Anda di halaman 1dari 5

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP


PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
DESA BENDO KECAMATAN PARE
KABUPATEN KEDIRI
(Studi Deskriptif Pada Masyarakat Rt 03 Rw 01 Desa Bendo)

Oleh :
NOVITA RIFA’I NUHA
NIM 201803046

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
Jl. Soekarno Hatta No. 7 Pare Kediri
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak di duga dan
tidak disengaja melibatkan kendaraan dan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan atau kerugian harta benda. (pasal 1 No 24 UU
No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan). Kecelakaan
merupakan masalah kesehatan yang sangat serius di dunia, masalah yang sama
juga di hadapi di berbagai negara termasuk Indonesia. Di beberapa negara dengan
tingkat pendapatan yang tinggi seperti di Amerika angka kematian rata-rata
akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 53,8 per 100.000 penduduk dan di Eropa
47,6 per 100.000 penduduk, sementara pada negara dengan tingkat pendapatan
rendah (miskin) dan sedang angka tersebut cenderung lebih tinggi seperti di India
96,7 per 100.000 penduduk dan di negara Asia lainnya 75 per 100.000 penduduk
(Utama, dkk. 2008 : 16). Sementara di India kecelakaan lalu lintas juga
merupakan penyebab utama kematian (31%), dimana tercatat korban kecelakaan
83% laki-laki dan 17% korban kecelakaan perempuan (Khajuria, et.al. 2008 :
640). Tingginya angka korban kecelakaan lalu lintas banyak disebabkan karena
kurangnya pengetahuan mengenai cara penanganan pertolongan pertama pada
kecelakan. Dimana pengetahuaan merupakan pedoman dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan. Dalam memberikan pertolongan pertama pada korban
kecelakaan lalu lintas yang berada dipinggir jalan sering kali salah dilakukan oleh
masyarakat. Pada setiap masyarakat tentunya memiliki karakteristik demografi
yang berbeda-beda sehingga memiliki tingkat pengetahuan dan persepsi dalam
memberikan pertolongan yang berbeda pula, untuk pengetahuan masyarakat yang
berbeda dapat di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor
internal meliputi umur, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Sedangkan faktor
eksternal dipengaruhi oleh lingkungan dan budaya (Wawan, 2011 : 16-18).

Kecelakaan merupakan masalah kesehatan yang sangat serius di dunia,


masalah yang sama juga di hadapi di berbagai negara termasuk Indonesia. Di
beberapa negara dengan tingkat pendapatan yang tinggi seperti di Amerika angka
kematian rata-rata akibat kecelakaan lalu lintas sebesar 53,8 per 100.000
penduduk dan di Eropa 47,6 per 100.000 penduduk, sementara pada negara
dengan tingkat pendapatan rendah (miskin) dan sedang angka tersebut cenderung
lebih tinggi seperti di India 96,7 per 100.000 penduduk dan di negara Asia lainnya
75 per 100.000 penduduk (Utama, dkk. 2008 : 16). Sementara di India kecelakaan
lalu lintas juga merupakan penyebab utama kematian (31%), dimana tercatat
korban kecelakaan 83% laki-laki dan 17% korban kecelakaan perempuan
(Khajuria, et.al. 2008 : 640). Pada tahun 2013, 91% dari kematian di dunia di
jalan terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, meskipun negara-
negara ini memiliki sekitar setengah dari kendaraan di dunia (WHO, 2013 : 3).
Tidak seorang pun yang dapat memprediksi akan terjadinya kecelakaan, pada
umumnya kecelakaan terjadi secara mendadak dan para penolong sering kali tidak
siap untuk memberikan pertolongan di tempat kejadian (Musliha, 2010 : 1).

Kecelakaan lalu lintas meraih posisi ketiga pada kategori penyebab


kematian di bawah penyakit jantung coroner dan Tuberculosis (TBC). Pada tahun
2011, sebanyak 67% korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif,
yakni usia 15-55 tahun dan berpenghasilan rendah. Terdapat sekitar 400.000
korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya, dengan rata-rata
angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya (Riyadina, dkk. 2009 :
2). Sedangkan menurut Nurdjannah (Peneliti Badan Litbang Perhubungan, 2011),
penyebab kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan, 95,4% disebabkan oleh
faktor manusia yang meliputi mental, perilaku, pengetahuan serta keterampilan,
dan sisanya faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor lingkungan. Sehingga,
faktor manusia sebagai penyebab utama kecelakaan harus menjadi prioritas
pertama dalam keselamatan lalu lintas. Sumber data laporan pasien kecelakaan
dari penelitian yang telah dilakukan oleh Khajuria, et.al (2008 : 640) tentang
otopsi korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya di daerah Jammu, laporan
investigasi dari polisi, masyarakat dan teman-teman dari korban kecelakaan tsb,
luka pada tungkai merupakan 31,08% dari total cedera, diikuti oleh cedera yang
melibatkan kepala, dada, perut, panggul dan tulang belakang. Di antara cedera
kepala, fraktur pada tulang tengkorak terjadi 68,85%, perdarahan subdural
79,31%, perdarahan di subarachnoid 63,33%, perdarahan pada ekstradural
48,85% cedera intra-kranial 21,26%, dan memar 35.63% pada korban. Dalam
memberikan pertolongan pertama yang diberikan oleh masyarakat pada korban
kecelakaan di daerah Jammu pernah mengalami kesalahan yang fatal yaitu
menyebabkan kematian didalam memberikan pertolongan. Dimana terjadi
kesalahan pertolongan karena masyarakat tidak mengetahui bahwa korban
tersebut mengalami cidera pada tulang belakang sehingga mobilisasi korban
kecelakaan dari tempat kejadian ke tempat yang lebih aman menyebabkan
kematian langsung di tempat kejadian (Khajuria, et.al (2008 : 640) ; Suryadi
(Kapolres Malang) Komunikasi Pribadi, Maret, 10, 2015). Jika dicermati dengan
seksama, angka kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban sampai
meninggal dunia dan cacat fisik yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas
memanglah sangat parah. Akibatnya, apabila korban tidak mendapatkan
pertolongan dalam beberapa detik saat kecelakaan, korban akan kehilangan nyawa
atau kehilangan bagian tubuhnya secara temporer atau permanent. Hal tersebut
diakibatkan karena keterlambatan penanganan medik untuk korban, terutama
dalam memberikan bantuan hidup dasar (Basic Life Support) atau yang sering kita
sebut dengan Pertololongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).

Untuk eminimalisir angka kematian pada korban kecelakaan akibat salahnya


pertolongan pertama penelitian ini sangat penting dilakukan untuk mengkaji
tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan.
Peneliti akan melakukan penelitian dengan metode kuisioner untuk menilai
seberapa besar tingkat pengetahuan dari masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dikemukakan rumusan masalahnya


“Bagaimana Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan di Desa Bendo Rt 03 Rw 01?”

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengidentifikasi Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Desa Bendo Rt 03 Rw 01.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Terhadap Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Desa Bendo Rt 03 Rw 01 Kabupaten Kediri.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Peniliti

Diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman belajar mengenai


penelitian gambaran pengetahuan masyarakat tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau informasi bagi


institusi dalam rangka pemahaman gambaran penetahuan masyarakat terhadap
pertolongan pertama pada kecelakaan.

c. Bagi Tempat Penelitian

Memberikan tambahan informasi dan dapat digunakan sebagai masukan


tempat pelayanan kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.

d. Bagi Responden

Menjadi tambahan pengetahuan bagi masyarakat tentang pentingnya


ketepatan dalam pertolongan pertama pada kecelakaan.

Anda mungkin juga menyukai