Anda di halaman 1dari 2

TPID Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Kegiatan/Program Kerja Lelang Cabe


No Kriteria Penjelasan
1 Nama Program Lelang Cabai Kabupaten Sleman
Utama
2 Latar Belakang  Kurang akses/informasi pasar sehingga petani menjual dengan harga sangat rendah adalah
dan Tujuan masalah-masalah yang dihadapi petani sehingga akibatnya petani merugi.
Pelaksanaan  Keberadaan Pasar lelang awalnya diinisiasi oleh para petani dan didukung Bank Indonesia
Program bersama Pemda Sleman merupakan upaya mendorong peningkatan efisiensi dan efektifitas
distribusi barang, pasar lelang memberikan keleluasaan petani untuk menentukan sendiri
harga cabai sehingga dapat meningkatkan harga cabai itu sendiri.
 Untuk menghindari permainan para tengkulak , memotong rantai pemasaran yang terlalu
panjang, dan mendapatkan harga terbaik bagi petani.
 Tujuan pasar lelang cabai ini adalah mempererat jaringan pemasaran antar petani cabai.
3 Implementasi  Keberadaan Pasar lelang awalnya diinisiasi oleh para petani dan pembinaan oleh Pemda
Program Sleman dalam hal ini Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan serta didukung Bank Indonesia
dengan Program CSR, merupakan upaya mendorong peningkatan efisiensi dan efektifitas
distribusi barang.
 Dari sisi ekonomis, pasar lelang memberikan keleluasaan kepada petani-petani untuk
menentukan sendiri harga cabai sehingga dapat meningkatkan harga cabai itu sendiri.
 Dari sisi non ekonomis, keberadaan pasar lelang ini memberikan daya tarik tersendiri bagi
pedagang lokal maupun luar daerah untuk berpartisipasi di dalamnya sehingga dapat
mempersingkat rantai nilai jalur pemasaran.
 Pasar Lelang memperlihatkan tidak ada dominasi dalam rantai pemasaran sehingga petani
mendapatkan keuntungan yang seimbang.
 Bantuan Pemerintah Daerah berupa pengadaan alat-alat seperti timbangan, meja, lampu,
sepeda motor roda tiga di setiap titik kumpul.
 BI memberikan bantuan bangsal pasca panen di Bunder, Sempu, Purwobinangun, dan
Pakem.
 Proses lelang dilakukan setiap hari dari puku 17.00, setelah cabe yang berada di semua titik
kumpul dibawa di pasar lelang, kemudian jumlah cabai yang akan dilelang diinfokan kepada
pedagang melalui aplikasi Whatsapp atau pesan pendek (SMS). Semua pedagang selanjutnya
akan menginfokan harga tawaran masing masing melalui WA atau SMS, lalu hasilnya akan
dibuka bersama-sama untuk selanjutnya tawaran harga tertinggi diumumkan sebagai
pemenang pada pukul 19.30.
 Cabai datang dari titik kumpul ditimbang dan dicatat kemudian diseleksi yaitu dipisahkan
antara yang berkualitas baik dengan yang rusak atau busuk. Cabai yang sudah diseleksi
tersebut yang diikutkan lelang.
 Program pengembangan cabai di Sleman sesuai dengan implementasi kebijakan dalam
mewujudkan stabilitas moneter melalui penghendalian inflasi dari sisi persediaan lebih lanjut
kebijakan ekonomi dan keuangan daerah dalam rangka mendukung perekonomian daerah
(Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Budi Hanoto).
 Ada beberapa aspek yang ditekankan Bank Indonesia untuk mendorong pengembangan
komoditas cabai di Sleman. Aspek-aspek tersebut antara lain dari aspek produksi melalui
implementasi budidaya cabai ramah lingkungan, perbaikan tata niaga pemasaran dan
penguatan kelembagaan kelompok.
4 Hasil yang  Dengan system lelang penentuan harga menjadi lebih transparan dan petani puas karena
diperoleh jerih payahnya lebih dihargai.
langsung dari  Dalam sehari pasar lelang cabai ini mencapai omset rata rata 1-2 ton per hari dan
program memperkerjakan 12 karyawan yang merupakan warga sekitar dengan upah 500 rupiah per
kilogram dari pedagang yang memenangkan lelang.
 Tanaman cabai dikembangkan di Wilayah Timur, Tengah dan sebagian besar bagia Barat
Kabupaten Sleman seluas 1500 hektare.
 Salah satu pencapaian kelompok yang telah berhasil (Kelompok Tani Taruna Bumi
berkolaborasi dengan Kelompok Tani Sido Makmur) adalah peningkatan produktivitas
melalui penggunaan teknologi bacillus baik pembenihan maupun pupuk dan lelang selama
satu periode panen bisa mencapai 206,3 ton dengan nominal Rp 400 juta lebih.
 Harga cabai di Sleman akan naik kalau di Pasar Induk Jakarta sebagai pasokan stok cabai
kurang dari 250 ton. Harga cabai dipengaruhi harga nasional.
 Cabai dari Sleman banyak dipasarkan keluar Jakarta dan Sumatera. Sentra tanaman cabai ada
di kawasan Pondok Widodomartani seluas 40 hektare, Tunggularum 30 hektare, Gondoarum
Turi dan Seyegan masing-masing 30 hektare.
 Stok cabai di Kabupaten Sleman tidak pernah kurang tetapi harga cabai bisa fluktuaktif
karena dipengaruhi harga nasional.
5 Evaluasi/Tindak Dalam implementasinya, kendala yang ada yaitu :
Lanjut  Jumlah mitra petani yang masih terbatas (belum mencakup seluruh wilayah sentra cabai di
Sleman)
 Jumlah bangsal lelang yang dimiliki baru 5 unit
 Jumlah alat angkut untuk mobilisasi yang dimiliki baru 3 unit
 Pemasangan jaringan internet baru 1 unit untuk aplikasi e-panenin untuk info harga dan stok
ketersediaan di titik kumpul
 Digitalisasi harga lelang cabai
 Pengaturan pola tanam untuk mengatur pola produksi agar stok ketersediaan stabil
 Pelaku lelang kebanyakan dari luar daerah Sleman sehingga produk cabai Sleman terdistribusi
ke daerah luar Sleman
Tindak Lanjut :
 Dibentuk jejaring petani melalui titik-titik kumpul cabai yang ada
 Mengusahakan bangsal lelang untuk semua titik kumpul lelang cabai
 Pengaturan pola tanam cabai setiap bulan
 Pembiayaan pemasangan jaringan internet untuk semua titik kumpul lelang untuk
menunjang laporan e-panen
 Pemasangan jaringan irigasi yang hemat air untuk menunjang pengembangan lahan cabai di
tegalan

Anda mungkin juga menyukai