alur yang ekstrim,
dan sulit bagi jarum perekam untuk mengikuti variasi-variasi tersebut.
Sementara perekaman secara digital tidak mengalami masalah, karena semua
54

nilai amplitudo-nya, baik yang sangat tinggi maupun yang sangat rendah,
ditransmisikan menggunakan urutan sinyal terbatas yang sama.

4. Kemudahan Multipleksing.

Di dalam sistem komunikasi, teknik digital pertama kali diaplikasikan untuk


sistem telepon yang menggunakan teknik Time Division Multipleksing (TDM).
Pada prinsipnya, sinyal suara dari berbagai sumber akan dibagi ke dalam slot-
slot waktu dengan ukuran sama, yang kemudian akan diurutkan dan
selanjutnya akan dilewatkan ke dalam medium transmisi yang sama.
Dibandingkan dengan pengaplikasian TDM terhadap sinyal analog, teknik
digital memiliki keunggulan dalam hal reliabilitas terhadap gangguan (noise),
distorsi, dan interferensi lain. Degradasi sinyal akibat beberapa faktor gangguan
tersebut di atas dapat diatasi dengan kemampuan teknik digital melakukan
regenerasi sinyal, suatu teknik yang tidak dapat diaplikasikan terhadap sinyal
analog.

5. Kemudahan Persinyalan.

Pada dasarnya, persinyalan yang membawa informasi kendali komunikasi


merupakan bagian dari sistem transmisi digital. Informasi tersebut dapat
digabungkan ke dalam jalur transmisi digital bersama-sama dengan informasi
kendali TDM yang dengan mudah dapat diidentifikasi sebagai kanal kendali
komunikasi. Pendekatan lain adalah menyisipkan kode kendali ke dalam kanal
data yang dapat diidentifikasi dan diterjemahkan sebagai informasi kendali oleh
terminal penerima. Pendekatan lain lagi adalah memisahkan informasi kendali
dengan informasi data. Fungsi dan format sistem persinyalan dapat dimodifikasi
secara terpisah tanpa mempengaruhi sistem transmisi data secara
keseluruhan. Demikian pula sebaliknya, sistem transmisi digital dengan mudah
dapat diperbaharui tanpa mempengaruhi sistem persinyalan.

6. Integrasis Sistem Transmisi dan Switching

Sistem komunikasi tradisional membedakan antara sistem transmisi


dengan sistem penyambungan telepon. Sementara di sistem komunikasi digital,
fungsi TDM sangat mirip dengan fungsi time division switching sehingga fungsi
TDM dengan mudah dapat diintegrasikan di dalam perangkat penyambungan.
55

7. Regenerasi Sinyal

Di dalam komunikasi digital, representasi sinyal suara dalam format digital


melibatkan proses konversi sinyal analog menjadi urutan cuplikan-cuplikan
diskrit. Setiap cuplikan diskrit direpresentasikan dengan sejumlah digit biner.
Ketika ditransmisikan, setiap digit biner direpresentasikan oleh satu dari
kemungkinan nilai sinyal (misalnya pulsa atau tanpa pulsa, pulsa positif atau
pulsa negatif). Bagian penerima akan memutuskan nilai diskrit mana yang
ditransmisikan dan merepresentasikan pesan sebagai urutan dari cuplikan-
cuplikan pesan diskrit yang terkodekan biner. Jika hanya mengalami sedikit
gangguan atau interferensi atau distorsi selama proses pengiriman data, maka
data biner di penerima akan identik dengan urutan digit biner yang dibangkitkan
oleh proses enkoding.

8. Kemudahan Enkripsi

Meskipun pengguna telepon belum begitu membutuhkan sistem enkripsi


data, kemudahan proses enkripsi dan deskripsi terhadap sinyal digital
merupakan fitur ekstra dari sistem komunikasi digital. Secara kontras, sinyal
suara analog sangat sulit untuk dienkripsi sehingga sangat mudah untuk
disadap di sepanjang jalur komunikasi.

25. Kekurangan komunikasi digital

1. Permintaan saluran informasi yang tinggi

Segala jenis informasi yang telah didigitalisasi akan mampu didistribusikan


secara efisien dan dalam jumlah yang banyak melalui sistem multiplexing.
Namun terdapat beberapa saluran aplikasi yang tak mampu menampung
jumlah arus data digital yang dikirimkan tersebut. Contohnya adalah saluran
telepon yang belum dapat mengakomodasi tampilan video digital pada
penggunaan aplikasinya.

2. Kesalahan pada saat digitalisasi

Pada saat proses perubahan dari sinyal analog ke sinyal digital. Konsep
informasi yang ada pada dunia nyata akan melewati digitalisasi. Konsep
informasi tersebut akan diubah menjadi sinyal digital, dan sinyal digital
56

tesebut merupakan rangkaian dari kode-kode tertentu. Dikawatirkan


konsep informasi asli yang terdapat pada dunia nyata tersebut tidak dapat
terepresentasikan dengan baik saat digitalisasi. Contohnya adalah warna,
jika suatu warna belum terdapat dalam sistem penyimpanan teknologi
digital, maka akan dicari padanan warna yang paling dekat dan paling
mirip dengan warna tersebut. Hal ini menyebabkan warna yang akan
tertampil setelah digitalisasi menjadi kurang akurat dan tidak mewakili
warna aslinya.

3. Dominasi dunia oleh teknologi analog

Sampai saat ini dunia masih didominasi oleh teknologi analog. Banyak
bentuk informasi komunikasi yang menggunakan sistem analog,
perangkatnya pun menggunakan perangkat analog. Sehingga untuk
menikmati layanan teknologi digital kita harus menggunakan analog-digital
converter (ADC) dan digital-analog converter (DCA).

4. Investasi Publik

Untuk menikmati layanan digital secara keseluruhan. Maka harus


dilakukan penggantian alat komunikasi seperti telepon, televisi dan radio
dari yang sebelumnya berbasis teknologi analog menjadi teknologi digital.
Hal ini menyebabkan masyarakat mengeluarkan biaya yang tidak sedikit
terlebih lagi teknologi ini masih tergolong teknologi yang pada saat artikel
ini dibuat merupakan teknologi yang tergolong baru. Hal ini menyebabkan
instrumen yang disediakan untuk masyarakat umum sifatnya masih
terbatas dan mahal harganya. Hal ini menjadi permasalahan bagi
kelangsungan industri pertelekomunikasian dan hal ini juga akan
memengaruhi kemampuan membeli masyarakat.

5. Biasanya memerlukan bandwidth yang lebih besar.

Kerugian sistim digital adalah bahwa sistim digital memerlukan bandwidth


yang besar. Sebagai contoh, sebuah kanal suara tunggal dapat
ditransmisikan menggunakan single -sideband AM dengan bandwidth yang
kurang dari 5 kHz. Dengan menggunakan sistim digital, untuk
mentransmisikan sinyal yang sama, diperlukan bandwidth hingga empat
57

kali dari sistim analog.

6. Memerlukan sinkronisasi.

Kerugian yang lain adalah selalu harus tersedia sinkronisasi. Ini penting
bagi sistim untuk mengetahui kapan setiap simbol yang terkirim mulai dan
kapan berakhir, dan perlu meyakinkan apakah setiap simbol sudah terkirim
dengan benar.

26. Evaluasi

a. Sebutkan kekurangan dari komunikasi digital.

b. Sebutkan keuntungan dari komunikasi digital

c. Sebutkan jenis komunikasi relay

d. Space diversity mempunyai teknik dalam penggunaan antenanya,


sebutkan 3 macam teknik yang digunakan dalam space diversity.

e. Gambarkan blok diagram PCM.


58

BAB VI
FILTER

27. Umum. Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang
tegangan output pada frekuensi tertentu. Untuk merancang rangkaian filter dapat
digunakan komponen pasif (R,L,C) dan komponen aktif (Op-Amp, transistor).
Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi filter pasif dan filter aktif. Pada
dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response (tanggapan)
frekuensinya menjadi 4 jenis : filter lolos rendah/ Low pass Filter ,filter lolos tinggi/
High Pass Filter, Filter lolos rentang/ Band Pass Filter ,Filter tolah rentang/Band stop
Filter or Notch Filter.

28. Pembagian filter. Filter adalah suatu device yang memilih sinyal listrik
berdasarkan pada frekuensi dari sinyal tersebut. Filter akan melewatkan
gelombang/sinyal listrik pada batasan frekuensi tertentu sehingga apabila terdapat
sinyal/gelombang listrik dengan frekuensi yang lain (tidak sesuai dengan spesifikasi
filter) tidak akan dilewatkan. Rangkaian filter dapat diaplikasikan secara luas, baik
untuk menyaring sinyal pada frekuensi rendah, frekuensi audio, frekuensi tinggi, atau
pada frekuensi-frekuensi tertentu saja. Filter adalah suatu sistem yang dapat
memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya; ada frekuensi yang diterima, dalam
hal ini dibiarkan lewat; dan ada pula frekuensi yang ditolak, dalam hal ini secara
praktis dilemahkan. Hubungan keluaran masukan suatu filter dinyatakan dengan
fungsi alih (transfer function). Magnitude (nilai besar) dari fungsi alih dinyatakan
dengan |T|, dengan satuan dalam desibel (dB). Filter dapat diklasifikasikan menurut
fungsi yang ditampilkan, dalam term jangkauan frekuensi, yaitu passband dan
stopband. Dalam pass band ideal, magnitude-nya adalah 1 (= 0 dB), sementara pada
stop band, magnitude-nya adalah nol. Berdasarkan hal ini filter dapat dibagi menjadi
empat , yaitu :
a. Filter lolos bawah (low pass filter), pass band berawal dari 𝞈 = 2πf = 0

radian/detik sampai dengan 𝞈 = 𝞈0 radian/detik, dimana 𝞈0 adalah frekuensi


cut-off.
b. Filter lolos atas (high pass filter), berkebalikan dengan filter lolos

bawah, stop band berawal dari 𝞈 = 0 radian/detik sampai dengan 𝞈 = 𝞈0

radian/detik, dimana 𝞈0 adalah frekuensi cut-off.


59

c. Filter lolos pita (band pass filter), frekuensi dari 𝞈1 radian/detik sampai

𝞈2 radian/detik adalah dilewatkan, sementara frekuensi lain ditolak.


d. Filter stop band, berkebalikan dengan filter lolos pita, frekuensi dari 𝞈1

radian/detik sampai 𝞈2 radian/detik adalah ditolak, sementara frekuensi lain


diteruskan.

29. Klasifikasi filter. Rangkaian filter adalah suatu rangkaian listrik yang di
design untuk meneruskan atau menahan sinyal pada daerah frekuensi tertentu 
untuk memperbolehkan suatu frekuensi pada rentang tertentu memiliki nilai redaman
(atenuasi) yang kecil (disebut sebagai ’Pass Band’), sedangkan pada rentang
frekuensi lainnya memiliki nilai redaman yang sangat besar (disebut sebagai
’Attenuation Band’ atau ’Stop Band’). Sebuah rangkaian filter bisa terdiri hanya dari
komponen-komponen pasif dan biasa disebut sebagai rangkaian filter pasif (Passive
Filter Network). Ada juga rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen
aktif dan biasa disebut sebagai rangkaian filter aktif (Active Filter Network).
Ada beberapa jenis filter, yakni:
·     a. Berdasarkan sifat penguatannya, filter bisa diklasifikasikan :
1) Filter aktif :
a)      Komponen penyusunnya : ohm-Amp,kapasitor,dan
resistor.
b)      Keuntungannya : ukurannya yang lebih kecil, ringan, lebih
murah, dan lebih fleksibel dalam perancangannya.
d)    Kekurangan : kebutuhan catu daya eksternal,lebih sensitif
terhadap perubahan lingkungan,dan frekuensi kerja yang sangat
dipengaruhi oleh karakteristik komponen aktifnya.
2) Filter pasif :
a)      Komponen penyusunnya : induktor,kapasitor,dan resistor.
b)      Kelebihan : dapat dipergunakan untuk frekuensi tinggi.
c)      Kekurangan : dimensi lebih besar daripada filter aktif.
·    b. Berdasarkan daerah frekuensi yang dilewatkan, filter analog dibagi
menjadi:
1)      LPF (Low Pass Filter)
2)      BPF (Band Pass Filter)
3)      HPF (High Pass Filter)
60

4)      BSF/BRF (Band Stop Filter/Band Reject Filter)


c. Berdasarkan bentuk respon frekuensi terhadap gain:
1)      Filter Bessel (Maximally Flat Time Delay)
2)      Filter Cauer (Eliptic)
3)      Filter Butterworth (Maximally Flat)
4)      Filter Chepyshev (Tchebycheff)
Filter-filter tersebut merupakan dasar untuk mendesain bermacam-macam
kegunaan yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari yaitu :equalizer,crossover,
dan lain-lain. Filter aktif disukai karena banyak keuntungannya dibanding filter pasif.
Terutama karena murahnya harga Op-Amp sebagai komponen utama dari rangkaian
filter aktif. Rangkaian filter aktif tersebut bisa berupa Low Pass Filter , High Pass
Filter, Band Pass Filter dan Band Stop Filter.

30. Filter aktif. Filter Aktif yaitu filter yang menggunakan komponen aktif,
biasanya transistor atau penguat operasi (op-amp). Kelebihan filter ini antara lain:
a. Untuk frekuensi kurang dari 100 kHz, penggunaan induktor (L) dapat
dihindari
b. Relatif lebih murah untuk kualitas yang cukup baik, karena komponen
pasif yang presisi harganya cukup mahal

Beberapa macam filter yang termasuk ke dalam filter aktif adalah :


a.      Low Pass Filter

Rangkaian RC seri ini mirip dengan rangkaian pembagi tegangan dari dua
buah hambatan seri, sehingga tegangan out putnya adalah
61

Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (low-pass filter) digunakan
untuk meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal
berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat berupa sinyal listrik seperti perubahan
tegangan maupun data-data digital seperti citra dan suara.
Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan kumparan
secara seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara
paralel dengan sumber sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada
aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi tinggi (yang biasa digunakan
pada tweeter) sebelum masuk speaker bass atau subwoofer(frekuensi
rendah). Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber tegangan
akan meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan
sebaliknya kapasitor yang diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah
dan meneruskan frekuensi tinggi.
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu
kapasitor. Filter orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan -20
dB/dekade atau –6 dB/oktav. Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih
rendah dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1 sementara besarnya
frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R2C1)
Rangkaian Dasar Filter Aktif Low Pass (LPF)

Rangkaian Dasar Filter Aktif Low Pass (LPF),lpf aktif,low pass filter aktif,aktif
low pass,filter aktif low pas,filter aktif lolos bawah,rangkaian filter aktif low
pass,skema filter aktif low pass,skema LPF aktif,rangkaian LPF aktif,teori lpf
aktif,output lpf aktif,low pass filter,teori low pass filter,filter aktif low pass
62

adalah,lpf adalah Frekuensi cut-off filter low pass fc

Penguatan filter low pass (AF)

Respon Frekuensi Filter Aktif Low Pass

Respon Frekuensi Filter Aktif Low Pass,frekuensi respon low pass


filter,frekuensi cut off low pass filter,frekuensi low pass filter aktif,tanggapan
frekuensi low pass filter,gain low pass filter,penguatan low pass filter
aktif,karakteristik LPF aktif,grafik output LPF aktif Respon frekuensi atau
penguatan sinyal terhadap perubahan frekuensi sinyal input pada filter aktif
low pass ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1) Pada saat sinyal input dengan frkuensi (f) lebih rendah dari
frekuensi cut-off (fc) f

2) Pada saat sinyal input dengan frkuensi (f) sama dengan


frekuensi cut-off (fc)

3) Pada saat sinyal input dengan frkuensi (f) lebih tinggi dari
frekuensi cut-off (fc)

Jadi filter aktif low pass (LPF) akan konstans dari input 0 Hz sampai cut off
frekuensi tinggi Hf. Pada Hf penguatannya menjadi 0.707 AF dan setelah
melewati Hf maka akan menurun sampai konstan dengan seiring
penambahan frekuensi. Frekuensi naik 1 decade maka penguatan tegangan
dibagi 10. Dengan kata lain, penguatan turun 20 dB (20 log 10) setiap
63

kenaikan frekuensi dikali 10. Jadi rate dari penguatan berturut-turut turun
20dB/decade setelah Hf terlampuai Saat input frekuensi f = Hf, dikatakan
frekuensi cut-off yang saat itu turun 3dB (20 log 0.707) dari 0 Hz.

b.      High Pass Filter

High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi
mengurangi amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi
cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap
filter ini .Terkadang filter ini disebut low cut filter, bass cut filteratau rumble
filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi audio.High pass filter adalah
lawan dari low pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari high
pass filter dan low pass filter.
Filter ini sangat berguna sebagai filter yang dapat memblokir component
frekuensi rendah yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal komplek saat
melewati frekuensi tertinggi.
High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang terhubung secara
pararel dengan resistor, dimana reistansi dikali dengan kapasitor (RXC)
adalah time constant (τ).
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu
kapasitor. Filter orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan 20
dB/dekade atau 6 dB/oktav. Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih tinggi
dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1 sementara besarnya frekuensi cut
off didapat dari: fC = 1 / (2.R1C1)
Rangkaian Filter Aktif High Pass (HPF)
64

Dari gambar rangkaian Filter Aktif High Pass (HPF) diatas terdapat
perhitungan-perhitungan dari filter aktif high pass sebagai berikut : Frekuensi
cut-off rangkaian filter aktif high pass (fc) adalah :

Pergeseran sudut fasa yang terjadi pada rangkaian filter aktif high pass (Φ) :

Faktor penguatan tegangan rangkaian penguat pada filter aktif high pass (Af)
diatas adalah :

Rangkaian filter aktif high pass pada gambar diatas adalah filter aktif high
pass jenis butterworth dimana besarnya penguatan tegangan (Av) yang terjadi
pada filter aktif high pass ini dapat dituliskan dengan persamaan matematis
sebagai berikut :
Respon Frekuensi Filter Aktif High Pass (HPF)
65

Penguatan tegangan dari sinyal input yang diberikan ke rangkaian filter aktif
high pass ini memiliki perbedaan pada respon frekuensi rangkaian filter aktif
high pass sebagai berikut.
1) Pada saat sinyal input dengan frekuensi (f) lebih tinggi dari
frekuensi cut-off (fc) :

2) Pada saat sinyal input dengan frekuensi (f) sama dengan dari
frekuensi cut-off(fc) :

3) Pada saat sinyal input dengan frekuensi (f) lebih rendah dari
frekuensi cut-off (fc) :

Dari penyataan diatas maka pada filter high pass akan memberikan respon
melemahkan sinyal input apabila frekuensi sinyal input yang diberikan ke
rangkaian filter aktif high pass lebih rendah dari frekuensi cut-off rangkaian
dan akan memberikan penguatan tegangan sebesar Av pada saat frekeunsi
sinyal tersebut lebih tinggi dari frekuensi cut-off kemudian akan terjadi
pelemahan 0,707 dari Av pada saat frekuensi sinyal input sama dengan
frekuensi cut-off rangkaian filter aktif high pass tersebut.
High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi,
tetapi mengurangi amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi
cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap
filter ini .High pass filter adalah lawan dari low pass filter, dan band pass filter
66

adalah kombinasi dari high pass filter dan low pass filter. Filter ini sangat
berguna sebagai filter yang dapat memblokir component frekuensi rendah
yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal komplek saat melewati frekuensi
tertinggi. High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang
terhubung secara pararel dengan resistor. Pada rangkaian dibagian listrik
sering disebut rangkaian seleksi frekuensi untuk melewatkan band frekuensi
tertentu dan menahannya dari frekuensi diluar band itu. Filter dapat
diklafisikasikan dengan arahan :
1) Analog atau digital
2) Pasif atau aktif
3) Audio (AF) atau radio frekuensi (RF)
Filter tergantung dari tipe elemen yang digunakan pada rangkaiannya, filter
akan dibedakan pada filter aktif dan Filter pasif. Elemen pasif adalah:
1) Tahanan,
2) Kapasitor.
3) Induktor.
Filter  aktif dilengkapi dengan transistor atau opamp selain tahanan dan
kapasitor. Tipe elemen    ditentukan oleh pengoperasian range frekuensi kerja
rangkaian Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :

1) Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp


masih memberikan penguatan dan sinyal input tidak selalu seperti pada
filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.

2) Tidak ada masalah beban, karena tahanan input tinggi dan


tahanan output rendah. Filter aktif tidak membebani sumber input.

3) Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif,
karena pemilihan variasai dari op-amp yang murah dan tanpa induktor
yang biasanya harganya mahal.

Rangkaian High Pass Filter ini perbedaannya dengan Low Pass Filter hanya
perpindahan tempat tahanan dan kapasitor. Perhitungan ouputnya sebagai
berikut :
67

Gambar Rangkaiannya yaitu:

Karakteristik. Dapat dijelaskan High Pass Filter melalui grafik dibawah :


68

Aplikasi. High-pass filter memiliki banyak aplikasi. Diantaranya digunakan


digunakan sebagai bagian dari crossover audio untuk mengarahkan frekuensi
tinggi ke tweeter sementara pelemahan sinyal bass yang dapat mengganggu,
atau kerusakan, pembicara. Crossover pada amplifier dibutuhkan bila
memang kita ingin supaya kualitas suara yang dihasilkan oleh amplifier-
speaker benar benar bagus, bila memang kualitas amplifier dan speaker yang
digunakan sudah cukup baik, tidak perlu lagi menggunakan crossover ini.
Tiap tiap speaker tersebut memiliki jangkauan / range frekuensi kerja masing
masing. Speaker woofer untuk frekuensi rendah, middle untuk frekuensi
tengah sedangkan tweeter untuk menghasilkan frekuensi tinggi, nah supaya
kinerja masing masing speaker ini sempurna maka input yang diberikan harus
sesuai dengan jenis speaker tersebut. Rangkaian yang berfungsi untuk
memilah milah frekuensi itulah yang disebut dengan rangkaian crossover.

Pada semua crossover terdapat “high-pass filter” yang fungsi nya untuk
menahan frekuensi rendah dari power amplifier, keluaran dari high pass filter
ini tentu diteruskan ke tweeter, sedangkan “low pass filter” berfungsi menahan
tugasnya menahan frekwensi tinggi dan kemudian meneruskan sinyak suara
ke woofer, sedangkan mid-filter merupakan perpaduan keduanya.
Rangkaian crossover pasif ini adalah rangkaian filter high pass dan filter low
pass. Untuk lebih jelasnya dalam membuat rangkaian crossover pasif 2 arah
ini dapat dilihat skema rangkaian dan komponen yang digunakan sebagai
berikut :
69

c.      Band Pass Filter

Sebuah band-passfilter merupakan perangkat yang melewati frekuensi dalam


kisaran tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar kisaran tersebut.
Contoh dari analog elektronik band pass filter adalah sirkuit RLC (a resistor-
induktor-kapasitor sirkuit). Filter ini juga dapat dibuat dengan menggabungkan
-pass filter rendah dengan –pass filter tinggi .
Band pass filter digunakan terutama di nirkabel pemancar dan penerima.
Fungsi utama filter seperti di pemancar adalah untuk membatasi bandwidth
sinyal output minimum yang diperlukan untuk menyampaikan data pada
kecepatan yang diinginkan dan dalam bentuk yang diinginkan. Pada receiver
Sebuah band pass filter memungkinkan sinyal dalam rentang frekuensi yang
dipilih untuk didengarkan, sementara mencegah sinyal pada frekuensi yang
tidak diinginkan. Penguatan tegangan untuk pita lolos adalah: Av = (-R2 / R1)
(-R4 / R3) Besarnya frekuensi cut off atas didapat dari: fCH = 1 / (2.R1C1)
Besarnya frekuensi cut off bawah didapat dari: fCL = 1 / (2.R4C2). Band pass
filter (BPF) adalah filter yang akan meloloskan sinyal pada range frekuensi
diatas frekuensi batas bawah (fL) dan dibawah frekuesni batas atas (fH).
70

Dalam band pass filter (BPF) ini dikenal 2 jenis rangkaian band pass filter
(BPF) yaitu band pass filter (BPF) bidang lebar dan band pass filter (BPF)
bidang sempit. Untuk membedakan kedua rangkaian ini adalah dengan
melihat dari nilai figure of merit (FOM) atau Faktor kualitas (Q). Bila Q < 10,
maka digolongkan sebagai band pass filter (BPF) bidang lebar. Bila Q > 10,
maka digolongkan sebagai band pass filter (BPF) bidang sempit. Perhitungan
faktor kualitas (Q) untuk band pass filter adalah :

Dimana :

Band Pass Filter Bidang Lebar Syarat BPF bidang lebar adalah Q<10,
biasanya didapat dari 2 rangkaian filter HPF dan LPF yang mereka saling di
serie dengan urutan tertentu dan frekuensi cut off harus tertentu. Misalnya
urutan serie adalah HPF disusul LPF, dan L f dari HPF harus lebih kecil dari H
f dari LPF. Contoh rangkaian dan perhitungannya adalah seperti gambar
berikut. Rangkaian Band Pass Filter {BPF) Bidang Lebar

Grafik Output Band Pass Filter {BPF) Bidang Lebar


71

Nilai penguatan tegangan absolut band pass filter (BPF) bidang lebar adalah :
Band Pass Filter (BPF) Bidang Sempit Syarat BPF bidang sempit adalah Q >
10. Rangkaian yang digunakan bisa seperti gambar diatas tapi ada rangkaian
khusus untuk BPF bidang sempit. Rangkaian khusus inipun bisa pula
digunakan untuk BPF bidang lebar, tapi spesialisnya untuk bidang sempit.
Rangkaian ini sering disebut multiple feedback filter karena satu rangkaian
menghasilkan 2 batasan Lf dan Hf . Gambar rangkaian serta contoh
bandwidth bidang sempit diberikan seperti berikut ini. Persamaan
persamaannya pun beda dan tersendiri. Komponen pasif yang digunakan
sama dengan komponen pasif dari LPF dan HPF.
Rangkaian Band Pass Filter (BPF) Bidang Sempit

Perhitungan dari rangkain band pass filter (BPF) diatas dengan nilai C1=C2=C
sehingga nilai resistansinya dapat ditentukan sebagai berikut :

dimana nilai A F saat pada f C adalah :

Perlu diingat bahwa :


72

dengan

Ada keuntungan rangkaian band pass filter (BPF) bidang sempit ini adalah
bila ingin mengganti frekuensi centernya f C , maka tinggal mengganti nilai R2
saja, sehingga menjadi R2′ dengan nilai sebagai berikut :

d.      Band Stop Filter


Band stop filter (BPF), band elimination filter, band reject filter dan sering juga
disebut dengan notch filter atau filter tolak jalur memiliki pengertian yang sama
sebagai filter yang memiliki karakteristik akan menahan sinyal dengan
frekuensi sesuai frekuensi cut-off rangkaian dan akan melewatkan sinyal
dengan frekuensi di luar frekuensi cut-off rangkaian filter tersebut baik
dibawah atau diatas frekuensi cut-off rangkaian filter. Band stop filter
merupakan kebalikan dari band pass filter. Seperti pada filter band-pass, filter
band-elimination atau band stop filter (BPF) RC juga disusun dari dua buah
filter low-pass dan filter high-pass yang disusun secara parallel seperti terlihat
pada gambar berikut. Rangkaian band stop filter (BPF) ini merupakan contoh
sederhana dari filter pasif band stop. Rangkaian Band Stop Filter (BPF) RC

Filter low-pass disusun oleh R1,R2 dan C2 dengan konfigurasi “T” dan filter
high-pass disusun oleh C1,C3 dan R3 dengan susunan “T” sehingga filter ini
73

sering disebut dengan filter “Twin T”. Dengan menentukan nilai R1,R2 = 2*R3
dan nilai C1,C3 = 0,5*C2 maka besarnya frekuensi cutoff pada filter “Twin
T”adalah.

Karakteristik dari filter band stop atau filter band elimination ini dapat dilihat
pada gambar berikut: Karakteristik Band Stop Filter (BPF) RC

Dari grafik karakteristik dari band stop filter diatas terlihat bahwa tegangan
dari sinyal input pada frekuensi cut-off rangkaian filter akan dilemahkan dari
level aslinya dan sinyal dengan frekuensi di luar frekuensi cut-off baik diatas
atau dibawah frekuensi cut-off akan dilewakan ke output rangkaian filter band
sop (BPF) RC tersebut.

Dalam pemrosesan sinyal, filter band-stop atau band-penolakan filter adalah


filter yang melewati frekuensi paling tidak berubah, tetapi attenuates mereka
dalam rentang tertentu ke tingkat yang sangat rendah. Ini adalah kebalikan
dari filter band-pass. Sebuah filter takik adalah filter band-stop dengan
stopband sempit (tinggi faktor Q). Notch filter digunakan dalam reproduksi
suara hidup (Public Address sistem, juga dikenal sebagai sistem PA) dan
instrumen penguat (terutama amplifier atau preamplifiers untuk instrumen
74

akustik seperti gitar akustik, mandolin, bass instrumen amplifier, dll) untuk
mengurangi atau mencegah umpan balik , sedangkan yang berpengaruh
nyata kecil di seluruh spektrum frekuensi. band filter membatasi 'nama lain
termasuk', 'Filter T-takik', 'band-eliminasi filter', dan 'menolak band-filter'.
Biasanya, lebar stopband kurang dari 1-2 dekade (yaitu, frekuensi tertinggi
dilemahkan kurang dari 10 sampai 100 kali frekuensi terendah dilemahkan).
Dalam pita suara, filter takik menggunakan frekuensi tinggi dan rendah yang
mungkin hanya semitone terpisah.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :

1) Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp


masih memberikan penguatan dan sinyal input tidak sekaku seperti
pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.

2) Tidak ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan


tahanan output rendah. Filter aktif tidak membebani sumber input.20

3) Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif,
karena pemilihan variasai dari op-amp yang murah dan tanpa induktor
yang biasanya harganya mahal.

Rangkaian Band Stop Filter. Biasa dikenal juga sebagai rangkaian Band-
Elimination, Band-Reject, atau Notch Filter. Rangkaian filter ini merupakan
kebalikan dari band pass filter, dimana frekuensi pada rentang tertentu
diberikan redaman yang sangat besar (blocking) dan memperbolehkan
frekuensi di bawah dan di atas rentang tersebut untuk melewati-nya. Band
stop filter (BSF) atau band reject filter (BRF)adalah kebalikan dari band
pass filter yaitu menghilangkan frekuensi yang ada diantara dua buah
frekuensi tertentu. Rangkaian band stop filter juga disusun dari rangkaian low
pass dan high pass filter, tetapi penyusunan-nya disusun secara paralel
seperti tampak pada Rangkaian band stop filter di atas juga dikenal sebagai
“Twin-T” band stop filter, karena bentuk rangkaian-nya yang membentuk dua
huruf ‘T”. Pada rangkaian di atas memiliki rasio perbandingan untuk
menetapkan nilai pada masing-masing komponen-nya.
R1 = R2 = 2(R3)C2 = C3 =0,5(C1)
Berdasarkan pada rasio nilai komponen di atas, frekuensi stop (f stop
75

merupakan frekuensi yang mendapatkan redaman maksimum) dari rangkaian


Twin-T filter dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Berikut kurva keluaran hasil simulasi rangkaian band stop filter (Twin-T filter).
Kurva keluaran di atas memperlihatkan karakteristik dari rangkaian band stop
filter, dimana antara titik frekuensi cut-off low (fcL) dan frekuensi cut-off high
(fcH) mengalami redaman yang sangat besar, sehingga frekuensi dalam
rentang tersebut tidak dapat melewati rangkaian. Sama hal-nya seperti band
pass filter, band stop filter juga memiliki bandwidth (Bw = fcH – fcL).
Kecuraman peredaman pada kurva frekuensi respon ditentukan oleh orde dari
filter yang digunakan.
Orde 1 memiliki kecepatan redaman (Roll-off) 6 db/Oktav
Orde 2 memiliki kecepatan redaman (Roll-off) 12 db/Oktav
Orde 3 memiliki kecepatan redaman (Roll-off) 18 db/Oktav
Untuk mendapatkan orde yang lebih tinggi kita tinggal mengkaskade saja.

31. Evaluasi
a. Jelaskan yang dimaksud dengan Filter ?
b. Sebutkan jenis-jenis Filter ?
c. Jelaskan yang dimaksud dengan Low Pass Filter ?
d. Jelaskan yang dimaksud dengan High Pass Filter ?
e. Jelaskan yang dimaksud dengan Band Pass Filter ?
f. Jelaskan yang dimaksud dengan Band Stop Filter ?
g. Gambarkan rangkaian untuk Low Pass Filter ?
h. Gambarkan rangkaian untuk High Pass Filter ?
i. Gambarkan rangkaian untuk Band Pass Filter ?
j. Gambarkan rangkaian untuk Band Stop Filter ?
h. Sebutkan keuntungan filter aktif dibandingkan dengan filter pasif ?
BAB VII
EVALUASI AKHIR
(BUKAN NASKAH UJIAN)

32. Evaluasi akhir.


a. Sebutkan kekurangan dari komunikasi digital.
b. Sebutkan keuntungan dari komunikasi digital
c. Sebutkan jenis komunikasi relay
d. Space diversity mempunyai teknik dalam penggunaan antenanya, sebutkan
tiga macam teknik yang digunakan dalam space diversity.
e. Gambarkan blok diagram PCM.
d. Jelaskan yang dimaksud dengan Filter ?
e. Sebutkan jenis-jenis Filter ?
f. Jelaskan yang dimaksud dengan Low Pass Filter ?
g. Jelaskan yang dimaksud dengan High Pass Filter ?
h. Jelaskan yang dimaksud dengan Band Pass Filter ?
i. Jelaskan yang dimaksud dengan Band Stop Filter ?
j. Gambarkan rangkaian untuk Low Pass Filter ?
k. Gambarkan rangkaian untuk High Pass Filter ?
l. Gambarkan rangkaian untuk Band Pass Filter ?
m. Gambarkan rangkaian untuk Band Stop Filter ?
n. Sebutkan keuntungan filter aktif dibandingkan dengan filter pasif ?
o. Sebutkan parameter-parameter dari Low Noise Amplifier ?
p. Sebutkan jenis-jenis modulasi Analog ?
q. Sebutkan jenis-jenis modulasi Digital ?
r. Sebutkan jenis-jenis modulasi ?
s. Gambarkan diagram blok Sistem Komunikasi ?
t. Apa yang dimaksud dengan Baseband ?
u. Sebutkan contoh-contoh Line Coding ?
v. Apa yang dimaksud dengan Gain ?
w. Apa yang dimaksud dengan Antena ?
x. Sebut dan jelaskan jenis-jenis modulasi yang anda ketahui.
y. Berikan penjelasan tentang hal-hal berikut:
77

1) Indeks modulasi AM
2) DSBFC
3) DSBSC
4) SSB
5) VSB
z. Mengapa indeks modulasi AM hanya mempunyai rentang dari 0 hingga
sebesar 1 atau 100%? Jelaskan.
aa. Apa saja keuntungan jenis modulasi AM ?
bb. Sebutkan jenis modulasi analog ?
cc. Sebutkan kerugian dari modulasi AM ?
dd. Sebutkan rentang frekuensi untuk gelombang AM ?
ee. Sebutkan rentang frekuensi untuk gelombang FM ?
ff. Gambarkan bentuk gelombang dari AM, FM dan PM ?
gg. Sebutkan kelebihan dari frekuensi FM ?
hh. Gambarkan modulasi sinyal ASK ?
ii. Gambarkan modulasi sinyal PSK ?
jj. Gambarkan modulasi sinyal FSK ?
kk. Sebutkan keuntungan dari sinyal ASK ?
ll. Sebutkan keuntungan dari sinyal PSK ?
mm. Sebutkan keuntungan dari sinyal FSK ?
nn. Gambarkan blok diagram modulasi ASK ?
oo. Gambarkan blok diagram modulasi PSK ?
pp. Sebutkan kekurangan dari komunikasi digital.
qq. Sebutkan keuntungan dari komunikasi digital
rr. Sebutkan jenis komunikasi relay
ss. Space diversity mempunyai teknik dalam penggunaan antenanya,
sebutkan 3 macam teknik yang digunakan dalam space diversity.
tt. Gambarkan blok diagram PCM.
78
RAHASIA

BAB VIII
PENUTUP

33. Penutup. Demikian Naskah Sistem Komunikasi Digital ini disusun sebagai
bahan ajaran Basis D-3 Lemjiantek Kodiklat TNI AD jurusan Teknik Telekomunikasi
Militer.

Kepala Lembaga Pengkajian Teknologi

Gunawan Pakki.S.I.P,S.T, M.T.


Kolonel Czi NRP 30926

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai