Anda di halaman 1dari 41

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan

ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan dan

mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal

semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat membangun dirinya serta

bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan

Jasmani perlu semakin ditingkatkan dan di masyarakatkan sebagai cara

pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat.

Untuk itu perlu ditingkatkan ketersediaan sarana dan prasarana Pendidikan

Jasmani termasuk para pendidik, pelatih dan penggeraknya dan digalakkan

gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang

berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh

manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas

gerak sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan

Pendidikan Jasmani pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu

peserta didik mampu memahami dan mempraktikkan keterampilan gerak


2

dasar dalam setiap cabang olahraga dengan sederhana secara baik dan benar.

Oleh karena itu, materi pembelajaran yang disajikan di SMK ke dalam

beberapa materi pembelajaran, yaitu permainan bola besar, permainan bola

kecil, beladiri, aktivitas aquatik, sena lantai dan pendidikan luar kelas

(outdoor).

Salah satu materi pembelajaran permainan bola besar yan diajarkan kepada

siswa SMK adalah cabang olahraga bola basket. Bola basket adalah salah satu

olahraga bola besar yang dimainkan secara beregu yang terdiri atas dua tim

beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak

poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Terdapat beberapa

gerakan sederhana yang dapat dipelajari bagi siswa SMK dalam permainan

bola basket seperti: passing (melempar bola), dribling (menggiring), shooting

(menembak).

Menggiring atau dribling bola dalam bola basket adalah salah satu gerak

dasar membawa bola kesegala arah dengan menggunakan satu tangan yang

dapat dilakukan dengan berlari ataupun jalan. Menggiring merupakan salah

satu rangkaian gerak dasar yang penting untuk dipelajari dan dikuasai dalam

cabang olahraga bola basket, karena dengan kemampuan menggiring bola

yang baik maka akan menghasilkan peluang bagi pemain untuk melakukan

pola serangan dan menerobos pertahanan lawan saat permainan bola basket

berlangsung.

Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di SMK Islam Sunan

Muria Muria Kabupaten Pesawaran, terlihat masih banyak siswa yang belum
3

dapat menguasai keterampilan gerak dasar menggiring bola basket dengan

baik dan benar, terutama pada siswa kelas XI . Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil belajar keterampilan gerak dasar siswa, sebagian besar dari siswa kelas

XI di sekolah tersebut belum mencapai ketuntasan pembelajaran secara

optimal dalam materi pembelajaran menggiring bola basket, yaitu diperoleh

hasil bahwa 0% siswa yang memperoleh hasil belajar yang sesuai dengan

KKM yang telah ditetapkan sekolah, yaitu ≥65. Hal tersebut dikarenakan

masih banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam mempraktikkan

keterampilan gerak dasar menggiring bola basket. Kesalahan pelaksanaan

gerak dasar menggiring bola basket yang dominan dilakukan siswa adalah

siswa masih melakukan menggiring dengan cara memukul permukaan bola

basket, sehingga pantulan bola yang dihasilkan menjadi tidak teratur dan

tidak terarah.

Setelah dilakukan pengamatan lebih jauh menganai faktor yang menyebabkan

rendahnya hasil pembelajaran gerak dasar menggiring bola basket siswa,

ternyata rendahnya hasil pembelajaran gerak dasar menggiring yang terjadi di

kelas X di sekolah tersebut diakibatkan oleh kurang mendukungnya sarana

yang digunakan dalam permainan bola basket, sehingga model pembelajaran

yang dilakukan pun menjadi kurang beragam. Selain itu, kurang efektifnya

media yang dipergunakan guru dalam pembelajaran gerak dasar menggiring

merupakan salah satu penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa di sekolah

terebut, hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang mengalami kesulitan

dalam menguasai bola basket yang dikarenakan ukuran bola basket yang

kurang sesuainya dengan kondisi fisik siswa sekolah dasar. Oleh sebab itu,
4

hasil pembelajaran bola basket khususnya pembelajaran gerak dasar

menggiring di sekolah tesebut terbilang belum berhasil.

Bertitik tolak dari permasalahan yang terjadi, maka untuk memperbaiki hasil

pembelajaran keterampilan gerak dasar menggiring pada siswa kelas XI di

sekolah tersebut, penulis akan mencoba memperbaiki proses pembelajarannya

melalui penggunaan modifikasi alat pembelajaran. Alat modifikasi yang akan

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah bola plastik yang digantung

dengan menggunakan tali karet dan bola karet. Dengan penggunaan alat

pembelajaran yang dimodifikasi ke dalam bentuk yang sederhana dan

menyenangkan diharapkan akan mempermudah siswa dalam melakukan

gerak dasar menggiring, sehingga siswa dapat melakukan rangkaian gerak

dasar menggiring dengan baik dan benar serta dapat memperbaiki sekaligus

meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran menggiring.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Gerak Dasar Menggiring Bola

Basket Dengan Menggunakan Modifikasi Alat Pembelajaran Pada Siswa

Kelas XI TSM SMK Islam Sunan Muria Muria Kabupaten Pesawaran Tahun

Pelajaran 2020/2021”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi masalah

yang ada sebagai berikut :


5

1. Kurangnya keterampilan siswa dalam melakasanakan rangkaian gerak

dasar menggiring dalam bermain bola basket.

2. Rendahnya hasil belajar keterampilan gerak dasar menggiring dalam

bermain bola basket pada siswa kelas XI TSM SMK Islam Sunan Muria

Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021.

3. Kurang memadainya sarana dan prasarana bola basket di sekolah tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket

berupa bola plastik yang digantung dengan menggunakan tali karet dapat

meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar menggiring dalam

bermain bola basket pada siswa kelas XI TSM SMK Islam Sunan Muria

Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Apakah dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket

berupa bola karet dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak

dasar menggiring dalam bermain bola basket pada siswa kelas XI TSM

SMK Islam Sunan Muria Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran

2020/2021?

D. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :


6

1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah siswa kelas XI di MTs Negeri 1

Mesuji, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah siswa XI TSM SMK Islam

Sunan Muria Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah di lapangan SMK Islam Sunan

Muria Muria Kabupaten Pesawaran.

4. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah peningkatkan hasil belajar

keterampilan gerak dasar menggiring bola basket dengan menggunakan

modifikasi alat pembelajaran bola basket berupa penggunaan bola

plastik yang digantung dengan tali karet dan bola karet.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan hasil belajar gerak dasar menggiring bola basket pada

siswa kelas XI TSM SMK Islam Sunan Muria Muria Kabupaten

Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021dengan menggunakan modifikasi

alat pembelajaran.

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil pembelajaran gerak dasar

menggiring yang terjadi siswa kelas XI TSM SMK Islam Sunan Muria

Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021 setelah

diberikan tindakan dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran

bola basket berupa bola plastik yang digantung dengan tali karet dan bola

karet.
7

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi kemajuan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan

hasil belajar gerak dasar menggiring dalam bermain bola basket.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran

mengenai fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat bagi

perkembangan peserta didik kearah yang positif .

b. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa

dalam upaya meningkatkan kemahirannya dalam mengikuti

permainan olah raga bola basket.


8

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang

berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh

manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan.

Pendidikan Jasmani menurut Soepartono (2000: 1) merupakan pendidikan

yang menggunakan aktifitas sebagai media utama untuk mencapai tujuan.

Menurut Cholik dan Lutan (1996/1997:1), Pendidikan Jasmani adalah bagian

integral dari pendidikan melalui aktifitas jasmani yang bertujuan untuk

meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, intelektual dan

emosional.

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani seorang guru diharapkan

mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama,

dan lain-lain) serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan

melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis,

namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas

yang diberikan dalam pengajaran harus sentuhan didaktik-metodik, sehingga

aktivitas yang yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.


9

Menurut uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Jasmani

merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik

kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental,

emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara

untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang dalam

rangka sistem pendidikan nasional.

B. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah perubahan kecenderungan tingkah laku yang relatif permanen

yang merupakan hasil dan berbuat berulang-ulang. Selain itu, belajar

merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

sebab proses belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir sampai meninggal

dunia.

Menurut Tabrani Rusyan (1989: 7) Belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh kelakukan melalui pengalaman. Hal tersebut merumuskan

bahawa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu,

yaitu mengalami. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:15)

belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku

dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Dalam belajar tersebut,

individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar dapat menimbulkan

perubahan-perubahan pada diri si pelajar. Perubahan yang terjadi dihasilkan

dari pengalaman atau berulang-ulang berarti bukan karena proses


10

pertumbuhan kematangan dan faktor kondisional pada diri si pelajar. Proses

pertumbuhan, kematangan dan faktor-faktor kondisional bisa mempengaruhi

hasil belajar tetapi pengaruh yang ditimbulkannya bukan merupakan hasil

belajar.

Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses belajar yang dibangun oleh

guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan

yang baik terhadap materi pembelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran

Sutikno (2009: 32) menyatakan, pembelajaran adalah segala upaya yang

dilakukan guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswap.

Menurut Walter Dick dan Lou Casey yang dikutip Benny (2009: 11) bahwa,

pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan yang disampaikan

secara terstruktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa

media.

Berdasarkan uraian tesebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan suatu proses. Prinsip ini mengandung makna bahwa pembelajaran

itu merupakan suatu aktivitas yang berkesinambungan. Di dalam aktivitas itu

terjadi adanya tahapan-tahapan aktivitas yang sistematis dan terarah. Jadi,

pembelajaran bukan sebagai suatu benda atau keadaan statis, melainkan

merupakan suatu rangkaian aktivitas-aktivitas yang dinamis dan saling

berkaitan. Pembelajaran tidak dapat dilepaskan dengan interaksi individu

dengan lingkungannya. Jadi, selama proses pembelajaran itu berlangsung


11

individu akan senantiasa berada dalam berbagai aktivitas yang tidak terlepas

dari lingkungannya. Dengan demikian, suatu pembelajaran yang efektif

adalah apabila pelajar-pelajar melakukan perilaku secara aktif.

C. Belajar Gerak

Pendidikan Jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan secara total

yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara menjadi segar fisik,

mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas fisik. Sedangkan belajar dalam

Pendidikan Jasmani merupakan sesuatu yang kompleks yang menyangkut

bukan hanya kegiatan berfikir untuk mencapai pengetahuan, melainkan juga

menyangkut gerak tubuh dan emosi serta perasaan.

Di dalam melakukan aktifitas Pendidikan Jasmani atau berolahraga dari segi

kegiatan fisik ada dua aspek. Pertama aspek untuk meningkatkan kemampuan

fisik sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh.

Belajar gerak adalah belajar yang menekankan pada aktivitas gerak tubuh,

belajar gerak mempunyai pola-pola gerak keterampilan tubuh, misal gerakan-

gerakan dalam olahraga, proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan

untuk bisa mengerti prinsip, bentuk gerakannya kemudian menirukan dan

mencoba berulang-ulang, sehingga bisa menyelesaikan tugas gerakan secara

efektif dan efisien.

Drowatzky mengatakan bahwa belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan

melalui respon-respon muskular yang umumnya diekspresikan dalam gerakan

tubuh atau bagian tubuh (Sugiyanto,1984:73). Jika seseorang memperlihatkan


12

penampilan sedemikian cepat menguasai suatu gerakan dengan kualitas atau

kuantitas yang baik, maka orang itu mungkin dapat dikatakan memiliki

tingkat motor educability yang baik. Sedangkan menurut Tarigan (2008: 2)

Belajar motorik adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar yang

diwujudkan melalui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan

tubuh.

Jadi, berdasarkan uraian di atas belajar gerak adalah kemampuan seorang

individu dalam melakukan keterampilan gerak baru dalam hal upaya

peningkatan kualitas gerak tubuh dalam olahraga secara cepat dan cermat.

D. Permainan Bola Basket

Permainan bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas

dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding

mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan.

Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James A. Naismith pada tahun

1891, atas anjuran Dr. Luther Halsey Gilick seorang sekretaris nasional

YMCA (Young Men’s Christian Asosiation) bagian pendidikan jasmani yang

sekarang menjadi Springfield College di Massachusetts, Amerika Serikat.

Permainan bola basket sangat cocok untuk dipelajari karena biasa dimainkan

di ruang olahraga tertutup atau terbuka dan hanya memerlukan lapangan yang

relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya

yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau

melempar bola tersebut. Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling
13

digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi

lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di

Indonesia. Induk Organisasi yang menanungi cabang olahraga basket di

tingkat nasional adalah PERBASI (Persatuan Basketball Seluruh Indonesia)

yang terbentuk pada tanggal 23 Oktober tahun 1951.

Sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam permainan bola basket

diantaranya adalah lapangan basket, bola basket dan ring basket. Lapangan

yang dipergunakan dalam bermain bola basket berbentuk persegi panjang

dengan ukuran panjang lapangan yaitu 26 meter serta lebar lapangan yaitu 14

meter. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki

panjang jari-jari yaitu 1,80 meter. Jumlah pemain dalam permainan bola

basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan

jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah dua orang. Wasit pertama

disebut referee sedangkan wasit kedua disebut umpire. Waktu permainan

4x10 menit. Di antara babak 1, 2, 3 dan babak 4 terdapat waktu istirahat

selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus

diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak

tambahan terdapat waktu istirahat selama dua menit. Waktu untuk lemparan

ke dalam, yaitu lima detik. Keliling bola yang digunakan dalam permainan

bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650

gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan,

maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter.
14

Selain sarana dan prasarana, dalam bermain bola basket juga diperlukan

penguasaan gerak dasar yang baik. Gerak dasar yang penting untuk dikuasai

dalam berain bola basket, yaitu gerak dasar mengoper bola (passing),

menggiring bola (dribling), menembak (shooting) serta gerak dasar langkah

kaki (pivot)

E. Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring dalam Bola Basket

Menggiring merupakan salah satu keterampilan gerak yang sangat penting

untuk dikuasai dalam bermain bola basket. Menggiring bola basket biasa

disebut juga menggiring bola. Menggiring atau menggiring bola adalah

aktivitas membawa bola ke segala arah dengan cara dipantul-pantulkan di

lantai menggunakan satu tangan baik dengan cara berjalan ataupun berlari.

Kegunaan dari menggiring dalam bola basket adalah untuk mencari peluang

serangan serta menerobos pertahanan lawan ataupun untuk memperlambat

tempo permainan (Ahmadi, 2007: 17).

Pada penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian untuk menggiring bola

basket. Kelangsungan gerak dasar menggiring bola basket ini terdiri dari 3

rangkaian gerak, yaitu persiapan, pelaksanan dan sikap akhir. Ketiga

rangkaian gerak tersebut dirinci sebagai berikut :

1. Persiapan

a) Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka selebar bahu.

b) Pegang bola dengan kedua tangan dengan posisi tangan kanan di

atas bola dan tangan kiri di bawah bola.


15

c) Salah satu kaki melangkah ke depan berlawanan dengan tangan

yang akan melakukan menggiring dan lutut sedikit ditekuk.

d) Posisi badan condong kearah depan dan berada badan bertumpu

diantara kedua kaki.

2. Pelaksanaan

a) B

ola dipantul-pantulkan ke lantai secara rileks dengan gerakan maju

mundur atau ditempat.

b) P

andangan mata kearah depan.

c) G

erakan pergelangan tangan rileks mengikuti gerakan bola.

3. Sikap akhir

Setelah bola memantul dengan baik, Pegang bola dengan kedua tangan

dengan posisi tangan kanan di atas bola dan tangan kiri di bawah bola

dan kembali ke sikap siap.

F. Modifikasi Alat Pembelajaran

Alat pembelajaran merupakan fasilitas yang penting dalam sekolah karena

bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak, dengan alat pembelajaran

anak diajak secara aktif untuk memperhatikan apa yang di ajarkan oleh guru.

Suatu hal yang harus diingat walaupun fasilitas alat pembelajaran yang

dimiliki oleh sekolah kurang memadai, tetapi penggunaan alat pembelajaran

itu diikuti dengan metode anak aktif sehingga efektifitas pembelajaran akan
16

semakin baik. Alat pembelajaran adalah alat-alat atau perlengkapan yang

digunakan oleh seorang guru dalam mengajar.

Sedangkan untuk pangertian modifikasi, menurut Bahagia (1999/2000: 41),

modifikasi diartikan sebagai pengubahan dari keadaan lama menjadi keadan

baru. Perubahan itu dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan

manfaat tanpa sepenuhnya menghilangkan karakteristik semula. Di dalam

kamus besar bahasa Indonesia (1990:589) “Modifikasi diartikan sebagai

pengubahan atau perubahan dari sebuah benda”.

Terdapat beberapa tujuan dari modifikasi Menurut Lutan (1988:3) yaitu :

a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.

b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.

c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Untuk melakukan modifikasi dalam pembelajaran guru haruslah

memperhatikan segi keamanan dan keefektivitasannya, sebab pengembangan

modifikasi akan sia-sia apabila hasil yang diperoleh tidak membawa dampak

yang lebih baik.

Dari uraian yang telah dikemukakan, penulis berpendapat bahwa modifikasi

adalah proses pengembangan materi dengan cara merubah keadaan, bentuk,

fungsi, susunan tanpa merubah hakikat aslinya, semua pengembangan itu

dilakukan bertujuan untuk mempermudah proses belajar sehingga dapat

mencapai hasil yang diinginkan.


17

Untuk mempermudah pembelajaran gerak dasar menggiring bola basket pada

siswa kelas XI TSM SMK Islam Sunan Muria Muria Kabupaten Pesawaran

Tahun Pelajaran 2020/2021, penulis akan menggunakan modifikasi alat

pembelajaran bola basket berupa bola plastik yang digantung dengan

menggunakan tali karet dan bola karet. Keuntungan dari alat modifikasi yang

akan digunakan oleh penulis dalam prose penelitian ini adalah hemat biaya,

mudah didapatkan, lebih menarik, mengurangi resiko cidera pada proses

pembelajaran dan mempermudah siswa dalam belajar gerak dasar menggiring

bola basket karena ukuran bola modifikasi disesuaikan dengan kondisi fisik

siswa sekolah dasar, selain itu, proses pembelajaran pun dilakukan dengan

bentuk yang menarik.

G. Kerangka Berpikir

Materi Pendidikan Jasmani merupakan kajian terhadap gerak manusia yang

dikemas dalam muatan yang esensial, faktual dan aktual. Materi ini

disampaikan dalam rangka memberikan kesempatan bagi siswa untuk tumbuh

kembangkan secara proporsional, rasional, psikomotorik, kognitif, dan

afektif. Agar pencapaian tujuan tersebut, proses pembelajaran yang

dilaksanakan harus menyenangkan, menggembirakan dan mencerdaskan

siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara efektif apabila ada

persesuaian dengan proses pertumbuhan, perkembangan dan kematangan.

Dan sebaliknya, proses pertumbuhan dan perkembangan akan berlangsung

dengan baik apabila disertai dengan pembelajaran.


18

Selain itu, berhasil dan tidaknya proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani

ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu guru dan sarana dan prasarana Pendidikan Jasmani

sebagai alat untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar Sekolah. Faktor

eksternal yaitu meliputi faktor keluarga, faktor lingkungan dan faktor

masyarakat. Jadi, jika disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan

pertumbuhan siswa SMP/ MTs, maka proses pembelajaran Pendidikan

Jasmani yang dilakukan pun harus disajikan dengan bentuk dan pola

pembelajaran yang sederhana, karena salah satu tujuan dari proses

pembelajaran Pendidikan Jasmani adalah untuk mengembangkan kemampuan

dan keterampilan gerak berbagai macam permainan dan olahraga. Agar

tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani yang diharapkan dapat terwuju,

maka seorang guru harus mampu melakukan modifikasi alat pembelajaran ke

dalam bentuk yang lebih sederhana, sehingga siswa tersebut dapat dengan

mudah dalam hal memahami dan mempraktikkan materi pembelajaran yang

diberikan dengan baik dan benar.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis akan menggunakan modifikasi

alat pembelajaran bola basket berupa bola plastik yang digantung dengan tali

karet dan bola karet. Dari segi kegunaannya, kedua jenis bola tersebut

memiliki karakteristik ukuran yang lebih ringan dibandingkan dengan alat

pembelajaran bola basket yang sebenarnya sehingga alat tersebut tergolong

sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan diri siswa di sekolah

menengah pertama. Selain lebih ringan, jenis bola tersebut mudah didapatkan

dan memiliki harga yang relatif murah sehingga guru dapat menyiapkan alat
19

pembelajaran tersebut dengan jumlah yang banyak. Dengan alat pembelajaran

yang memiliki jumlah banyak, diharapkan siswa dapat berperan aktif selama

proses pembelajaran berlangsung. Jika dilihat dari segi kegunaannya, bola

plastik yang digantung dengan tali karet tersebut bertujuan untuk

memperbaiki gerakan tangan siswa dalam melakukan gerak dasar menggiring

bola basket, sehingga siswa dapat melakukan menggiring dengan rileks.

Sedangkan dengan alat modifikasi berupa bola karet diharapkan siswa dapat

melakukan gerak dasar menggiring bola basket secara keseluruhan dengan

rangkaian gerak dasar yang baik dan benar.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis meyakini bahwa dengan

menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket berupa penggunaan

bola plastik yang digantung dengan tali karet dan bola karet beserta kun yang

disusun secara berbanjar dapat meningkatkan hasil pembelajaran gerak dasar

menggiring dalam bola basket.

H. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Jika pembelajaran gerak dasar menggiring dalam bola basket diajarkan

dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa bola plastik yang

digantung menggunakan tali karet dan bola karet, maka hasil pembelajaran

gerak dasar menggiring bola basket siswa akan meningkat”.


20

III. METODLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian juga sering disebut sebagai cara atau langkah-langkah yang

digunakan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur

yang reliabel dan terpercaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan

Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai

kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu

pembelajaran di kelas (Basrowi, 2006:45).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang

benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab peneliti/ pendidik yaitu

dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri

dan kemudian dicari pemecahannya. Masalah rendahnya hasil belajar

menggiring dalam bola basket siswa adalah masalah yang muncul dari proses
21

pembelajaran di kelas dan kemudian dicari pemecahannya oleh peneliti

dengan melibatkan guru dalam merencanakan tindakan, mengamati selama

proses penelitian dan penilaian.

Dalam penelitian tindak kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat

spesifik melalui putaran-putaran spiral orentasi kemudian rencana, diteruskan

dengan tindakan, observasi dan refleksi. Pada penelitian ini penulis

merencanakan dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang

berbeda-beda dalam pelaksanaanya, setiap proses penelitian merupakan

tindak lanjut dari siklus penelitian selanjutnya seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1. Siklus Penelitian Kaji Tindak Hopkins dalam Sanjaya


(2010:56)
22

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitan ini adalah seluruh siswa kelas XI TSM SMK Islam

Sunan Muria Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021, yaitu

berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 7 putra dan 13 putri.

C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMK Islam Sunan Muria Muria

Kabupaten Pesawaran.

2. Pelaksanaan penelitian

Lama waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian satu setengah

bulan dan terdapat 2 siklus, satu siklusnya dilaksanakan 3 kali

pertemuan.

D. Pelaksanaan Tindakan

Pada penelitian ini penulis melaksanakan penelitian sampai dua siklus (enam

kali pertemuan) kemudian diantara setiap siklusnya direncanakan kegiatan

tindakan yang berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklus saling

berkaitan, setiap proses penelitian merupakan tindakan lanjutan dari siklus

penelitian sebelumnya.

 Tes awal

 Siklus I
23

a. Perencanaan

1) Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran,

yaitu bola basket yang diganti dengan bola plastik yang digantung

menggunakan tali karet.

2) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus

pertama.

b. Tindakan

1) Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus pertama

adalah siswa dibariskan ke dalam dua sab.

2) Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar menggiring dengan menggunakan alat

pembelajaran bola basket yang diganti dengan bola plastik yang

digantung menggunakan tali karet pada siklus pertama untuk

memperbaiki posisi dan gerakan tangan siswa saat melakukan

gerak dasar menggiring.

Gambar 2. Konsep pelaksanaan menggiring bola basket


menggunakan bola plastik yang digantung menggunakan tali
karet.

3) Siswa mempraktikkan pelaksanaan gerak dasar menggiring secara

bergantian sebanyak 5 kali pengulangan dengan menggunakan

bola basket yang diganti dengan menggunakan bola plastik yang

digantung menggunakan tali karet.


24

4) Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan

contoh gerakan yang baik dan benar, kemudian memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai kesulitan

yang dialami dalam melakukan rangkaian gerak dasar menggiring

yang diajarkan.

c. Observasi

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak

dasar menggiring siswa secara individu bersama 3 orang testor dengan

menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa lembar penilaian

gerak dasar menggiring dalam bola basket. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa

dalam menguasai rangkaian gerak dasar menggiring yang telah

diajarkan.

d. Refleksi

Hasil observasi pada siklus pertama disimpulkan dan didiskusikan .

Kemudian guru mendiskusikan tindakan untuk siklus kedua berupa

mengganti bola basket yang sesungguhnya dengan bola karet. Sebagai

perbaikan dari kekurangan yang nampak pada siswa yang terdapat

pada siklus pertama, maka menjadi bahan untuk mengetahui tahapan

pada siklus kedua.

 Siklus II

a. Perencanaan
25

2) Menyiapakan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran,

yaitu bola basket yang diganti dengan bola karet.

3) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran siklus

kedua.

b. Tindakan

1) Langkah-langkah yang dilakukan pada tingkatan siklus kedua

adalah siswa dibariskan ke dalam dua berbanjar.

2) Guru memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan

pembelajaran gerak dasar menggiring dengan menggunakan alat

pembelajaran bola basket yang diganti dengan bola karet pada

siklus kedua guna memperbaiki keterampilan gerak dasar

menggiring siswa secara keseluruhan dari sikap awal hingga sikap

akhir.

3) Siswa mempraktikkan pelaksanaan gerak dasar menggiring secara

bergantian sebanyak 5 kali pengulangan dengan menggunakan

bola basket yang diganti dengan menggunakan bola karet.

4) Guru mengoreksi setiap gerak dasar siswa dan memberikan

contoh gerakan yang baik dan benar, kemudian memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai kesulitan

yang dialami dalam melakukan rangkaian gerak dasar menggiring

yang diajarkan.

c. Observasi
26

Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan tes keterampilan gerak

dasar menggiring siswa secara individu bersama 3 orang testor dengan

menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa lembar penilaian

gerak dasar menggiring dalam bola basket. Hal ini dilakukan dengan

tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa

dalam menguasai rangkaian gerak dasar menggiring yang telah

diajarkan.

d. Refleksi

Hasil observasi pada siklus kedua disimpulkan dan didiskusikan.

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menggiring dalam

bola basket, berapa persen tingkat keberhasilan yang telah dicapai

oleh siswa dan disajikan dalam bentuk data.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

pelaksanaan PTK (penelitian tindakan kelas) disetiap siklusnya. Menurut

Freir and Cuning ham dalam Muhajir (1997: 58) Menyatakan “Alat untuk

ukur instrument dalan PTK dikatan valid bila tindakan itu memegang

aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi”.

Alat ukur itu berupa indikator-indikator dari penilaian keterampilan gerak

dasar menggiring dalam bola basket, bentuk indikatornya terlampir pada

lampiran 1.

F. Teknik Analisis Data


27

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya

data dianalisis melalui tabulasi, persentase dan normative. Teknik penilaian

dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat

kwalitas hasil tindakan di setiap siklus menggunakan rumus sebagi berikut :

f
P= N
x 100 % (Subagio 1991 : 107 dalam Surisman 1997)

Keterangan :

P = Persentase keberhasilan

F = Jumlah gerakan yang dilakukan benar

N = Jumlah siswa yang mengikuti tes

Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan

dinyatakan berhasil.
28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) langkah pertama adalah

melakukan observasi pada proses pembelajaran oleh guru dan hasil belajar

keterampilan gerak dasar menggiring bola basket. Kemudian dilakukan tes

awal untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus pertama

dan juga melihat prosentase hasil belajar pada setiap siklus untuk menentukan

apakah tindakan yang dilakukan dapat memperbaiki atau meningkatkan hasil

belajar. Berikut adalah deskripsi hasil yang di dapat dalam penelitian :

1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar


Menggiring Bola Basket

Hasil yang didapat dari penelitian selanjutnya dianalisis guna mengetahui

prosentase hasil PTK keterampilan gerak dasar menggiring bola basket.

Deskripsi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran


29

tentang penyebaran data yang meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai

rata-rata serta prosentase dari masing-masing siklus. Berikut data

lengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 :

Tabel 1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menggiring Bola


Basket
Berdasarkan Rata-Rata Kelas Ketuntasan Belajar
Tertinggi Nilai

Nilai terendah

Siklus
X̄ Jumla
Jumlah
≥ RK < RK h ≥ KB < KB
%
%
f % F % F % f %
Temua 33,3 1 2
58,33 47,5 9 45 55 100 0 0 100 100
n Awal 3 1 0
Pertam 58,3 64,7 1 1
75 9 45 55 100 9 45 55 100
a 3 9 1 1
74,3 1
Kedua 83,33 62,5 60 8 40 100 19 95 1 5 100
8 2

Berdasarkan tabel di atas, pada tes awal menunjukkan rentang nilai yang

didapat sebelum siswa diberikan tindakan adalah terendah 33,33 poin

sampai dengan tertinggi 58,33 poin dengan nilai rata-rata 47,5 poin. Jika

dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 20 siswa terdapat

sebanyak 9 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan rata-rata kelas

atau prosentase keberhasilan 45%, sedangkan siswa yang mendapat nilai

di bawah rata-rata kelas sebanyak 11 siswa atau 55%. Selanjutnya jika

dibandingkan dengan ketuntasan belajar dari 20 siswa yang mendapat nilai

di atas atau sama dengan 65 poin, yaitu 0 siswa atau prosentase

keberhasilan 0%, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM

atau 65 poin sebanyak 20 orang atau 100%.


30

Siklus pertama, setelah diberikan tindakan pada dilakukan berupa

pembelajaran gerak dasar menggiring bola basket dengan menggunakan

modifikasi alat pembelajaran berupa bola plastik yang digantung dengan

menggunakan tali karet selama tiga kali pertemuan. Hasil penelitian

menunjukkan rentang nilai yang didapat siswa setelah diberikan tindakan

dengan nilai terendah 58,33 poin dan tertinggi 75 poin dengan nilai rata-

rata 64,79 poin atau daya serap sebesar 64,79%. Jika dilihat dari KKM,

maka daya serap pada siklus ini berada di bawah KKM yang ditetapkan

sekolah sebesar 0,21 poin. Jika dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka

dari 20 siswa terdapat 9 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan

rata-rata kelas atau prosentase keberhasilan 45%, sedangkan siswa yang

mendapat nilai di bawah rata-rata kelas sebanyak 11 siswa atau 55%.

Selanjutnya hasil pembelajaran gerak dasar menggiring bola basket jika

dibandingkan dengan ketuntasan belajar dari 20 siswa terdapat 9 siswa

yang mendapat nilai di atas atau sama dengan KKM yang ditetapkan

sekolah atau prosentase keberhasilan 45%, sedangkan siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM sekolah sebanyak 11 siswa atau sebesar

55%.

Siklus kedua, setelah diberikan tindakan dengan menggunakan modifikasi

alat pembelajaran berupa bola karet selama tiga kali pertemuan. Hasil

penelitian menunjukkan rentang nilai yang didapat setelah siswa diberikan

tindakan adalah terendah 62,5 poin sampai dengan tertinggi 83,33 poin

dengan nilai rata-rata 74,38 poin dengan daya serap setelah diberikan

tindakan sebesar 74,38%. Jika dilihat dari KKM maka daya serap pada
31

siklus ini telah di atas KKM yang ditetapkan sekolah 9,38 poin. Jika

dibandingkan dengan rata-rata kelas, maka dari 20 siswa terdapat

sebanyak 12 siswa mencapai nilai di atas atau sama dengan rata-rata kelas

atau prosentase keberhasilan 60%, sedangkan siswa yang mendapat nilai

di bawah rata-rata kelas sebanyak 8 siswa atau 40%. Selanjutnya jika

dibandingkan dengan ketuntasan belajar maka dari 20 siswa terdapat

sebanyak 19 siswa yang mendapat nilai di atas atau sama dengan 65 atau

prosentase keberhasilan 95%, sedangkan siswa yang mendapat nilai di

bawah 65 sebanyak 1 siswa atau 5%.

2. Analisis Prosentase Peningkatan Hasil PTK Pembelajaran Gerak


Dasar Menggiring Bola Basket.

Dari setiap siklusnya diperoleh prosentase peningkatan gerak dasar

menggiring bola basket, dengan kata lain pembelajaran gerak dasar

menggiring bola basket meningkat. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat

bahwa terjadi peningkatan prosentase rata-rata setiap indikator pada tiap

siklus.

Tabel 2. Deskripsi Daya Serap Penilaian Pada Setiap Siklus.


No Deskriptor Penilaian Siklus I Siklus II
1 2 3 N 1 2 3 N
1 Berdiri tegak dengan kedua kaki 0 9 1 20 0 2 18 20
dibuka selebar bahu. 1
2 Pegang bola dengan kedua tangan 0 1 4 20 0 1 9 20
dengan posisi tangan kanan di atas bola 6 1
dan tangan kiri di bawah bola.
3 Salah satu kaki melangkah ke depan 0 1 4 20 0 1 8 20
berlawanan dengan tangan yang akan 6 2
melakukan menggiring dan lutut
sedikit ditekuk.
4 Posisi badan condong kearah depan 1 1 3 20 0 1 16 20
dan berada badan bertumpu diantara 6 4
kedua kaki.
32

5 Bola dipantul-pantulkan ke lantai 13 7 0 20 4 1 2 20


secara rileks dengan gerakan maju 4
mundur atau ditempat.
6 Pandangan mata kearah depan. 8 1 0 20 2 1 6 20
2 2
7 Gerakan pergelangan tangan rileks 14 6 0 20 1 6 0 20
mengikuti gerakan bola. 4
8 Pegang bola dengan kedua tangan 0 1 5 20 0 1 8 20
dengan posisi tangan kanan di atas bola 5 2
dan tangan kiri di bawah bola dan
kembali ke sikap siap.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus 1 – 2 akan di analisis

secara kualitatif . Pada kriteria penilaian pertama, yaitu dalam posisi sikap

awal, dari hasil dari siklus 1 – 2 semua siswa dapat melakukan gerakan

dalam posisi sikap awal hingga sikap akhir. Pada deskriptor pertama ini

secara kualitatif siswa bisa melakukan sikap awalnya.

Siklus Pertama, setelah dilakukan tindakan yang masih sangat kurang atau

deskriptor tidak muncul adalah 1) Bola dipantul-pantulkan ke lantai

secara rileks dengan gerakan maju mundur atau ditempat, 2) Pandangan

mata kearah depan, 3) Gerakan pergelangan tangan rileks mengikuti

gerakan bola, yaitu pada 3 deskriptor inilah fokus utama perbaikan pada

tindakan berikutnya.

Fokus kedua adalah sebahagian deskriptor penilaian yang muncul tetapi

tetap menjadi perhatian perbaikan pembelajaran pada gerak dasar

menggiring bola basket adalah 1) Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka

selebar bahu, 2) Pegang bola dengan kedua tangan dengan posisi tangan

kanan di atas bola dan tangan kiri di bawah bola, 3) Salah satu kaki

melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang akan melakukan


33

menggiring dan lutut sedikit ditekuk, 4) Posisi badan condong kearah

depan dan berada badan bertumpu diantara kedua kaki, 5) Pegang bola

dengan kedua tangan dengan posisi tangan kanan di atas bola dan tangan

kiri di bawah bola dan kembali ke sikap siap.

Siklus kedua, setelah dilakukan tindakan yang masih sangat kurang atau

deskriptor tidak muncul adalah 1) Gerakan pergelangan tangan rileks

mengikuti gerakan bola, yaitu pada 1 deskriptor inilah fokus utama

perbaikan pada tindakan berikutnya.

Fokus kedua adalah sebahagian deskriptor penilaian yang muncul tetapi

tetap menjadi perhatian perbaikan pembelajaran pada gerak dasar

menggiring bola basket adalah 1) Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka

selebar bahu, 2) Pegang bola dengan kedua tangan dengan posisi tangan

kanan di atas bola dan tangan kiri di bawah bola, 3) Salah satu kaki

melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang akan melakukan

menggiring dan lutut sedikit ditekuk, 4) Posisi badan condong kearah

depan dan berada badan bertumpu diantara kedua kaki, 5) Bola dipantul-

pantulkan ke lantai secara rileks dengan gerakan maju mundur atau

ditempat, 6) Pandangan mata kearah depan, 7) Pegang bola dengan kedua

tangan dengan posisi tangan kanan di atas bola dan tangan kiri di bawah

bola dan kembali ke sikap siap.

B. Pembahasan
34

Berdasarkan data yang terlampir, prosentase keterampilan melakukan

gerak dasar menggiring bola basket pada siswa Kelas XI TSM SMK Islam

Sunan Muria Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021 pada

tes awal belum menunjukan hasil yang optimal. Hal tersebut dapat dilihat

dari 20 subyek penelitian dari setiap deskrptor yang terdapat dalam gerak

dasar menggiring bola basket pada tes awal, yaitu diperoleh prosentase

ketuntasan belajar sebesar 0%.

Siklus pertama, tidak semua siswa mampu melakukan gerak dasar menggiring

bola basket, hal tersebut dapat dilihat dari perolehan rerata kelas 64,79 poin.

Sedangkan yang mendapat nilai di atas rerata kelas, yaitu 9 siswa atau 45%

dan yang mendapat di bawah rerata kelas, yaitu 11 siswa atau 55%. Jika

dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar hanya 9 siswa atau 45% dan

yang mendapat di bawah nilai ketuntasan belajar 11 siswa atau 55%.

Pada sikus pertama ini tidak terlalu besar perubahan yang terlihat dengan

menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa bola plastik yang

digantung dengan menggunakan tali karet dalam pembelajaran menggiring

bola basket, namun dengan tidak mengabaikan bentuk-bentuk praktik

pembelajaran yang bermakna dan bervariasi sebagai mana siswa aktif

bergerak dengan formasi pembelajaran yang bervariasi. Oleh karena itu,

penulis melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi pada siklus

pertama di siklus kedua.

Pada siklus kedua tindakan diberikan dengan melakukan gerak dasar

menggiring bola basket secara keseluruhan dari tahap sikap awal, pelaksanaan
35

dan sikap akhir dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa

bola karet. Dalam tindakan siklus ini kegiatan pembelajaran lebih ditingkatkan

untuk penguasaan gerak dasar menggiring bola basket, setelah diberikan

tindakan, diamati, dikoreksi, diberi waktu pengulangan dan dinilai atau di

evaluasi dari hasil siklus kedua terjadi peningkatan dengan perolehan rerata

kelas 74,38 poin. Dan yang mendapat nilai di atas rerata kelas, yaitu 12 siswa

atau dengan prosentase sebesar 60% dan yang mendapat nilai di bawah rerata

kelas, yaitu 8 siswa atau dengan prosentase sebesar 40%. Jika dilihat dari

perolehan ketuntasan belajar yang mendapat nilai di atas atau sama dengan

KKM sekolah, yaitu dari 20 siswa terdapat 19 siswa dengan prosentase

sebesar 95% yang mencapai ketuntasan belajar dan yang mendapat nilai di

bawah ketuntasan belajar, yaitu dari 20 siswa terdapat 1 siswa dengan

prosentase sebesar 5%.

Pada siklus ini tidak terlalu besar perubahannya dengan menggunakan

modifikasi alat pembelajaran berupa bola karet dalam proses pembelajaran

gerak dasar menggiring bola basket, namun dengan tidak mengabaikan bentuk

- bentuk praktik pembelajaran yang bermakna dan bervariasi sebagaimana

siswa aktif bergerak dengan formasi pembelajaran yang bervariasi serta

dengan latihan yang secara rutin dan giat akhirnya gerak dasar menggiring

bola basket dapat di kuasai dengan baik kemudian peningkatan nilai

ketuntasan belajar dapat di lihat dalam tabel atau lampiran. Berikut ini

rekapitulasi refleksi hasil penelitian:

1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Menggiring Bola


Basket
36

Siklus I

Pada siklus pertama dalam proses pembelajaran gerak dasar menggiring

bola basket dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran berupa

bola plastik yang digantung dengan menggunakan tali karet. Langkah

pertama yang dilakukan oleh penulis, yaitu pemberian materi gerak dasar

menggiring bola basket, setelah itu diberikan tindakan melalui latihan

melakukan tahap sikap awal hingga sikap akhir dan setiap siswa

melakukan 5 kali pengulangan. Siklus pertama ini dilakukan selama tiga

kali pertemuan dengan rincian pada pertemuan sebelumnya adalah tes

awal, lalu keesokan harinya pada pertemuan pertama dan kedua siklus

pertama pemberian materi bagaimana cara melakukan rangkaian gerak

dasar menggiring bola basket dengan menggunakan modifikasi alat yang

telah disediakan dan kemudian pada pertemuan ketiga siklus pertama

dilakukan pengulangan materi pada hari pertama siklus pertama dan

dilanjutkan dengan pelaksanaan tes akhir siklus pertama yang merupakan

awal siklus kedua.

Siklus II

Setelah siswa diberikan tindakan pada siklus pertama yang berupa

pemberian materi dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran

berupa bola plastik yang digantung dengan menggunakan tali karet. Maka

tindakan selanjutnya pada siklus kedua adalah pemberian materi

melakukan gerak dasar menggiring bola basket dengan menggunakan

modifikasi alat pembelajaran berupa bola karet, setelah itu diberikan


37

tindakan melalui latihan melakukan gerak dasar menggiring bola basket

dari tahap sikap awal hingga sikap akhir dan setiap siswa melakukan 5 kali

pengulangan. Siklus kedua ini berlangsung selama tiga kali pertemuan

dimana pertemuan pertama dan kedua adalah pemberian materi dan

latihan. Kemudian dilanjutkan dengan tes akhir siklus kedua pada

pertemuan ketiga.

Dari hasil tes akhir siklus kedua tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan yang optimal terhadap proses pembelajaran gerak

dasar menggiring bola basket dengan menggunakan modifikasi alat

pembelajaran. Untuk itu penulis berpendapat bahwa proses pembelajaran

ini sudah dapat dikatakan berhasil dan mendapat nilai yang optimal.
38

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket berupa

bola plastik yang digantung dengan menggunakan tali karet dapat

meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar menggiring dalam

bermain bola basket pada siswa kelas XI TSM SMK Islam Sunan Muria

Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Dengan menggunakan modifikasi alat pembelajaran bola basket berupa

bola karet dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan gerak dasar

menggiring dalam bermain bola basket pada siswa kelas XI TSM SMK

Islam Sunan Muria Muria Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran

2020/2021.

B. Saran

Berdasarkan manfaat penelitian yang diajukan penulis, maka dapat diajukan

saran sebagai berikut :


39

1. Kegunaan Teoritis

Sebaiknya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan

pemikiran bagi kemajuan pendidikan khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan hasil belajar gerak dasar menggiring dalam bermain bola

basket.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi sekolah, ada baiknya jika penelitian ini dapat dijadikan sebagai

gambaran mengenai fungsi kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat

bagi perkembangan peserta didik kearah yang positif .

b. Bagi siswa, ada baiknya jika penelitian ini dimanfaatkan oleh siswa

dalam upaya meningkatkan kemahirannya dalam mengikuti

permainan olah raga bola basket.


40

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola Basket. Era Pustaka Utama. Surakarta.

Bahagia, Yoyo dan Suherman, Adang. 1999/2000. Prinsip-Prinsip


Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Basrowi. 2006. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jenggala Pustaka Utama.


Kediri

Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian
Rakyat.

Cholik, Toho,dkk. 1996/1997. Pendidikan Jasmani. Depdikbud. Jakarta.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT. Asdi Mahasatya.


Jakarta.

Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.
Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Sutikno, M. Sobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam


Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung: Prospect.

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.

Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga. Depdiknas Dirjen


Pendidikan Dasar Menengah. Jakarta.

Sugiyanto, 1984. Belajar Gerak. Jakarta. Koni Pusat

Surisman. 2010. Evaluasi Penjas I. Bandarlampung : Universitas Lampung.

------------. 2007.Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas Lampung: Bandar


Lampung.

Tabrani, Rusyan, dkk. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. CV.
Remaja Karya. Bandung
41

Tarigan, Herman. 2008. Belajar Gerak. Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1990. Kamus


Besar Bahas Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai