Anda di halaman 1dari 80

DISKUSI

DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN


FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI
Tanggal 8 Maret 2017

Tahun Anggaran 2017


I. UMUM

DISKUSI
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI
Tahun Anggaran 2017
I.1. LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN
 LATAR BELAKANG
Upaya yang dilakukan dalam rangka peningkatan ketersediaan air baku, adalah membuat tampungan
berupa Waduk agar di musim kemarau kebutuhan air baku tetap dapat terpenuhi.
Untuk mengatasi kesenjangan kondisi akibat perubahan musim yang perlu dilakukan pengkajian,
supaya besaran debit yang terjadi bisa dimanfaatkan dan tidak menjadi masalah lagi. Sehingga
ketersediaan air pada saat musim hujan tidak berkelebihan dan pada saat musim kemarau tidak
terlalu kekurangan. Salah satu pendekatan dalam pemecahan masalah ini perlu dibuat sebuah
bangunan penampungan air di alur sungai tersebut, yaitu bendungan atau waduk.

 MAKSUD DAN TUJUAN


Melakukan ”FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI” Kabupaten Halmahera Utara. Tujuan dari
pekerjaan ini adalah mewujudkan dokumen perencanaan ”FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI”
yang optimal dari aspek teknis, sosioal ekonomi dan lingkungan sebagai acuan pelaksanaan
konstruksi.

 SASARAN PEKERJAAN
Terciptanya suatu Feasibility Study Pembangunan Waduk Tohaki Kabupaten Halmahera Utara yang
secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung jawabkan serta dapat dijadikan acuan untuk
membuat detail desain Waduk di Tohaki Kabupaten Halmahera Utara sehingga dapat berfungsi dan
berdaya guna secara optimal.
1
I.2. DATA PEKERJAAN FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI

 Nama Pekerjaan : FS Pembangunan Waduk Tohaki


 Lokasi Pekerjaan : Di desa Roko Kabupaten Halmahera Utara
 No Kontrak : KU.08.08/PP/BWS-MU/14/I/2017
 Tanggal Kontrak : 10 Januari 2017
 Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan (180 Hari)
 Mulai : 10 Januari 2017
 Selesai : 8 Juli 2017
 PPK : PPK Perencanaan dan Program Satker Balai
Wilayah Sungai Maluku Utara
 Alamat PPK : Jl. Jati Besar No. 443, Ternate
 Penyedia Jasa : PT. WECON
 Alamat Penyedia : Jl. Kiara Asri Utara No. 12, Komp. Bumi Asri
Sukapura Kiaracondong, Bandung 40285.

2
I.3. DASAR PENENTUAN LOKASI PEKERJAAN BENDUNGAN TOHAKI
 Yang mendasari dibangunnya rencana Bendungan Tohaki adalah Pada Studi Pola PSDA WS
Halmahera Utara, disebutkan bahwa diasumsikan pertumbuhan ekonomi WS Halmahera
Utara lebuh tinggi daripada tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga
dimungkinkan untuk melaksanakan seluruh rencana kegiatan pemenuhan suplai air baik
untuk irigasi, rumah tangga, perkotaan maupun industri dengan membangun jaringan
irigasi baru dengan memanfaatkan air dari bangunan air yang baru (bendungan, bendung
dan bangunan pengambilan baru), salah satu alternatif tersebut berupa rencana
pembangunan Bendungan Tohaki (240 juta m3).
 Lokasi pekerjaan ”FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI” berada Wilayah Kabupaten
Halmahera Utara, terletak antara 10 57’ Lintang Utara - 30 00’ Lintang Selatan dan 1270
17’ Bujur Timur - 1290 08’ Bujur Timur.
 Kabupaten Halmahera Utara berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Pulau Morotai dan Samudra Pasifik.
2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Jailolo Selatan Kabupaten Halmahera Barat.
3. Sebelah Timur dengan Kecamatan Wasilei Kabupaten Halmahera Timur.
4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Loloda, Sahu, Ibu, Jailolo Kabupaten Halmahera
Barat.
 Dari survei pendahuluan diketahui bahwa pekerjaan ini berada di 2 kabupaten, sebagian
besar daerah genangan serta lokasi alternatif site bendungan terletak di wilayah
Kabupaten Halmahera Barat sedangkan untuk daerah penerima manfaat terletak pada
wilayah Kabupaten Halmahera Utara. 3
I.4. LOKASI PEKERJAAN BENDUNGAN TOHAKI
Lokasi ”FS PEMBANGUNAN WADUK
TOHAKI” terletak di desa Bakun Pantai
Kecamatan Loloda Kabupaten
Halmahera Barat. Terletak di Aliran
LOKASI Sungai Tiabo.
PEKERJAAN GALELA
Perjalanan menuju lokasi rencana
HALMAHERA Bendungan Tohaki ditempuh dari Kota
UTARA TOBELO Ternate menuju Sofifi dalam waktu +
HALMAHERA 45 menit dengan Speedboat, kemudian
BARAT dilanjutkan perjalanan darat dengan
menggunakan kendaraan roda 4
menuju rumah Kepala Desa Roko
Kecamatan Galela dalam waktu + 4.5
jam, dengan kondisi jalan aspal hanya
dari kecamatan Galela Barat ke Desa
Roko berupa jalan tanah. Perjalanan
dilanjutkan dari Desa Roko menuju Site
Bendungan Alternatif 1, 2, 3 dan 4
dengan menggunakan kendaraan roda
2 dalam waktu + 45 menit, kondisi jalan
TERNATE berupa jalan tanah.
4
SOFIFI
I.5. GAMBARAN KONDISI LOKASI PEKERJAAN

Lokasi ”FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI” lebih tepatnya berada di Kabupaten Halmahera
Barat terletak di desa Bakun Pantai Kecamatan Loloda , terletak di Aliran Sungai Tiabo
5
I.6. GAMBARAN KONDISI TOPOGRAFI
 Halmahera Utara
Wilayah daratan Halmahera Utara didominasi oleh lahan dengan kemiringan lereng 0-
8%. Daerah Loloda Utara dan Galela Utara adalah wilayah yang memiliki lahan dengan
kemiringan 26-40% terluas dibandingkan dengan wilayah lainnya di daratan Halmahera
Utara. Daerah dengan kemiringan lereng curam yaitu > 40% tersebar di Sebagian
wilayah Galela, Tobelo Utara, Tobelo dan Tobelo Tengah. Sebagian besar Kabupaten
Halmahera Utara adalah daerah pegunungan yang didominasi oleh formasi batuan
gunung api (Andesit dan batuan beku Basaltik). Daerah pegunungan merupakan
bentangan alam dengan puncak tajam dan punggung curam serta lereng yang curam
(sekira 40% daratan).

 Halmahera Barat
Kabupaten Halmahera Barat sendiri merupakan bagian dari Pulau Halmahera, tepatnya
di sebelah barat Pulau Halmahera yang sebagian besar terdiri dari bukit dan
pegunungan, dimana luas daerah berbukit/bergunung adalah sebesar 138,449 Ha atau
61.98% dari uas wilayah daratan. Topografi Kabupaten Halmahera Barat terdiri dari 4
kategori, yaitu:
- Tanah datar dengan kelas lereng < 3% seluas 3,193 Ha (1.4%);
- Tanah landai dengan kelas lereng 3-5 seluas 23,201.5 Ha (10.38%);
- Tanah agak curam dengan kelas lereng 15-40% seluas 58,517 Ha (26.25%); dan
- Tanah curam dengan kelas lereng > 40% seluas 138,499.5 Ha (61.98%)
6
I.7. GAMBARAN KONDISI GEOLOGI REGIONAL
Sesuai dengan klasifikasi
geomorfologi oleh van Zuidam &
Concelado, 1979, yaitu berdasarkan
sudut lereng dan beda tinggi, maka
pada daerah ini dapat
dikelompokkan menjadi 2 satuan
geomorfologi yaitu satuan
geomorfologi perbukitan dan
Foto 1 : Satuan Geomorfologi Perbukitan
dataran (Foto 1 dan Foto 2).

Satuan geomorfologi perbukitan,


menunjukkan bahwa batuannya
lebih keras. Sedangkan pada
satuan geomorfologi dataran
berupa endapan alluvial sungai
dengan pola aliran sungai
bermeander.
Foto 2 : Satuan Geomorfologi Dataran (dengan pola aliran Sungai “Meander”)

7
I.8. GAMBARAN KONDISI HIDROLOGI

 Halmahera Utara dan Halmahera Barat dipengaruhi oleh iklim laut tropis
dengan curah hujan antara 2,000 – 3,500 mm/th, dengan suhu rata-rata
berkisar antara 21˚C – 26.40˚C. Kelembaban udara rata-rata sesuai dengan
data BPS Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2012 berkisar antara 78% –
119%.
 Musim hujan pada bulan November sampai dengan Februari.
 Musim kemarau pada bulan April sampai dengan bulan Oktober.
 Musim roba pada bulan Maret dan Oktober.

 Kabupaten Halmahera Utara memiliki 6 Danau yaitu: Danau Duma, Danau


Makete, Danau Kapupu, Talaga Biru, Talaga Paca dan Talaga Lina.

 Kabupaten Halmahera Utara memiliki 61 Daerah Aliran Sungai

8
I.9. GAMBARAN KONDISI SOSIAL EKONOMI
 Jumlah penduduk Halmahera Utara pada tahun 2015 sebesar 190,744 jiwa.
Dihitung proyeksi 25 tahun tepatnya pada tahun 2046 jumlah penduduk sebesar
512,135 jiwa, jumlah tersebut nantinya diharapkan akan dapat menerima manfaat
air baku dari dibangunnya waduk Tohaki.
 Dari sektor perkebunan jenis tanaman yang dikembangkan di Kabupaten
Halmahera Utara Adalah: Kelapa, cengkeh, Kakao, Pala, dan Kopi. Sedangkan untuk
wilayah Kabupaten Halmahera Barat tersedia lahan seluas 16,302 Ha yang
dijadikan sebagai lahan perkebunan untuk dikembangkan sebagai unggulan sub
sektor perkebunan dengan jenis tanaman keras/jangka panjang, telah dikelola
diantarannya tanaman kelapa, pala, cengkeh, coklat dan kopi.
 Untuk wilayah Halmahera Utara Jenis tanaman pangan yang cocok untuk
dikembangkan dengan struktur tanah yang ada, diantaranya tanaman pisang, padi,
jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi tanah serta beberapa jenis buah-buahan,
misalnya jeruk, langsat, rambutan, mangga dan durian. Sedangkan untuk daerah
Halmahera Barat sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis tanaman pangan
yang sangat cocok dengan keadaan geografis wilayah adalah tanaman padi sawah,
padi ladang, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, dan ubi kayu serta ubi
jalar. Jenis tanaman pangan yang menjadi unggulan untuk dikembangkan adalah
tanaman padi dan jagung yang direncanakan untuk dijadikan komoditi unggulan
sebagai daerah lumbung pangan.
9
I.10. PERMASALAHAN YANG ADA DI LAPANGAN
Berdasarkan hasil pengamatan/observasi dan informasi yang didapat, dilakukan
identifikasi permasalahan yang ada di daerah proyek adalah sebagai berikut:
 Belum adanya fasilitas dan prasarana pengairan dan prasarana lain yang
mendukung untuk pengembangan areal pertanian.
 Masyarakat setempat belum ada yang terampil dalam bercocok tanam padi.
 Lahan yang ada masih berupa semak-semak dan hutan ringan, sehingga
membutuhkan pencetakan sawah dengan biaya yang relatif tidak sedikit.
 Lahan pertanian exsisting yang terdapat di hilir rencana Bendungan relatif
sedikit.
 Adanya resiko daerah rawan bencana di wilayah Kabupaten Halmahera Barat
dan Kabupaten Halmahera Utara yaitu terdapatnya Gunung Api Dukono yang
dapat mengancam keberadaan rencana Bendungan Tohaki
 Di daerah rencana genangan waduk terdapat banyak jembatan yang baru saja
selesai dibangun.
 Daerah manfaat yang terdapat di Galela luasannya relatif belum dapat
diketahui seluruhnya, karena informasi Daerah Irigasi belum didapatkan.
10
I.11. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1. Analisis kondisi topografi untuk tapak rencana bendungan, jalan akses, quarry dan borrow
area, penyimpanan material, tempat pembuangan galian, dan daerah genangan. Hasil
akhir berupa gambar situasi dan potongan site bendungan, pelimpah, daerah genangan,
laporan topografi dan data ukur.
2. Analisis geologi yang berkaitan dengan tapak bendungan, lokasi material bahan
bendungan dan daerah genangan. Hasil akhir berupa hasil analisis kondisi pondasi
bendungan, pelimpah, intake, terowongan pengelak.
3. Analisis hidrologi daerah tangkapan air. Hasil akhir berupa debit banjir, debit andalan,
analisa water balance, routing pelimpah, yang dituangkan dalam bentuk laporan
hidrologi.
4. Analisis kependudukan di daerah tapak bendungan dan rencana genangan serta daerah
penerima manfaat bendungan. Analisis sosial, ekonomi, dan budaya pada daerah tapak
bendungan dan rencana genangan serta daerah penerima manfaat bendungan.
5. Melakukan Desain Awal Tiap Alternatif bendungan beserta bangunan pelengkapnya dan
fasilitas yang berkaitan dengan pembangunan bendungan dan peta genangan.
6. Menyusun rencana anggaran biaya dan analisa ekonomi kelayakan, yang dituangkan dalam
bentuk laporan kelayakan teknis dan ekonomis waduk.
7. Memberikan Rekomendasi Lokasi As Site Bendungan yang akan di studi Detail Desain.
11
I.12. KEGIATAN YANG SUDAH DILAKSANAKAN
 PEKERJAAN PENDAHULUAN
 Persiapan kantor, peralatan kantor dan peralatan lapangan.
 Mobilisasi personil yang berdomisili di luarkota/propinsi sesuai dengan schedule
penugasan.
 Pengurusan surat-menyurat dan ijin survey lapangan dan geologi teknik di kantor dan
di lapangan.
 Penyusunan Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK).
 Pengumpulan Data-data Sekunder.

 PEKERJAAN SURVEY DAN INVESTIGASI


 Suvei Topografi
Survei topografi awal, menentukan batasan-batasan pengukuran, menentukan as
bendungan awal, luas genangan secara kasar dan memperkirakan lokasi bangunan
pengambilan (intake) dan bangunan penunjang lainnya.

 Penyelidikan Geologi
Pemetaan geologi permukaan, berfungsi untuk memetakan geologi permukaan lokasi
calon bendungan. Dari peta tersebut dapat dianalisa apakah daerah tersebut
termasuk dalam lipatan atau patahan, umur dan jenis batuan yang ada.
12
II. ANALISA MANFAAT

DISKUSI
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI
Tahun Anggaran 2017
II.1. KAJIAN STUDI
Kajian manfaat diambilkan dari studi yang sudah ada, yaitu:
1. Studi Pola PSDA Wilayah Sungai Halmahera Utara.
2. Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Halmahera Utara, dan
3. Peta Daerah Irigasi dan Potensial Area Irigasi di Propinsi Halmahera Utara.
 Dalam Studi Pola PSDA Wilayah Sungai Halmahera Utara terdapat potensi irigasi yang
ada letaknya sangat jauh dengan hilir rencana Bendungan Tohaki. Sedangkan Hilir
rencana Bendungan Tohaki adalah Kecamatan Galela. Di Studi tersebut tidak
disebutkan Kec. Galela sebagai Daerah Irigasi Fungsional maupun Potensial.
 Pada Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Halmahera Utara disebutkan bahwa
pengembangan kawasan pertanian lahan kering adalah di Galela yang terletak di Hilir
rencana Bendungan Tohaki, sedangkan area pengembangan pertanian lahan basah
dan kawasan pertanian lainnya terletak sangat jauh dari hilir rencana Bendungan
Tohaki.
 Menurut Kajian dari Peta Daerah Irigasi dan Potesial Area Irigasi Di Propinsi Maluku
Utara, di daerah Kecamatan Galela terdapat potensi area irigasi yang letaknya tepat
di hilir rencana Bendungan Tohaki.
Sehingga dalam analisa neraca air dan tampungan waduk mengacu pada Rencana Tata
Ruang wilayah Kabupaten Halmahera Utara dan Peta Daerah Irigasi dan Potesial Area Irigasi Di
Propinsi Maluku Utara, selain itu akan dilakukan pencarian data sekunder di lapangan mengenai
data-data daerah irigasi yang ada di hilir rencana Bendungan Tohaki.
13
II.2. DAERAH MANFAAT IRIGASI SESUAI STUDI POLA PSDA WS
HALMAHERA UTARA
LUAS LUAS
NO NAMA DI KEWENANGAN KABUPATEN FUNGSIONAL POTENSIAL
(HA) (HA)
1 D.I. TALAGA PROVINSI HALMAHERA BARAT 723 1000
2 D.I. TOSOA PROVINSI HALMAHERA BARAT 130 1000
3 D.I. AKEDIRI PROVINSI HALMAHERA BARAT 213 1666
4 D.I. JAILOLO PROVINSI HALMAHERA BARAT 208 1500
5 D.I. LOLODA PROVINSI HALMAHERA BARAT 208 1034
6 D.I. SAHU PROVINSI HALMAHERA BARAT 140 1000
7 D.I. SUSUPU PROVINSI HALMAHERA BARAT 155 1000
8 D.I. GOAL PROVINSI HALMAHERA BARAT 855 1000
9 D.I. BIANG PROVINSI HALMAHERA UTARA 170 1500
10 D.I. LELESENG PROVINSI HALMAHERA UTARA 130 2000
11 D.I. TOBOULAMO PROVINSI HALMAHERA UTARA 115 1043
12 D.I. TOLIWANG PROVINSI HALMAHERA UTARA 819 1000
13 D.I. GAMTALA PROVINSI HALMAHERA BARAT 0 170
14 D.I. MALIFUT PROVINSI HALMAHERA UTARA 115 1064
15 D.I. AHA PROVINSI PULAU MOROTAI 851 1000
16 D.I. HOKU-HOKU KABUPATEN/KOTA HALMAHERA BARAT 0 85
17 D.I. JANO KABUPATEN/KOTA HALMAHERA BARAT 0 623
18 D.I. LOLORI KABUPATEN/KOTA HALMAHERA BARAT 0 60
19 D.I. PORNITI KABUPATEN/KOTA HALMAHERA BARAT 0 200
20 D.I. TABOSO KABUPATEN/KOTA HALMAHERA BARAT 0 59
21 D.I. GAMOMENG KABUPATEN/KOTA HALMAHERA BARAT 0 150
22 D.I. TOLABIT KABUPATEN/KOTA HALMAHERA UTARA 375 850
23 D.I. GAGAPOK KABUPATEN/KOTA HALMAHERA UTARA 0 700
24 D.I. DOROLAMO KABUPATEN/KOTA HALMAHERA UTARA 0 650
25 D.I. PEDIWANG KABUPATEN/KOTA HALMAHERA UTARA 0 800
26 D.I. DAEO KABUPATEN/KOTA PULAU MOROTAI 35 150
27 D.I. TILEY KABUPATEN/KOTA PULAU MOROTAI 50 427
28 D.I. WAYABULA KABUPATEN/KOTA PULAU MOROTAI 25 197
29 D.I. BUHO-BUHO KABUPATEN/KOTA PULAU MOROTAI 50 120
30 D.I. SAMBIKI KABUPATEN/KOTA PULAU MOROTAI 20 100

Dalam Studi Pola PSDA WS Halut tidak terdapat Daerah Manfaat Irigasi yang terletak di Galela 14
II.3. AREA MANFAAT IRIGASI
Lokasi Bendungan Tohaki

Terdapat potensi Lahan Irigasi


di Galela seluas + 3000 Ha

Sesuai Kajian dari Peta Daerah Irigasi dan Potesial Area Irigasi Di Propinsi Maluku Utara, di daerah
Kecamatan Galela terdapat potensi area irigasi, sehingga nantinya kajian manfaat mengacu ke wilayah
Kecamatan Galela sebagai Daerah Potensi Irigasi yang akan dikembangkan.
15
II.3. POTENSI DAERAH MANFAAT IRIGASI
Potensial Lahan Irigasi yang ada di Galela sejumlah + 3000Ha.
 Potensi DI dihilir Alternatif 1 = + 900 Ha = Alternatif 1 Total Potensial Lahan Irigasi = +3900 Ha
 Potensi DI dihilir Alternatif 2 = + 1000 Ha =Alternatif 2 Total Potensial Lahan Irigasi = + 4000 Ha
 Potensi DI dihilir Alternatif 3 = + 1100 Ha = Alternatif 3 Total Potensial Lahan Irigasi = + 4100 Ha
 Potensi DI dihilir Alternatif 4 = + 1250 Ha = Alternatif 4 Total Potensial Lahan Irigasi = + 4250 Ha

16
II.4. DAERAH MANFAAT IRIGASI SESUAI RTRW HALMAHERA UTARA

Wilayah manfaat Bendungan Tohaki adalah Daerah Irigasi Galela yang masih berupa sawah tadah hujan
No Kawasan Pertanian Daerah
a Pengembangan kawasan pertanian lahan basah Kao, Kao Barat
b Pengembangan kawasan pertanian lahan kering Kao Utara, Galela, Loloda Utara
c Penyediaan lahan untuk mendukung ketahanan pangan Kao Barat
d Penetapan kawasan pertanian abadi Kao Barat
e Pengembangan Agroindustri Kao, Tobello Selatan 17
II.5. DAERAH RAWAN BENCANA
Berdasarkan hasil analisis kriteria dan data kondisi wilayah, maka diperoleh gambaran wilayah-wilayah
di WS Halmahera Utara yang memiliki risiko multi bencana. Risiko multi bencana yang dimaksud
adalah risiko bencana gempa, tsunami, banjir dan longsor. Daerah-daerah yang berisiko yaitu:
A.Daerah Berisiko Gunung Berapi
Daerah rawan bencana dalam WS Halmahera Utara yaitu Kota Ternate yang dekat dengan Gunungapi
Gamalama. Luas daerah langganan banjir bandang membawa hasil erupsi gunung Gamalama adalah
15,42 km2 di DAS Togurara. Namun arah banjir bandang dapat tiba tiba berubah ke DAS yang lain.
Perlu upaya menjaga/menghindarkan ancaman terhadap prasarana umum vital seperti Bandara,
Rumah Sakit, Sekolahan, Pasar, dan jalur transportasi Selain itu di wilayah Kabupaten Halmahera
Barat dan Kabupaten Halmahera Utara juga terdapat Gunung Api Dukono yang mengancam daerah
bagian barat Kecamatan Tobelo Utara, bagian barat Kecamatan Tobelo Tengah dan bagian selatan
Kecamatan Galela dan Kecamatan Galela Selatan.
B. Daerah Berisiko Tsunami
Daerah dengan ketinggian hingga 25 meter dari permukaan laut di sepanjang daerah pesisir
diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana tsunami. Melalui hasil analisis geografis diketahui bahwa
area rawan bencana yang cukup luas berada di pesisir Kecamatan Malifut, Kecamatan Kao, dan
Kecamatan Galela Barat.
C. Berisiko Banjir
Selain banjir yang di akibatkan oleh luapan lahar dingin Gunung Gamalama di Kota Ternate, di
beberapa kecamatan di Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Pulau
Morotai dan Kota Tidore kepulauan juga merupakan daerah rawan banjir karena jenis tanahnya
kurang dapat menyerap air dan berada di wilayah dengan kemirigan lereng datar (0 – 3 %). Total luas
daerah berisiko banjir adalah 36.520 Hektar.
18
II.6. DAERAH RAWAN BANJIR DI SEKITAR DI HALMAHERA UTARA

Kawasan banjir sesuai dengan RTRW wilayah Halmahera Utara adalah: Kecamatan Malifut, Kec. Kao
Barat, Kec Kao Utara, Kec Tobello Selatan, Kec.Tobello Tengah, Kec. Tobello, Kec. Tobello Utara, Kec. Galela
Barat, Kec. Galela Utara, Kec. Loloda Utara. Sehingga nantinya dalam perencanaan Bendungan Tohaki
tidak didesain secara khusus untuk fungsi manfaat pengendalian banjir, akan tetapi pengendalian banjir
hanya sebagai fungsi ikutan dalam perencanaan bendungan. 19
III. ANALISA TEKNIS
DAN SURVEI PENDAHULUAN
DISKUSI
DRAFT LAPORAN PENDAHULUAN
FS PEMBANGUNAN WADUK TOHAKI
Tahun Anggaran 2017
III.1. TAHAPAN PERENCANAAN BENDUNGAN
• Pasal 26 PP 29/2000
(bagi bendungan
beresiko tinggi)
Pasal 26 UU SDA Pasal 34 UU SDA • Pasal 21 PP 37/2010

POLA RENCANA STUDI KELAYAKAN


PRA STUDI (Teknik, Sosek, Lingkungan)
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
KELAYAKAN
SDA SDA
• PERENCANAAN UMUM
• DESAIN PENDAHULUAN

Perlu
PERENCANAAN TEKNIS/
Bendungan
/Tidak? DESAIN RINCI

• Pasal 26 UU SDA:
Pembangunan SDA dilakukan
melalui Konsultasi Publik
• Inventarisasi potensi SDA
• Pasal 21 PP 37/2010:
sampai dengan daya dukung Tanpa merusak keseimbangan
SDA Lingkungan
• Rencana tata ruang
• Inventarisasi kebutuhan air
• Kemampuan dana
• Kelestarian hayati air

20
III.2. PERUMUSAN ALTERNATIF

Pelajari semua alternative yang dapat dikembangkan


berdasar aspek teknis (Lokasi, tipe, tinggi, manfaat, pola
operasi, dll)

Pilih minimal 3 (tiga) alternatif berdasar tinjauan:


• Kemudahan pelaksanaan baik material, pembebasan lahan, atau
pelaksanaan konstruksinya
• Biaya proyek yang murah
• Dampak yang timbul
• Manfaat yang diperoleh
• Kemudahan OP
• Kesesuaian dengan aspirasi masyarakat

Lengkapi masing-masing alternatif dengan:


• Gambar tata letak secara kasar
• Sistim tata air
• Sketsa bangunan penting, rencana operasi dan lain-lainnya.

21
lingkungan g. Program pengukuran dan
h. penyelidikan
Skala prioritas dan perkiraan biaya
III.3. ASPEK YANG DITINJAU i. Program survei topografi
j. Analisis Cost Benefit Ratio dan
Economic Internal Rate of Return Derajat
Derajat
Jenis Studi
Jenis Studi Kebutuhan Peta Aspek Hidrologi Aspek Geoteknik
Geoteknik Perekayasaan
Perekayasaan Aspek
AspekMultisektor
Multisektor Produk
Produk Akhir
Akhir
Ketelitian
Ketelitian
a.a.a. Peta
Peta RBI
Peta RBI dengan
situasi dengan a.a.a. Analisis
dengan frekuensi
Analisisseperti
Sama frekuensi
studi a.a.a. Penyelidikan
Klasifikasi
Klasifikasitanah
tanah didilapangan
geoteknik pada didi a. Rencana
lapangan Buat
Buatgaris
garisbesar
besar a.a. SamaHubungan
Hubungan dengan
seperti studi a.a.a. Isi
dengan Isi
IsiLaporan
Isi LaporanStudi
Laporan
Laporan StudiPra
Studi
Studi PraKelayakan
Pra Kelayakan
Kelayakan
Kelayakan Rekayasa:
Rekayasa:
Rekayasa:
Skala
Skala 11 :: 50.
50.
skala 1 : 5.000 0000
00 banjir
banjir sampai
sampai
pra kelayakan lokasi yang
yang sudah ditentukan && pendahuluan
sudah ditentukan
lokasibangunan-bangunan
lokasi perencanaan
perencanaan tata pemerintah
pemerintah
pra kelayakan b.b.b. Perengkingan
Pengembangan
Pengembangan3Alternatif-alternatif
Pengembangan Alternatif-alternatif
Alternatif-alternatif 60%
60%
(tiga) alternatif lokasi 75%
atau dengan skala perhitungan curah formasi geologi
utama dengan pemboran bendungan
bendungan
letak bendungan dengan
dengan setempat
setempat lokasi
lokasibendungan yang nantinya
dengan cara tetapi dilakukan lokasi
bendungan bendungan
bendungan yang
yangStudi
dari hasil Pra dipilih
nantinya
nantinya dipilih
dipilih
yang
yang terbesar
terbesar yang yang b. hujan
Studi
hujanwater
rancangan
rancangan sketsa
sketsa tata
tata letak
letak
beserta bangunan minimal
minimal333alternatif
minimal alternatifuntuk
alternatif untukdilanjutkan
terestis atau
ada
ada balance pada b.b.b. Pengambilan
Parameter
Parameter perencanaan
perencanaan
contoh tanah di dan
dan uraian
uraian b.b. lebih detail.
Hambatan
Hambatan Kelayakan sehingga untuk dilanjutkan
dilanjutkan
didapatkan 1
fotogrametris pelengkapnya kekekestudi
studikelayakan
studi kelayakan
kelayakan
b.b. Foto Satelit (dari c.b. sungai Neraca Air investigasi
sepanjang geologi
investigasitrase teknik
geologialternatif
teknik lokasi pekerjaan
pekerjaan dengan Pengembangan
dengan Pengembangan (satu) lokasi yang sesuai Biaya:
Biaya:
dengan Simulasi b. Tipe Bendungan Biaya:
Google
Google Maps)
Maps) atau atau Pendahuluan
Pendahuluan air pendahuluan untukstabilitas
pendahuluan untuk stabilitas skala
skala1:25.
1:25.0000
00atau
atau c.c. Menilai
ketersediaan bendungan dengan tipe-tipe Menilailatar
latar c.c.c. Perhitungan
Potensi
Potensidaerah
Potensi daerah
daerah yang
yang tergenang
tergenang
yangkebutuhan
detail tergenangair 70%
70%
90%
pengambilan
foto
fotoudara
udara jika foto
jika ada
ada pondasi
pondasi&& lereng
lereng (tanpa
(tanpa lebih.
lebih.
pada waduklaju perencanaannya belakang
belakangsosial
sosial d.d. untukPerkiraan volume tampungan
udara skala 1 : c.c. Perkiraaan Perkiraaan laju c. Penyelidikan
pemboran) bahan bangunan,
pemboran) Perkiraan
Perkiraan volume
volumeair
pelayanan irigasi, airwaduk
tampungan
tampungan waduk
waduk
baku,
politik
politik
Ada Survey terbatas Sedimen
c.c. 10.000 c. daerah
Menilai sumber
tersedianya
tersedianya
galian bahan
bahan
bahan, c. Kapasitas rencana guna
guna
atau menetukan
menetukan manfaat
menetukan manfaat
gunaPLTA/PLTM/ manfaat yang
PLTMHyangyang akan
padaakan
akan
STUDI b. Peta situasi dengan diperoleh
diperoleh
diperoleh
PRA d.d. Peta
KELAYAKAN
STUDI
STUDI PRA Peta situasi
skala situasi dengan
1 : 2.000dengan d.d. Perhitungan Flood bangunan
lokasiterutama
bangunan
dan terutama untuk
untukbahan
bahan timbunan bahan
d. Penentuan luas d.d. Identifikasi proyek lokasi yang dipilih
Identifikasiproyek
timbunan
timbunan
untuk bendungan
bendungan
bendungan. multisektor
multisektordengan
KELAYAKAN skala
KELAYAKAN skala 11bangunan-
untuk :: 10.
10.0000
00 Routing genangan waduk dengan e.e. Kebutuhan
d. Tata Kebutuhan air
airuntuk
untukpelayanan
letak bendungan beserta air
pelayanan air
dengan selang
bangunan besar beserta dan sabuk instansi-instansi
instansi-instansi irigasi,
d. Uji laboratorium contoh-contoh irigasi, airairbaku,
bangunan-bangunan baku, atau
ataupelengkapnya
kontur
kontur 11 mm hijau beserta luas yang
yang berwenang
berwenang
PLTA/PLTM/PLTMH
PLTA/PLTM/PLTMH
serta tipe bangunan yang secara
secara kasar.
kasar.
diterapkan
tanah baik di lokasi galian pembasan lahan
maupun untuk bahan timbunan Rincian volume & e.e. Dampak terhadap e.f.f. Rincian
Dampakterhadap Dampak
Dampak terhadap
Dampakvolumeterhadap lingkungan
lingkungan
terhadap(BOQ)lingkungan
dan biaya
bendungan biaya pendahuluan lingkungan
lingkungan g.g. (BCR
Program
Program danpengukuran
EIRR) dan
pengukuran dan
dan perkiraan biaya penyelidikan
penyelidikan
f.h.h. Analisis
Skala
Skalaprioritas
dampakdan
prioritas dan perkiraan
perkiraan
proyek biaya
terhadapbiaya
proyek
i.i. lingkungan
Program
Program surveisurvei topografi
topografi
j.j. Analisis
Analisis Cost
CostBenefit
BenefitRatio
Ratiodan
dan
Economic
Economic Internal
Internal Rate
RateofofReturn
Return
22
III.4. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
MULAI

PENDAHULUAN
- Mobilisasi Personil dan Peralatan
- Koordinasi dengan Pihak Terkait
- Pembuatan Program Kerja Rinci

PENGUMPULAN DATA

- Pengumpulan peta-peta lokasi terkait


- Pengumpulan data hujan, debit, dan iklim
- Penyelidikan Hidrometri
- Data gambaran umum kondisi lokasi
(Sosekbud, lingkungan, politik, dll)
- Peta RTRW Sekitar lokasi

SURVEI LAPANGAN
- Kajian Layanan Irigasi dan Air Baku
- Lahan Fungsional dan Potensial

PENENTUAN ALTERNATIF
LOKASI AS BENDUNGAN

1
23
ANALISA HIDROLOGI
- Lahan Fungsional dan Pote

III.4. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN


PENENTUAN ALTER
LOKASI AS BENDU
1

SURVEI TOPOGRAFI INVESTIGASI GEOLOGI ANALISA HIDROLOGI


- Pemasangan BM dan patok - Pemetaan geologi permukaan - Data Hujan
pengukuran - Pemboran inti - Data Debit (jika ada)
- Pengukuran situasi dan - Test Pit - Data Klimatologi
penampang as bendungan - Uji SPT dan Permeabilitas - Data DAS (Luas, jenis tanah, 2
kemiringan lereng, vegetasi)
- Lokasi stasiun hujan

Penggambaran Uji Laboratorium Analisa Laju Sedimentasi Hujan Daerah 3 Huja

Laporan Geologi Analisa Curah Hujan A


Peta Situasi Hasil
Pengukuran Skala
- Analisa Frekuensi
1:2000 - Peta geologi hasil pengukuran - Uji Kesesuaian Distribusi
- Data jenis tanah dan batuan di
sekitar lokasi

Curah Hujan Rancangan


4A
Analisa Kurva Tampungan Elevasi Tampungan Mati Analisa Banjir Rancangan
- Distribusi Hujan jam-jaman
- Pembuatan Hidrodraf Satuan
Sitetis (HSS) dengan berbagai
metode

Penelusuran Banjir Debit Banjir Rancangan

5 6
Perencanaan Hidrolis Perencanaan Hidrolis
Elevasi Puncak Bendungan
Pelimpah Pengelak
24
- Kajian Layanan Irigasi dan Air Baku
- Lahan Fungsional dan Potensial III.4. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENENTUAN ALTERNATIF
LOKASI AS BENDUNGAN 1

OLOGI SURVEY SOSIAL EKONOMI SURVEY LINGKUNGAN SURVEY PERTANIAN


- Wawancara - Luas lahan yang terkena - Daerah irigasi sekitar lokasi
) - Pemberian Kuisioner dampak - Luas areal irigasi
2
nis tanah,
- Jumlah Penduduk
- Pertumbuhan Penduduk
- Status kepemilikan tanah
- Penggunaan tanah
- Status kepemilikan lahan
- Pola tata tanam
getasi) - Mata Pencaharian - Jenis vegetasi yang tumbuh di - Budidaya tanaman pangan
sekitar lokasi - Produktifitas pertanian

ah 3 Hujan 10 atau 15 Harian Analisa Evaporasi Laporan Sosial Ekonomi Laporan Survei Lingkungan Laporan Survei Pertanian

Hujan Analisa Debit Aliran Analisa Kebutuhan Air


Rendah
Proyeksi Penduduk
Irigasi

ibusi

Analisa Kebutuhan Air


Domestik Laporan Penunjang Non Teknis
ncangan
- Laporan Sosial Ekonomi
- Laporan Survei Lingkungan
- Laporan Survei Pertanian
ncangan Analisa Kebutuhan Air
Irigasi dan Domestik
-jaman
af Satuan
berbagai

7 8
cangan 25
- Distribusi Hujan jam-jaman - Distribusi Hujan jam-jaman
- Pembuatan Hidrodraf Satuan - Pembuatan Hidrodraf Satuan
III.4. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
Sitetis (HSS) dengan berbagai
metode
Sitetis (HSS) dengan berbagai
metode

Penelusuran Banjir 6 Rancangan


Penelusuran
Debit Banjir Banjir Debit Banjir Rancangan

Perencanaan Hidrolis
Elevasi Puncak Bendungan
Perencanaan Hidrolis
Perencanaan Hidrolis Perencanaan Hidrolis 7
Pelimpah Pengelak Pelimpah Pengelak

Dimensi PelimpahDesain Bendungan Dimensi PengelakDimensi Pelimpah Dimensi Pengelak Dimensi Intake

- Tipe Bendungan
4A - Kemiringan Lereng Bendungan
- Material Timbunan Bendungan

Analisa Tidak
Stabilitas

Aman

5 Gambar Perencanan Bendungan Gambar Perencanan Bend


dan Bangunan Pelengkapnya dan Bangunan Pelengkap

9 dan RAB
Perhitungan Volume Perhitungan Volume dan
- Volume Bangunan - Volume Bangunan
- Harga Satuan - Harga Satuan
- Biaya Konstruksi - Biaya Konstruksi 26
III.4. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN
9

Perhitungan Volume dan RAB


- Volume Bangunan
- Harga Satuan
- Biaya Konstruksi

Kajian Kelayakan Ekonomi


- Perhitungan Benefit Cost Ratio (BCR)
- Internal Rate of Return (IRR)
- Net Present Value (NPV)
- Project Pay Back Period
- Sensivitas Analisis

PEMILIHAN ALTERNATIF
Dari 3 Alternatif Lokasi yg dianalisa
kemudian dibuat Perengkingan berdasarkan
aspek teknis, ekonomi, social dan
8
lingkungan. Dan di ambil 1 Aternatif untuk
Detail Desain Selanjutnya

FINALISASI
- Pembuatan Laporan Utama &
Penunjang
- Pembuatan Album Gambar
- Asistensi dan Diskusi Sesuai Jadwal
yang ditetapkan

SELESAI
27
III.5. RENCANA SURVEY TOPOGRAFI
SURVEY TOPOGRAFI
 Pemasangan Bench Mark ( BM ) buah dan CP buah
 Pemasangan patok referensi pembantu dengan jarak antar patok + 50 m,
 Pengukuran kerangka dasar horizontal (Poligon)
 Pengukuran kerangka dasar vertical (Waterppas),
 Pengukuran profil memanjang dan melintang rencana As bendungan dan daerah
genangan waduk,
 Pengukuran penampang melintang rencana As bendungan dan daerah genangan waduk
pada lokasi Patok Referensi Utama dan pembantu tersebut di atas,
 Pengumpulan data bangunan keairan, terutama yang dapat mempengaruhi kondisi aliran
sungai yang telah ada,
 Pengukuran geometri luas genangan waduk detail pada beberapa ruas guna menunjang
penyusunan besar tampungan waduk.

28
III.6. RENCANA INVESTIGASI GEOLOGI
Kegiatan Yang Dilakukan:
 Bor Inti (300 m)
 Sumuran Uji (Test Pit 9 titik)
 Pengambilan Contoh Tanah
 Penyelidikan Laboratorium
No JENIS ANALISA LABORATORIUM Satuan Volume
A Analisa Mekanika Tanah
1 INDEX PROPERTIES
2 Natural Water Content Sampel 10.00
3 Natural Density Sampel 10.00
4 Dry Density Sampel 10.00
5 Specific Grafity Test Sampel 10.00
6 Gradasi & Hydrometer Sampel 10.00
7 Atterberg Limit Sampel 10.00
8 Kepadatan Tanah metode Konus Sampel 10.00
9 ENGINEERING PROPERTIES
10 Konsolidasi Sample 10.00
11 Direct Shear Test Sample 10.00
12 Unconfined Compression Sample 10.00
13 Compaction/Standart Proctor Sample 10.00
14 TRIAXIAL TEST
15 Unconsolidated Undrained Sampel 10.00
16 Consolidated Undrained Sampel 10.00
17 Consolidated Drained Sampel 10.00 29
III.7. RENCANA ANALISA HIDROLOGI

Kegiatan Analisis hidrologi meliputi :


 Analisis Hujan Rancangan
 Analisis Debit Banjir Rancangan (Metode SCS dan Snyder)
 Analisis Debit Aliran Rendah (low flow analysis) Metode FJ. Mock
 Analisis Sedimentasi (Metode USLE)
 Analisis Evapotranspirasi
 Analisis Kebutuhan Air Irigasi
 Analisa Kebutuhan Air Baku
 Analisis Optimasi Waduk (Neraca Air)
 Analisa survei hidrometri (pengujian sedimentasi di hulu rencna as
bendungan dan pengujian sample kualitas air yang akan diambil 3 sample)

30
RENCANA SURVEI HIDROMETRI
Survey hidrometri terdiri dari pengukuran debit, pengambilan sampel sedimen dan uji kualitas air
1. Pengujian Sedimen di hulu rencana bendungan. Diusulkan pengambilan sample Sedimen dilakukan mewakili 2 musim di site
Bendungan yakni musim penghujan dan kemarau. Dengan pengambilan Sampel Sedimen di Site Bendungan
2. Uji kualitas air di lakukan dengan pengambilan sampel air terletak di rencana As bendungan.

1
2
3

Lokasi Pengambilan Sample Sedimen


pengukuran debit dan sample uji
kualitas air adalah pada posisi As
Alternatif 1, 2, 3 dan 4 31
III.8. RENCANA DESAIN DAN PEMILIHAN LOKASI SITE BENDUNGAN
Kegiatan Meliputi:
 Desain Bendungan dan kelengkapannya:
- Pemilihan Type Bendungan
- Bahan/Material Bendungan
- Rencana Teknis Tubuh Bendungan dan bangunan pelengkap
- Analisa dan Perhitungan Stabilitas Tubuh Bendungan
 Analisa Ekonomi:
- BOQ (Bill of Quantity)
- Harga Satuan Pekerjaan
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- BCR/IRR
 Pembuatan Gambar-gambar Desain.
 Analisis Pemilihan Lokasi Site Bendungan untuk Studi Detail Desain
Selanjutnya.
 Pembuatan Laporan.

32
III.9. HASIL SURVEY PENDAHULUAN

ALT. 1

ALT. 2

ALT. 3

ALT. 4

Studi Kelayakan Bendungan Tohaki terdiri dari 4 alternatif yang semuanya berada di
Kabupaten Halmahera Barat terletak di desa Bakun Pantai Kecamatan Loloda , terletak di
Aliran Sungai Tiabo 33
III.10. KAJIAN AWAL DAERAH GENANGAN BENDUNGAN TOHAKI
ALTERNATIF 1, 2, 3 DAN 4 TERHADAP PETA KAWASAN HUTAN

Luas Genangan Pada:


Alternatif 1 : 8.81 Km2 = 881.34 Ha
Alternatif 2 : 8.42 Km2 = 841.68 Ha
Alternatif 3 : 8.08 Km2 = 807.95 Ha
Alternatif 4 : 5.66 Km2 = 566.34 Ha
Terdiri dari Hutan produksi dan Tegalan milik masyarakat 34
III.11. LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 1

35
LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 1

Lokasi Alternatif 1 terletak di koordinat 01o 50’ 43.6” LU ; 127o 44’ 00” BT, tepatnya di Bakun
Pantai Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat. 36
KONDISI TOPOGRAFI DI ALTERNATIF 1
El.Tertinggi El.Terendah Luas
No
m m Km2
1 0.00 50.00 10.53
2 50.00 100.00 23.83
3 100.00 300.00 119.88
4 300.00 500.00 81.88
5 500.00 700.00 43.09
6 700.00 900.00 8.90
Jumlah 288.11

Lokasi site rencana Bendungan Tohaki


Alternatif 1 ini merupakan daerah yang
mempunyai topografi berbukit. Tebing kiri
dan kanan memiliki kemiringan yang
hampir sama yaitu antara 200 – 400.
Daerah tangkapan hujan/daerah aliran
sungai (DAS) merupakan daerah
perbukitan dengan kemiringan rata-rata
25o, dengan vegetasi perkebunan kelapa
serta semak semak dengan luas DAS
cukup besar  288.11 Km2. Jarak untuk
mencapai daerah manfaat irigasi sejauh +
14 Km.

37
KONDISI TATA GUNA LAHAN DI ALTERNATIF 1
Luas
No. Tata Guna Lahan Satuan
Lahan
1 Kebun Km2 7.98
2 Belukar Km2 0.93
3 Tegalan Km2 0.393
Hutan milik masyarakat
4 Km2 278.807
(APL)
Jumlah Km2 288.11

Untuk alternatif 1 berdasarkan peta Bakosurtanal


dengan luasan DAS + 288.11 Km2 diperoleh tata guna
lahan dengan rincian kebun, semak belukar, tegalan
dan hutan milik masyarakat.

38
KONDISI GEOLOGI DI ALTERNATIF 1

Satuan Geomorfologi Dataran Satuan Batuan Gunung Api


(dengan pola aliran Sungai “Meander”) (dekat lokasi rencana bendungan Alternatif 1)

Litologi daerah bendungan Tohaki terdiri dari satuan batuan gunung api, warna coklat abu-abu – coklat
tua, ukuran butir halus – kasar, setempat mengandung fragmen batuan beku andesitik. Batuan gunung
api ini mendominasi seluruh area lokasi pekerjaan. Kondisi batuan gunung api yang ditemukan, telah
mengalami pelapukan dengan tingkat pelapukan slightly weathered sampai moderately weathered.
Sebagian wilayah berupa endapan alluvial, terutama disekitar Sungai Tiabo. Untuk mengetahui
susunan dan urutan stratigrafi, maka akan digunakan metode kesetaraan/ kesebandingan dengan
stratigrafi geologi regional. Sedangkan mengenai kondisi struktur geologi, harus dilakukan penelitian
lanjut (lebih detail) untuk memperoleh data primer terkait struktur geologi tersebut.
39
ANALISA TAMPUNGAN ALTERNATIF 1
Manfaat untuk Irigasi + 3900 Ha dan Kebutuhan Air Baku 652 lt/dt (Kab. Halmahera Utara)

Luas Volume Vol. Komulatif


No Elevasi 2 3
( m) (m ) ( m3 )

1 12.00 - - -
2 15.00 554,635.1 831,952.71 831,952.71
3 20.00 733,993.2 3,221,570.94 4,053,523.65
4 25.00 915,310.3 4,123,258.96 8,176,782.61
5 30.00 2,088,757.2 7,510,168.81 15,686,951.43
6 35.00 4,022,309.7 15,277,667.26 30,964,618.68
7 40.00 6,230,227.1 25,631,341.95 56,595,960.63
8 45.00 8,368,179.5 36,496,016.51 93,091,977.14
Tampungan Total = 75.12 juta m3 9 50.00 10,513,032.4 47,203,029.77 140,295,006.92
Elevasi LWL = + 29.15 10 55.00 12,484,386.3 57,493,546.70 197,788,553.62
11 60.00 14,473,360.9 67,394,368.08 265,182,921.69
Elevasi NWL = + 42.54 12 65.00 16,495,519.5 77,422,200.95 342,605,122.65
Elevasi HWL = + 46.04 13 70.00 18,646,482.6 87,855,005.11 430,460,127.76
Tinggi Bendungan = 35.04 m 14 75.00 21,051,134.2 99,244,041.84 529,704,169.59

Luas Genangan = 881.34 Ha 40


III.12. LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 2

41
LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 2

Lokasi Alternatif 2 terletak di 01o 50’ 10.8” LU ; 127o 42’ 58.5” BT , tepatnya di desa Bakun
Pantai Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat. 42
KONDISI TOPOGRAFI DI ALTERNATIF 2
El.Tertinggi El.Terendah Luas
No
m m Km2
1 0.00 50.00 5.12
2 50.00 100.00 22.68
3 100.00 300.00 119.88
4 300.00 500.00 81.88
5 500.00 700.00 43.07
6 700.00 900.00 8.90
Jumlah 281.53

Lokasi site rencana Bendungan Tohaki Alternatif


2 ini merupakan daerah yang mempunyai
topografi berbukit. Kemiringan rata-rata 30o.
Dengan vegetasi perkebunan kelapa serta semak
dengan Luas DAS 281.53 Km2. Jarak untuk
mencapai daerah manfaat irigasi sejauh + 15.50
Km.

43
KONDISI TATA GUNA LAHAN DI ALTERNATIF 2
Luas
No. Tata Guna Lahan Satuan
Lahan
1 Kebun Km2 6.27
2 Belukar Km2 0.93
3 Tegalan Km2 0.393
4 Hutan milik masyarakat (APL) Km2 273.937
Jumlah Km2 281.53

Untuk alternatif 2 berdasarkan peta Bakosurtanal


dengan luasan DAS + 281.53 Km2 diperoleh tata guna
lahan dengan rincian kebun, semak belukar, tegalan dan
hutan milik masyarakat.
44
KONDISI GEOLOGI DI ALTERNATIF 2

Endapan aluvial yang berada di dekat lokasi rencana Lokasi Material Batu di Genangan
Bendungan Alternatif 2 (Dekat lokasi rencana bendungan Alternatif 1)

Rencana Lokasi bendungan alternatif 3 terletak pada S. Tohaki. Sungai Tohaki mempunyai bentuk
lembah yang hampir simetris, dimana bukit sebelah kanan dan kiri mempunyai kemiringan 300 – 450.
Lebar dasar Sungai Tohaki sekitar 20 – 25 m. Morfologi daerah bendungan merupakan morfologi
perbukitan, dimana terdapat bukit di kiri dan kanan S. Tohaki dengan ketinggian mencapai 35 m
sampai 55 m diatas muka laut. Lereng perbukitan dari landai sampai curam. Material batu juga banyak
terdapat disekitar area genangan, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Endapan aluvial
banyak terdapat dekat dengan lokasi alternatif 2.

45
ANALISA TAMPUNGAN ALTERNATIF 2
Manfaat untuk Irigasi + 4000 Ha dan Kebutuhan Air Baku Air Baku 652 lt/dt (Kab. Halmahera Utara)

Luas Volume Vol. Komulatif


No Elevasi 2 3
Elevasi
( m) (m ) ( m3 )

1 13.00 - - - 13.00
2 15.00 459,753.4 459,753.37 459,753.37 15.00
3 20.00 610,857.6 2,676,527.37 3,136,280.73 20.00
4 25.00 763,546.3 3,436,009.73 6,572,290.46 25.00
5 30.00 1,656,714.5 6,050,652.04 12,622,942.50 30.00
6 35.00 3,284,183.3 12,352,244.46 24,975,186.96 35.00
7 40.00 5,217,819.9 21,255,008.05 46,230,195.01 40.00
Tampungan Total = 76.16 juta m3 8 45.00 7,115,632.0 30,833,629.94 77,063,824.95 45.00
9 50.00 9,055,853.3 40,428,713.25 117,492,538.20 50.00
Elevasi LWL = + 30.72 10 55.00 10,903,543.4 49,898,491.60 167,391,029.80 55.00
Elevasi NWL = + 44.85 11 60.00 12,783,459.0 59,217,505.99 226,608,535.79 60.00
Elevasi HWL = + 48.35 12 65.00 14,696,970.8 68,701,074.44 295,309,610.24 65.00
13 70.00 16,742,647.3 78,599,045.16 373,908,655.39 70.00
Tinggi Bendungan = 36.35 m 14 75.00 19,043,194.8 89,464,605.18 463,373,260.58 75.00
Luas Genangan = 841.68 Ha 46
III.13. LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 3

47
LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 3

Lokasi Alternatif 3 terletak di koordinat 01o 49’ 50.2”


LU ; 127o 42’ 08.6” BT, tepatnya desa Bakun Pantai
Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat.

16
48
KONDISI TOPOGRAFI DI ALTERNATIF 3
El.Tertinggi El.Terendah Luas
No
m m Km2

1 0.00 50.00 2.11


2 50.00 100.00 17.37
3 100.00 300.00 119.88
4 300.00 500.00 81.88
5 500.00 700.00 43.07
6 700.00 900.00 8.90
Jumlah 273.21

Rencana Bendungan Tohaki Alternatif 3 ini


merupakan daerah yang mempunyai topografi
berbukit. Tebing kiri dan kanan memiliki
kemiringan yang hampir sama yaitu antara 300
– 450. Daerah tangkapan air/daerah aliran
sungai (DAS) merupakan daerah perbukitan
dengan kemiringan rata-rata 40o. dengan
vegetasi perkebunan kelapa serta semak
semak dengan luas DAS cukup besar  273.21
Km2. Jarak untuk mencapai daerah manfaat
irigasi sejauh + 17 Km.

49
KONDISI TATA GUNA LAHAN DI ALTERNATIF 3
No. Tata Guna Lahan Satuan Luas Lahan
1 Kebun Km2 6.04
2 Belukar Km3 0.93
3 Tegalan Km4 0.393
4 Hutan milik masyarakat (APL) Km5 265.847
Jumlah Km6 273.21

Untuk alternatif 3 berdasarkan peta


Bakosurtanal dengan luasan DAS + 273.21 Km2
diperoleh tata guna lahan dengan rincian kebun,
semak belukar, tegalan dan hutan milik
masyarakat.
50
KONDISI GEOLOGI DI ALTERNATIF 3

Lokasi Material Batu yang banyak terdapat di Satuan Batuan Gunungapi


Genangan Alternatif 3 (Dekat lokasi rencana bendungan Alternatif 3)

Rencana Lokasi bendungan alternatif 3 terletak pada S. Tohaki. Sungai Tohaki mempunyai bentuk
lembah yang hampir simetris, dimana bukit sebelah kanan dan kiri mempunyai kemiringan 300 – 400.
Lebar dasar Sungai Tohaki sekitar 20 – 25 m. Morfologi daerah bendungan merupakan morfologi
perbukitan, dimana terdapat bukit di kiri dan kanan S. Tohaki dengan ketinggian mencapai 40 m
sampai 60 m diatas muka laut. Satuan endapan sungai berupa endapan lepas berukuran kerakal,
kerikil, pasir dan lempung, kerakal dan kerikil sebagian merupakan pecahan dari batuan metamor
berupa sekis dan genes. Material batu juga banyak terdapat disekitar area genangan.

51
ANALISA TAMPUNGAN ALTERNATIF 3
Manfaat untuk Irigasi + 4100 Ha dan Kebutuhan Air Baku Air Baku 652 lt/dt (Kab. Halmahera Utara)

Luas Volume Vol. Komulatif


No Elevasi 2 3
Elevasi
( m) (m ) ( m3 )

1 14.00 - - - 14.00
2 15.00 389,651.6 194,825.78 194,825.78 15.00
3 20.00 517,755.1 2,268,516.77 2,463,342.56 20.00
4 25.00 647,289.4 2,912,611.39 5,375,953.95 25.00
5 30.00 1,397,852.6 5,112,855.06 10,488,809.01 30.00
6 35.00 2,836,511.9 10,585,911.33 21,074,720.34 35.00
7 40.00 4,583,566.4 18,550,195.78 39,624,916.12 40.00
Tampungan Total = 77.19 juta m3 8 45.00 6,312,682.5 27,240,622.21 66,865,538.33 45.00
9 50.00 8,103,501.3 36,040,459.40 102,905,997.72 50.00
Elevasi LWL = + 31.85 10 55.00 9,846,749.5 44,875,626.91 147,781,624.63 55.00
Elevasi NWL = + 46.43 11 60.00 11,633,003.2 53,699,381.86 201,481,006.49 60.00
12 65.00 13,452,240.0 62,713,107.98 264,194,114.47 65.00
Elevasi HWL = + 49.93 13 70.00 15,400,973.4 72,133,033.32 336,327,147.79 70.00
Tinggi Bendungan = 36.93 m 14 75.00 17,602,567.4 82,508,851.97 418,835,999.76 75.00
Luas Genangan = 807.95 Ha 52
III.14. LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 4

1
2
3
1

Lokasi Alternatif 4 terletak di koordinat 01o 49’ 50.2” LU ; 127o 42’ 08.6” BT, tepatnya desa
Bakun Pantai Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat. 53
LOKASI AS BENDUNGAN ALTERNATIF 4
As Bendungan Tohaki Alternatif 4 terletak di hulu Sungai Tiabo dengan jarak + 3 Km dari As Bendungan Tohaki
Alternatif 3 . Jarak Alternatif 4 dengan sesar + 1.6 Km.

Alternatif – 4 merupakan alternatif yang lebih memungkinkan sebagai lokasi rencana bendungan
(dibandingkan dengan alternatif – 1 sampai alternatif – 3), karena posisinya tidak pada bidang struktur
geologi (sesar normal/ turun). 54
ANALISA TAMPUNGAN ALTERNATIF 4
Manfaat untuk Irigasi + 4250 Ha dan Kebutuhan Air Baku 652 lt/dt (Kab. Halmahera Utara)

Beda Luas Volume Vol. Komulatif


No Elevasi 2 3
Tinggi ( m) (m ) ( m3 )

1 0 24.00 - - -
Tampungan Total = 78.75 juta m3 2 1 25.00 371,920.0 185,960.00 185,960.00
3 13 37.50 1,165,232.7 9,607,204.06 9,793,164.06
Elevasi LWL = + 39.50 4 13 50.00 3,452,358.2 28,859,942.69 38,653,106.75
Elevasi NWL = + 58.72 5 13 62.50 5,739,483.7 57,449,011.81 96,102,118.56
6 13 75.00 9,191,841.9 93,320,785.00 189,422,903.56
Elevasi HWL = + 62.22
Tinggi Bendungan = 39.22 m
Luas Genangan = 566.34 Ha 55
DAS TOHAKI ALTERNATIF 4
Luas DAS Alternatif 4 = 238.91 Km2. Sebagian Besar terdiri dari Hutan.
Jarak untuk mencapai daerah manfaat irigasi sejauh 20 Km Ke arah Galela.

56
III.15. KONDISI DAERAH GENANGAN DI ALTERNATIF 1, 2 & 3

Perkiraan Jalan dan jembatan yang akan tergenang

57
III.16. FASILITAS UMUM YANG TERGENANG

 Perkiraan jembatan yang akan tergenang pada Alternatif 1 ada


3 buah jembatan
Alternatif 2 ada 3 buah jembatan
Alternatif 3 ada 1 buah jembatan
Alternatif 4 tidak ada jembatan yang tergenang
 Jalan yang yang diprediksi akan tergenang adalah sepanjang
Alternatif 1 Jalan sepanjang 8.46 Km
Alternatif 2 Jalan sepanjang 6.16 Km
Alternatif 3 Jalan sepanjang 3.96 Km
Alternatif 4 tidak ada Jalan yang tergenang
berupa jalan makadam yang merupakan jalan penghubung
antara Desa Roko dan menembus Desa Jano Kecamatan
Loloda.
58
III.17. ROUTE / LINTASAN KEGIATAN VISIT GEOLOGI

No Lokasi/ Keterangan Lokasi


1 Wp-01 Bahan bangunan berupa pasir, kerikil dan batuan
2 Wp-02 Bahan bangunan berupa batuan malihan(metamorf) karbonatan.
3 Bd-01a Rencana Bendungan Alternatif -1
4 Bd-02a Singkapan Batuan dekat Rencana Bendungan Alternatif – 2 (Sandaran Kanan)
5 Bd-03a Singkapan Batuan dekat Rencana Bendungan Alternatif – 3 (Sandaran Kanan) 59
III.18. URAIAN KONDISI GEOLOGI LOKASI PEKERJAAN

Secara umum uraian mengenai kondisi geologi lokasi pekerjaan, meliputi satuan
batuan serta posisi stratigrafinya dan struktur geologi.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan Site Visit, litologi daerah bendungan
Tohaki terdiri dari satuan batuan gunung api, warna coklat abu-abu – coklat tua,
ukuran butir halus – kasar, setempat mengandung fragmen batuan beku andesitik.
Foto 3 adalah singkapan batuan gunungapi pada titik pengamatan Bd-02a, di dekat
rencana bendungan alternatif – 1, sebagai sandaran kanan.

Batuan gunung api ini mendominasi seluruh area lokasi pekerjaan. Kondisi batuan
gunung api yang ditemukan, telah mengalami pelapukan dengan tingkat pelapukan
slightly weathered sampai moderately weathered. Sebagian wilayah berupa endapan
aluvial, terutama disekitar Sungai Tiabo. Endapan aluvial tersebut terlihat pada Foto
4, lokasi titik pengamatan Bd-03a (di dekat rencana bendungan alternatif – 2).

60
III.18. URAIAN KONDISI GEOLOGI LOKASI PEKERJAAN

61
III.18. URAIAN KONDISI GEOLOGI LOKASI PEKERJAAN
Sedangkan Foto 5 adalah singkapan batuan gunungapi di dekat jembatan Ake
Komoda (titik pengamatan Wp-03). Singkapan batuan gunungapi di dekat rencana
bendungan alternatif – 3, yaitu pada titik pengamatan Bd-04a (Foto 6) yang
merupakan sandaran kanan. Sedangkan sebagai sandaran kiri rencana bendungan
alternatif – 3, yaitu pada titik pengamatan Wp-04 berupa batuan gunungapi (Foto 7).

62
III.19. STRATIGRAFI GEOLOGI REGIONAL
Untuk mengetahui susunan dan urutan stratigrafi, maka akan digunakan metode kesetaraan/
kesebandingan dengan stratigrafi geologi regional. Posisi lokasi bendungan sesuai dengan
peta geologi regiona.
Berdasarkan data hasil kegiatan site visit, maka batuan di wilayah rencana Bendungan Tohaki
dapat disetarakan dengan Satuan Batuan Gunungapi Holosen (Qhva/b) dan Tufa (Qht),
keduanya merupakan batuan gunungapi kuarter.

Batuan Gunungapi Holosen, berupa lava dan breksi yang bersusunan andesit (Qhva) sampai
basal (Qhvb). Lava andesit berwarna kelabu muda, tekstur -afanitik sampai
faneritik (yang faneritik umumnya lebih keras dari yang afanitik dan mengandung banyak
piroksen); umumnya berongga; sering menunjukkan struktur kekar kolom dan kekar melapis,
Lava basal ditemukan terutama di G. Gogodom. Oleh Bessho (1944) satuan batuan ini
disebut “Batuan Gunungapi Ternate”. Rangkaian gunungapi yang menghasilkan satuan
Qhva/b terbentang mulai dari G. Jailolo sampai G. Kua, dengan ketinggian ada yang melebihi
1500 m, misalnya G. Ibu dan G. Gamkonora, yang terakhir masih bekerja.

Tufa, berupa tufa berbatuapung dan tufa pasiran, lunak, umumnya dengan perlaplsan
mendatar, di beberapa tempat batuan ini bersisipan tufa lempungan atau lempung tufaan
kelabu yang sangat lunak; mengandung lapisan tipis sisa tumbuhan. Breksi batuapung
dengan perkiraan tebal sekitar 150m, tersebar sampal ke Tobelo (Sam Supriatna, 1980).
63
III.20. STRUKTUR GEOLOGI BENDUNGAN TOHAKI ATERNATIF 1,2,3 & 4
Posisi bendungan alternatif – 1 sampai dengan alternatif – 3 terletak pada zona sesar normal/ turun. Di sebelah
baratdaya lokasi rencana bendungan alternatif – 3, terdapat sesar normal yang merupakan batas litologi/
kontak antara satuan batuan gunungapi berupa lava andesit (Qhva) dengan Formasi Bacan (Tomb). Sesar turun
ini berarah (trend) timurlaut – baratdaya (kemiringan bidang sesar ke arah tenggara) dan memanjang dari
pantai barat hingga ke pantai timur.
Secara tektonik regional, mendala tektonik lengan barat sebagian besar tertutupi oleh rempah – rempah
gunungapi muda sehingga perkembangan tektoniknya hanya dapat diamati secara terbatas (Sam Supriatna,
1980).

As Alt. 4

64
III.21. KELAYAKAN RENCANA BENDUNGAN
Rencana pembangunan Bendungan Tohaki terdiri dari 4 alternatif yang
memanfaatkan DAS Sungai Tiabo (Ake Tiabo). Berdasarkan data hasil pengamatan
Site Visit, maka kelayakan rencana pembanguan Bendungan Tohaki adalah sebagai
berikut:
Rencana bendungan Alternatif – 1 sampai dengan Alternatif – 3 yang terletak di
DAS Ake Tiabo, bertumpu pada satuan batuan gunungapi lava andesitik dan tufa.
Pada rencana bendungan Alternatif – 2, terdapat endapan aluvial yang lebih luas
daripada Alternatif – 1 dan Alternatif – 3.
Ditinjau dari aspek struktur geologi, bendungan Alternatif – 1 sampai dengan
Alternatif – 3 terpotong oleh sesar normal/ turun. Dalam pembahasan tektonik
regional dan kondisi struktur geologi daerah ini merupakan zona sesar turun
dengan offset yang signifikan.
Berdasarkan tinjauan geologi teknik dan teknik sipil, pembangunan bendungan
Alternatif -1 sampai dengan Alternatif -3, berisiko tinggi, terutama mengenai
kestabilan dan daya tahan kontruksi bendungan.

2
65
III.21. KELAYAKAN RENCANA BENDUNGAN
Kelayakan rencana pembangunan Bendungan Tohaki Alternatif – 4 adalah sebagai
berikut: Sebagai sandaran kiri dan tumpuan (batuan sebagai pondasi) tubuh
bendungan adalah satuan batuan gunungapi lava andesit yang keras. Sedangkan
sebagai sandaran kanan selain satuan batuan gunungapi lava andesit, kemungkinan
berupa batuan sedimen Formasi Togawa (batupasir tufaan berselingan dengan
konglomerat). Batuan sedimen ini relatif keras, lapisannya mendatar, terdapat
sisipan tufa halus yang lunak, tufa lapili dan lignit. Sehingga perlu dilakukan
pengamatan geologi mengenai batas penyebaran batuan sedimen tersebut.

66
III.22. KELAYAKAN KETERSEDIAAN BAHAN BANGUNAN
Bahan bangunan berupa pasir, kerikil dan batuan ditemukan diluar wilayah
Bendungan Tohaki. Pada lokasi/ titik pengamatan Wp-01, ditemukan bahan
pasir dan kerikil yang merupakan hasil endapan sungai (Foto 8). Sedangkan
bahan batuan ditemukan di titik pengamatan Wp-02, berupa batuan
malihan (metamorf) karbonatan (Foto 9).

Foto 8 : Bahan pasir dan kerikil, Wp-01 Foto 9 : Bahan batuan malihan (metamorf), Wp-02

LOKASI KETERSEDIAAN MATERIAL BATU DI MAMUYA


67
III.22. KELAYAKAN KETERSEDIAAN BAHAN BANGUNAN
Volume cadangan pada lokasi Wp-01 dan Wp-02, perlu dilakukan pengamatan lagi, apakah
mencukupi atau tidak, untuk bahan bangunan. Sedangkan pencapaian ke lokasi (access), dapat
menggunakan kendaraan roda empat. Perlu mencari alternatif lain untuk bahan bangunan yaitu
lokasi bahan bangunan dengan jarak yang lebih dekat.

Belum ditemukan lokasi material lempung untuk keperluan pembangunan bendungan. Sehingga
dalam kegiatan Feasibility Study selanjutnya, harus dilakukan penelitian untuk menentukan lokasi
material lempung.

68
III.23. KETERSEDIAAN MATERIAL PASIR DAN KERIKIL

Bahan bangunan berupa pasir, kerikil dan batuan ditemukan diluar wilayah Bendungan Tohaki. Pada
lokasi/ titik pengamatan di Desa Mamuya Kecamatan Galela yang berjarak + 28 Km., ditemukan bahan
pasir dan kerikil yang merupakan hasil endapan sungai. 69
III.24. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan :
Berdasarkan evaluasi area bendungan, maka dapat disimpulkan bahwa rencana
bendungan Alternatif -1 sampai dengan Alternatif – 3, tidak dapat dilaksanakan
pembangunannya. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya struktur sesar normal/ turun
yang memotong as bendungan (Alternatif -1 sampai dengan Alternatif -3). Untuk
aAlternatif – 4 merupakan alternatif yang lebih memungkinkan sebagai lokasi rencana
bendungan (dibandingkan dengan alternatif – 1 sampai alternatif – 3), karena posisinya
tidak pada bidang struktur geologi (sesar normal/ turun).

2. Saran :
Disarankan untuk memindahkan lokasi bendungan menjauh dari struktur geologi (berupa
sesar normal/ turun) yaitu ke arah SSE (tenggara) dari bidang sesar (lokasi bendungan yang
direncanakan sebelumnya). Diharapkan kontruksi bangunan bendungan akan bertumpu di
atas satuan batuan gunungapi, walaupun perlu perlakuan khusus mengingat endapan
permukaan berupa aluvial lebih tebal.

70
III.25. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
1. Data Curah hujan (hidrologi), Nama Pos hujan stasiun Babullah dengan koordinat 0o 49’ 53.9” LU – 127o 22’
53.35” BT, elevasi 15 dpl. Terletak di Desa/Kampung Tafure Kecamatan Ternate Utara Kota/Kabupaten
Ternate Provinsi Maluku Utara. Panjang data dari tahun 1991 s/d 2014 (24 tahun).
2. Data Curah hujan (hidrologi), Nama Pos hujan stasiun Gamar Malamo dengan koordinat 1o 50' 14.86" LU -
127o 47' 14.88" BT, elevasi 29 dpl. Terletak di Kota/Kabupaten Halmahera Provinsi Maluku Utara. Panjang
data dari tahun 2006 s/d 2016 (11 tahun).
3. Data Klimatologi terletak di Stasiun Babullah tahun 2015.
4. Peta topografi skala 1 : 50.000 dari Bakosurtanal.
5. Data Sosial Ekonomi dan Kependudukan (BPS Kabupaten Halmahera Utara 2014).
6. Peta Geologi Regional Halmahera Utara.
7. RTRW Kabupaten Halmahera Utara Peraturan Daerah Halmahera Utara No. 09 Tahun 2012.
8. Peta Tata Guna Lahan Propinsi Maluku Utara.
9. Peta Pemekaran Kabupaten Halmahera Utara.
10. Peta Hidrogeologi Kabupaten Halmahera Utara.
11. Peta Daerah Irigasi dan Potensial Area Irigasi di Propinsi Maluku Utara.
12. Peta Stasiun Hujan dan Isohyet Propinsi Maluku Utara.
13. Lokasi Banjir di Propinsi Maluku Utara
14. Peta Kemiringan Lereng di Propinsi Maluku Utara
71
III.26. LETAK STASIUN HIDROKLIMATOLOGI STA. GAMAR MALAMO

StasiunGamar Malamo

Data Curah hujan (hidrologi), Nama Pos hujan stasiun Gamar Malamo dengan koordinat 1o 50' 14.86" LU - 127o
47' 14.88" BT, elevasi 29 dpl. Terletak di Kota/Kabupaten Halmahera Provinsi Maluku Utara. Panjang data dari
tahun 2006 s/d 2016 (11 tahun).
72
III.27. MATRIK ALTERNATIF 1, 2,3 DAN 4
No. Keterangan Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
berada ± 3.37 km ke arah berada ± 5.522 km ke berada ± 7.63 km ke arah berada ± 10.50 km ke
Barat Daya dari Desa arah Barat Daya dari Barat Daya dari Desa arah Barat Daya dari
1 Lokasi Bendungan Roko dan ± 9.52 km dari Desa Roko dan ± 11.673 Roko dan ± 19.30 km dari Desa Roko dan ± 25.00
Bandara Udara km dari Bandara Udara Bandara Udara km dari Bandara Udara
Gamarmalamo Galela Gamarmalamo Galela Gamarmalamo Galela Gamarmalamo Galela
01 o 50’ 43.6” LU ; 127 o 01o 50’ 10.8” LU ; 127 o 01 o 49’ 50.2” LU ; 127 o 01 o 48’ 11.35” LU ; 127 o
2 Posisi Koordinat
44’ 00” BT 42’ 58.5” BT 42’ 08.6” BT 40’ 48.62” BT
Berbukit, Tebing kiri dan Berbukit, Tebing kiri dan Berbukit, Tebing kiri dan Berbukit, Tebing kiri dan
kanan memiliki kanan memiliki kanan memiliki kanan memiliki
3 Kondisi Topografi kemiringan yang hampir kemiringan yang hampir kemiringan yang hampir kemiringan yang hampir
sama yaitu antara 20 0 – sama yaitu antara 30 0 – sama yaitu antara 30 0 – sama yaitu antara 30 0 –
40 0 . 450 . 45 0 . 45 0 .
4 Luas DAS Km2 288.11 281.53 273.21 238.91
5 Manfaat Irigasi Ha 3900 4000 4100 4250
652.02 652.02 652.02 652.02
Untuk Seluruh Penduduk Untuk Seluruh Penduduk Untuk Seluruh Penduduk Untuk Seluruh Penduduk
6 Manfaat Air Baku Liter/detik Halmahera Utara Halmahera Utara Halmahera Utara Halmahera Utara
Proyeksi 25 Tahun Proyeksi 25 Tahun Proyeksi 25 Tahun Proyeksi 25 Tahun
Mendatang Mendatang Mendatang Mendatang
7 Elevasi LWL 29.15 30.72 31.85 39.5
8 Elevasi NWL 42.54 44.85 46.43 58.72
9 Elevasi HWL 46.04 48.35 49.93 62.22
10 Tampungan Total 3 75.12 76.16 77.19 78.75
jutam
11 Luas Genangan Ha 881.34 841.68 807.95 566.34
Rencana Tinggi Bendungan
12 m 35.04 36.35 36.93 39.22
dari dasar sungai
13 Bentang Bendungan m 400 300 340 320

73
III.27. MATRIK ALTERNATIF 1, 2,3 DAN 4
No. Keterangan Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
Daerah Genangan berupa Daerah Genangan berupa Daerah Genangan berupa Daerah Genangan berupa
14 Kondisi Daerah Genangan Lahan yang terdiri dari Lahan yang terdiri dari Lahan yang terdiri dari Lahan yang terdiri dari
kebun dan tegalan kebun dan tegalan kebun dan tegalan kebun dan tegalan

Fasilitas Umum yang Fasilitas Umum yang Fasilitas Umum yang


Tidak ada jalan yang
tergenang: Jalan tergenang: Jalan tergenang: Jalan
tergenang, daerah
Fasilitas Umum dan Sosial sepanjang 8.46 Km , 3 sepanjang 6.16 Km , 2 sepanjang 3.90 Km , 1
15 genangan hanya berupa
yang tergenang buah jembatan dan buah jembatan dan buah jembatan dan
lahan tegalan milik
lahan tegalan milik lahan tegalan milik lahan tegalan milik
masyarakat
masyarakat masyarakat masyarakat
Material Batu terdapat di Material Batu terdapat di Material Batu terdapat di Material Batu terdapat di
sekitar lokasi genangan, sekitar lokasi genangan, sekitar lokasi genangan, sekitar lokasi genangan,
16 Material Bendungan
material pasir terdapat material pasir terdapat material pasir terdapat material pasir terdapat
di Desa Mamuya di Desa Mamuya di Desa Mamuya di Desa Mamuya
Jarak menuju daerah Jarak menuju daerah Jarak menuju daerah Jarak menuju daerah
Jarak Menuju Daerah
17 layanan = 14.00 Km, layanan = 15.50 Km, layanan = 17.00 Km, layanan = 20.00 Km,
Layanan
Relatif Lebih Dekat Relatif Lebih Dekat Relatif agak jauh Relatif jauh
Jarak As Bendungan Dari Menjauhi daerah sesar +
18 Tepat di Daerah Sesar Tepat di Daerah Sesar Tepat di Daerah Sesar
Sesar 1.6 Km
Sangat banyak di sekitar Sangat banyak di sekitar Sangat banyak di sekitar Sangat banyak di sekitar
19 Ketersediaan Material Batu
lokasi lokasi lokasi lokasi

Metode Pelaksanaan Metode Pelaksanaan Metode Pelaksanaan Metode Pelaksanaan


mudah karena jalan mudah karena jalan mudah karena jalan mudah akan tetapi jalan
masuk tidak terlalu jauh, masuk tidak terlalu jauh, masuk tidak terlalu jauh, masuk jauh,
20 Metode Pelaksanaan
pengambilan material pengambilan material pengambilan material pengambilan material
relatif dekat dan areal relatif dekat dan areal relatif dekat dan areal relatif dekat dan areal
untuk bekerja cukup luas untuk bekerja cukup luas untuk bekerja cukup luas untuk bekerja cukup luas

74
III.27. MATRIK ALTERNATIF 1, 2,3 DAN 4
No. Keterangan Satuan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4
Berdasarkan Peta Berdasarkan Peta Berdasarkan Peta Berdasarkan Peta
Indikatif Penundaan Indikatif Penundaan Indikatif Penundaan Indikatif Penundaan
Pemberian Izin Baru Pemberian Izin Baru Pemberian Izin Baru Pemberian Izin Baru
Pemanfataan Hutan, Pemanfataan Hutan, Pemanfataan Hutan, Pemanfataan Hutan,
Penggunaan Kawasan Penggunaan Kawasan Penggunaan Kawasan Penggunaan Kawasan
Hutan dan Perubahan Hutan dan Perubahan Hutan dan Perubahan Hutan dan Perubahan
21 Status Lahan Hutan
Peruntukan Kawasan Peruntukan Kawasan Peruntukan Kawasan Peruntukan Kawasan
Hutan dan Areal Hutan dan Areal Hutan dan Areal Hutan dan Areal
Penggunaan Lain, pada Penggunaan Lain, pada Penggunaan Lain, pada Penggunaan Lain, pada
Alt-1 tidak ada hutan Alt-2 tidak ada hutan Alt-3 tidak ada hutan Alt-4 tidak ada hutan
produksi/lindung yang produksi/lindung yang produksi/lindung yang produksi/lindung yang
terkena genangan terkena genangan terkena genangan terkena genangan
Sedikit berdampak, Sedikit berdampak, Sedikit berdampak, Sedikit berdampak,
karena ada daerah yang karena ada daerah yang karena ada daerah yang karena ada daerah yang
22 Dampak Lingkungan tergenang sehingga akan tergenang sehingga akan tergenang sehingga akan tergenang sehingga akan
merubah sedikit merubah sedikit merubah sedikit merubah sedikit
ekosistem ekosistem ekosistem ekosistem
Dengan adanya Dengan adanya Dengan adanya Dengan adanya
bendungan akan dapat bendungan akan dapat bendungan akan dapat bendungan akan dapat
meningkatkan intensitas meningkatkan intensitas meningkatkan intensitas meningkatkan intensitas
tanam sawah eksisting tanam sawah eksisting tanam sawah eksisting tanam sawah eksisting
dari tadah hujan dari tadah hujan dari tadah hujan dari tadah hujan
23 Dampak Untuk Pertanian menjadi sawah irigasi menjadi sawah irigasi menjadi sawah irigasi menjadi sawah irigasi
seluas 3000 Ha, dan seluas 3000 Ha, dan seluas 3000 Ha, dan seluas 3000 Ha, dan
peningkatan daerah peningkatan daerah peningkatan daerah peningkatan daerah
potensial tanam di hilir potensial tanam di hilir potensial tanam di hilir potensial tanam di hilir
Bendungan seluas 900 Bendungan seluas Bendungan seluas 1100 Bendungan seluas 1250
Ha. 1000Ha. Ha. Ha.
75
Terimakasih
Ternate, 8 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai