Anda di halaman 1dari 19

KONSUMSI DAN INVESTASI

MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi
Makro

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M. S.
Dr. Hj. Nani Sutarni, M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Adhellya Rahma 2005379


Aprialiani Nurul Ainu 2008649
Dinda Maura Amanda 2000960

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami curahkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pemurah,
karena dengan rahmat serta karunia-Nyalah kelompok dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa sholawat serta salam semoga
tercurah limpahkan kepada pembawa umat dari zaman jahiliyah ke zaman
kemenangan, yakni habibana wanabiyana Muhammad SAW.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ekonomi Makro yang berisikan materi tentang Konsumsi dan Investasi.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Prof. Dr. H. Eeng
Ahman, M. S.Dr. Hj. Nani Sutarni, M. Pd. atas bimbingannya.
Terlepas dari semua itu, sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, memohon maaf dan kami menerima
kritik dan saran dari pembaca.

Bandung, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsumsi
2.1.1. Pengertian Konsumsi
Secara umum, konsumsi merupakan kegiatan yang bertujuan
mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda baik berupa barang
maupun jasa uuntuk memennuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang yang
di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya disebut barang konsumsi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi antara lain adalah
pendapatan, tingkat harga, tingkat bunga dan sebagainya.
Menurut Suherman Rosyidi, konsumsi merupakan penggunaan
barang dan jasa secara langsung yang akan memenuhi kebutuhan manusia.
Pengeluaran konsumsi pribadi adalah pengeluaran rumah tangga atas
barang-barang akhir dan jasa.
Menururt N. Gregory Mankiw, konsumsi merupakan pembelajaan
barang dan jasa oleh rumah tangga. Pembelanjaan rumah tangga meliputi
barang yang tahan lama seperti kendaraan, alat rumah tanggam dan barang
tidak tahan lama seperti makanan dan pakaian. Jasa meliputi barang yang
tidak berwujud seperti jasa potong rambut dan layanan kesehatan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsumsi
merupakan pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga atau
masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa pada periode tertentu
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan.

2.1.2. Perilaku Konsumen


Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa
ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat antara lain:
1) Tingkat Pendapatan
Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka akan semakin tinggi juga
tingkat konsumsinya. Sebaliknya jika pendapatan masyarakat rendah
maka tingkat konsumsi juga akan rendah.
2) Tingkat Harga
Banyak sedikitnya barang yang akan dikonsumsi sangat bergantung
pada harga, dengan kata lain konsumsi akan dikurangi ketika harga
tinggi dan konsumsi dapat ditingakatkan jika harga rendah.
3) Sikap dan gaya hidup
Gaya hidup sangat mempengaruhi konsumsi karena jika memiliki
sikap dan gaya hidup nya konsumtif maka tingkat konsumsi pun tinggi.
4) Model barang
Model barang yang sedang tren dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam mengkonsumsi suatu barang.
5) Selera
Selera setiap orang pasti berbeda-beda dalam berbagai hal,, perbedaan
itu akan mempengaruhi konsumsi masyarakat terhadap barang dan
jasa.

2.1.3. Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah


Konsumsi rumah tangga memiliki porsi yang lebih besar dalam
pengeluaran agregat jika dibandingkan dengan konsumsi pemerintah.
Konsumsi rumah tangga bersifat endogen, berarti besarnya konsumsi
rumah tangga berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan teori dan model
ekonomi sendiri untuk konsumsi. Perkembangan masyarakat yang begitu
cepat menyebabkan perilaku konsumen juga berubah cepat sehingga
pembahasan tentang konsumsi rumah tangga akan tetap relevan.
Dibawah ini ada tabel perbandingan pengeluaran konsumsi
pemerintah dan konsumsi rumah tangga, dapat terlihat pengeluaran
konsumsi rumah tangga lebih besar daripada konsumsi pemerintah.

Tabel Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah Tahun 2013-2017
Tahu Pengeluaran Pertumbuhan
n Konsumsi (%)
Pemerintah
2013 86,851,491,925.09 -
2014 83,959,519,785.70 0.97
2015 83,928,241,330.18 1.00
2016 88,939,826,974.75 1.06
2017 92,435,609,337.28 1.04
Sumber : www.bps.go.id

Tabel Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2013-2017


Tahun Pengeluaran Konsumsi Pertumbuhan
Rumah Tangga (%)
2013 496,349,817,546.85 -
2014 522,575,578,796.42 0.97
2015 547,876,046,826.68 1.00
2016 575,483,082,915.91 1.06
2017 604,169,943,995.80 1.04
2.1.4. Teori
Konsumsi Menurut Para Ahli
a. J. M. Keynes
Dalam teorinya yang disebut Keynesian Consumption Function, Keynes
berpendapat bahwa yang menentukan besarnya pengeluaran rumah tangga
saat ini baik perorangan maupun keseluruhan adalah pendapatan
(pendapatan disposable) saat ini. Dalam asumsinya, ada batas konsumsi
minimal yang tidak tergantung pada tingkat pendapatan. Dengan kata lain,
ada konsumsi yang memang harus dipenuhi walaupun tingkat pendapatan
sama dengan nol, inilah yang disebut dengan konsumsi otonumus.
Pendapatan dapat digunakan untuk keperluan konsumsi dan sebagian lagi
ditabung. Secara matematis rumusnya dapat ditulis sebagai berikut :

Y = C+S

Y = Pendapatan

C = Konsumsi

S = Tabungan

b. Irving Fisher
Menurut Irving Fihser, seseorang akan memutuskan berapa banyak
pendapatan yang diikonsumsi dan berapa banyak yang ditabung dengan
mempertimbangkan kondisi pada saat ini dan di masa depan. Semakin
banyak ia dikonsumsi saat ini, maka akan sedikit yang dapat ia konsumsi
di masa depan. Fisher menunjukkan kendala yang dihadapi konsumen dan
bagaimana mereka memilih antara konsumsi dan tabungan. Mesyarakat
rasional akan berusaha menambah jumlah barang dan mutu barang atau
jasa yang dikonsumsi. Masyarakat yang mengkonsumsi lebih sedikit dari
yang sebenarnya terjadi karena keterbatasan anggaran (budget constraint).
Ketika mereka harus memutuskan berapa yang harus dikonsumsi saat ini
dan berapa yang harus ditabung, mereka menghadapi apa yang disebut
intertemporal budget constraint.
c. Franco Modiglian
Franco Modigliani berpendapat bahwa kegiatan konsumsi adalah
kegiatan seumur hidup. Oleh karena itu, ia membuat hipotesis tentang
berapa banyak jumlah yang dikonsumsi seseorang tergantung pada tingkat
pendapatan yang berubah secara teratur (regular pattern) sepanjang
kehidupan seseorang, dan tabungan juga mengikuti perubahan pendapatan
tersebut. Hal ini disebut life-cycle hypothesis. Model siklus hidup
membagi perjalanan hidup manusia menjadi tiga periode sebagai berikut :
 Periode Belum Produktif. Periode ini berlangsung sejak manusia
lahir, bersekolah, dan bekerja pada kali pertama. Biasanya berkisar
antara nol sampai dua puluh tahun
 Periode Produktif. Periode ini berlangsung antara usia dua puluh
sampai enam puluh tahun. Selama periode ini manusia mulai dapat
meraih tingkat penghasilan yang meningkat sehingga sudah dapat
memenuhi kebutuhan konsumsinya sendiri.
 Periode Tidak Produktif Lagi. Periode ini berlangsung di atas
umur enam puluh tahun.
d. Milton Friedman
Dalam hipotesisnya dikemukakan bahwa konsumsi tergantung dari
pendapatan permanen seseorang. Yang dimaksud pendapatan
permanen ini adalah tingkat pendapatan rata-rata yang diharapkan akan
diperoleh dalam jangka panjang. Sumber pendapatan permanen ini
bisa berasal dari pendapatan upah/gaji, maupun dari non-upah
(misalnya uan sewa).
Pendapatan permanen akan meningkat bila individu menilai
kualitas dirinya baik dan mampu bersaing dengan orang lain untuk
memperoleh pendapatan. Dengan keyakinan tersebut, maka
harapannya akan upah yang akan diterima dan kekayaan yang
dimilikinya akan meningkat pula.
Pendapatan saat ini tidak selalu sama dengan pendapatan
permanen. Hal ini disebabkan oleh adanya pendapatan yang tidak
permanen yang besarnya berubah-ubah. Pendapatan inilah yang
disebut dengan pendapatan transitor
2.2. Investasi
2.2.1. Pengertian Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan
dimasa datang. Istilah investasi sendiri berkaitan dengan berbagai macam hal yang
berhubungan dengan menyimpan harta untuk masa depan. Menginvestasikan dana
pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun asset finansial
(deposito, saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang umum di lakukan.
Investasi merupakan pengeluaran atau pembelanjaan para penanam modal
atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Produksi barang-barang
dan jasa-jasa ini akan memungkinkan perekonomian menghasilkan barang dan
jasa yang lebih banyak di masa yang akan datang, dan juga untuk menggantikan
barang-barang modal yang telah habis masa gunanya dan perlu didepresiasikan.
Menurut Sukirno kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat
secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat. pendapat tersebut lebih memandang investasi sebagai kegiatan
ekonomi berkelanjutan yang lebih dari pada menimbun atau menyimpan harta
semata, karena menurut pendapat tersebut investasi merupakansesuatu yang dapat
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Menurut Jugiyanto (2003, hlm. 5) Peranan ini bersumber dari tiga fungsi
penting dari kegiatan investasi, yakni
a. investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,
sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat,
pendapatan nasional serta kesempatan kerja;
b. pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah
kapasitas produksi;
c. investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.
2.2.2. Jenis-jenis Investasi
Investasi pada asset finansial dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi
langsung dan investasi tidak langsung.
a. Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau
pasar turunan. Investasi langsung juga dapat dilakukak dengan membeli
aktiva yang tidak diperjual belikan, biasanya diperoleh dari bank
komersial. Aktiva ini dapat berupa tabungan dan sertifikat deposito.
b. Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat
berharga dari perusahaan investasi, seperti reksadana.
Berdasarkan aspeknya, jenis investasi dibagi menjadi :
a. Investasi Riil.
Investasi riil adalah investasi terhadap barang modal seperti untuk
pembelian pabrik, mesin-mesin, peralatan produksi, atau gedung yang
baru.
b. Investasi Persediaan.
Investasi persediaan yaitu investasi datam bentuk persediaan baik bahan
baku produksi maupun barang jadi yang digunakan sebagai cadangan,
dengan tujuan meningkatkan keuntungan masa mendatang
c. Investasi Residensial.
Investasi residensial adalah investasi dalam bentuk tempat tinggal, seperti
rumah, kantor dan apartemen.

2.2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Investasi


Dalam melakukan kegiatan investasi, secara garis besar ada ebberapa
faktor yang memengaruhinya, yaitu sebagai berikut :
1) Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan didapat.
2) Tingkat bunga.
3) Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4) Kemajuan teknologi.
5) Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
6) Keuntungan yang diperoleh perusahaan
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi investasi antara lain : (Sukirno, 2004).
1. Suku bunga Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan
memberikan keuntungan kepada para pemilik modal (investor).
2. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan. Ramalan mengenai
keuntungan dimasa depan akan memberikan gambaran pada investor
mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa
depan dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi
tambahan barang-barang modal yang diperlukan.
3. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya Dengan
bertambahnya pendapatan nasional maka tingkat pendapatan masyarakat
akan meningkat, daya beli masyarakat juga meningkat, total aggregat
demand meningkat yang pada akhirnya akan mendorong tumbuhnya
investasi lain (induced invesment).
4. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan Semakin besar keuntungan
yang diperoleh perusahaan, maka akan mendorong para investor untuk
menyediakan sebahagian dari keuntungan yang diperoleh untuk investasi-
investasi baru.
5. Situasi politik Kestabilan politik suatu negara akan menjadi pertimbangan
tersendiri bagi investor terutama para investor asing, untuk menanamkan
modalnya. Mengingat bahwa investasi memerlukan jangka waktu yang
relatif lama untuk memperoleh kembali modal yang ditanam dan
memperoleh keuntungan sehingga stabilitas politik jangka panjang akan
sangat diharapkan oleh para investor.
6. Kemajuan teknologi Dengan adanya temuan-temuan teknologi baru
(inovasi), maka akan semakin banyak kegiatan pembaharuan yang akan
dilakukan oleh investor, sehingga semakin tinggi tingkat investasi yang
akan dicapai.
7. Kemudahan-kemudahan yang diberikan pemerintah Tersedianya berbagai
sarana dan prasarana awal, seperti jalan raya, listrik dan sistem komunikasi
akan mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di suatu
daerah.

2.2.4. Pengaruh Investasi Terhadap Pendapatan


I. Investasi berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai hubungan yang
negatif terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia. Hasil ini
menunjukkan bahwa kenaikan investasi menyebabkan penurunan pada
pertumbuhan ekonomi di provinsi di Indoensia.
II. Investasi berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan yang positif
terhadap penyerapan tenaga kerja provinsi di Indonesia. Hasil ini
memberikan dukungan terhadap hipotesis dua yang menyatakan bahwa
investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja
provinsi di Indonesia. Kenaikan investasi akan diikuti dengan kenaikan
pada penyerapan tenaga kerja provinsi di Indoensia.
III. Berdasarkan pengujian hipotesis, diperoleh pertumbuhan ekonomi
berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai hubungan yang positif
terhadap penyerapan tenaga kerja provinsi di Indonesia. Bermakna bahwa
meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan penyerapan
tenaga kerja provinsi di Indoensia.
IV. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai
hubungan yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Tanda positif
bermakna bahwa kenaikan pada laju pertumbuhan ekonomi akan disertai
dengan kenaikan kesejahteraan masyarakat di provinsi di Indonesia.
V. Penyerapan tenaga kerja berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai
hubungan yang positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Hal ini
menunjukkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat
berjalan searah, artinya apabila penyerapan tenaga kerja meningkat, maka
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
VI. Temuan tentang pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi,
penyerapan tenaga kerja serta kesejahteraan masyarakat, memberikan
dukungan analisis bagi kepentingan pengembangan kebijakan dan
perencanaan pemerintah. Secara khusus, berguna sebagai bahan
pertimbangan untuk merumuskan strategi di bidang ketenagakerjaan.

2.2.5. Investasi dan Tingkat Suku Bunga

Hubungan investasi dan tingkat suku bunga pinjaman adalah biaya


investasi yang menjadi perhatian bagi para investor sebelum menanamkan
modalnya. Semakin tinggi tingkat suku bunga pinjaman, biaya investasi akan
semakin mahal. Hal ini akan berakibat terhadap minat atau permintaan masyarakat
untuk berinvestasi menurun, dan begitupun sebaliknya.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Menurut Suherman Rosyidi, konsumsi merupakan penggunaan barang dan
jasa secara langsung yang akan memenuhi kebutuhan manusia. Pengeluaran
konsumsi pribadi adalah pengeluaran rumah tangga atas barang-barang akhir dan
jasa. Sedangkan Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa datang.
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu
atau kelompok yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan dan menggunakan barang atau jasa ekonomis yang dapat
dipengaruhi lingkungan. besarnya konsumsi rumah tangga berkaitan erat dengan
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Keterkaitan ini akan menghasilkan
teori dan model ekonomi sendiri untuk konsumsi.
Investasi sendiri memiliki berbagai macam jenis sesuai konteksya. Ada
beberapa hal yang mempengaruhi investasi, diantaranya Tingkat keuntungan
investasi yang diramalkan akan didapat. Tingkat bunga. Ramalan mengenai
keadaan ekonomi di masa depan. Kemajuan teknologi. Tingkat pendapatan
nasional dan perubahan-perubahannya. Keuntungan yang diperoleh perusahaan.

3.2. Saran
Saran yang pertama kepada para pelajar, sebagai sosok generasi penerus
bangsa, diharapkan agar memahami konsep dasar dari konsumsi dan investasi,
diaharapkan pembelajaran ini dapat memberi pemahaman dan memberi manfaat
baik di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Saran untuk penulisan makalah selanjutnya, maka direkomendasikan
untuk lebih diperbanyak literasi yang mendukung teori. Agar materi dapat
dipahami lebih jelas dan rinci.
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III, cet, I.
Yogyakarta, BPFE.
Lubis, S., Zulam, Lubis, P., & Zulam, S. (2016). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN INVESTASI DI INDONESIA.
https://core.ac.uk/download/pdf/297913152.pdf
Sukirno, Sadono. (2004). Makroekonomi: Teori Pengantar. Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Sulistiawati, R. (2012). Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di
Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 3(1), 29–50.
https://media.neliti.com/media/publications/10500-ID-pengaruh-investasi-
terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dan-penyerapan-tenaga-kerja-sert.pdf
Tendelilin. E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi I, cet. I.
Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai