KTI Nabila
KTI Nabila
PENDAHULUAN
1
Di zaman modernisasi seperti sekarang ini bahasa daerah salah satunya
Jawa Serang di kalangan remaja berangsur angsur mulai luntur. hal ini perlu di
perhatikan mengingat generasi penerus bangsa adalah para kaum kaum muda
yang akan meneruskan perjuangan para pendahulu pendahulunya. Sehingga,
minat dan kemampuan mereka juga perlu ada. dengan begitu kita perlu
mengetahui penyebab apa sajakah yang di alami para remaja hingga mereka
kurang berminat dan berkemampuan dalam berbahasa daerah Jawa Serang, baik
itu secara penggunaan maupun teori.
Bahasa daerah perlu dilestarikan karena itu merupakan identitas dan ciri
khas suatu tempat atau daerah itu sendiri. Oleh karena itu, remaja seharusnya bisa
lebih sadar akan kebudayaan daerahnya sendiri sehingga mereka mau belajar
tentang daerahnya sendiri salah satunya adalah mempelajari bahasa daerah Jawa
Serang. karena itu dapat menumbuhkan kecintaan terhadap tanah asalnya yang
dapat menjadikan minat dan kemampuan para remaja di bidang bahasa daerah
Jawa Serang dapat di aplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Bahasa daerah Jawa Serang yang sudah ada bisa menjadi salah satu media
belajar para remaja dalam mempelajari dan memdalami bahasa daerah Jawa
Serang itu sendiri. Tidak hanya itu, agar bahasa daerah tidak semakin luntur
bahasa daerah Jawa Serang juga perlu di lestarikan.
Berdasarkan yang penulis ketahui tepatnya di daerah Lingkungan
Komplek Untirta Permai, banyak ditemukan para pemuda dengan penggunaan
bahasa daerah Jawa Serang banyak yang sudah berkurang. Oleh karena itu kita
perlu menemukan cara agar bahasa daerah Jawa Serang di tempat itu tidak benar
benar hilang. Oleh karena itu penulis memilih untuk membuat judul “Analisis
Minat dan Kemampuan Remaja dalam Berbahasa Daerah Jawa Serang di
Lingkungan Komplek Untirta Permai”
2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas,
maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut.
1. Banyak terjadi di ingkungan remaja salah satunya di daerah
Lingkungan Komplek Untirta Permai perihal menurunnya tingkat
minat dan kemampuan dalam berbahasa daerah Jawa Serang.
2. Dibutuhkan cara bagaimana untuk dapat melestarikan minat dan
kemampuan remaja dalam berbahasa daerah Jawa Serang.
3
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian pada karya tulis ini adalah.
1. Bagi Penulis
a. Secara Administratif
Sebagai salah satu kegiatan yang wajib dilakukan guna memenuhi
syarat kelulusan di kelas 11 di MAN 2 Kota Serang.
b. Secara Teoris
Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru bagi penulis
seputar materi dan pembelajaran dalam karya tulis ini.
c. Secara Praktis
Dapat memberikan pengalaman kepada penulis dalam mencari
informasi seputar materi yang ada di karya tulis. Serta mencari
kefaktualan tentang informasi tersebut. Juga dapat memberikan
pengalaman dalam mengasah otak untuk mengatur rangkaian kata
dalam karya tulis.
2. Bagi Lembaga
Dapat memperbanyak buku karya tulis dari setiap siswa kelas
11, dapat mengisi atau menambah koleksi di perpustakaan MAN 2
Kota Serang, serta sebagai salah satu pedoman untuk generasi
berikutnya dalam pembuatan karya tulis.
3. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca antara lain ialah dapat mengetahui suatu
informasi dan wawasan baru yang mungkin belum pernah terdapat
pada karya ilmiah lainnya serta dapat menjadi sumber referensi untuk
dijadikan tolak ukur antara karya satu dengan yang lainnya.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bahasa adalah sistem lambing bunyi yang arbitrer dimana dapat untuk
dimanfaatkan oleh semua orang dalam berinteraksi, bekerja sama, serta mengnali
diri terhadap percakapan yang baik serta tingkah laku dan sopan santun. (Hasan
Alwi).
Sebagai manusia yang bernotabennya sebagai makhluk sosial kita
seringkali sangat memerlukan kumunikasi guna perantara untuk saling tolong
menolong, berjual beli, metode belajar dan mengajar dalam perndidikan, dan
sebagainya. Oleh karena itu kita memutuhkan sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berinteraksi. Tidak hanya itu, Bahasa dari (bahasa sanksekerta )
adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan makhluk
lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa
disebut linguistic.
Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000-7.000 bahasa.
Namun, perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang
mungkin terjadi antara bahasa dan dialek.bahasa alami adalah bicara atau bahasa
isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandingkan kedalam media kedua
menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya tulisan grafis,
braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa bersifat independen terhadap modalitas.
Sebagai konsep umum, “bahasa” bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk
dapat mempelajari dan memnggunakan sistem komunikasi yang komplek, atau
untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau
sekumpulan pengucapan yang dapat di hasilkan dari aturan- aturan tersebut.
Semua bahasa tergantung pada proses simiosis untuk menghubungkan isyarat dan
makna tertentu.(Wikipedia).
5
Bahasa manusia sangat unik karena memiliki sifat sifat produktif, rekursif,
dan pergeseran. Karena keseluruhan bahasa manusia tergantung pula pada
konvensi serta edukasi sosial. Strukturnya yang komplek mampu memberikan
kemungkinan ekspresi dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem
komunikasi hewan yang di ketahui.
Sejak zaman hominin, bahasa diperkirakan mulai secara bertahap
mengubah sistem kumunikasi antar primata. primata kemudian memperoleh
kemampuan untuk membentuk suatu teori pikiran dan intensionalitas.
Perkembangan tersebut terkadang diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya
volume otak, dan banyak ahli bahasa yang berpendapat bahwa struktur bahasa
berkembang untuk melayani fungsi sosial dan komunikatif tertentu. Bahasa
diperoleh pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia, terutama di area
broca dan area Wernicke.(Wikipedia).
Oleh karena itu bahasa sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Seperti
latar belakang di atas, apabila manusia tidak mampu dalam berbahasa maka akan
menyulitkan manusia lain dalam memahami penyampaian yang di sampaikan oleh
manusia itu sendiri.
Tidak hanya itu, bahasa juga memiliki banyak sekali keberagaman. Tidak
jarang di tiap-tiap Negara pula bahasa memiliki banyak sekali macamnya di tiap-
tiap daerah yang ada di Negara tersebut. Salah satunya adalah bahasa daerah Jawa
Serang yang ada di Negara Indonesia.
6
Bahasa daerah merupakan bahasa yang asli bersumber dari sebuah
kelompok atau masyarakat dari sebuah tempat berdaerah. Biasanya bahasa ini
sering digunakan oleh penduduk asli yang memiliki bahasa tersebut. Akan tetapi
seiring berkembangnya zaman generasi muda nampaknya mulai jarang
menggunakan bahasa ini dan biasanya para sesepuh atau kepala daerahlah yang
masih menggunakan bahasa daerah ini.
Bahasa daerah juga merupakan ciki khas suatu tempat kepada tempat
lainnya dimana itu merupakan suatu kearifan lokal yang seharusnya bisa
dilestarikan guna mempertahankan kebudayaan luhur.
Bahasa daerah sering dianggap kuno oleh masyarakat perkotaan dan
modern, padahal dari kedaerahanlah suatu kota dapat tercipta. Selain itu, bahasa
daerah juga merupakan warisan budaya yang dianggap unik dimata dunia
sehingga dengan adanya bahasa daerah di tiap-tiap tempat di Indonesia
merupakan wujud dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.
7
adanya bahasa Jawa serang. oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa cara untuk
menjaga dan melesatrikan adanya bahasa daerah Jawa Serang.
Berkenaan dengan bahasa terdapat berbagai variasi bahasa di Indonesia,
tidak terkecuali variasi bahasa yang ada di Kota Serang, Provinsi Banten.
Masyarakat Kota Serang menggunakan bahasa Jawa dialek Banten atau familiar
dikenal dengan bahasa jaseng atau Jawa Serang. Bahasa Jawa Serang atau Bahasa
Jawa Banten adalah bahasa Jawa yang telah mengalami akulturasi
dengan kebudayaan Sunda Banten. Sebagian besar bahasanya sama seperti bahasa
Jawa aslinya namun kata-kata yang pada bahasa Jawa asli berakhiran 'o' pada
bahasa Jawa Serang berakhiran 'e' (baca: seperti e pada kata "peti") seperti akhiran
pada bahasa Melayu/Malaysia. Misalnya kata "apa" yang dalam bahasa Jawa
aslinya adalah "opo" menjadi "ape" pada bahasa Jawa Serang. Sebagian lagi
merupakan bahasa Sunda Banten yang berbeda pula dengan Sunda Priangan.
Pada bahasa Jawa dialek Banten terdapat dua variasi bahasa yang
digunakan masyarakat penutur, yaitu bahasa Jawa dialek Banten ragam tinggi dan
bahasa Jawa dialek Banten ragam rendah. Terdapat perbedaan antara kedua ragam
bahasa tersebut. Ragam tinggi pada bahasa Jawa dialek Banten sering disebut
bebasan yaitu bahasa halus, bahasa yang dianggap lebih sopan untuk digunakan.
Biasanya bahasa ragam halus digunakan dalam situasi dan pada orang-orang
tertentu. Ragam bahasa bebasan dianggap lebih sopan sehingga sering digunakan
oleh orang-orang dewasa, para tokoh masyarakat. Selain digunakan untuk
berkomunikasi antar penutur, bahasa bebasan biasanya digunakan pula pada
acara-acara resmi, seperti pada acara upacara pernikahan, pengajian, dan
perkumpulan masyarakat. Sedangkan bahasa Jawa dialek Banten ragam rendah
sering disebut dngan isilah bahasa kasar yang mayoritas digunakan oleh
masyarakat penutur. Bahasa ragam kasar dan kurang sopan, tetapi basa ragam
kasar ini dianggap lebih santai untuk digunakan dalam percakapan sehari-hari
baik untuk berbicara sesama teman maupun dengan orang yang lebih dewasa
ataupun lebih muda.(Wikipedia).
8
2.4 Masyarakat Remaja Lingkungan Komplek Untirta Permai
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data adalah sebuah cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk bisa mengumpulkan data yang terkait dengan
permasalahan dari peneliti yang diambil.
Teknik yang digunakan dalam karya tulis ini adalah dengan cara
angket dan hasil wawancara.
2. Teknit Pengolahan Data
Teknik pengelolaan data adalah catatan atas kumpulan fakta. Teknik
pengelolaan data yang digunakan oleh penulis dalam karya tulis adalah
dengan mengumpulkan hasil angket pertanyaan yang telah dijawab
oleh narasumber seputar materi yang terdapat dalam karya tulis ini.
Serta mengumpulkan jawaban hasil wawancara dari narasumber
seputar materi karya tulis ini.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
Tidak banyak dampak yang terjadi di kehidupan sehari-hari dengan bahasa
daerah Jawa Serang di kalangan remaja di Lingkungan Komlek Untrita Permai
ini, karena memang sebagian besar mereka lebih memilih tidak menggunakan
bahasa asli mereka dengan alasan tertentu. Sehingga dampak yang dirasa oleh
sebagiannya yang menggunakan bahasa asli daerah Jawa Serang juga tidak
terlalu terasa.
Ada berbagai cara untuk meletarikan bahasa daerah Jawa Serang di
kalangan remaja. Namun kembali kepada masing-masing remaja itu sendiri
tentang niat dan keinginan mereka yang merupakan pondasi awal terjaganya
bahasa leluhur.
13
2) Dianggap kurang mengikuti zaman
Menurut Frola (salah satu remaja di Lingkungan Komplek
Untirta Permai) “Bahasa daerah Jawa Serang di kalangan remaja di
Lingkungan Komplek Untirta Permai dianggap merupakan bahasa
kampung. Sehingga kami kurang berminat untuk menggunakannya.
Meski demikian kami sadar bahwa banyak manfaat yang akan terjadi
apabila kami dapat melestarikannya.”
14
DAFTAR DIAGRAM
Jadi, meskipun dengan beberapa alasan ada terbukti bahwa sebagian besar
dari mereka mengenal bahasa daerah Jawa Serang.
15
Sudah diketahui bahwasannya sebagian besar masyarakat di daerah ini
merupakan penduduk asli yang tinggal pula di daerah sini hanya saja karena
pendatang baru yang ada dan membawa pengaruh terhadap remaja asli serta
pergaulan modernisasi yang membuat para remaja kurang mengenal dengan
bahasa asli mereka sendiri. Tidak hanya itu, kurangnya partisipasi para orangtua
dan sesepuh dalam mengajarkan dan melatih anak-anaknya sejak dini juga
membuat mereka kurang dalam berkemampuan menggunakan bahasa daerah Jawa
Serang. Sehingga sebagian besar remaja sekitar 59,7% dianggap kurang mampu
dalam menggunakan bahasa daerah Jawa serang dibandingkan dengan 40,3%
remaja yang mampu menggunakannya dengan baik dan benar.
Jadi, pada data kali ini mayoritas remaja di Lingkungan Komplek Untita
Permai kurang mampu dalam menggunakan bahasa daerah Jawa Serang dengan
baik dan benar.
16
Jawa Serang adalah salah satu kearifan lokal yang perlu dilestarikan daripada
2,9% yang tidak mengakuinya.
17
91,9% Para remaja dengan kesadaran tinggi di masyarakat Lingkungan
Komplek Untirta ini juga sebetulnya sadar apabila dikenalkannya bahasa daerah
Jawa Serang keruang lingkup lebih luas akan sangat berdampak baik. Selain
menunjukkann keciri khasan yang ada di Banten atau Jawa Serang juga dapat
dijadikan sebagai bentuk pelestarian terhadap penggunaan bahasa daerah yang
kini kian memudar.
Jadi, sebagian besar dari mereka mengetahui dan menyetujui dengan anggapan
bahwa jika diangkatnya bahasa daerah Jawa Serang ke ruang lingkup lebih luas
justru akan membawa dampak positif.
18
DAFTAR GRAFIK
100
90
80
70
60
50
setuju
40
tidak setuju
30
20
10
0
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
1 2 3 4 5
19
merupakan bahasa kebudayaan yang merupakan ciri khas daerah
kami.”
2) Saling mengajarkan
Frola (salah saru remaja Lingkungan Komplek Untirta
Permai) : “Apabila ada yang mampu dalam berbahasa daerah Jawa
Serang sudah sepatutnya untuk dapat berbagi ilmu kepada yang belum
mampu agar dapat berkemampuan dalam bidang tersebut. Baik yang
lebih tua maupun yang lebih muda. Karena menurut saya ilmu yang
baik adalah ilmu yang dapat bermanfaat bagi manusia lainnya.”
20
4.3 Temuan-temuan Hasil Penelitian
4.3.1 Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Lingkungan Komplek Untirta
Permai, bahwa penulis menemukan dampak positif dan negatif terhadap bahasa
yang digunakan warga Kecamatan Pontang yaitu:
a. Dampak positif
Adapun dampak positif dengan memiliki minat dan berkemampuan
berbahasa daerah Jawa Serang masyarakat remaja di Lingkungan Komplek
Untirta antara lain ialah, lebih mengenalkan kepada daerah luar tentang ciri
khas yang ada di daerah Jawa Serang. Selain itu pula dapat mempermudah
para remaja untuk berkomunikasi dengan sesepuh-sesepuh di daerah tersebut.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif adanya bahasa jawa serang antara lain ialah mengurangi
kemampuan dalam berbahasa nasional dan berbahasa asing apabila tidak di
seimbangkan. Sehingga dapat dianggap kurang cakap dalam penggunaannya.
4.3.2 Adanya perbandingan bahasa asing dengan bahasa daerah Jawa Serang
21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Seiring berkembangnya zaman, banyak kebudayaan luar yang masuk
sehingga membuat minat dan kemampuan remaja dalam berbahasa daerah
Jawa Serang menjadi berkurang. Karena masih banyak yang tidak
mewariskan bahasa daerah Jawa serang terutama kepada remaja, seperti yang
ada di Lingkungan Komplek Untirta Permai. Serta kurangnya aksi dalam
kesadaran para remaja tentang pentingnya menjaga bahasa leluhur.
5.2 Saran
Setelah penulis mendapatkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut.
22
DAFTAR PUSTAKA
Aries, Erna febru. 2010. Design Action research. Malang: Aditya Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
23