Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan bermacam macam


perbedaan diantaranya ras, suku bangsa, agama, dan aliran politik. Dengan adanya
keberagaman yang ada, maka diperlukan pemersatu di dalamnya sehingga lebih
mudah untuk penduduknya saling berinteraksi satu sama lain. Salah satu
pemersatu suatu keberagaman adalah bahasa.
Bahasa adalah salah satu alat pemersatu yang di gunakan untuk
berinteraksi. Tanpa adanya bahasa seseorang akan kesulitan dalam menyampaikan
sesuatu terhadap orang lain. Bahasa juga sangat melekat pada kehidupan manusia.
Bahasa menjadi pokok utama dalam sebuah percakan pembicaraan. Tanpa adanya
bahasa seseorang juga akan sulit memahami apa disampaikan oleh lawan
bicaranya.
Bahasa sebagai salah satu alat komunikasi sangatlah penting bagi
kehidupan sehari-hari. Bahasa pula dijadikan sebagai salah satu alat interaksi
untuk mempermudah dalam berkomunikasi. Dengan keberagaman budaya yang
ada di Indonesia maka diperlukan pembeda di dalamnya, salah satunya adalah
dengan adanya bahasa daerah.
Selain itu bahasa merupakan identitas suatu daerah yang dimana
didalamnya memiliki dialek dan ciri khasnya tersendiri. Sehingga sebagai
pembedanya bahasa memiliki berbagai macam jenis sesuai tempat dan daerahnya
masing masing. Salah satunya adalah bahasa daerah Jawa Serang.

1
Di zaman modernisasi seperti sekarang ini bahasa daerah salah satunya
Jawa Serang di kalangan remaja berangsur angsur mulai luntur. hal ini perlu di
perhatikan mengingat generasi penerus bangsa adalah para kaum kaum muda
yang akan meneruskan perjuangan para pendahulu pendahulunya. Sehingga,
minat dan kemampuan mereka juga perlu ada. dengan begitu kita perlu
mengetahui penyebab apa sajakah yang di alami para remaja hingga mereka
kurang berminat dan berkemampuan dalam berbahasa daerah Jawa Serang, baik
itu secara penggunaan maupun teori.
Bahasa daerah perlu dilestarikan karena itu merupakan identitas dan ciri
khas suatu tempat atau daerah itu sendiri. Oleh karena itu, remaja seharusnya bisa
lebih sadar akan kebudayaan daerahnya sendiri sehingga mereka mau belajar
tentang daerahnya sendiri salah satunya adalah mempelajari bahasa daerah Jawa
Serang. karena itu dapat menumbuhkan kecintaan terhadap tanah asalnya yang
dapat menjadikan minat dan kemampuan para remaja di bidang bahasa daerah
Jawa Serang dapat di aplikasikan di kehidupan sehari-hari.
Bahasa daerah Jawa Serang yang sudah ada bisa menjadi salah satu media
belajar para remaja dalam mempelajari dan memdalami bahasa daerah Jawa
Serang itu sendiri. Tidak hanya itu, agar bahasa daerah tidak semakin luntur
bahasa daerah Jawa Serang juga perlu di lestarikan.
Berdasarkan yang penulis ketahui tepatnya di daerah Lingkungan
Komplek Untirta Permai, banyak ditemukan para pemuda dengan penggunaan
bahasa daerah Jawa Serang banyak yang sudah berkurang. Oleh karena itu kita
perlu menemukan cara agar bahasa daerah Jawa Serang di tempat itu tidak benar
benar hilang. Oleh karena itu penulis memilih untuk membuat judul “Analisis
Minat dan Kemampuan Remaja dalam Berbahasa Daerah Jawa Serang di
Lingkungan Komplek Untirta Permai”

2
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas,
maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut.
1. Banyak terjadi di ingkungan remaja salah satunya di daerah
Lingkungan Komplek Untirta Permai perihal menurunnya tingkat
minat dan kemampuan dalam berbahasa daerah Jawa Serang.
2. Dibutuhkan cara bagaimana untuk dapat melestarikan minat dan
kemampuan remaja dalam berbahasa daerah Jawa Serang.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas yang penulis
ambil dalam karya tulis ini adalah.
1. Apa penyebab berkurangnya minat dan kemampuan remaja dalam
berbahasa daerah Jawa Serang?
2. Bagaimana dampak dan kemampuan remaja dengan adanya bahasa
daerah Jawa Serang di kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimanakah cara melestarikan minat dan kemampuan remaja dalam
berbahasa daerah Jawa Serang di Lingkungan Komplek Untirta
Permai?

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian pada karya tulis ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa sajakah yang menjadi penyebab berkurangnya
minat dan kemampuan remaja dalam berbahasa daerah Jawa Serang?
2. Untuk mengetahui dampak minat dan kemampuan remaja dengan
adanya bahasa daerah Jawa Serang di kehidupan sehari-hari.
3. Untuk mengetahui cara melestarikan minat dan kemampuan remaja
dalam berbahasa daerah Jawa Serang di Lingkungan Komplek Untirta
Permai.

3
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian pada karya tulis ini adalah.
1. Bagi Penulis
a. Secara Administratif
Sebagai salah satu kegiatan yang wajib dilakukan guna memenuhi
syarat kelulusan di kelas 11 di MAN 2 Kota Serang.
b. Secara Teoris
Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru bagi penulis
seputar materi dan pembelajaran dalam karya tulis ini.
c. Secara Praktis
Dapat memberikan pengalaman kepada penulis dalam mencari
informasi seputar materi yang ada di karya tulis. Serta mencari
kefaktualan tentang informasi tersebut. Juga dapat memberikan
pengalaman dalam mengasah otak untuk mengatur rangkaian kata
dalam karya tulis.
2. Bagi Lembaga
Dapat memperbanyak buku karya tulis dari setiap siswa kelas
11, dapat mengisi atau menambah koleksi di perpustakaan MAN 2
Kota Serang, serta sebagai salah satu pedoman untuk generasi
berikutnya dalam pembuatan karya tulis.
3. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca antara lain ialah dapat mengetahui suatu
informasi dan wawasan baru yang mungkin belum pernah terdapat
pada karya ilmiah lainnya serta dapat menjadi sumber referensi untuk
dijadikan tolak ukur antara karya satu dengan yang lainnya.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bahasa

Bahasa adalah sistem lambing bunyi yang arbitrer dimana dapat untuk
dimanfaatkan oleh semua orang dalam berinteraksi, bekerja sama, serta mengnali
diri terhadap percakapan yang baik serta tingkah laku dan sopan santun. (Hasan
Alwi).
Sebagai manusia yang bernotabennya sebagai makhluk sosial kita
seringkali sangat memerlukan kumunikasi guna perantara untuk saling tolong
menolong, berjual beli, metode belajar dan mengajar dalam perndidikan, dan
sebagainya. Oleh karena itu kita memutuhkan sesuatu yang dapat digunakan
sebagai alat untuk berinteraksi. Tidak hanya itu, Bahasa dari (bahasa sanksekerta )
adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan makhluk
lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa
disebut linguistic.
Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6.000-7.000 bahasa.
Namun, perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang
mungkin terjadi antara bahasa dan dialek.bahasa alami adalah bicara atau bahasa
isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandingkan kedalam media kedua
menggunakan stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya tulisan grafis,
braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa bersifat independen terhadap modalitas.
Sebagai konsep umum, “bahasa” bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk
dapat mempelajari dan memnggunakan sistem komunikasi yang komplek, atau
untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau
sekumpulan pengucapan yang dapat di hasilkan dari aturan- aturan tersebut.
Semua bahasa tergantung pada proses simiosis untuk menghubungkan isyarat dan
makna tertentu.(Wikipedia).

5
Bahasa manusia sangat unik karena memiliki sifat sifat produktif, rekursif,
dan pergeseran. Karena keseluruhan bahasa manusia tergantung pula pada
konvensi serta edukasi sosial. Strukturnya yang komplek mampu memberikan
kemungkinan ekspresi dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem
komunikasi hewan yang di ketahui.
Sejak zaman hominin, bahasa diperkirakan mulai secara bertahap
mengubah sistem kumunikasi antar primata. primata kemudian memperoleh
kemampuan untuk membentuk suatu teori pikiran dan intensionalitas.
Perkembangan tersebut terkadang diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya
volume otak, dan banyak ahli bahasa yang berpendapat bahwa struktur bahasa
berkembang untuk melayani fungsi sosial dan komunikatif tertentu. Bahasa
diperoleh pada banyak lokasi yang berbeda pada otak manusia, terutama di area
broca dan area Wernicke.(Wikipedia).
Oleh karena itu bahasa sangat penting bagi kehidupan sehari-hari. Seperti
latar belakang di atas, apabila manusia tidak mampu dalam berbahasa maka akan
menyulitkan manusia lain dalam memahami penyampaian yang di sampaikan oleh
manusia itu sendiri.
Tidak hanya itu, bahasa juga memiliki banyak sekali keberagaman. Tidak
jarang di tiap-tiap Negara pula bahasa memiliki banyak sekali macamnya di tiap-
tiap daerah yang ada di Negara tersebut. Salah satunya adalah bahasa daerah Jawa
Serang yang ada di Negara Indonesia.

2.2 Pengertian Bahasa Daerah

Bahasa daerah adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu


dalam sebuah konteks inter-subjektif.(Bill Adams).

Bahasa daerah merupakan bahasa setempat yang berada di suatu daerah


atau suku di suatu negara salah satunya Negara Indonesia. Bahasa daerah atau
bahasa regional adalah bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah
Negara berdaulat, yaitu suatu daerah kecil, Negara bagian federal, provinsi, atau
teritori yang lebih luas.(Wikipedia).

6
Bahasa daerah merupakan bahasa yang asli bersumber dari sebuah
kelompok atau masyarakat dari sebuah tempat berdaerah. Biasanya bahasa ini
sering digunakan oleh penduduk asli yang memiliki bahasa tersebut. Akan tetapi
seiring berkembangnya zaman generasi muda nampaknya mulai jarang
menggunakan bahasa ini dan biasanya para sesepuh atau kepala daerahlah yang
masih menggunakan bahasa daerah ini.

Bahasa daerah juga merupakan ciki khas suatu tempat kepada tempat
lainnya dimana itu merupakan suatu kearifan lokal yang seharusnya bisa
dilestarikan guna mempertahankan kebudayaan luhur.
Bahasa daerah sering dianggap kuno oleh masyarakat perkotaan dan
modern, padahal dari kedaerahanlah suatu kota dapat tercipta. Selain itu, bahasa
daerah juga merupakan warisan budaya yang dianggap unik dimata dunia
sehingga dengan adanya bahasa daerah di tiap-tiap tempat di Indonesia
merupakan wujud dari semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

2.3 Pengertian Bahasa Daerah Jawa Serang

Bahasa daerah merupakan bahasa setempat yang berada di suatu daerah


atau suku di suatu negara salah satunya Negara Indonesia. Bahasa daerah atau
bahasa regional adalah bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah
Negara berdaulat, yaitu suatu daerah kecil, Negara bagian federal, provinsi, atau
teritori yang lebih luas. Bahasa daerah seringkali di anggap sebagai bahasa kuno,
padahal sebenarnya bahasa daerah juga menjadi salah satu ciri khas dan pembeda
antar daerah itu sendiri dan daerah lain. Meskipun bahasa baku dan pemersatu
Indonesia adalah bahasa Indonesia tidak menutup kemungkinan adanya eksistensi
bahasa daerah bisa maju apabila dilestarikan.
Di zaman era globalisasi seperti sekarng ini, lambat laun bahasa daerah
terutama bahasa Jawa Serang semakin memudar. Salah satu faktornya antara lain
adalah banyaknya bahasa asing yang masuk kedalam kehidupan para remaja.
Seperti bahasa gaul, bahasa inggris dll. Tidak hanya itu karena bahasa daerah di
anggap sebagai bahasa yang kuno, maka para remaja kurang tertarik dengan

7
adanya bahasa Jawa serang. oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa cara untuk
menjaga dan melesatrikan adanya bahasa daerah Jawa Serang.
Berkenaan dengan bahasa terdapat berbagai variasi bahasa di Indonesia,
tidak terkecuali variasi bahasa yang ada di Kota Serang, Provinsi Banten.
Masyarakat Kota Serang menggunakan bahasa Jawa dialek Banten atau familiar
dikenal dengan bahasa jaseng atau Jawa Serang. Bahasa Jawa Serang atau Bahasa
Jawa Banten adalah bahasa Jawa yang telah mengalami akulturasi
dengan kebudayaan Sunda Banten. Sebagian besar bahasanya sama seperti bahasa
Jawa aslinya namun kata-kata yang pada bahasa Jawa asli berakhiran 'o' pada
bahasa Jawa Serang berakhiran 'e' (baca: seperti e pada kata "peti") seperti akhiran
pada bahasa Melayu/Malaysia. Misalnya kata "apa" yang dalam bahasa Jawa
aslinya adalah "opo" menjadi "ape" pada bahasa Jawa Serang. Sebagian lagi
merupakan bahasa Sunda Banten yang berbeda pula dengan Sunda Priangan.

Pada bahasa Jawa dialek Banten terdapat dua variasi bahasa yang
digunakan masyarakat penutur, yaitu bahasa Jawa dialek Banten ragam tinggi dan
bahasa Jawa dialek Banten ragam rendah. Terdapat perbedaan antara kedua ragam
bahasa tersebut. Ragam tinggi pada bahasa Jawa dialek Banten sering disebut
bebasan yaitu bahasa halus, bahasa yang dianggap lebih sopan untuk digunakan.
Biasanya bahasa ragam halus digunakan dalam situasi dan pada orang-orang
tertentu. Ragam bahasa bebasan dianggap lebih sopan sehingga sering digunakan
oleh orang-orang dewasa, para tokoh masyarakat. Selain digunakan untuk
berkomunikasi antar penutur, bahasa bebasan biasanya digunakan pula pada
acara-acara resmi, seperti pada acara upacara pernikahan, pengajian, dan
perkumpulan masyarakat. Sedangkan bahasa Jawa dialek Banten ragam rendah
sering disebut dngan isilah bahasa kasar yang mayoritas digunakan oleh
masyarakat penutur. Bahasa ragam kasar dan kurang sopan, tetapi basa ragam
kasar ini dianggap lebih santai untuk digunakan dalam percakapan sehari-hari
baik untuk berbicara sesama teman maupun dengan orang yang lebih dewasa
ataupun lebih muda.(Wikipedia).

8
2.4 Masyarakat Remaja Lingkungan Komplek Untirta Permai

Masyarakat untirta merupakan masyarakat yang tinggal di daerah


Lingkungan Pakupatan tepatnya di suatu komplek Lingkungan Untirta.
Banyaknya keberagaman yang disini sangat menarik hati penulis untuk dijadikan
suatu objek dalam sebuah penelitian dan pembuktian mengenai bahasa daerah
terutama bahasa yang sering ada di lingkungan itu sendiri yakni bahasa daerah
Jawa Serang. Nama untirta diambil dari suatu universitas yang ada di daerah
tersebut yakni univeritas Sultan Ageng Tirtayasa. Ini merupakan nama salah satu
kesultanan banten.
Sultan Ageng Tirtayasa merupakan pahlawan yang berasal dari Provinsi
Banten. Lahir pada tahun 1631. Beliau putra dari Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan
Ratu Marta Kusuma yang menjadi sulatan banten pada periode 1640-1650.
Perjuangan beliau salah satunya adalah menentang Belanda karena VOC
menerapkan perjanjian Monopoli perdagagan yang merugikan kesultanan dan
rakyat Banten. Di masa mudanya, Beliau di beri gelar Pangeran Surya. Peran
Sultan Ageng Tirtayasa dalam perkembangan Islam di Banten sangat
berpengaruh. Dia menginginkan Banten mempunyai kerajaan Islam. Sultan Ageng
Tirtayasa merupakan pemimpin yang berkarakter intelektual damn tegas. Baginya
kepentingan rakyat adalah segala galanya.(Wikipedia).
Banyaknya penduduk yang tinggal di daerah ini menghasilkan banyaknya
pula para remaja dengan angka kepadatan yang menyamai kalangan masyarakat
lainnya. Sehingga sebagian besar aktivitas yang ada di daerah ini banyak
dicampur tangani oleh para remaja dalam kegiatan tersebut. Tidak menutup
kemungkinan pula remaja sebagai penerus bangsa menjadi cerminan masadepan
daerah tersebut. Sehingga penulis tertarik untuk mencari tahu informasi melalui
kalangan remaja.

9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Adapun Metodologi dalam penelitian ini sebagai berikut.

3.1 Setting Penelitian


Setting yang di lakukan penulis adalah sebagai berikut:
 Lokasi
Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian di daerah
padat penduduk remaja di lingkungan Komplek Untirta Permai Kota
Serang, Provinsi Banten.
 Waktu Penelitian
Hari/tanggal : Minggu 26 April 2020
Pukul :16.30–18.00 WIB

3.2 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Metode penilitian yaitu.
 Metode Deskriptif Kualitatif
Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang berfokus
pada pemahaman terhadap fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat.
Penelitian kualitatif ini sangat penting sebagai studi pendahuluan
bagi penelitian lain/lanjutan dan menafsirkan sekaligus
menguraikan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang
terjadi.

3.3 Teknik Penelitian


Teknik penelitian adalah penjabaran metode penelitian. Arti lainnya dari
teknik penelitian adalah sistem atau metode penelitian dengan meneliti
langsung objeknya.

10
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data adalah sebuah cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk bisa mengumpulkan data yang terkait dengan
permasalahan dari peneliti yang diambil.
Teknik yang digunakan dalam karya tulis ini adalah dengan cara
angket dan hasil wawancara.
2. Teknit Pengolahan Data
Teknik pengelolaan data adalah catatan atas kumpulan fakta. Teknik
pengelolaan data yang digunakan oleh penulis dalam karya tulis adalah
dengan mengumpulkan hasil angket pertanyaan yang telah dijawab
oleh narasumber seputar materi yang terdapat dalam karya tulis ini.
Serta mengumpulkan jawaban hasil wawancara dari narasumber
seputar materi karya tulis ini.

3.4 Intrumen Penelitian


a. Wawancara
Wawancara merupakan instrumen penelitian dalam karya tulis ini.
Dimana peneliti akan menanyakan langsung kepada narasumber
seputar materi yang ada di karya tulis ini.
b. Angket
Angket merupakan instrument lainnya yang dilakukan peneliti dalam
karya tulis ini. Peneliti akan memberikan pertanyaan point lewat
lembaran dalam bentuk jadi ataupun file.

11
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengamatan Pendahuluan


Pekerjaan sehari-hari masyarakat di Lingkungan Komplek Untirta Permai
sebenarnya sama saja seperti di lingkungan masyarakat lainnya, mulai dari ibu
rumah tangga, pegawai, pelajar, mahasiswa maupun yang memiliki usaha
sendiri. Hanya saja, lingkungan masyarakat Komplek Untirta yang merupakan
bagian dari daerah kota serang ini dianggap cukup menggunakan budaya yang
sudah modernisasi. Daerah ini termasuk salah satu daerah yang penggunaan
bahasa aslinya sudah mulai pudar. Ditambah dengan seiring perkembangan
zaman, Bahasa Daerah Jawa Serang mengalami penurunan pemakaiannya.
Sebagian besar masyarakat di daerah ini sudah menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa sehari-hari mereka. Kendati demikian masih ada
beberapa warga terutama remaja di masyarakat tersebut yang masih
menggunakan bahasa asli mereka sebagai bahasa sehari-hari yakni bahasa
daerah Jawa Serang.
Karena tingkat penasaran penulis masyarakat komplek Untirta menjadi
daya tarik tersendiri bagi penulis untuk meneliti tentang budaya asli di daerah
itu sendiri terutama di bidang bahasa yaitu bahasa daerah Jawa Serang.
Ada beberapa faktor penyebab penurunanya bahasa daerah Jawa Serang
ini sebetulnya sangat banyak dan beragam. Karena mereka para remaja terlahir
di era modernisasi seperti sekarang ini, tidak menutup kemungkinan untuk
mereka juga ingin mengikuti alur perkembangan zaman. Meskipun demikian,
akan jauh lebih baik apabila mereka juga mampu untuk menjaga bahasa asli
mereka yaitu bahasa daerah Jawa Serang.

12
Tidak banyak dampak yang terjadi di kehidupan sehari-hari dengan bahasa
daerah Jawa Serang di kalangan remaja di Lingkungan Komlek Untrita Permai
ini, karena memang sebagian besar mereka lebih memilih tidak menggunakan
bahasa asli mereka dengan alasan tertentu. Sehingga dampak yang dirasa oleh
sebagiannya yang menggunakan bahasa asli daerah Jawa Serang juga tidak
terlalu terasa.
Ada berbagai cara untuk meletarikan bahasa daerah Jawa Serang di
kalangan remaja. Namun kembali kepada masing-masing remaja itu sendiri
tentang niat dan keinginan mereka yang merupakan pondasi awal terjaganya
bahasa leluhur.

4.2 Paparan Data Hasil Penelitian

1. Apa penyebab berkurangnya minat dan kemampuan remaja dalam


berbahasa daerah Jawa Serang?
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan dengan bertanya
langsung dan berdasarkan hasil isi angket dari kalangan remja daerah
setempat. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab berkurangnya minat
dan kemampuan remaja dibidang bahasa daerah Jawa Serang di
lingkungan masyarakat Komplek Untirta :
1) Tidak dibiasakan sejak dini
Menurut Nurul Azizah (Guru muda pengajian) : “Banyak
orangtua di masyarakat Lingkungan Komplek Untirta yang tidak
membiasakan menggunakan bahasa asli daerah Jawa Serang kepada
anak-anak mereka. Sehingga anak muda di daerah ini tidak terbiasa
dengan bahasa asli mereka sejak dini. Meski begitu mereka sebetulnya
mengenal bahasa daerah Jawa Serang.”

13
2) Dianggap kurang mengikuti zaman
Menurut Frola (salah satu remaja di Lingkungan Komplek
Untirta Permai) “Bahasa daerah Jawa Serang di kalangan remaja di
Lingkungan Komplek Untirta Permai dianggap merupakan bahasa
kampung. Sehingga kami kurang berminat untuk menggunakannya.
Meski demikian kami sadar bahwa banyak manfaat yang akan terjadi
apabila kami dapat melestarikannya.”

3) Dapat mengurangi kemampuan dalam berbahasa Indonesia


Menurut Iqlima Wildatutssalis (salah satu remaja Lingkungan
Komplek Untirta Permai) : “Apabila kami dari dulu terlalu terbiasa
dengan bahasa daerah Jawa Serang dan kurang mampu
menyeimbangkannya mungkin kami akan merasa kesulitan untuk
bersosialisasi dengan orang luar Jawa Serang karena kami belum
terbiasa dengan bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Meski begitu
kami sadar sudah sepatutnya kami melestarikannya.”

2. Bagaimana dampak dan kemampuan remaja dengan adanya bahasa


daerah Jawa Serang di kehidupan sehari-hari?

Adapun dampak yang terjadi apabila mereka menggunakan bahasa


asli daerah Jawa Serang di kehidupan sehari-hari ialah.

1) Nurul Azizah (Guru muda pengajian) : “mungkin saya akan lebih


mudah berkomunikasi dengan para sesepuh warga sini.”
2) Frola (salah saru remaja Lingkungan Komplek Untirta Permai) :
“Sepertinya saya akan dianggap kurang mengikuti zaman oleh teman-
teman saya kelak.”
3) Iqlima Wildatutssalis (salah satu remaja di Lingkungan Komplek
Untirta Permai) : “Mungkin saya akan kesulitan dalam menggunakan
bahasa Indonesia apabila saya tidak terbiasa dengan menyeimbangkan
antara bahasa Jawa Serang dengan bahasa Indonesia saya.”

14
DAFTAR DIAGRAM

Menurut diagram atau grafik lingkaran di atas, 82,3% remaja di


Lingkungan Komplek Untirta Permai mengenal bahasa daerah Jawa Serang.
kebanyakan dari mereka merupakan penduduk asli yang tinggal di daerah ini.
Namun karena banyak pula pendatang baru yang membawa pengaruh luar serta
pergaulan para remaja yang kian mengikuti gaya barat sehingga 17,7% remaja di
limgkungan ini tidak mengenal apa itu bahasa daerah Jawa Serang.

Jadi, meskipun dengan beberapa alasan ada terbukti bahwa sebagian besar
dari mereka mengenal bahasa daerah Jawa Serang.

15
Sudah diketahui bahwasannya sebagian besar masyarakat di daerah ini
merupakan penduduk asli yang tinggal pula di daerah sini hanya saja karena
pendatang baru yang ada dan membawa pengaruh terhadap remaja asli serta
pergaulan modernisasi yang membuat para remaja kurang mengenal dengan
bahasa asli mereka sendiri. Tidak hanya itu, kurangnya partisipasi para orangtua
dan sesepuh dalam mengajarkan dan melatih anak-anaknya sejak dini juga
membuat mereka kurang dalam berkemampuan menggunakan bahasa daerah Jawa
Serang. Sehingga sebagian besar remaja sekitar 59,7% dianggap kurang mampu
dalam menggunakan bahasa daerah Jawa serang dibandingkan dengan 40,3%
remaja yang mampu menggunakannya dengan baik dan benar.

Jadi, pada data kali ini mayoritas remaja di Lingkungan Komplek Untita
Permai kurang mampu dalam menggunakan bahasa daerah Jawa Serang dengan
baik dan benar.

Karena semakin berkembangnya era modernisasi maka smakin


mempengaruhi perkembangan pendidikan yang membentuk pola pikir lebih maju
sehingga masyarakat terutama para remaja memiliki pandangan yang lebih maju
dan kritis. Oleh karena itu sebenarnya remaja di Lingkungan Komplek Untirta
Permai ini masih memiliki kesadaran dalam hal leluhur. Hanya saja mereka
kurang aksi dalam membuktikan kesadaran tersebut. Terbukti bahwa 95,2%
remaja di Lingkungan Komplek Untirta Permai lebih mengakui Bahasa daerah

16
Jawa Serang adalah salah satu kearifan lokal yang perlu dilestarikan daripada
2,9% yang tidak mengakuinya.

Jadi, berdasarkan diagram diatas, mayoritas remaja di Limgkungan


Komplek Untirta ini memiliki kesadaran dalam hal tersebut.

Kurangnya kemampuan dalam menggunakan bahasa asli daerah jawa serang


bukan berarti mencirikan ketidak cintaan para remaja pada bahasa daerah. Namun
sebagian besar dari mereka juga mengetahui dan menyadari alangkah lebih
terwujudnya bentuk kecintaan terhadap bahasa daerah apabila dapat diterapkan di
lingkungan sekitar. 90,3% para remaja terbukti setuju akan hal ini berbanding
dengan 9,7% mereka yang tidak setuju terhadap anggapan ini.

Jadi, penerapan bahasa daerah Jawa Serang dilingkungan sekitar sebagai


bentuk kecintaan terhadap bahasa daerah lebih banyak di setujui oleh remaja
masyarakat Lingkungan Komplek Untirta Permai.

17
91,9% Para remaja dengan kesadaran tinggi di masyarakat Lingkungan
Komplek Untirta ini juga sebetulnya sadar apabila dikenalkannya bahasa daerah
Jawa Serang keruang lingkup lebih luas akan sangat berdampak baik. Selain
menunjukkann keciri khasan yang ada di Banten atau Jawa Serang juga dapat
dijadikan sebagai bentuk pelestarian terhadap penggunaan bahasa daerah yang
kini kian memudar.

Jadi, sebagian besar dari mereka mengetahui dan menyetujui dengan anggapan
bahwa jika diangkatnya bahasa daerah Jawa Serang ke ruang lingkup lebih luas
justru akan membawa dampak positif.

18
DAFTAR GRAFIK

100
90
80
70
60
50
setuju
40
tidak setuju
30
20
10
0
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
1 2 3 4 5

Dapat disimpulkan pada grafik diatas dimana mayoritas masyarakat


sebetulnya mengetahui dan mnyadari adanya bahasa daerah Jawa Serang
meskipun mayoritas mereka tidak merkemampuan dalam menggunakannya
dengan baik dan benar.

3. Bagaimanakah cara melestarikan minat dan kemampuan remaja


dalam berbahasa daerah Jawa Serang di Lingkungan Komplek
Untirta Permai?

Karena sebagian kalangan remaja di lingkungan ini memiliki


kekurangan dalam berbahasa daerah Jawa Serang, demikianlah beberapa
cara mereka untuk dapat melestarikan bahasa daerah Jawa serang di
Lingkungan Komplek Untirta Permai di kalangan remaja :

1) Membiasakan sejak dini


Nurul Azizah (Guru muda pengajian) : “Menurut saya, sudah
seharusnya para orangtua untuk mulai mengajarkan dan membiasakan
anak-anaknya untuk dapat berminat serta memiliki kemampuan dalam
berbahasa daerah Jawa Serang. karena biar bagaimanapun, itu

19
merupakan bahasa kebudayaan yang merupakan ciri khas daerah
kami.”

2) Saling mengajarkan
Frola (salah saru remaja Lingkungan Komplek Untirta
Permai) : “Apabila ada yang mampu dalam berbahasa daerah Jawa
Serang sudah sepatutnya untuk dapat berbagi ilmu kepada yang belum
mampu agar dapat berkemampuan dalam bidang tersebut. Baik yang
lebih tua maupun yang lebih muda. Karena menurut saya ilmu yang
baik adalah ilmu yang dapat bermanfaat bagi manusia lainnya.”

3) Menyeimbangkan bahasa Nasional dan bahasa Daerah


Menurut Iqlima Wildatutssalis (salah satu remaja Lingkungan
Komplek Untirta Permai) : “Sebaiknya para remaja mulai membiaskan
diri untuk membagi tempat dalam menggunakan bahasa. Seperti
bahasa daerah di lingkungan rumah dan bahasa nasional di lingkungan
sekolah dan sebaginya. Karena dengan menyeimbangkan kelak tidak
akan terjadi keburukan dalam menggunakan bahasa tersebut. Sehingga
akan menghindari terjadinya anggapan “aneh” dalam penggunaan
bahasa.”

20
4.3 Temuan-temuan Hasil Penelitian

4.3.1 Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Lingkungan Komplek Untirta
Permai, bahwa penulis menemukan dampak positif dan negatif terhadap bahasa
yang digunakan warga Kecamatan Pontang yaitu:

a. Dampak positif
Adapun dampak positif dengan memiliki minat dan berkemampuan
berbahasa daerah Jawa Serang masyarakat remaja di Lingkungan Komplek
Untirta antara lain ialah, lebih mengenalkan kepada daerah luar tentang ciri
khas yang ada di daerah Jawa Serang. Selain itu pula dapat mempermudah
para remaja untuk berkomunikasi dengan sesepuh-sesepuh di daerah tersebut.

b. Dampak Negatif
Dampak negatif adanya bahasa jawa serang antara lain ialah mengurangi
kemampuan dalam berbahasa nasional dan berbahasa asing apabila tidak di
seimbangkan. Sehingga dapat dianggap kurang cakap dalam penggunaannya.

4.3.2 Adanya perbandingan bahasa asing dengan bahasa daerah Jawa Serang

Adapun berbandingan antara bahasa daerah dan bahasa asing


sebetulnya sama sama memiliki kebutuhannya masing masing. Hanya saja
bahasa daerah apabila tidak jaga maka tidak menutup kemungkinan
perebutan budaya bisa terjadi. Karena tidak memiliki bukti dalam
berkemampuan berbahasa daerah aslinya. Namun jika bahasa asing tidak
di kenalkan pada remaja, juga tidak akan menutup kemungkinan untuk
mempersulit remaja dalam mengikuti peradaban dunia seiring
perkembangan zaman.

21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Seiring berkembangnya zaman, banyak kebudayaan luar yang masuk
sehingga membuat minat dan kemampuan remaja dalam berbahasa daerah
Jawa Serang menjadi berkurang. Karena masih banyak yang tidak
mewariskan bahasa daerah Jawa serang terutama kepada remaja, seperti yang
ada di Lingkungan Komplek Untirta Permai. Serta kurangnya aksi dalam
kesadaran para remaja tentang pentingnya menjaga bahasa leluhur.

5.2 Saran
Setelah penulis mendapatkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut.

1) Seharusnya kita tetap melestarikan kebudayaan daerah termasuk bahasa


daerah.
2) Hendaknya kita dapat berminat dan berkemampuan dengan bahasa daerah
Jawa Serang yang baik dan benar tanpa mengenyampingkan penggunaan
bahasa nasional dan bahasa lainnya.
3) Harusnya kita menanamkan sikap mencinta dan bangga terhadap bahasa
daerah.
4) Dikenalkannya bahasa daerah tersebut keluar wilayah daerah itu tersebut.
5) Orangtua seharusnya mewariskan dan mengajarkan bahasa daerah kepada
generasi penerusnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia


Jakarta: Erlangga

Aries, Erna febru. 2010. Design Action research. Malang: Aditya Media.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.


Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

BSNP. 2006. (http://ebookbrowse.com/pengertian-ktsp-pengembangan-silabus-


pdf-d124498151#.T8ZK_3JGtXM.facebook) Dikutip pada 30 Mei 2012
pukul 23.00 WIB).

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hanafiah. 2010. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas dan Model-Model


Pembelajaran. Bandung: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Nusantara.

23

Anda mungkin juga menyukai