Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR PELAJAR DENGAN

TEKANAN DARAH PELAJAR SMA

Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia


Disusun oleh :
1. Afifah Ilma Zein
2. Anggita Riantira
3. Mega Ayu Ambarwati
4. Reda Pregita Utami

SMAN 1 BABELAN TAHUN 2019 - 2020


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kemudahan sehingga
karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Tanpa tertolongannya tentunya
saya tidak dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulis mengucapkan syukur
kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik
maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan karya tulis
ilmiah dengan judul “HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN
DARAH PELAJAR SMA NEGERI 1 BABELAN”.
Penulis tentu menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk karya tulis ilmiah ini,
supaya karya tulis ilmiah ini nantinya dapat menjadi karya tulis ilmiah yang lebih
baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada karya tulis ilmiah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membimbing penulis dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis
megucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Drs. H. Abu Darda M.pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Babelan

2. Ibu Nuricha S.Pd M.Pd selaku guru Bahasa Indonesia kelas XI MIA 3

3. Seluruh anak kelas 11 MIA 3

Demikian, apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun dalam isi karya tulis
ilmiah ini penulis meminta maaf. Dan akhir kata . Terima kasih.

Bekasi, 20 Februari 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belakangan ini banyak siswa SMA, yang mengalami perubahan pola tidur,
termasuk berkurangnya durasi tidur, tertundanya waktu tidur, kualitas tidur pada
remaja juga cenderung berkurang karena remaja terutama pelajar mempunyai
aktifitas sosial yang sangat padat dan masalah-masalah yang dihadapinya, seperti
aktif di sosial media, jadwal sekolah yang padat, kegiatan ekstrakulikuler, faktor
stress yang dialami oleh siswa dan faktor lainnya.
Di era sekarang ini para remaja terutama pelajar SMA mengalami penurunan
kualitas tidur dikarenakan banyaknya kegiatan yang membuat mereka terlambat
tidur bahkan ada beberapa anak yang hanya tidur 4 jam sehari atau kurang dari
itu.
Masa remaja sering dianggap sebagai periode yang paling sehat dalam siklus
kehidupan, akan tetapi untuk tercapainya tumbuh kembang remaja yang optimal
tergantung pada pola hidup orang itu sendiri. Masa ini juga terjadi perubahan
dalam pola tidur yang mengakibatkan terjadinya perubahan kematangan pada
pola tidur mereka. Waktu tidur yang dibutuhkan bagi remaja usia 15 sampai 17
tahun sekitar delapan sampai sepuluh jam pada malam setiap harinya.
Efek kurang tidur yang berkepanjangan atau gangguan tidur juga dikaitkan
dengan peningkatan risiko untuk berbagai penyakit kronis termasuk depresi,
hipertensi, stroke, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan obesitas.
Yang sering sekali dikaitkan dengan masalah gangguan tidur adalah penyakit
yang berhubungan dengan tekanan darah yaitu hipertensi.
1.2 Perumusan Masalah
Sampai saat ini siswa SMA merupakan yang paling rentan menderita kurang
tidur yang cukup kronis. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih tinggi
akibat dampak yang dapat ditimbulkannya.
1. Apakah ada hubungan antara kualitas tidur pada pelajar SMA dengan
tekanan darah?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui hubungan kualitas tidur pada pelajar SMA dengan tekanan
darah.
1.4 Manfaat
untuk menambah wawasan atau pengetahuan agar menjaga kualitas tidur dengan
baik serta meningkatkan kesehatan pada pelajar SMA.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan potong
lintang (cross sectional study). Dan Sampel diambil dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Serta mengisi kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI).

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi tidur


Tidur adalah dalam keadaan berhenti, mengaso badan dan kesadarannya,
biasanya dengan memejamkan kedua belah mata; berbaring, ter-baring, tidak
berdiri.
2.2 Definisi kualitas tidur
Secara umum pengertian kualitas adalah tingkatan baik buruknya sesuatu.
Sedangkan kwalitas adalah berkaitan erat dengan jumlah. Maka bila
dihubungkan dengan kebutuhan tidur maka kualitas tidur adalah baik serta
buruknya proses tidur tersebut, sedangkan kwantitas tidur karena berhubungan
dengan jumlah maka hal ini lebih menitik beratkan kepada berapa jam waktu
tidur kita untuk beristirahat.
2.3 Definisi darah
Darah terdiri atas sel-sel dan pecahan-pecahan sel yang disebut elemen berwujud
dan air dengan molekul-molekul terlarut yang disebut plasma darah.

2.4 Definisi tekanan darah


Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri
darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.
Tekanan hidrostatik yang diciptakan oleh jantung mendorong darah bergerak
melewati arteri. Tekanan drah sistol, yang diukur selama kontraksi ventrikel,
rata-rata sekitar 120mm Hg pada arteri sirkulasi sistemik (bagi orang dewasa
sehat). Tekanan darah diastol, yang diukur selama relaksasi ventrikal, kira-kira
80mm Hg dalam arteri-arteri tersebut.
Apa tujuan tekanan darah? Jelas, jantung dan sirkulasi diberi tugas memasok
semua organ tubuh dengan darah. Mereka dapat melakukan pekerjaan ini hanya
jika bahan dasar yaitu darah, tersedia, dan jika ada tekanan yang cukup untuk
mengirimkannya.
2.5 Definisi pelajar
Pelajar adalah istilah lain yang digunakan bagi peserta didik yang mengikuti
pendidikan formal tingkat dasar maupun pendidikan formal tingkat menengah.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan informal,
pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan
jenis pendidikan tertentu.
2.6 Definisi SMA
Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School
atau High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal
di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah
menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas
12.
2.7 Jenis-jeni tidur
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu dengan
gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement – REM), dan tidur dengan
gerakan bola mata lambat Non – Rapid Eye Movement – NREM, (Asmadi.
2008). a. Tidur REM Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.
Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang dapat tidur dengan nyenyak
sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif.
Tidur REM ini ditandai dengan mimpi, otot – otot kendor, tekanan darah
bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak – balik), sekresi
lambung meningkat, ereksi penis tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan
metabolisme meningkat, tanda tanda orang yang mengalami kehilangan tidur
REM yaitu, cenderung hiperaktif, emosi sulit terkendali, nafsu makan bertambah,
bingung dan curiga (Asmadi. 2008). b. Tidur NREM Menurut Asmadi (2008),
merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak
lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda - tanda
tidur NREM ini antara lain : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah
turun, kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata
lambat. Pada tidur NREM ini mempunyai empat tahap masing – masing tahap
ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.
1) Tahap I
Merupakan tahap tranmisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi
tidur. Ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot
menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke
kiri dan kekanan kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara jelas,
seseorang yang tidur pada tahap ini dapat dibangunkan dengan mudah.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menerus. Tahap ini
ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun,
pernapasan turun dengan jelas. Tahap II ini berlangsung sekitar 10 – 15
menit.
3) Tahab III
Merupakan tahap fisik yang lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara
menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut
mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Seseorang
yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan.
4) Tahap IV
Merupakan tahap dimana seseorang tersebut tidur dalam keadaan rileks,
jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit
dibangunkan. Pada tahap IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh. Selain
keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V. Tahap
ini merupakan tahap tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk
pada tahap V, yang ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata
yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap – tahap sebelumnya. Tahap ini
berlangsung sekitar 10 menit, dan dapat pula terjadi mimpi. Selama tidur
malam sekitar 6 – 7 jam, seseorang mengalami REM dan NREM bergantian
sekitar 4 – 6 kali (Asmadi. 2008).
2.8 Hipotesis

H1 : ada hubungan antara kualitas tidur pada pelajar SMA dengan tekanan darah
H2 : tidak ada hubungan antara kualitas tidur pada pelajar SMA dengan tekanan
darah

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kota Babelan mulai dari bulan
Agustus 2018 sampai dengan April 2019.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Babelan
3.2.2 Sampel
sampel dalam penelitian ini adalah anak kelas 11 SMA Negeri 1
Babelan
3.3 Metode Pengumpulan Data
Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel
dalam penelitian ini diambil dari siswa/siswi SMA Negeri 1 Babelan yang
berusia 15-17 tahun sebanyak 88 siswa. Berdasarkan perhitungan besar sampel
dengan menggunakan rumus lameshow, maka besar sampel yang dibutuhkan
seluruhnya adalah 64 anak dan diambil sebanyak 88 anak. Dan 64 anak ini
mengisi kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
3.4 Alat dan Bahan

1) Alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer)


2) Alat auskultasi turbulensi darah yaitu stetoskop
3) kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang mengklasifikasi
kualits tidur menjadi dua yaitu kualitas tidur baik dengan skor ≤5 dan
kualitas tidur buruk >5 melalui pengukuran tujuh komponen seperti respon
subjektif kualitas tidur, kemampuan mempertahankan tidur, durasi tidur,
kebiasaan tidur, hal-hal yang mengganggu tidur, penggunaan obat tidur, dan
tidak bersemangat menjalani aktivitas harian selama satu bulan terakhir.

3.5 Metode Analisis Data


Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional study).

3.5 Hasil penelitian


Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik N %
Usia
15 Tahun 31 35,2
16 Tahun 36 40,9
17 Tahun 21 23,9
Jenis Kelamin
Perempuan 55 62,5
Laki-laki 33 37,5
Tekanan Darah
Normal 73 83,0
Pre-hipertensi 8 9,1
Hipertensi Stadium 1 7 8,0
Kualitas Tidur
Baik 52 59,1
Buruk 36 40,9

Berdasarkan tabel di atas, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia,


tekanan darah dan kualitas tidur berjumlah 88 orang. Kelompok usia terbanyak pada
usia 16 tahun dan paling sedikit pada kelompok usia 17 tahun. Jenis kelamin
terbanyak
adalah perempuan. Responden terbanyak memiliki tekanan darah normal dan paling
sedikit memiliki hipertensi stadium 1. Responden lebih banyak memiliki kualitas
tidur
yang baik.
Tabel 2.Karakteristik kualitas tidur berdasarkan kelompok usia responden
Usia Kualitas Tidur Total
(tahun) Baik Buruk
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
15 20 64,5 11 35,5 31 100,0
16 23 63,9 13 36,1 26 100,0
17 9 42,9 12 57,1 21 100,0

Berdasarkan tabel di atas,responden paling banyak dengan kualitas tidur baik berada
pada kelompok usia 15 tahun dan kualitas tidur buruk lebih banyak pada kelompok
usia 17 tahun

Tabel 3.Karakteristik kualitas tidur berdasarkan jenis kelamin responden


Jenis Kualitas tidur Total
kelamin Baik Buruk
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Perempuan 34 61,8 21 38,2 55 100,0
Laki-laki 18 54,5 15 45,5 33 100,0

Berdasarkan tabel di atas,menunjukkan responden perempuan paling banyak


memiliki kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk lebih banyak didapatkan pada
laki-laki.
Tabel 4.Karakteristik tekanan darah
Usia Tekanan darah Total
(tahun) Normal Pre-hipertensi Hipertensi
stadium 1
jumlah % Jumlah % Jumla % Jumlah %
h
15 26 88,9 3 9,7 2 6,5 31 100,0
16 32 83,9 3 8,3 1 3,8 36 100,0
17 15 71,4 2 9,5 4 19,0 21 100,0

Berdasarkan tabel di atas,persentase responden paling besar dengan tekanan darah


normal berada pada kelompok usia 16 tahun. Persentase responden paling besar
dengan tekanan darah pre-hipertensi berada pada kelompok usia 15 tahun, dan
hipertensi stadium 1 paling banyak pada kelompok usia 17 tahun.
Tabel 5.Karakteristik tekanan darah berdasarkan jenis kelamin responden
Jenis Tekanan darah Total
kelamin Normal Pre - Hipertensi
Hipertensi stadium I
Jumlah % Jumlah % Jumla % Jumlah %
h
Perempuan 47 85,5 5 9,1 3 5,5 55 100,0
Laki - Laki 26 78,8 3 9,1 4 12,1 33 100,0

Berdasarkan tabel di atas,responden paling banyak dengan tekanan darah normal


adalah perempuan dan hipertensi stadium 1 paling banyak adalah laki-laki.
Tabel 6.Hubungan kualitas tidur terhadap peningkatan tekanan darah pada
remaja
Kualitas Tekanan darah Total P
tidur Normal Pre- Hipertensi valu
hipertensi stadium 1 e
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Baik 45 86,5 5 9,6 2 3,8 52 100 0,231
Buruk 28 77,8 3 8,3 5 13,9 36 100

Berdasarkan tabel di atas,remaja dengan kualitas tidur baik sedikit yang memiliki
tekanan darah diatas normal, sedangkan responden yang memiliki kualitas tidur buruk
sebanyak 8,3% memiliki tekanan darah pre-hipertensi dan 13,9% memiliki tekanan
darah hipertensi stadium 1. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p value sebesar 0,231
yang berarti Ho diterima atau tidak terdapat hubungan antara kualitas tidur terhadap
peningkatan tekanan darah pada remaja di SMA Negeri 1 Babelan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Babelan didapatkan
dari 88 responden didapatkan jenis kualitas tidur terbanyak pada remaja yaitu kualitas
tidur baik. Berdasarkan usia, remaja usia 17 tahun terbanyak mengalami kualitas tidur
buruk. Jumlah kasus gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat, hal ini juga
sesuai dengan peningkatan usia dan berbagai penyebabnya. Durasi tidur dapat cukup,
namun dapat terjadi gangguan dalam kualitas tidur atau perubahan jadwal tidur pada
siang hari libur, yaitu tidur lebih larut dan bangun siang dibandingkan hari sekolah.
Durasi tidur subjek di hari libur pun cenderung memanjang sampai berlebihan.
Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak mengalami kualitas tidur buruk
dibandingkan perempuan. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah pria
memulai tidur lebih lambat dan bangun lebih lambat dibanding wanita. Efek dari
keterlambatan memulai tidur berupa kantuk. Menjelang tidur sebaiknya tidak
melakukan aktivitas olahraga. Aktivitas olahraga yang terlalu dekat dengan waktu
tidur akan mengakibatkan tidur seseorang tidak sepenuhnya pulas. .Berbagai faktor
kebiasaan dan perilaku dihubungkan dengan gangguan tidur seperti sering menonton
televisi sebelum tidur. Tipe kepribadian yang emosional seperti interaksi anak yang
selalu bermasalah dengan orang tua, kurang menghargai pendapat orang tua, berusaha
untuk mendapat teman baru, gejala psikis seperti depresi, sering sedih, masalah
perilaku, stres pasca trauma juga dihubungkan dengan masalah tidur yang akan
berdampak pada kualitas tidur. Hasil penelitian terhadap 88 responden berusia 15
sampai 17 tahun yang dilakukan di SMA Negeri 1 Babelan diperoleh tekanan darah
normal sebanyak 83,0%, pre-hipertensi sebanyak 9,1%, hipertensi stadium 1
sebanyak 8,0%. Tekanan darah tinggi atau disebut hipertensi pada remaja adalah
tekanan darah di atas persentil 95 berdasarkan jenis kelamin dan usia, yaitu hipertensi
stadium 1. Menurut Depkes 22, angka kejadian hipertensi usia 15 sampai 17 tahun di
indonesia sebesar 8,4%. Berdasarkan usia, remaja usia 17 tahun terbanyak
mengalami tekanan darah tinggi (19,0%), kemudian diikuti remaja usia 15
tahun(6,5%), dan 16 tahun (3,8%). Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak
mengalami tekanan darah tinggi (12,1%) dibandingkan perempuan (5,5%). Hasil
penelitian, dari 88 responden, didapatkan bahwa kualitas tidur yang baik banyak
didapatkan pada tekanan darah yang normal yaitu sebesar 86,5%, pre-hipertensi
sebesar 9,6% dan hipertensi stadium 1 sebesar 3,8%, sedangkan kualitas tidur yang
buruk banyak didapatkan pada tekanan darah yang normal yaitu sebesar 77,8%, pre
hipertensi sebesar 8,3% dan hipertensi stadium 1 sebesar 13,9%. Penelitian ini
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kualitas tidur yang baik maupun buruk (p >
0,10).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada penelitian kali ini laki – laki memiliki kualitas tidur yang buruk
dibandingkan perempuan dan pada remaja usia 17 tahun juga cenderung
memiliki kualitas tidur yang buruk sedangkan yang memiliki kualitas tidur yang
baik adalah remaja usia 15 tahun. Tekanan darah normal paling banyak pada usia
16 tahun, pre – hipertensi paling banyak terdapat pada usia 15 tahun dan
Hipertensi stadium I paling banyak terdapat pada usia 17 tahun. Tekanan darah
normal terbanyak terdapat pada perempuan dan hipertensi stadium I paling
banyak terdapat pada laki – laki. Jadi kesimpulannya tidak ada hubugan antara
kualitas tidur pelajar SMA Negeri 1 Babelan dengan tekanan darah.

5.2 Saran
kita harus tetap menjaga kualitas tidur dengan baik walaupun tidak ada
hubungannya dengan tekanan darah tetapi tubuh manusia perlu tidur yang cukup
untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari resiko terkena penyakit kronis
seperti Hipertensi, Stroke, Depresi, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru.Jakarta:Sandro Jaya.
Pack, Phillip E.2010.Anatomi dan Fisiologi.Bandung:Pakar Raya
Wolff, Hanns Peter.2006.Hipertensi.Jakarta:PT Bhuana Ilmu Populer
WEBSITE
https://id.wikipedia.org/wiki/tekanan_darah
https://larorensia.29cute.wordpress.com
https://askep-net.blogspot.com/2012/06/kualitas-kwantitas-tidur.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik

Anda mungkin juga menyukai