Anda di halaman 1dari 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH


TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Reza Febry Atmaka

NIM : 111324035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Reza Febry Atmaka


Universitas Sanata Dharma
2018

Makalah ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tujuan Manajemen


Berbasis Sekolah (MBS); (2) mendeskripsikan tujuh pilar Manajemen Berbasis
Sekolah; (3) mendeskripsikan karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah; (4)
mendeskripsikan pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah yang ada di
Indonesia dan permasalahannya; dan (5) merangkum temuan penelitian
sebelumnya tentang Manajemen Berbasis Sekolah. Penulisan makalah ini disusun
berdasarkan hasil studi pustaka.
Hasil studi pustaka menunjukkan bahwa: (1) tujuan Manajemen Berbasis
Sekolah adalah meningkatkan kualitas dalam pendidikan dengan cara
memandirikan atau memberi kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengelola
sendiri seluruh kebutuhan sekolah yang bersangkutan dengan peningkatan kualitas
pendidikan sekolah; (2) Manajemen Berbasis Sekolah mempunyai tujuh pilar
yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dan
masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah; (3) Karakeristik Manajemen
Berbasis Sekolah dapat dilihat dari organisasi sekolah, proses belajar mengajar,
dan sumber daya manusia; (4) implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dapat
berjalan dengan efektif dan efisien apabila hubungan antarmanusia dapat terjalin
dengan baik yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, dan pemangku kepentingan
dari pihak luar; dan (5) Manajemen Berbasis Sekolah harus mendapatkan
dukungan penuh dari pemangku kepentingan luar seperti komite sekolah,
masyarakat, dan orang tua dari peserta didik.

Kata kunci: tujuan MBS, pilar MBS, karakteristik MBS, implementasi MBS,
penelitian MBS

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

SCHOOL BASED MANAGEMENT

Reza Febry Atmaka


Sanata Dharma University
2018

This paper aims: (1) to describe the objectives of School Based


Management; (2) to describe the seven pillars of School Based Management; (3)
to describe the characteristics of School Based Management; (4) to describe the
Implementation of School Based Management in Indonesia and its problems; and
(5) to describe summarize the findings of previous research on School Based
Management. This paper is prepared based on the literature review.
The results of the literature review indicate that: (1) the purpose of School
Based Management is to improve the quality of education by independently or
empowering schools to self-manage all the school needs concerned with
improving the quality of schooling; (2) School-Based Management has seven
pillars, such as curriculum and learning, educator and education personnel,
facilities and infrastructure, financing, school and community relations, and
school culture and environment; (3) the characteristics of School-Based
Management can be seen from school organizations, teaching-learning process,
and human resources; (4) the implementation of School-Based Management can
be effective and efficient if the relationship among human beings are well
established, covered principals, teachers, learners, and stakeholders from the
outside parties; and (5) School-Based Management should receive full support
from the stakeholders, such as school committees, the society, and parents.

Keywords: MBS objectives, MBS pillars, MBS characteristics, MBS


implementation, MBS research

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Skripsi

dengan judul “MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH” ini disusun untuk

memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembutan skripsi ini tidak lepas dari beberapa pihak yang telah

memberikan bantuan moril, materi, dukungan, bimbingan maupun kerjasamanya,

untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Ekonomi sekaligus Dosen Pembimbing yang dengan

sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tugas

akhir.

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dalam proses perkuliahan.

5. Staf administrasi Prodi Pendidikan ekonomi yang telah membantu

kelancaran proses perkuliahan.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

ABSTRACT .............................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 6
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 8

A. Manajemen Berbasis Sekolah dan Tujuannya ............................................... 8


B. Tujuh Pilar Manajemen Berbasis Sekolah ..................................................... 12
C. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah .................................................. 14
D. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia dan
Permasalahannya ............................................................................................ 18
E. Temuan Penelitian Sebelumnya tentang Manajemen Berbasis Sekolah........ 23

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 29

A. Kesimpulan .................................................................................................... 29
B. Saran ............................................................................................................... 30
C. Keterbatasan ................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha menarik sesuatu di dalam manusia

sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar terprogram

dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan

luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi

kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat memainkan

peranan hidup secara tepat (Triwiyanto, 2014: 23). Melihat arti dari

pendidikan tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan sangatlah penting

bagi kehidupan manusia karena pendidikan dapat mengembangkan potensi

dalam diri sendiri. Dengan demikian, pendidikan sangat mempunyai peran

dalam suatu bangsa.

Pada dasarnya pendidikan mempunyai peran penting dalam proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber

daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan

pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia tersebut adalah pendidikan sehingga kualitas pendidikan

harus senantiasa ditingkatkan (Mulyasa, 2006: 3). Dengan adanya

pendidikan mampu menggali atau mengembangkan potensi yang ada

dalam diri peserta didik agar potensi tersebut dapat berguna di masa yang

akan datang. Pendidikan merupakan penyumbang terbesar bagi

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peningkatan kualitas sumber daya manusia sedangkan kemajuan suatu

bangsa dapat terlaksana apabila sumber daya manusia mempunyai kualitas

yang mumpuni. Pendidikan memberikan konstribusi yang sangat besar

terhadap kemajuan suatu bangsa dan hal tersebut merupakan salah satu

tujuan dari pendidikan.

Menurut Pidarta (2014: 20) tujuan pendidikan adalah untuk

membentuk manusia seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-

potensi individu secara berimbang, optimal, dan terintegrasi. Dengan

demikian, pendidikan dapat meningkatkan potensi yang terdapat dalam

diri manusia yang bertujuan untuk mengatur suatu kehidupan agar

terlaksana secara tepat dan berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, dan

suatu bangsa. Akan tetapi, untuk merealisasikan suatu tujuan dari

pendidikan harus mempunyai dasar yang kuat yaitu sebuah kebijakan.

Arti pendidikan dan tujuan pendidikan tersebut tidak akan

terlaksana apabila tidak dilandasi oleh suatu kebijakan. Istilah kebijakan

pendidikan merupakan terjemahan dari “educational policy”, yang

tergabung dari kata education dan policy. Kebijakan adalah seperangkat

aturan, sedangkan pendidikan menunjuk kepada bidangnya. Jadi kebijakan

pendidikan hampir sama artinya dengan kebijakan pemerintah dalam

bidang pendidikan (Hasbullah, 2015: 40). Kebijakan pendidikan dibuat

pemerintah agar dapat mengatasi suatu permasalahan dalam pendidikan

dimana permasalahan tersebut dianggap sangat vital oleh pemerintah. Di

Indonesia kebijakan pendidikan sangatlah penting dan berpengaruh,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena kebijakan pendidikan akan menjadi dasar atau kunci dari

terlaksananya kegiatan pembelajaran yang baik, terarah, dan dapat

mencapai tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut.

Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

pemerintah merumuskan berbagai macam kebijakan pendidikan salah

satunya tentang kebijakan mengenai Sistem Pendidikan Nasional yang

tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

menyebutkan tentang tiga jalur pendidikan yang saling terkait dan saling

memengaruhi antara ketiganya, yaitu jalur pendidikan formal, jalur

pendidikan non formal, dan jalur pendidikan informal. Dalam dunia

pendidikan jalur yang sering digunakan adalah jalur pendidikan formal

atau yang sering disebut sebagai jalur pendidikan sekolah, khususnya

tentang aspek-aspek yang terkait dengan manajemen atau pengelolaan

pendidikan sekolah atau dewasa ini telah dikembangkan satu konsep yang

dikenal dengan manajemen berbasis sekolah (MBS).

Manajemen berbasis sekolah merupakan salah satu pendekatan

dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Kebijakan yang demikian

menuntut langsung sekolah sebagai ujung tombak penyelenggaraan

pendidikan. Seperti yang disampaikan Berlian (2013: 3), bahwa

manajemen berbasis sekolah merupakan suatu bentuk manajemen atau

pengelolaan sekolah yang sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah

untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah,

sesuai dengan peraturan perundang-undangan pendidikan yang berlaku.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Munculnya manajemen berbasis sekolah dilatarbelakangi oleh kurang

baiknya sistem pendidikan yang ada sebelumnya. Manajemen berbasis

sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai model manajemen yang

memberikan kewenangan lebih besar kepada sekolah, dan mendorong

partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah,

karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat) untuk

meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional

serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan mengenai

Manajemen Berbasis Sekolah tersebut dapat terlaksana apabila ada yang

melatar belakangi untuk merumuskan kebijakan tersebut.

Latar belakang munculnya Manajemen Berbasis Sekolah

disebabkan oleh sistem pemerintah pusat yang memberikan hak wewenang

dan keleluasaan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan

diberikan kepada daerah kabupaten dan kota berdasarkan asas

desentralisasi dalam wujud otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab

(Mulyasa, 2006). Kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat tersebut meliputi banyak hal salah satunya kewenangan

mengenai pendidikan. Desentralisasi pemerintah yang telah melahirkan

otonomi daerah, khususnya dalam bidang pendidikan, dan kemudian

dalam penyelengaraan pendidikan, otonomi daerah tersebut telah

melahirkan satu kebijakan yang kemudian dikenal dengan Manajemen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berbasis Sekolah. Itulah sebabnya, kebijakan Manajemen Berbasis

sekolah dapat disebut sebagai pengejawantahan dari kebijakan pemerintah

yang lebih tinggi, yaitu desentralisasi pemerintah dan otonomi daerah

(Suparlan, 2013). Akan tetapi, penerapan model Manajemen Berbasis

Sekolah masih terdapat suatu permasalahan.

Salah satu permasalahan yang terjadi pada penerapan model

Manajemen Berbasis Sekolah adalah di mana model tersebut dilakukan

untuk meningkatkan mutu pendidikan sedangkan pemahaman dari mutu

pendidikan sangat berarti luas. Nurkolis (2005: 108) menyebutkan bahwa

di Indonesia model Manajemen Berbasis Sekolah difokuskan pada

peningkatan mutu, akan tetapi tidak tertera jelas yang dimaksud dengan

mutu bagaimana. Perumusan mutu tersebut terlalu luas untuk dicakup

semua dalam model Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia. Dengan

demikian, banyak sekolah masih merasa kebingungan akan arti dari

Manajemen Berbasis Sekolah tersebut dan menjadikan

pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah masih tergolong belum

sempurna.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik

melakukan studi pustaka tentang Manajemen Berbasis Sekolah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan Manajemen Berbasis Sekolah?

2. Apa yang dimaksud dengan tujuh pilar Manajemen Berbasis Sekolah?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Apa yang dimaksud dengan karakteristik Manajemen berbasis

Sekolah?

4. Bagaimana pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah di

Indonesia dan permasalahannya?

5. Bagaimana temuan penelitian sebelumnya tentang Manajemen

Berbasis Sekolah?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, maka penulis bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan tujuan dari Manajemen Berbasis Sekolah

2. Mendeskripsikan tentang tujuh pilar Manajemen Berbasis Sekolah

3. Mendeskripsikan karakteristik dari Manajemen Berbasis Sekolah

4. Mendeskripsiskan pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah

yang ada di Indonesia dan permasalahannya

5. Merangkum temuan penelitian sebelumnya tentang Manajemen

Berbasis Sekolah

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang tertera di atas, maka manfaat yang

didapat :

1. Bagi pemerintah

Penulisan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih

meningkatkan pengawasan dalam pengimplementasian Manajemen

Berbasis Sekolah agar sesuai dengan sistem pendidikan di Indonesia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagi Pembaca

Penulisan ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan

mengenai manajemen berbasis sekolah yang dapat diimplementasikan

di masa yang akan datang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Berbasis Sekolah dan Tujuannya

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

juga menyebutkan tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan

tentang tiga jalur pendidikan yang saling terkait dan saling memengaruhi

antara ketiganya, yaitu (1) jalur pendidikan formal, (2) jalur pendidikan

non formal, dan (3) jalur pendidikan informal. Dalam lingkungan

pendidikan jalur yang sering digunakan adalah jalur pendidikan formal

atau yang sering disebut sebagai jalur pendidikan sekolah. Pada

pendidikan formal, untuk aspek-aspek yang terkait dengan manajemen

atau pengelolaan pendidikan sekolah atau dewasa ini telah dikembangkan

satu konsep yang dikenal dengan manajemen berbasis sekolah (MBS).

Manajemen Berbasis Sekolah adalah model pengelolaan sekolah

dengan memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah

untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung. Dimilikinya

kewenangan sekolah itu karena terjadi pergeseran kekuasaan dari

pemerintah pusat atau pemerintah daerah kepada sekolah langsung dalam

pengelolaan sekolah. Dengan adanya kewenangan yang besar tersebut

maka sekolah memiliki otonomi, tanggung jawab, dan partisipasi dalam

menentukan program-program sekolah menurut Nurkolis (2003). Pada

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengertian ini Nurkolis lebih menekankan pada seluruh pihak sekolah

yang dilibatkan penuh dalam penentuan program-program sekolah, seluruh

pihak sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, karyawan,

peserta didik, komite sekolah, pihak kantin, dan orang tua dari peserta

didik. Hal yang berbeda mengenai pengertian Manajemen Berbasis

Sekolah menurut Suparlan yang lebih menekankan pada semua pemangku

kepentingan pendidikan di sekolah yang harus terlibat dalam proses

penentuan kebijakan sekolah.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan yang pengelolaan sekolah sepenuhnya

diserahkan kepada pihak sekolah guna menentukan suatu kebijakan-

kebijakan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan

pendidikan dengan menjalin kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan

pemerintah.

Dibentuknya kebijakan mengenai Manajemen Berbasis Sekolah

tentu tidak lepas untuk mencapai tujuan pendidikian. Manajemen Berbasis

Sekolah mempunyai tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Tujuan utama Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan

efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi

diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada,

partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu

diperoleh melalui partisipasi orang tua, kelenturan pengelolaan sekolah,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan hukuman sebagai

kontrol, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana yang

kondusif. Pemerataan pendidikan tampak pada tumbuhnya partisipasi

masyarakat terutama yang mampu dan peduli, sementara yang kurang

mampu akan menjadi tanggung jawab pemerintah (Mulyasa, 2006: 13).

Pada pendefinisian tujuan Manajemen Berbasis Sekolah yang disampaikan

oleh Mulyasa, pendefinisiannya masih secara luas. Penyampaian yang

berbeda dengan pendefinisian tujuan Manajemen Berbasis Sekolah secara

terperinci yang disampaikan oleh Berlian.

Manajemen Berbasis Sekolah bertujuan untuk memandirikan atau

memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan. Keharusan

diterapkannya Manajemen Berbasis Sekolah melalui pemberian

kewenangan kepada sekolah untuk mengembangkan sekolah dengan

maksud tujuan sebagai berikut (Berlian, 2013: 9) :

1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

sehingga sekolah dapat lebih leluasa dalam mengoptimalkan

pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam rangka memajukan

sekolah.

2. Sekolah lebih mengetahui semua yang dibutuhkan lembaganya,

khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan

didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan peserta didik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

3. Pengambilan keputusan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi

kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tau apa yang

terbaik untuk dikembangkan disekolahnya.

4. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan

keputusan sekolah akan dapat menciptakan transparasi yang sehat.

5. Sesuai dengan butir 4 di atas, diharapkan semua warga sekolah akan

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk berlomba-lomba

dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, terutama rasa

tanggung jawab terhadap pemerintah, orang tua siswa, dan masyarakat

pada umumnya, sehingga sekolah akan berupaya semaksimal mungkin

untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang

direncanakan.

6. Terjadinya persaingan yang sehat antar sekolah di lingkup kecamatan,

kabupaten atau kota, provinsi, dan nasional dalam hal mutu pendidikan.

Ini dilakukan melalui upaya-upaya inovatif yang direncanakan dan

dilakukan oleh sekolah.

7. Secara yuridis, Manajemen Berbasis Sekolah telah ditetapkan dalam

peraturan perundangan yang berlaku untuk diterapkan di sekolah baik

tingkat usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam hal ini juga diperkuat dengan pendapat Nurkolis (2005),

yaitu tujuan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan secara umum baik itu menyangkut kualitas

pembelajaran, kualitas kurikulum, kualitas sumber daya manusia baik guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

maupun tenaga kependidikan lainnya, dan kualitas pelayanan pendidikan

secara umum. Bagi sumber daya manusia, peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan keterampilannya, melainkan

meningkatkan kesejahteraannya pula.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan semua

kualitas dalam pendidikan dengan cara memandirikan atau memberi

kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengelola sendiri seluruh

kebutuhan sekolah yang bersangkutan dengan peningkatan kualitas

pendidikan sekolah.

B. Tujuh Pilar Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam pembentukan suatu kebijakan tidak akan lepas dari dasar

atau pilar, di mana dasar atau pilar tersebut akan menjadi landasan untuk

menguatkan suatu kebijakan agar terealisasi dengan baik. Kebijakan

pemerintah tentang Manajemen Berbasis Sekolah juga memiliki suatu

penopang untuk menguatkan dasar kebijakan agar kebijakan pemerintah

tersebut dapat terealisasi dengan baik.

Manajemen Berbasis Sekolah mempunyai tujuh pilar (Triwiyanto,

2015), yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik pendidik dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan

sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah. Dengan

penjabaran sebagai berikut :

1. Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah

pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meliputi kegiatan

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi

kurikulum dan pembelajaran di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-

prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

2. Manajemen peserta didik berbasis sekolah

Manajemen peserta didik adalah pengaturan peserta didik yang

meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan

mengevaluasi program kegiatan peserta didik di sekolah, dengan

berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis

sekolah.

3. Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan berbasis sekolah

Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan adalah pengaturan

pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi kegiatan merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan

yang terkait dengan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, dengan

berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis

sekolah.

4. Manajemen sarana dan prasarana berbasis sekolah

Manajemen sarana dan prasarana adalah pengaturan sarana dan

prasarana yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan sarana dan prasarana


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi

manajemen berbasis sekolah.

5. Manajemen pembiayaan berbasis sekolah

Manajemen pembiayaan adalah pengaturan pembiayaan yang

meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan

mengevaluasi program kegiatan pembiayaan di sekolah, dengan

berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis

sekolah.

6. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat berbasis sekolah

Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat adalah pengaturan

hubungan sekolah dan masyarakat yang meliputi kegiatan merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan

hubungan sekolah dan masyarakat, dengan berpedoman pada prinsip-

prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah.

7. Manajemen budaya dan lingkungan berbasis sekolah

Manajemen budaya dan lingkungan adalah pengaturan budaya dan

lingkungan yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan, dan mengevaluasi program kegiatan budaya dan

lingkungan sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip

implementasi manajemen berbasis sekolah.

C. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Menurut Kompri (2014: 44) Manajemen Berbasis Sekolah

memiliki dua belas karakteristik, yang meliputi:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

1. Adanya keragaman dalam pola pengkajian guru.

2. Istilah populernya adalah pendekatan prestasi merit system.

3. Otonomi manajemen sekolah

4. Pemberdayaan guru secara optimal

5. Pengelolaan sekolah secara patisipatif. Kepala sekolah harus mampu

bekerja dengan melalui seluruh komunitas sekolah agar masing-

masing dapat menjalankan tugas.

6. Sistem yang disentralisasikan di bidang pengenggaran.

7. Sekolah dengan pilihan atau otonomi sekolah dalam menentukan

aneka pilihan.

8. Hubungan kemitraan (partnership) antara dunia bisnis dan dunia

pendidikan.

9. Akses terbuka bagi sekolah untuk tumbuh relative mandiri.

10. Pemasaran sekolah secara kompetitif.

11. Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik

proses sebagai berikut:

a. Proses belajar mengajar dengan efektifitas yang tinggi.

b. Kepemimpinan sekolah yang kuat.

c. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib.

d. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.

e. Sekolah memiliki budaya mutu.

f. Sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas dan dinamis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

12. Input pendidikan, yaitu:

a. Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas secara

formal, sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan.

b. Sumber daya tersedia dengan siap merupakan input penting yang

diperlukan untuk kelangsungan proses pendidikan di sekolah.

c. Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi.

d. Memiliki harapan prestasi tinggi sekolah yang menerapkan

Manajemen Berbasis Sekolah.

e. Fokus pada pelanggan (khususnya siswa).

f. Input manajemen sekolah yang menerapkan Manajemen Berbasis

Sekolah memiliki input manajemen yang memadai untuk

menjalankan roda sekolah.

Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah yang dikemukakan

oleh Kompri (2014) tersebut di atas diperkuat oleh pendapat dari Mulyasa

(2006) yang menyampaikan karakeristik Manajemen Berbasis Sekolah

bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dapat mengoptimalkan

kinerja organisasi sekolah, proses belajar mengajar, pengelolaan sumber

daya manusia, dan pengelolaan sumber daya dan administrasi. Lebih lanjut

Mulyasa (2006: 29) mengutip dari BPPN dan Bank Dunia mengemukakan

ciri-ciri Manajemen Berbasis Sekolah dalam tabel berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Tabel 2.1

Ciri-Ciri Manajemen Berbasis Sekolah

Organisasi Sekolah Proses Belajar Sumber Daya Sumber Daya dan


Mengajar Manusia Administrasi
Menyediakan Meningkatkan Memberdayakan staf Mengidentifikasi
manajemen kualitas belajar siswa dan menempatkan suumber daya yang
organisasi pesonel yang dapat diperlukan dan
kepemimpinan melayani keperluan mengalokasikan
transformasional semua siswa sumber daya tersebut
dalam mencapai sesuai dengan
tujuan sekoolah kebutuhan
Menyusun rencana Mengembangkan Memilih staf yang Mengelola dana
sekolah dan kurikulum yang cocok memiliki wawasan sekolah
merumuskan dan tanggap terhadap manajemen berbasis
kebijakan kebutuhan siswa dan sekolah
sekolahnya sendiri masyarakat sekolah
Mengelola kegiatan Menyelenggarakan Menyediakan Menyediakan
operasional sekolah pengajaran yang kegiatan untuk dukungan
efektif pengembangan administrative
profesi pada semua
staf
Menjamin adanya Menyediakan Menjamin Mengelola dan
komunikasi yang program kesejahteraan staf memelihara gedung
efektif antara pengembangan yang dan siswa dan sarana lainnya
sekolah dan diperlukan siswa
masyarakat terkait
(school community)
Menjamin akan
terpeliharanya
sekolah yang
bertanggung jawab
(akuntabel pada
masyarakat dan
pemerintah)

Meninjau dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah dapat dilihat dari organisasi

sekolah, proses belajar mengajar, dan sumber daya manusia yang semua

berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keputusan atau kebijakan

sekolah yang menginginkan peningkatan kualitas pendidikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

D. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia dan


Permasalahannya
Model Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia disebut

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS).Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model

manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah,

fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung

warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-

undangan yang berlaku (Nurkolis, 2003: 107).

Pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia

cenderung belum sesuai apa yang diharapkan karena masih sebagian

wilayah di Indonesia yang dapat mengimplementasikannya. Pemahaman

tentang Manajemen Berbasis Sekolah masih sangat sulit dipahami oleh

para pemangku kepentingan diluar sekolah, hal tersebut menjadi salah satu

faktor penghambat dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis

Sekolah. Dengan demikian, sumber daya manusianyalah yang harus segera

dibentuk agar mempunyai kemampuan yang mumpuni.

Sebagaimana dikemukakan oleh Mahdayeni (2016: 27)

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah akan berjalan efektif dan

efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional

untuk mengoperasikan sekolah, dana yang cukup agar sekolah mampu

menggaji staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan prasarana yang

mamadai untuk mendukung proses pembelajaran, serta dukungan orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

tua dan masyarakat yang tinggi. Hal ini merupakan persyaratan umum

untuk mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah.

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Mulyasa (2005: 57) , yaitu

untuk mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah secara efektif

dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan,

perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan.

Wibawa kepala sekolah harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja,

keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim

kerja yang kondusif. Lebih lanjut, kepala sekolah dituntut untuk

melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses

belajar-mengajar, dengan melakukan supervise kelas, membina, dan

memberikan saran-saran positif kepada guru.

Dalam rangka mengimplementasikan Manajemen Berbasis

Sekolah secara efektif dan efisien, guru harus berkreasi dalam

meningkatkan manajemen kelas. Guru perlu siap dengan segala kewajiban,

baik manajemen maupun persiapan isi materi pengajaran. Guru juga harus

mengorganisasikan kelasnya dengan baik, jadwal pelajaran, pembagian

tugas peserta didik, kebersihan, keindahan dan ketertiban kelas,

pengaturan tempat duduk peserta didik, penempatan alat-alat, dan lain-lain

harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah juga dapat berjalan

secara efektif dan efisien apabila kepala sekolah memahami perannya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

sebagai manajer sekolah. Sebagai contoh dalam pengimplementasian

Manajemen Berbasis Sekolah yang menyorot tentang tugas kepala sekolah

sebagai manajer dilihat dalam TribunNews.com (2017) yang melakukan

wawancara oleh kepala sekolah pada sebuah sekolah dasar di Batu, Jawa

Timur dengan berjudul “Jamin Keberhasilan Belajar Siswa dengan

Transparansi dan Partisipasi Masyarakat” dengan kutipan “kemitraan

dengan USAID PRIORITAS dimanfaatkan kepala sekolah untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Beliau melinatkan guru

dan komite sekolah dalam merancang perubahan di sekolah. Sebagai

kepala sekolah juga terbuka dalam pengelolaan anggaran sekolah.

Masyarakat dilibatkan dalam merangcang program, terlibat aktif dalam

implementasi maupun evaluasi untuk mendukung peningkatan kualitas

pembelajaran”. Dengan demikian tugas pokok dari kepala sekolah harus

dapat dipahami karena kepala sekolah sebagai manajer mendapatkan

wewenang dan kekuasaan untuk mengatur kepentingan sekolah.

Dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah juga tidak lepas

dari permasalahan-permasalahan yang ada, di mana permasalahan tersebut

sangat variatif yaitu dari permasalahan yang mudah sampai dengan

permasalahan yang sangat vital.

Sebagaimana pendapat dari Nurkolis (2005: 142), yaitu pihak

terkait harus bekerja lebih banyak daripada sebelumnya, kurang efisien

(dalam jangka pendek karena salah satu tujuan Manajemen Berbasis

Sekolah adalah terjadinya efisiensi pendidikan), kinerja sekolah yang tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

merata, meningkatnya kebutuhan pengembangan staf, terjadinya

kebingungan karena peran dan tanggung jawab baru, kesulitan dalam

melakukankoordinasi dan masalah akuntabilitas.

Masalah lain yang muncul adalah otoritas pengambilan keputusan.

Sekolah menginginkan dimilikinya otoritas dalam pengambilan keputusan,

namun pemerintah pusat atau daerah seringkali teteap menginginkan

otoritas keputusan berada di pihaknya.

Penghambat lain yang sering muncul adalah kurangnya

pengetahuan berbagai pihak tentang bagaimana Manajemen Berbasis

Sekolah bekerja dengan baik. Juga masalah kekurangan keterampilan

untuk mengambil keputusan, ketidakmampuan dalam berkomunikasi,

kurangnya kepercayaan antarpihak, ketidakjelasan peraturan tentang

keterlibatan masing-masing pihak, dan keengganan para administrator dan

guru untuk memberikan kepercayaan kepada pihak lain dalam mengambil

keputusan.

Permasalahan dalam Manajemen Berbasis Sekolah diperkuat juga

dalam sebuah artikel Tanoto Foundation (2018), yaitu mayoritas sekolah

mengalami kesulitan dalam melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah

ini. Maka dari itu, melalui Pelita Pendidikan, Tanoto Foundation

memberikan pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah untuk membantu,

mendorong serta mendampingi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.

Pelatihan tersebut mempelajari tentang tugas pokok dan fungsi masing-

masing komponen warga sekolah, peran serta masyarakat, kreativitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

menghimpun berbagai sumber daya dan dana, serta transparasi dan

akuntabilitas publik. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa permasalahan

dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah terlihat pada tugas

pokok, peran serta masyarakat, dan dana atau anggaran yang dimiliki oleh

pihak sekolah.

Permasalahan dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

juga dapat dilihat dari sebuah kutipan wawancara yang dilakukan oleh

TribunPekanbaru.com (2018) yang mewawancari salah satu kepala

sekolah di Pekanbaru dalam acara Lokakarya Peran Kepala Sekolah dalam

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di Hotel Alpha Pekanbaru pada 16-

19 April 2018 dengan pernyataan sebagai berikut “Dari pelatihan ini

mengajarkan saya bagaimana menjadi seorang manajer yang bisa

mengelola, mengembangkan, dan mengevaluasi performa sumber daya

yang dimiliki sekolah. Melalui lokakarya ini saya merasa sangat terbantu

dalam melaksanakan fungsi saya sebagai kepala Sekolah”. Dengan

meninjau dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa tugas pokok dan

fungsi masing-masing warga sekolah masih menjadi permasalahan dalam

pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah.

Dengan meninjau beberapa pendapat mengenai implementasi

Manajemen Berbasis Sekolah dan permasalahannya di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dapat

berjalan dengan efektif dan efesien apabila hubungan antarmanusia dapat

terjalin dengan baik yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

pemangku kepentingan dari pihak luar. Dan kepala sekolah harus dapat

memahami jabatannya sebagai manajer dari sekolah.

E. Temuan Penelitian Sebelumnya tentang Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam penelitian sebelumnya tentang Manajemen Berbasis

Sekolah yang ditulis oleh Mahdayeni (2016) menerangkan bahwa

Manajemen Berbasis Sekolah adalah salah bentuk alternatif perbaikan

manajemen sekolah yang memberikan kewenangan dan tanggung jawab

yang lebih kepada sekolah, memberikan fleksibilitas atau keluwesan

kepada sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan atau sekolah

berdasarkan kepada kebijakan pendidikan nasional serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku lainnya. Dengan otonomi tersebut,

sekolah diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk mengambil

keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan tuntutan sekolah,

masyarakat serta stakeholder yang ada.

Dalam penelitian tersebut juga membahas tentang tujuan,

penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia, karakteristik secara

umum, dan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Tetapi penelitian

tersebut lebih terperinci menjelaskan dalam penerapan Manajemen

Berbasis Sekolah di Indonesia.

Mahdayeni (2016) menuliskan bahwa Secara yuridis, penerapan

MBS di Indonesia dijamin oleh peraturan perundang-undangan yang

berlaku, yaitu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat (1), Undang-Undang Nomor 25 Tahun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004 pada bab

VII tentang Bagian Program Pembangunan Bidang Pendidikan, khususnya

sasaran (3), Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun

2002 tentang pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah,

Kepmendiknas Nomor 087 tahun 2004 tentang Standar Akreditasi

Sekolah, khususnya tentang manajemen berbasis sekolah, Peraturan

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

khususnya standar pengelolaan sekolah, yaitu manajemen berbasis

sekolah.

Hal tersebut juga diperkuat dalam penelitian yang ditulis oleh

Murkan et al (2012) mengemukakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah

telah diimplementasikan dengan cara yang berbeda dan untuk tujuan

berbeda. Bahkan konsep yang lebih mendasar dari ”sekolah” dan

“memajemen” adalah berbeda, seperti perbedaannya budaya dan nilai yang

melandasi upaya-upaya pembuat kebijakan dan praktis. Akan tetapi alasan

yang sama di seluruh tempat di mana manajemen berbasis sekolah

diimplementasikan adalah bahwa adanya peningkatan otoritas dan

tanggungjawab di tingkat sekolah, tetapi masih dalam kerangka kerja yang

ditetapkan di pusat untuk memastikan bahwa satu makna sistem

terpelihara. Satu implikasi penting adalah bahwa para pemimpin sekolah

harus memiliki kapasitas membuat keputusan terhadap hal-hal signifikan

terkait operasi sekolah dan mengakui, mengambil unsur-unsur yang

ditetapkan dalam kerangka kerja pusat yang berlaku diseluruh sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Manajemen Berbasis Sekolah dipandang sebagai alternatif dari

pola umum pengoperasian sekolah yang selama ini memusatkan

wewenang di kantor pusat dan daerah. Manajemen Berbasis Sekolah

adalah strategi untuk meningkatkan pendidikan dengan mendelegasikan

kewenangan pengambilan keputusan penting dari pusat dan daerah

ketingkat sekolah. Dengan demikian, Manajemen Berbasis Sekolah pada

dasarnya merupakan sistem manajemen dimana sekolah merupakan unit

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan pendidikan secara

mandiri. Manajemen Berbasis Sekolah memberikan kesempatan

pengendalian lebih besar bagi kepala sekolah, guru, murid dan orang tua

atas proses pendidikan di sekolah mereka. Dalam pendekatan ini,

tanggung jawab pengambilan keputusan tertentu mengenai anggaran,

kepegawaian dan kurikulum ditempatkan di tingkat sekolah dan bukan di

tingkat daerah, apalagi pusat. Melalui keterlibatan guru, orang tua dan

anggota masyarakat lainnya dalam keputusankeputusan penting itu,

Manajemen Berbasis Sekolah dipandang dapat menciptakan lingkungan

belajar yang efektif bagi para murid.

Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Asbin (2017)

menyampaikan peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung

kemampuan manajerial para kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang

maju dari tahun ke tahun. Kerena itu, hubungan baik antar guru perlu

diciptakan akan terjalin iklim dan suasana kerja yang kondusif dan

menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan

pendidikan yang dapat menumbuhkan kreatifitas, disiplin, dan semangat

belajar peserta didik. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya

implementasi Manajemen Berbasis Sekolah.

Untuk mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara

efektif dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan

kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan luas tentang sekolah dan

pendidikan. Lebih lanjut lagi, kepala sekolah dituntut untuk melakukan

fungsinya sebagai menejer sekolah dalam meningkatkan proses belajar-

mengajar, dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan memberikan

saran-saran positif kepada guru. Di samping itu, kepala sekolah juga harus

melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antarsekolah

untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah yang lain.

Perwujudan pendidikan yang efektif dan efisien, hendaklah

mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai wujud dari reformasi

pendidikan, sehingga kepala sekolah, guru, peserta didik dan orangtua

peserta didik mempunyai andil yang sangat penting untuk mengawasi

jalannya proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan. Dengan

demikian, akan terjadi sistem yang positif secara sentralisasi dan

desentralisasi.

Pendapat yang berbeda mengenai Manajemen Berbasis Sekolah

menurut Ismail (2008) menyampaikan bahwa Manajemen Berbasis

Sekolah dapat menjadi alternatif peningkatan mutu pendidikan. Karena itu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

MBS sudah diterapkan di banyak negara. Apabila dicermati MBS yang di

terapkan di berbagai negara, pada intinya : (a) Prinsip desentralisasi, yakni

pelimpahan dan penyerahan wewenang kepada daerah dan sekolah untuk

mengelola pendidikannya secara otonom dalam kerangka pengembangan

pendidikan secara nasional; (b) Pemberdayaan semua sumber daya

pendidikan, termasuk partisipasi dan pemberdayaan orangtua dan

masyarakat untuk mengembangkan pendidikan; (c) Adanya dewan sekolah

(komite) sekolah yang mengorganisir penyediaan fasilitas dan sumbangan

pemikiran serta pengawasan dalam pengelolaan pendidikan; (d) MBS

diterapkan dengan maksud utama untuk peningkatan mutu pendidikan.

MBS di beberapa negara muncul karena inisiatif dari masyarakat dan

orangtua, sedangkan di Indonesia inisiatifnya dari pemerintah. Model

MBS yang ideal adalah MBS dalam konsep sistem, yakni adanya

pemberdayaan dan sinergi semua aspck pendidikan dan berbagai sumber

daya pendidikan pada tingkat sekolah, secara efektif dan efisien dalam

satu kesatuan yang utuh untuk mencapai produktivitas pendidikan.

Meninjau dari beberapa temuan penelitian di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah harus mendapatkan

dukungan penuh dari pemangku kepentingan luar seperti komite sekolah,

masyarakat, dan orang tua dari peserta didik, karena pengimplementasian

Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan efektif dan efisien apabila

hubungan antarmanusia berjalan dengan lancar. Berbeda dengan

penerapan Manajemen Berbasis Sekolah yang diterapkan diberbagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

negara dimana Manajemen Berbasis Sekolah muncul dengan inisiatif dari

orang tua peserta didik dan masyarakat, sedangkan di Indonesia muncul

karena inisiatif dari pemerintah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan,

antara lain:

1. Manajemen Berbasis Sekolah adalah suatu pendekatan dalam upaya

meningkatkan mutu pendidikan yang pengelolaan sekolah sepenuhnya

diserahkan kepada pihak sekolah guna menentukan suatu kebijakan-

kebijakan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan

pendidikan dengan menjalin kerja sama antara sekolah, masyarakat, dan

pemerintah. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah adalah meningkatkan

semua kualitas dalam pendidikan dengan cara memandirikan atau

memberi kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengelola sendiri

seluruh kebutuhan sekolah yang bersangkutan dengan peningkatan

kualitas pendidikan sekolah.

2. Manajemen Berbasis Sekolah mempunyai tujuh pilar yaitu kurikulum dan

pembelajaran, peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya

dan lingkungan sekolah.

3. Karakeristik Manajemen Berbasis Sekolah dapat dilihat dari organisasi

sekolah, proses belajar mengajar, dan sumber daya manusia yang semua

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keputusan atau kebijakan

sekolah yang menginginkan peningkatan kualitas pendidikan.

4. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan dengan efektif

dan efesien apabila hubungan antar manusia dapat terjalin dengan baik

yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, dan pemangku kepentingan dari

pihak luar. Dan kepala sekolah harus dapat memahami jabatannya sebagai

manajer dari sekolah.

5. Manajemen Berbasis Sekolah harus mendapatkan dukungan penuh dari

pemangku kepentingan luar seperti komite sekolah, masyarakat, dan orang

tua dari peserta didik, karena pengimplementasian Manajemen Berbasis

Sekolah dapat berjalan efektif dan efisien apabila hubungan antarmanusia

berjalan dengan lancar. Berbeda dengan penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang diterapkan di berbagai negara di mana Manajemen Berbasis

Sekolah muncul dengan inisiatif dari orang tua peserta didik dan

masyarakat, sedangkan di Indonesia muncul karena inisiatif dari

pemerintah.

B. Saran

Berdasarkan dari pemaparan pembahasan dan kesimpulan, maka terdapat

beberapa saran mengenai Manajemen berbasis Sekolah, antara lain :

1. Pemerintah harus lebih giat lagi untuk melakukan sosialisasi tentang

Manajemen Berbasis Sekolah kepada kepala sekolah, karena kepala

sekolah masih belum memahami tentang tugas pokok kepala sekolah

sebagai manajer sekolah yang mempunyai wewenang dan kekuasaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

untuk mengelola sendiri sekolah tersebut dengan keterlibatan masyarakat

umum untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan agar dalam

pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah dapat berjalan sesuai

harapan.

2. Kepala sekolah harus memberikan pemahaman lebih tentang tanggung

jawab kepada seluruh penghuni sekolah agar dapat melakukan tugas

dengan baik dalam mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah,

3. Pihak sekolah harus lebih melakukan pendekatan kepada pemangku

kepentingan di luar sekolah agar dapat membantu dan saling bekerjasama

mencapai tujuan sekolah, karena hal tersebut merupakan bagian dari

pengimplementasian Manajemen Berbasis Sekolah.

C. Keterbatasan

Berdasarkan uraian di latar belakang dan hasil pembahasan, maka

dapat di sampaikan beberapa keterbatasan makalah ini sebagai berikut:

1. Makalah ini hanya bersifat gambaran umum dan teoritis tentang

Manajemen Berbasis Sekolah.

2. Materi yang disajikan tidak cukup mendalam, jadi masih bisa di

kembangkan lagi materi tentang Manajemen Berbasis Sekolah yang

lebih spesifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, I. 2018. Peran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam


Peningkatan Mutu Pendidikan. [Online]. Tersedia:
https://www.tanotofoundation.org/tanoto-foundation-
blog/id/2018/01/23/peran-manajemen-berbasis-sekolah-mbs-dalam-
peningkatan-mutu-pendidikan/ [15 Juli 2018]

Berlian, I. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Sekolah Berprestasi.


Jakarta : Erlangga.

Ismail, F. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah Solusi Peningkatan Kualitas


Pendidikan. [Online], Vol 2, No 2. Tersedia: http://journal.iain-
manado.ac.id/index.php/JII/article/view/541/448 [15 Juli 2018]

Harismanto. 2018. Segera Terapkan Konsep MBS, Ini Persiapan Kepala Sekolah di
5 Kabupaten di Riau. [Online], Tribunpekanbaru.com. Tersedia:
http://pekanbaru.tribunnews.com/2018/04/17/segera-terapkan-konsep-
mbs-ini-persiapan-kepala-sekolah-di-5-kabupaten-di-riau. [15 Juli 2018]

Haryadi, M. 2017. Jamin Keberhasilan Belajar Siswa dengan Transparansi dan


Partisipasi Masyarakat. [Online]. Tribunnews.com. Tersedia:
http://www.tribunnews.com/tribunners/2017/05/06/jamin-keberhasilan-
belajar-siswa-dengan-transparansi-dan-partisipasi-masyarakat [28 Juli
2018]

Hasbullah, M. 2015. KebijakanPendidikan Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan


Kondisi Objektif Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT.RajagrafindoPersada.
Kompri. 2014. Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta cv.
Mahdayeni. (2016). Manajemen Berbasis Sekolah. [On-line]. Tersedia:
http://ejournal.stai-muarabulian.ac.id/index.php/Attasyrih/article/view/6/4
[27 April 2018]
Mulyasa, E. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sutarto, M., Darmansyah dan Warsono, S. (2012). Manajemen Berbasis Sekola.
[Online], Vol 13, halaman 343. Tersedia: http://journal.iain-
manado.ac.id/index.php/JII/article/view/541/448 [ 27 April 2018]
Nugroho, R. dan Tilaar, H.A.R. 2008. Kebijakan Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nurkolis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model, dan Aplikasi).


Jakarta: PT. Grasindo.
Pasaribu, A. 2017. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam
Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional di Madrasah. [Online], Jurnal
EduTech Vol. 3 No. 1. Tersedia:
https://media.neliti.com/media/publications/54598-ID-implementasi-
manajemen-berbasis-sekolah.pdf [15 Juli 2018]

Suardi, Moh. 2016. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Indeks.
Suparlan. 2013. Manajemen Berbasis Sekolah Dari Teori Sampai Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Triwiyanto, T. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
https://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf “UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL” Diakses Pada 17 Februari 2018 pukul 20.35
WIB
Triwiyanto, T. (2015).TujuhPilarManajemenBerbasisSekolah.[On-
line].Tersedia:https://mbscenter.or.id/site/page/id/376/page_action/viewdetai
l [27 April 2018]

Anda mungkin juga menyukai