Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ENERGY CONVERSION

“ENERGI ANGIN”

OLEH :

NAMA : ANDI TAAT VAZEUWA

NIM : 34418007

KELAS :2

SEMESTER :4

PROGRAM STUDI D3 PERAWATAN ALAT BERAT

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Energi Angin”
ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga penulis
berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Energy Conversion atas tugas yang
telah di berikan.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Energi Angin”. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan dari perbaikan di masa yang akan dating.
Mengingat ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Sengkang, 28 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i

Daftar Isi.......................................................................................................... ii

BAB 1 PEDAHULUAN.................................................................................. 1

1. Latar belakang.................................................................................... 1
2. Rumusan masalan............................................................................... 2
3. Tujuan penulisan................................................................................. 3
4. Manfaat penulisan............................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................. 5

1. Energi angin........................................................................................ 5
2. Asal energi angin ............................................................................... 5
3. Proses terjadinya angin ...................................................................... 6
4. Manfaat energi angin ......................................................................... 7
5. Lokasi pemanfaatan energi angin ...................................................... 8
6. Potensi energi angin............................................................................ 9
7. Aplikasi teknologi pada energi angin ............................................... 9
8. Prinsip kerja energi angin .................................................................. 9
9. Prinsip kerja kincir angin ................................................................... 12
10. Jenis turbin angin................................................................................ 13
11. Mekanisme turbin angin..................................................................... 15
12. Cara menghitug energi dari kincir angin............................................ 15
13. Pembangkit listrik tenaga angin ........................................................ 17
14. Dampak pembangkit listrik tenaga angin terhadap lingkungan......... 18
15. Faktor yang berperan pada pada pembangkit listrik tenaga angin..... 21

BAB 3 PENUTUP........................................................................................... 23

1. KESIMPULAN..................................................................................... 23
2. SARAN................................................................................................. 23
3. KRITIK................................................................................................. 23

Daftar Pustaka................................................................................................ 24

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Energi adalah suatu kemampuan untuk melakukan kerja. Tanpa energi,
dunia akan diam atau beku. Hukum kekekalan energi (Hukum I Termodinamika)
berbunyi “Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya tetapi energi
tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan”.
Satuan internasional untuk energi adalah Joule (J), adapun satuan lain
untuk energi adalah Kalori (Kal). Hubungan antara Joule dan Kalori, ialah :
1 Kalori = 4,2 Joule atau 1 Joule = 0,24 Kalori
Dalam bidang termodinamika (ilmu yang mempelajari konversi energi)
energi memiliki tiga bentuk dan sifat. Energi bisa berbentuk kinetik, potensial,
dan internal (energi dalam). Energi memiliki sifat bisa disimpan, dipindahkan, dan
diubah bentuknya. Energi kinetik bisa dijumpai pada benda yang bergerak, energi
potensial dijumpai pada benda yang memiliki ketinggian terhadap referensi
tertentu, dan energi internal terdapat dalam ikatan antar atom/molekul, muatan
electron pada atom/molekul, gerak atom/molekul. Energi bisa disimpan dalam
ketiga bentuknya tersebut, seperti energi kinetic pada flywheel, energi potensial
pada air berketinggian tertentu, dan energi internal pada bahan kimia.
Menggunakan energi pada dasarnya memanfaatkan efek perpindahan
energi. Ada dua jenis perpindahan energi, yaitu kerja dan perpindahan panas.
Kerja dipicu oleh perbedaan potensi mekanik/elektrik dan perpindahan panas
dipicu oleh perbedaan temperatur.
Bila kita cermati, sumber energi yang umum digunakan oleh makhluk
hidup bisa digolongkan berdasarkan bentuk energinya, misalnya bentuk energi
angin adalah kinetic, bentuk energi air adalah potensial, dan bentuk energi
matahari adalah internal. Energi angin dan air berpindah melalui kerja, sedangkan
energi matahari berpindah melalui perpindahan panas. Bahan bakar fosil (minyak,
gas, dan batubara) yang saat ini merupakan energi dominan di dunia juga
tergolong dalam bentuk energi internal.

1
Dalam pemilihan sumber energi, setidaknya terdapat empat parameter
penting yang patut diperhatikan, yakni: jumlah/cadangan energi, kerapatan energi
(energy density [energi per volume sumber energi]), kemudahan penyimpanan
energi (energy storage), dan kemudahan perubahan/perpindahan energi. Bila
kemudian faktor lingkungan juga diperhitungkan, maka efek pencemaran
lingkungan juga menjadi parameter penting bagi sebuah sumber energi.
Dibandingkan dengan sumber energi yang lain, saat ini bahan bakar fosil unggul
dalam hal jumlah, kerapatan, kemudahan penyimpanan, dan kemudahan
perubahan/perpindahan energi. Maka tidak mengherankan bahwa peradaban
manusia modern saat ini cukup didominasi oleh bahan bakar fosil.
Namun patut diakui bahwa bahan bakar fosil merupakan salah satu
pencemar utama lingkungan (atmosfer). Sedangkan mengenai cadangan bahan
bakar fosil, hingga saat ini masih belum ada kesepakatan tentang jumlah riil yang
dimiliki dunia; salah satunya karena kemajuan teknologi semakin bisa
mengungkap cadangan-cadangan baru bahan bakar fosil di kedalaman bumi.
Namun secara umum, mayoritas ilmuwan meyakini bahwa suatu saat bahan bakar
fosil akan habis. Dari ke-lima parameter utama sumber energi di atas,
kecenderungan global menunjukkan bahwa, faktor jumlah/cadangan energi dan
efek pencemaran lingkungan menjadi sangat penting, meski ke-tiga parameter
yang lain tetap diperhitungkan
Pada makalah ini akan dibahas mengenai energi angin. Dimana energi
angin ini ramah lingkungan, memiliki kerapatan energi dan perpindahan
energinya cukup baik. Pengembangan energi ini di Indonesia pun sangat mungkin
dilakukan karena potensi wilayah Indonesia yang umumnya merupakan wilayah
pesisir yang melimpah dengan anginnya.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud energi angin ?
2. Darimana asal energi angin ?
3. Bagaimana proses terjadinya angin ?
4. Apa manfaat energi angin ?
5. Dimana lokasi pemanfaatan energi angin ?

2
6. Potensi energi angin
7. Bagaimana aplikasi teknologi pada energi angin ?
8. Bagaimana prinsip kerja energi angin ?
9. Bagaimana prinsip kerja kincir angin ?
10. Jenis turbin angin
11. Bagaimana mekanisme turbin angin ?
12. Cara menghitung energi dari kincir angin
13. Apa itu pembangkit listrik tenaga angin ?
14. Dampak pembangkit listrik tenaga angin terhadap lingkungan
15. Faktor yang berperan pada pada pembangkit listrik tenaga angin

3. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian energi angin
2. Untuk mengetahui asal energi angin
3. Untuk mengetahui proses terjadinya angin
4. Untuk mengetahui manfaat energi angin
5. Untuk mengetahui lokasi pemanfaatan energi angin
6. Untuk mengetahui potensi energi angin
7. Untuk mengetahui aplikasi dari teknologi energi angin
8. Untuk mengetahui prinsip kerja energi angin
9. Untuk mengetahui prinsip kerja kincir angin
10. Untuk mengetahui jenis turbin angin
11. Untuk mengetahui mekanisme turbin angin
12. Untuk mengetahui cara menghitung energi dari kincir angin
13. Untuk mengetahui defenisi pembangkit listrik tenaga angin
14. Untuk mengetahui dampak pembangkit tenaga listrik tenaga angin terhadap
lingkungan
15. Untuk mengetahui faktor yang berperan pada pada pembangkit tenaga
angin

3
4. MANFAAT PENULISAN
1. Agar dapat mengetahui pengertian energi angin
2. Agar dapat mengetahui asal energi angin
3. Agar dapat mengetahui proses terjadinya angin
4. Agar dapat mengetahui manfaat energi angin
5. Agar dapat mengetahui lokasi pemanfaatan energi angin
6. Agar dapat mengetahui potensi energi angin
7. Agar dapat mengetahui aplikasi dari teknologi energi angin
8. Agar dapat mengetahui prinsip kerja energi angin
9. Agar dapat mengetahui prinsip kerja kincir angin
10. Agar dapat mengetahui jenis turbin angin
11. Agar dapat mengetahui mekanisme turbin angin
12. Agar dapat mengetahui cara menghitung energi dari kincir angin
13. Agar dapat mengetahui pembangkit listrik tenaga angin
14. Agar dapat mengetahui dampak pembangkit listrik tenaga angin terhadap
lingkungan
15. Agar dapat mengetahui faktor yang berperan pada pada pembangkit tenaga
angin

4
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Pengertian energi angin

Energi angin adalah energi yang berasal dari alam. Energi ini
terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara dingin dan panas.
Energi angin merupakan energi yang fleksibel. Lain halnya dengan energi
air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana-mana, baik di
daerah dataran tinggi maupun dataran rendah, bahkan dapat diterapkan
dilaut. Angin adalah proses alam yang berlaku secara skala kecil dan skala
besar, secara lingkup daerah dan dunia.
Di lapisan atmosfir bawah udara dingin mengalir dari daerah kutub
menuju daerah khatulistiwa dan di lapisan atmosfir atas udara
hangat mengalir dari khatuistiwa menuju daerah kutub. Angin merupakan
udara yang bergerak, udara yang berpindah tempat, mengalir dari tempat
yang dingin ke tempat yang panas dan dari tempat yang panas mengalir ke
tempat yang dingin, demikian terus-menerus.
Angin merupakan suatu energi alam yang berlimpah adanya di
bumi yang juga merupakan energi yang murah serta tak pernah habis.
Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia.

2. Asal energi angin


Semua energi yang dapat diperbaharui dan bahkan enrgi pada
bahan bakar fosil kecuali energi pasang surut dari panas bumi berasal dari
matahari. Matahari meradiasi 1,74 x1014 kW jam energi ke bumi setiap
jam. Dengan kata lain, bumi menerima 1,74 x 1014 kW daya.

Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut diubah menjadi energi


angin. Jadi, energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak daripada
energi yang diubah menjadi biomassa oleh seluruh tumbuhan yang ada di
muka Bumi. Sebagaimana diketahui, pada dasarnya angin terjadi karena
ada perbedaan temperatur antara udara panas dan udara dingin. Daerah

5
sekitar khatulistiwa, yaitu pada busur 0°, adalah daerah yang
mengalami pemanasan lebih banyak dari Matahari dibanding daerah
lainnya di Bumi. 
Sebagaimana yang diketahui bahwa angin terjadi karena adanya
perbedaan suhu antara udara dingin dan udara panas. Contohnya di daerah
sekitar khatulistiwa yang panas, yaitu pada busur 0 o, udaranya menjadi
panas sehingga mengembang, ringan dan naik ke atas dan bergerak ke
daerah yang lebih dingin misalnya di kutub. Begitupun di daerah dingin,
udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah. Dengan begitu terjadi
perputaran udara, berupa perpindahan udara dari kutub ke garis
khatilistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya. Udara yang
bergerak inilah merupakan energi yang dapat diperbaharui, yang dapat
memutar turbin dan menghasilkan listrik.

3. Proses terjadinya angin


Angin terjadi bila terdapat pemanasan permukaan bumi yang tak
sama oleh sinar matahari. Disiang hari udara di atas lautan relati lebih
dingin daripada daratan. Sinar matahari menguapkan air lautan dan diserap
lautan. Penguapan dan obsorsi sinar matahari di daratan kurang sehingga
udara di atas daratan lebih panas. Dengan demikian udara di atas
mengembang,jadi ringan dan naik ke atas. 
Udara dingin yang lebih berat turun mengisi kekurangan udara di
daratan, maka terjadilah aliran udara yang disebit angin dari lautan ke
daratan tepi pantai. Di malam hari peristiwa yang sebaliknya terjadi, angin
di permukaan laut mengalir dari pantai ke tengah lautan dan peristiwa
inilah yang dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mencari ikan di lautan.
Angin di lereng gunung juga terjadi demikian. Pada sekitar puncak
pegunungan lebih dulu panas dibandingkan dengan daerah lembah.
Karena perbedaan panas ini sehingga menimbulkan perbedaan tekanan
yang akhirnya timbul angin biasa yang disebut angin lembah dan angin
gunung. 

6
Secara terstruktur, proses terjadinya angin melibatkan 3 langkah khusus,
yaitu :
a. Terjadinya perbedaan penyinaran oleh panas matahari
Matahari yang memancarkan sinarnya tidak bisa menyinari dengan
intensitas penyinaran yang sama antara satu tempat dan yang lainnya.
b. Terjadi pengembangan atau pemuaian udara
Dalam proses terjadinya angin, setelah terjadi perbedaan suhu dan
tekanan selanjutya terjadi pengembangan udara auat pemuaian udara.
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan atau suhu yang
ada di suatu wilayah tersebut. Pada daerah yang mendapatkan sinar
matahari yang lebih banyak, udara akan mengalami pengembangan
atau pemuaian, sehingga mempunyai tekanan udara yang lebih rendah
dibandingakan dengan daerah yang hanya mendapatkan sedikit sinar
matahari.
c. Terjadinya Gerakan udara
  Adanya perbedaan tekanan udara yang diakibatkan oleh pemuaian
udara ini akan memicu terjadinya pergerakan pada udara. Udara yang
berada di daerah dengan tekanan lebih tinggi akan bergerak menuju
daerah yang mempunyai tekanan udara lebih rendah. Sehingga dapat
dikatakan bahwa daerah yang mendapatkan sinar matahari rendah akan
lebih mempunyai banyak angin menuju daerah yang lebih panas. Dan
inilah akhir dari proses terjadinya angin, dan terbentuklah angin.

4. Manfaat energi angin


a. Pembentukan batuan
Angin juga berperan penting dalam proses abrasi dan pembentukan
batuan-batuan yang kita kenal saat ini. Beberapa jenis batuan memiliki
bentuk alami yang disebabkan oleh abrasi karena pengaruh energi
angin, yang akhirnya membentuk batuan tersebut.
b. Perkemabangbiakan tumbuhan
Tumbuhan juga memanfaatkan energi angin ini. Tumbuhan
biasanya secara alami memanfaatkan energi angin untuk melakukan

7
penyebaran benih untuk kepentingan perkembangbiakan mereka. ada
banyak sekali jenis tanaman yang berkembang biak dengan cara
melepaskan spora dan benih ke udara. Kemudian manfaat energi angin
bagi tumbuhan secara alami akan membawa spora dan benih tersebut
ke suatu tempat untuk kemudian tumbuh dan berkembang biak.
c. Untuk menentukan arah
Biasanya dengan mentukan arah angin, kita dapat menyimpulkan
arah mata angin, utara, barat, timur, selatan.
d. Pembangkit listrik
e. Mengalirkan air laut untuk pembuatan garam
f. Menggerakkan pompa-pompa air untuk irigasi ataupun untuk
mendapatkan air tawar bagi ternak.
g. Menggiling padi untuk mendapatkan beras.
 
5. Lokasi pemanfaatan energi angin
Lokasi yang diinginkan dalam penempatan turbin angin adalah pada
daerah yang memiliki kecepatan angin yang relatif konstan, arahnya tak
berubah-ubah dan sedikit kemungkinan kecepatan angin yang sangat
besar.  Ditinjau dari letaknya pemanfaatan energi angin dibedakan menjadi
tiga, onshore, offshore dan nearshore.
Instalasi turbin onshore didefinisikan pada jarak 3 km atau lebih dari
garis pantai dan umumnya instalasi dilakukan di daerah berbukit untuk
mendapatkan percepatan topografis.  Akan tetapi penentuan lokasi
tepatnya harus dilakukan secara hati-hati karena dapat menyebabkan
perbedaan kecepatan angin yang signifikan.
Instalasi turbin nearshore umumnya didefinisikan di wilayah pantai
dari 3 km di daratan ke 10 km pada laut dari garis pantai.  Pemanfaatan
pada lokasi ini mengutamakan keuntungan dari adanya angin darat dan
angin laut sehubungan dengan perbedaan suhu laut dan darat.
Ketika instalasi dilakukan di laut lebih dari 10 km dari pantai maka
disebut sebagai intalasi turbin offshore.  Keuntungan dari pemasangan ini
disebabkan oleh kecepatan angin yang relatif lebih tinggi sehubungan

8
dengan tahanan geseknya yang lebih rendah dibandingkan di daratan. 
Selain itu, keberadaan turbin-turbin relatif tidak mengganggu
dibandingkan dengan pemasangan di daratan.  Akan tetapi, pemasangan di
laut tentu akan memiliki kekurangan yakni membutuhkan transmisi yang
lebih kompleks sehubungan dengan jarak dan harus melalui lautan.
Ketika turbin-turbin ini diinstalasi dalam jumlah yang besar maka instalasi
ini sering disebut sebagai ladang angin (wind farm).  Pada ladang angin
perlu diperhatikan "efek wind park" yakni turbin-turbin ini cenderung
menghalangi turbin yang lain.  Umumnya digunakan jarak antar turbin 3 -
5 kali diameter turbin pada instalasinya.

6. Potensi energi angin


Secara keseluruhan potensi angin di Indonesia rata-rata tidak besar,
berdasarkan survey dan pengukuran data angin yang telah dilakukan sejak
1979, banyak daerah yang prospektif karena memiliki kecepatan angin
rata-rata tahanan sebesar 3,4-4,5 m/detik atau mempunyai energi antara
200 kWh/m sampai 1000 kWh/m.

7. Aplikasi dari teknologi energi angin


Energi angin pada pertanian umumnya dapat dimanfaatkan sebagai
penggerak pompa-pompa air untuk irigasi  atau air minum ternak,
menggiling padi untuk mendapatkan beras menggergaji kayu atau
dikonversi menjadi energi listrik skala kecil.  Pembangkit daya bertenaga
angin tidak menimbulkan polusi dan dapat dikonstruksi secara fleksibel
serta tidak membutuhkan lahan yang luas.

8. Prinsip kerja energi angin


Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya
dengan energi air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana mana
baik di daerah dataran tinggi  maupun di daerah landai, bahkan dapat
diterapkan di laut.

9
Adapun prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah
mengubah energi dari angin menjadi energi putar pada kincir angin, lalu
kincir angin digunakan untuk memutar generator yang akhirnya akan
menghasilkan listrik.
Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai
macam sub-sisterm yang dapat meningkatkan safety dan efesiensi dari
turbin angin, yaitu :
a. Gearbox
Berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi.
b. Brake system
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox
agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini
perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam
pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik
maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan.
Kehadiran angin diluar dugaan akan menyebabkan putaran yang
cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka
putaran ini dapat merusak generator.
c. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan
energi turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak
menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan
menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu
pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang
dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling
poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan
kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar
maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena
terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik
tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh

10
masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator
ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang
kurang lebih sinusoidal.
d. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak
sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik
pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi
yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban
penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan
angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan
daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu
menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan
daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan
daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi
dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh dari alat ini
adalah aki. Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini
memerlukan catu daya DC(Direct Current) untuk meng-
charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya
AC(Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter
untuk mengakomodasi keperluan ini.
e. Rectifier/inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan
gelombang sinusoidal (AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi
gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya
dari penyimpan energy (aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh
aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan
rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan inverter
untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi
gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.

11
9. Prinsip kerja kincir angin

Gambar 1. Bagian-bagian kinir angin


Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin
angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang
turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini
biasanya akan disimpan ke dalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Cara kincir angin bekerja sangat sederhana yaitu:
a. Angin akan meniup bilah kincir angin sehingga bilah bergerak
b. bilah kincir angin akan memutar poros didalam nacelle
c. Poros dihubungkan ke gearbox, di gearbox kecepatan perputaran poros
ditingkatakan dengan cara mengatur perbandingan roda gigi dalam
gearbox
d. Gearbox dihubungkan ke generator. generator merubah energi mekanik
menjadi energi listrik
e. Dari generator energi listrik menuju transformer untuk menaikan
tegangannya kemudian baru didistribusikan ke konsumen

12
10. Jenis turbin angin
Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi jenis turbin
angin energi dan turbin angin Darrieus. Kedua jenis turbin inilah yang kini
memperoleh perhatian besar untuk dikembangkan. Pemanfaatannya yang
umum sekarang sudah digunakan adalah untuk memompa air dan
pembangkit tenaga listrik.
Turbin angin energi adalah jenis turbin angin dengan poros
horizontal seperti baling- baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin
angin ini harus diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi
kecepatannya.

Gambar 2. Turbin angin dengan poros horizontal


Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer.
Anemometer jenis mangkok adalah yang paling banyak digunakan.
Anemometer mangkok mempunyai sumbu energi dan tiga buah mangkok
yang berfungsi menangkap angin.
Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung secara
elektronik. Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut angin untuk
mendeteksi arah angin.

13
Jenis anemometer lain adalah anemometer energi atau jenis laser
yang mendeteksi perbedaan fase dari suara atau cahaya koheren yang
dipantulkan dari molekul-molekul udara.
Turbin angin Darrieus merupakan suatu energi konversi energi
angin yang digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak. Turbin
angin ini pertama kali ditemukan oleh GJM Darrieus tahun 1920.
Keuntungan dari turbin angin jenis Darrieus adalah tidak
memerlukan mekanisme orientasi pada arah angin (tidak perlu mendeteksi
arah angin yang paling tinggi kecepatannya) seperti pada turbin angin
energi.

Gambar 3. Turbin angin Darrieus

Gambar 4. Bagian-bagian turbin angin

14
Di Indonesia telah mulai dikembangkan proyek percontohan baik
oleh lembaga penelitian maupun oleh pusat studi beberapa perguruan
tinggi. Proyek ini perlu memperoleh perhatian dari pihak yang terkait
untuk dikembangkan karena membutuhkan riset yang cukup intensif
mengenai kecepatan angin, lokasi penempatan turbin angin, serta cara
untuk mengatur pembebanan turbin yang tidak merata. Misalnya pada
malam hari angin cukup kencang, sedangkan pada pagi dan siang hari
kecepatan angin turun sehingga harus ada mekanisme penyimpanan energi
serta mekanisme untuk menstabilkan fluktuasi tegangan listrik yang
dihasilkan.

11. Mekanisme turbin angin


Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan
menggabungkan beberapa turbin angin sehingga menghasilkan listrik ke
unit penyalur listrik. Listrik dialirkan melalui kabel transmisi dan
didistribusikan ke rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.
Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain yang
umum adalah jenis turbin dua bilah. Jadi, bagaimana turbin angin
menghasilkan listrik? Turbin angin bekerja sebagai kebalikan dari kipas
angin. Bukannya menggunakan listrik untuk membuat angin, seperti pada
kipas angin, turbin angin menggunakan angin untuk membuat listrik.
Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah
poros yang dihubungkan dengan generator, lalu menghasilkan listrik.
Turbin untuk pemakaian umum berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin
kecil, kapasitas 50 kilowatt, digunakan untuk perumahan, piringan
parabola, atau pemompaan air.

12. Cara menghitung energi dari kincir angin


Angin adalah udara yang bergerak. Karena udara mempunyai
massa maka energi yang ditimbulkannya dapat dihitung berdasarkan
energi kinetik yang dirumuskan sebagai berikutt:
Energi Kinetik, Ek = 0.5 x m x V²

15
Dimana :
m = massa (kg) (1 kg = 2.2 pounds)
V = kecepatan angin (m/detik) (meter = 3.281 feet = 39.37 inches)
Biasanya, kita lebih tertarik pada tenaga (perubahan dari waktu ke
waktu) dari pada energi. Karena energi = tenaga x waktu dan massa udara
lebih mudah dinyatakan sebagai density, maka persamaan energi kinetik
diatas menjadi persamaan aliran :
Tenaga pada permukaan kincir adalah:
P = 0.5 x ρ x A x V³
Dimana:
P = tenaga dalam watts (746 watts = 1 hp) (1,000 watts = 1 kilowatt)
ρ = density udara  (1.225 kg/m³ at permukaan laut)
A = permukaan kincir (m²)
V = kecepatan angin dalam meters/detik (20 mph = 9 m/detik) (mph/2.24
= m/detik)
Persamaan ini merupakan tenaga dari aliran udara secara bebas.
Tidak semua tenaga ini dapat diambil karena ada aliran udara yang lewat
melalui kincir (hanya dinding tegak lurus arah angin yang dapat
mengambil 100% energi aliran angin). Sehingga kita harus menurunkan
persamaan baru yang lebih praktis untuk kincir angin
Tenaga Kincir Angin :
P = 0.5 x ρ x A x Cp x V³ x Ng x Nb
dimana:
P =tenaga dalam watts (746 watts = 1 hp) (1,000 watts = 1
kilowatt)
ρ  = density udara (1.225 kg/m³ at permukaan laut)
A = permukaan kincir (m²)
Cp = Koefisien kinerja (maksimum teoritis = 0,59 [Betz limit],
Desain = 0,35)
V = kecepatan angin dalam  m/detik  (20 mph = 9 m/detik)
Ng = efisiensi generator (50% altenator mobil, 80% atau lebih
untuk permanent magnet generator)

16
Nb = efisiensi gearbox/bearing (jika bagus dapat mencapai
95%)

13. Pembangkit listrik tenaga angin

Gambar 5. Kincir angin


Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam,
Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi
energi listrik dengan menggunakan turbin energi kincir angin.
Pemanfaatan energ angin merupakan pemanfaatan energi
terbarukan yang paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari
WWEA (World Wind Energy Association), sampai dengan tahun 2007
perkiraan energi listrik yang dihasilkan oleh turbin angin mencapai 93.85
GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total kelistrikan secara global.
Amerika, Spanyol dan China merupakan energi terdepan dalam
pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas
pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.
Indonesia,energi kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km
merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik
tenaga angin. Di tengah potensi angin melimpah di kawasan pesisir
Indonesia tersebut, total kapasitas terpasang dalam energi konversi energi
angin saat ini kurang dari 800 kilowatt.

17
Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit
berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (Kw) sudah dibangun. Tahun
2007, tujuh unit dengan kapasitas sama menyusul dibangun di empat
lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit,
dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung, masing-masing satu unit.
Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.

14. Dampak pembangkit listrik tenaga angin terhadapa lingkungan


Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga
angin secara prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang
terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan
membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan
bahan bakar fosil.Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam
ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan
sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak
mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang
angin merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek
energi angin.
Hal ini dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang
angin yang besar yang membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh
dari proses manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat
yang akan didirikan pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam
operasinya membangkitkan listrik, secara praktis pembangkit listrik tenaga
angin ini tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit
listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja.
Disamping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin
menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih
sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan

18
batubara ataupun gas. Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini
tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang
terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik,
diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi,
dan keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik.
Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas
lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan.
Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk
keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk
setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan
pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat
mengurangi lahan pertanian serta pemukiman.
Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan
menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah
membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat.
Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan
terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk.
Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip
dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau
frekuensi rendah. Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi
konstan lebih mengganggu daripada suara angin pada ranting pohon.
Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator
dapat menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik.
Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi mekanis
elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik
tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga
menyebabkan interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan
sinyal televisi atau transmisi gelombang mikro untuk perkomunikasian. 
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data
turbulensi angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi

19
dari banyak faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan
angin, turbulensi aliran masuk.
Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu
kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa
ilmuwan berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit
listrik tenaga angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena
menggunakan energi kinetik angin dan mengubah turbulensi udara pada
daerah atmosfir. Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan
pembangkit tenaga angin adalah terhadap populasi burung dan kelelawar.
Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat terbang
melewati sudu-sudu yang sedang berputar.
Namun dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan
kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan
aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil.
Dalam beberapa studi yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik
tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi populasi burung dan
kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang bertanah
kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat
mengganggu pelaut dan kapal-kapal yang berlayar.
Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat
mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan
konstruksi di lepas pantai adalah terganggunya kehidupan bawah laut.
Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia, dimana terjadinya polusi
yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah
pemasangan turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang
pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menambah 80 – 110 dB
kepada noise frekuensi rendah yang dapat mengganggu komunikasi ikan
paus dan kemungkinan distribusi predator laut.
Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi
tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan
berlayar di daerah sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat

20
terjaga akibat adanya pemancingan berlebih di laut. Dalam operasinya,
pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan kecelakaan.
Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran telah
menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian.
Kematian juga terjadi kepada beberapa penerjun dan pesawat
terbang kecil yang melewati turbin angin. Reruntuhan puing-puing berat
yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu diwaspadai, terutama di
daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada turbin angin dapat
terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat tingginya posisi api
sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat
menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran
berantai yang membakar habis ratusan acre lahan pertanian.
Hal ini pernah terjadi pada Taman Nasional Australia dimana 800
km2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga dapat teradi dan
dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam beberapa
kasus dapat mengkontaminasi air minum. Meskipun dampak-dampak
lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan pembangkit listrik
tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil,
dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin
dalam kelistrikan telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.

15. Faktor yang berperan pada pembangkit tenaga angin


Faktor yang sangat berperan dalam pembangkitan energi angin
adalah kecepatan angin. Kecepatan angin/udara diukur dengan
anemometer. Jika tingkat keakuratan alat tersebut 3%, artinya daya yang
dikeluarkan akan berada dalam kisaran +/- 9%. Kecepatan angin akan
berfluktuasi terhadap waktu dan tempat. Di Indonesia misalnya kecepatan
angin di siang hari bisa lebih kencang dibandingkan malam hari. Di
beberapa lokasi bahkan pada malam hari tidak terjadi gerakan udara yang
signifikan.
Udara yang bergerak dekat dengan permukaan tanah akan
mempunyai kecepatan nol dan kemudian meningkat terhadap ketinggian.

21
Fenomena ini alamiah terjadi pada aliran dekat permukaan yang tidak
bergerak. Dimana bila terlalu dekat dengan permukaan tanah, kecepatan
angin yang diperoleh akan kecil sehingga daya yang dihasilkan sangat
sedikit. Semakin tinggi akan semakin baik. Untuk memperoleh kecepatan
angin di kisaran 5-7 m/s umumnya diperlukan ketinggian 5-12 m.
Untuk baling-baling yang besar (katakanlah diameter 20 m),
kecepatan angin pada ujung baling-baling bagian atas kira-kira 1,2 kali
dari kecepatan angin ujung baling-baling bagian bawah. Artinya, baling-
baling pada saat di atas akan terkena gaya dorong yang lebih besar dari
pada baling-baling pada saat di bawah. Faktor ini perlu diperhatikan pada
saat mendesain kekuatan baling-baling dan tiang (menara) khususnya pada
turbin angin yang besar.
Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh kontur dari permukaan. Di
daerah perkotaan dengan banyak rumah, apartemen dan perkantoran
bertingkat, kecepatan angin akan rendah. Bandingkan dengan kecepatan
angin pada daerah lapang. Kepadatan benda di permukaan bumi akan
menyebabkan angin mudah bergerak atau tidak. Faktor porositas ini juga
penting untuk diperhatikan manakala mendesain turbin angin.

22
BAB 3

PENUTUP

1. KESIMPULAN
1. Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel dan terjadi karena
adanya perbedaan suhu antara udara dingin dan panas.. Lain halnya
dengan energi air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana-
mana, baik di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah, bahkan
dapat diterapkan dilaut.
2. Prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah merubah
energi dari angin menjadi energi putar pada kincir angin, lalu putaran
atau gerakan kincir angin digunakan untuk memutar generator yang
akhirnya akan menghasilkan listrik.
3. Pembangkit listrik tenaga angin juga berdampak terhadap lingkungan
sekitar dan dampak yang paling jelas adalah dampak visual karena
pembangkit listrik jenis ini membutuhkan daerah yang luas untuk skala
besar.
2. SARAN

3. KRITIK

23
DAFTAR PUSTAKA

Marnoto. Tjukub , 2010 , ELEMENTS Jurnal Teknik,volume I , Universitas


Bangka Belitung , Balunijuk.

Kroemer, Herbert; Kittel, Charles (1980). Thermal Physics (2nd ed.). W. H.


Freeman Company. ISBN 978-0-7167-1088-2.

Nolan, Peter J. (1996). Fundamentals of College Physics, 2nd ed. William C.


Brown Publishers.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekekalan_energi

https://manfaat.co.id/manfaat-energi-angin

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik
%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20IV%20ENERGI
%20ANGIN/indexANGIN.htm

http://reoramandha94.blogspot.com/2015/04/makalah-energi-angin.html

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk01jdVXyh8G7CM5etpipHgpOhal3tQ:15854636646
81&q=turbin+angin+darrieus&tbm=isch&source=univ&sa=X&ved=2ahUKE
wipm6a0iL_oAhUKX30KHT5OBjoQsAR6BAgKEAE&biw=1366&bih=657#
imgrc=ET6ld362f5G0bM

http://semuaada07.blogspot.com/2014/04/contoh-makalah-mengenai-energi-
tenaga.html

24

Anda mungkin juga menyukai