Anda di halaman 1dari 12

Revis S. j.

Kadja
1606030085

Benda Tegar & Elastisitas

Benda Tegar Elastisitas

Dinamika Benda Tegar Kesetimbangan Benda Tegar Titik Berat Benda

Torsi
Syarat Dan Pengertian Pengertian

Momen Inersia
Jenis – Jenis Kesetimbangan Letak Titik Berat Benda
Momentum Sudut Homogen

Energi Kinetik

Getaran Modulus Young Hukum Hooke (F=K Δ L)

Persamaan Tegangan Energi Potensial


Getaran Pegas (Er)

Peregangan
Energi Susunan Pegas
Getaran  Paralel
 Seri

Sudut Fase – Fase dan Beda


Fase Gerak Harmonik
Sederhana
Momen Inersia

Momen inersia (Satuan SI: kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Momen inersia berperan
dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara
momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran
lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan
pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik.

Simbol Umum I
Satuan SI kg m2
Satuan lainnya lbf.ft.s2
Simensi SI M L2
L
Turunan dari besaran lainnya I=
ω

Lambang I dan kadang – kadang juga J biasanya digunakan untuk merujuk kepada momen inersia.
Momen Inersia Sejumlah Partikel

Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi
terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. Mula – mula partikel itu diam
(kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear tertentu.
Mula – mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear) setelah
diberikan gaya. Dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tangensial =
percepatan linear partikel ketika berotasi.

Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan tangensial (at), dengan
persamaan Hukum II Newton :

F = matan

Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai percepatan sudut. Hubungan
antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan :

atan = r.a

sekarang kita masukan a tangensial ke dalam persamaan diatas :

F = matan → atan = ra
Momen Inersia Benda Kontinu

Pada benda tegar, massa benda terkonsentrasi pada pusat massanya dan tersebar pada jarak
yang sama dari titik pusat massa benda. Oleh karena itu, momen inersia benda tegar dapat
dihitung menggunakan teknik integral dengan persamaan :

I = ∫r2dm

Misalkan kita akan menghitung besar momen inersia untuk silinder berongga dengan massa
M, seperti gambar dibawah ini.
Dalil Sumbu Sejajar

Dalam fisika, teorema sumbu sejajar atau teorema Huygens – Steiner dapat digunakan untuk
menentukan momen inersia sebuah benda tegar di terhadap sumbu apapun, bila diketahui momen
inersia suatu objek terhadap sumbu yang melalui pusat massa yang sejajar dengan sumbu pertama,
serta jarak tegak lurus antara kedua sumbu tersebut.

Misalkan :

Icm melambangkan momen inersia suatu objek terhadap pusat massanya


M adalah massa objek dan d jarak tegak lurus antara kedua sumbu

Maka momen inersia di sekitar sumbu baru z diberikan oleh

Iz = Icm + Md2.
Kaidah ini dapat diterapkan bersama sama kaidah regangan dan teorema sumbu tegak lurus untuk
menemukan momen inersia berbagai bentuk benda.

Aturan sumbu sejajar juga berlaku untuk momen inersia luas untuk bidang D.
Iz = Ix + Ad2.
In this formula,
Iz adalah momen inersia bidang D terhadap sumbu sejajar
Ix adalah momen inersia D terhadap centroidnya
A adalah luas bidang D
d adalah jarak antara sumbu baru z terhadap centroid bidang D

Catatan : Centroid D berhimpitan dengan pusat gravitasi (CG) lempengan fisik dengan bentuk
yang sama, yang memiliki kerapatan tetap.
Jari – Jari Inersia atau Jari – Jari Girasi

Jari – jari giraasi kwadrat sama dengan momen inersia dibagi dengan luas penampang (untuk
penampang majemuk):
rx2 = Ix / A
ry2 = Iy / A
A = luas penampang majemuk
Ix = Ix + Ad2.
Iy = Iy + Ad2.

Momen Gaya atau Torsi

Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan pengertian:


1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda bergerak
melingkar atau berputar.
2. Torsi disebut juga momen gaya.
3. Momen gaya / torsi bernilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda bergerak
melingkar atau berputar searah dengan putaran jam (searah jarum jam), dan jika
benda berotasi dengan arah berlawanan putaran jarum jam (berlawwanan arah
jarum jam), maka torsi penyebabnya bernilai negatif.
4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik massa
benda dapat dikatakan memberikan torsi pada benda tersebut.
Hukum Newton 2 Untuk Rotasi

Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hokum newton II ( Σ F=ma) dan benda yang
bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum newton yang sama akan tetapi besarannya
memakai besaran – besaran rotasi. Sehingga, hukum Newton II untuk benda yang bergerak secara
rotasi atau bergerak secara melingkar memakai rumus :
τ =Ia
Dimana :
τ adalah total torsi yang bekerja pada benda.
I adalah momen inersia benda.
a adalah percepatan sudut benda.

Rotasi Energi Kinetik

Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang bergerak
rotasi yang dirumuskan dengan :
1
EKr = I ω 2
2
Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga translasi, maka energi kinetik
totalnya adalah gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik
rotasi :
Ek = Ekt + Ekr
1 2 1
Ekt =
2
mv 2
Iω2
Dimana :
Ekt adalah energi kinetik total benda
Ek adalah energi kinetik translasi
Ek adalah energi kinetik rotasi
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linier (m/s)
I adalah momen inersia benda (kgm2)
ω adalah sudut sudut benda (rad / s)
Gerak Menggelinding

Sebuah bola menggelinding di atas bidang datar tanpa slip, titik kontak antara bola dan
bidang datar bergerak sejauh s Pusat massa terletak di atas titik kontak juga bergerak
sejauh s.

Kondisi menggelinding :

Vpm = Rω
dV pm dRω dω
= =a
dt dt dt
Apm = Ra

Momentum Sudut Teorema Kerja


Momentum sudut adalah ukuran kesukaan benda
untuk merubah arah gerak benda yang sedang Energi Umum
berputar atau bergerak melingkar.
Dari hukum newton diketahui
Momentum sudut dirumuskan dengan : bahwa F = m.a, sehingga
L = Iω pernyataan usaha dapat berubah
L = mvr menjadi W = m.a.s. Dalam hal
Dimana : ini benda mengalami percepatan
L adalah momentum sudut (kgm2s-1)
sehingga besaran a.s dapat
I adalah momen inersia benda (kgm2)
diganti dengan besaran lain dari
ω adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
Gerak Lurus Berubah Beraturan
m adalah massa benda (kg)
v adalah kecepatan linear (m/s) (GLBB).
r adalah jarak benda ke sumbu putarnya (m)
Hubungan Antara Momentum
Sudut Dan Momen Gaya

Terdapat analogi antara hokum 2 newton dengan momen gaya. Hukum 2 newton
menunjukan formulasi matematika dengan persamaan ∑F= ma. Gaya analog dengan
momen gaya, massa analog dengan momen inersia, dan percepatan translasi analog
dengan percepatan sudut sehingga persamaan momen gaya dapat dinyatakan :

∑τ = I a
Dengan
∑τ = momen gaya total pada benda (Nm)
I = Momen inersia benda (kgm2)
a = Percepatan sudut gerak rotasi (rad/s2)

Karena formulasi momen gaya adalah hasil kali gaya dengan lengan gaya, ∑τ = ∑Fr,
maka akan diperoleh hubungan sebagai berikut:
∑Fr = Ia
Hubungan Antara Momentum Sudut Dan
Momentum Linear

Momentum linear adalah momentum yang dimiliki oleh benda – benda yang bergerak
pada lintasan lurus, maka momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki oleh
benda – benda yang melakukan melingkar atau gerak rotasi, Dikatakan sudut, karena
ketika melakukan gerak rotasi, setiap benda mengitari sudut tertentu. Dalam hal ini, benda
berputar terhadap poros alias sumbu rotasi.

Persamaan momentum sudut itu mirip dengan persamaan momentum linear. Untuk
menurunkan persamaan momentum sudut, kita cukup menggantikan momentum (p)
dengan momentum sudut (L), massa (m) dengan momen Inersia (I), kecepatan (v), dengan
kecepatan sudut ω (omega).

L=I.ω

Satuan momentum sudut adalah kg m2/s


Hukum Kekekalan
Momentum

Secara matematis, hokum kekekalan momentum dapat dituliskan sebagai berikut:


m1v1 + m2v2 = m1v1 + m2v2
keterangan :
m1 adalah massa benda 1
m2 adalah massa benda 2
v1 adalah kecepatan benda 1 sebelum tumbukan
v2 adalah kecepatan benda 2 sebelum tumbukan
v1^ adalah kecepatan benda 1 setelah tumbukan
v2^ adalah kecepatan benda 2 setelah tumbukan

Hukum kekekalan momentum ternyata berlaku pada semua sistem yang terdiri atas dua
benda ataupun lebih yang berinteraksi satu sama lain. Hal ini berlaku selama tidak ada
gaya dari luar sistem atau resultan gaya dari luar sistem sama dengan nol. Kendati
demikian, hukum ini tidak berlaku pada gerak balok di atas permukaan yang kasar dan
pada gerak mobil yang dipercepat atau diperlambat.
Modulus Elastisitas

Modulus adalah angka yang digunakan untuk mengukur objek atau


ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika gaya
diterapkan pada benda itu.

Formula
ketegangan
λ=
peregangan

λ = modulus elastis
Ketegangan = ketegangan
Peregangan = peregangan

Anda mungkin juga menyukai