3417 8830 1 PB
3417 8830 1 PB
Abstrak
1
Penulis adalah alumni Program Studi Pendidikan Sosiologi, FISE, Universitas Negeri Yogyakarta
pulang. Saya tahu sendiri kalau dia tapi itu sudah sama wanita yang
selingkuh”.12 tidak benar, sering minum-
Kisah yang tidak terlalu jauh minuman, main kartu, ngganja
berbeda dengan Ibu L di atas adalah (menggunakan ganja), merokok kan
kisah yang dialami oleh Ibu I, hati saya sudah tidak bisa terima”.14
dimana suaminya melakukan Tidak jauh berbeda dengan
pengkhianatan dalam ikatan keadaan yang menimpa survivor-
perkawinannya. Sikap pasrah pun survivor sebelumnya, dimana
terlihat dari penuturannya sebagai mereka “ditikam” dari belakang
berikut: “Sejak ditinggal, anak oleh suami mereka sendiri, Ibu A
pertama masih dalam kandungan juga mengalami hal yang serupa.
usia tujuh bulan. Umur satu tahun Keutuhan keluarga yang telah
bapaknya ke sini lagi. Setelah itu dibina bertahun-tahun, akhirnya
saya mengandung anak kedua retak akibat suami mendua dengan
namun pada usia tiga bulan suami perempuan lain. Hal ini dapat
saya pergi lagi. Suami gluyuran dilihat dari penuturan Ibu A
(pergi tanpa ada manfaatnya) ke berikut:
Kota Mg, katanya jadi sopir tetapi “Perkawinan mengalami
lama-lama tertarik dengan janda masalah kira-kira anak saya umur
Kota Mg”.13 delapan bulan. Mulai ketahuannya
Faktor perselingkuhan juga Aj tiap minggu kok telepon-telepon.
menjadi penyebab retaknya Terus saya tanya sama suami, Aj itu
hubungan antara Ibu P dan Bapak siapa, jawabnya hanya anak kecil di
Sf. Hal ini dapat dilihat dari Kota Sm sana. Setelah itu ke sini
penuturan Ibu P: “Yang menjadi bawa tas besar. Saya bilang kok ke
awal ketidakharmonisan sini bawa tas besar & mau
perkawinan adalah menginap lama. Kalau menginap
perselingkuhan”. Kisah yang paling lama ya tidak boleh. Dia
tragis adalah yang dialami oleh Ibu mengakunya keponakan suami
D, dimana suaminya berselingkuh saya. Kenyataannya tiap hari
dengan “perempuan nakal”, seperti minggu dia keluar tanpa izin saya.
penuturannya: Terus saya tegur, kamu pergi kok
“Suami saya tidak kasar, tidak izin sama saya, suami saya
sekali menyakiti hati tergoda sama malah bilang kenapa izin sama
wanita nakal itu yang sudah kelas kamu karena perginya sama saya.
berbintang, sudah kawin kontrak- Dulu sebelum ada Aj, suami saya
kawin kontrak kan sudah parah. baik, sayang sama saya. Setelah ada
Mungkin kalau pacaran sama orang perempuan itu sama sekali tidak
kampung mungkin saya bisa terima, suka sama saya, serba salah”.15
12 14
Wawancara. Sabtu, 17 Januari 2009, pukul Wawancara. Sabtu, 24 Januari 2009, pukul
09.52. 11.25.
13 15
Wawancara. Sabtu, 17 Januari 2009, pukul Wawancara. Sabtu, 24 Januari 2009, pukul
13.51. 10.02.
17 19
Wawancara. Sabtu, 17 Januari 2009, pukul Sri Meiyanti, Kekerasan terhadap Perempuan
11.22. dalam Rumah Tangga. Yogyakarta: Kerja Sama
18
Wawancara. Sabtu, 17 Januari 2009, pukul Ford Foundation dengan Pusat Penelitian
11.54. Kependudukan UGM, 1999, hlm. 7.
23 24
Wawancara. Sabtu, 24 Januari 2009, pukul Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit,
14.43. hlm. 896.
memutuskan masalah. Kita kan sakit, jatuh sakit atau luka berat.
harus ada musyawarah, tukar Terdapat beberapa jenis kekerasan
pendapat dulu bagaimana baiknya, yang dapat digolongkan sebagai
itu tidak. Kamu besok harus ke sana kekerasan fisik, antara lain adalah
padahal saya harus kerja. Kamu dipukul, dilempar dengan barang,
harus ke sana dulu tidak boleh dijambak rambutnya, ditendang,
kerja. Bagaimana dan sebagainya. Bentuk kekerasan
pertanggungjawaban saya dengan seperti ini juga dialami oleh para
pekerjaan saya, ya saya kan tetap survivor yang bersedia meluangkan
ngeyel (tidak mau kalah), yang waktunya untuk berbagi
pertama kan pekerjaan saya dulu. pengalaman dengan peneliti. Kisah
Dia tidak mau tahu saya, tahunya seorang istri yang bernama Ibu L
dia cuma aku, cuma aku, tidak mau sering mendapat serangan fisik dari
tahu orang lain”.25 suaminya sendiri. Seperti yang
dikatakan Ibu L dengan peneliti:
Perbedaan sikap dalam “Menampar itu pasti, yang menjadi
menyelesaikan masalah antara hafalan menampar itu. Menampar,
suami dan istri (Ibu T) di atas menjambak sudah hobi sedikit-
menunjukkan bahwa masing- sedikit menampar, menjambak”.26
masing pihak bersikukuh dengan Apa yang dilakukan suami
pendiriannya. Walaupun pada Ibu L dan Ibu T sudah terlewat
akhirnya Ibu T yang mengalah batas dan tidak mengindahkan
namun ketegangan tersebut telah norma yang ada. Apalagi peneliti
menyisakan kepedihan di hati Ibu T. melihat gigi Ibu L bagian depan
Dalam keadaan yang demikian Ibu beberapa sudah tanggal akibat
T merasa ditindas dan dikuasai oleh perlakuan kejam suaminya.
suaminya sendiri. Kekerasan yang diekspresikan
dengan kekuatan fisik memang
2. Bentuk-Bentuk Kekerasan menimbulkan luka, baik luka yang
Dalam Rumah Tangga tampak (seperti memar, cacat
Setiap informan (survivor) tubuh) maupun luka yang tidak
dalam penelitian ini pernah tampak, yaitu luka yang terpendam
mengalami kekerasan, bahkan dalam hati Luka dalam hati tersebut
mereka tidak hanya mengalami satu dapat menimbulkan korban
jenis kekerasan. Kekerasan yang kekerasan mengalami trauma atau
dialami para istri dalam penelitian gangguan psikologis akibat suatu
ini adalah kekerasan fisik, kekerasan perlakuan yang tidak manusiawi.
psikis, dan penelantaran rumah b. Kekerasan psikis
tangga (ekonomi). Kekerasan psikis adalah
a. Kekerasan fisik perbuatan yang mengakibatkan
Kekerasan fisik merupakan ketakutan, hilangnya rasa percaya
perbuatan yang mengakibatkan rasa diri, hilangnya kemampuan untuk
25 26
Wawancara. Sabtu, 24 Januari 2009, pukul Wawancara. Sabtu, 17 Januari 2009, pukul
14.43. 09.52.
berapa tahun tidak ada sepuluh kali perlakuan suami Ibu L telah
ngirimnya. Kalau pulang tidak menyakiti hati Ibu L, namun beliau
membawa uang, pulang hanya tidak pernah menyatakan
menengok saja, tidak meninggalkan penyesalannya. Setelah berulang
uang kira-kira cukup buat hidup kali menerima perlakuan kasar dari
tidak, pulang ya hanya sekadar suami maka Ibu L meminta
pulang”.29 perlindungan ke pejabat setempat,
seperti penuturannya:
3. Reaksi Survivor terhadap “Kalau dulu saya cuma
Kekerasan yang Dialaminya bilang saudara, adik saya begitu.
Adanya kekerasan dalam Dulu pernah parah juga terus saya
rumah tangga yang dialami oleh memanggil kepala dusun terus
seorang istri melahirkan sikap diam suami saya dinasehati, katanya janji
ataupun melawan terhadap tidak mau mengulang, tetapi ya
serangan ataupun kekerasan yang kejadian lagi malah lebih parah.
dilakukan oleh suami. Secara garis Terus pas kejadian saya langsung
besar dalam penelitian ini terdapat telepon kantor polisi. Kebetulan ada
tiga dari tujuh survivor yang teman saya yang polisi
memilih diam atas perlakuan kasar menyarankan untuk ke Sahabat
suami terhadapnya. Tiga orang Perempuan”.31
survivor yang memilih diam Selain bersikap diam,
tersebut adalah Ibu L, Ibu I dan Ibu terdapat empat survivor yang
T. Dalam pembicaraannya dengan bersikap melawan atas perlakuan
peneliti, Ibu L lebih memilih diam kasar yang dilakukan oleh suami
dikarenakan beliau tidak mau kalau mereka. Sikap melawan tersebut
malah terjadi pertengkaran (adu ditunjukkan oleh Ibu S, Ibu P, Ibu D,
mulut), menurutnya sikap diam dan Ibu A. Ibu S yang mengalami
adalah lebih baik walaupun hati kekerasan ekonomi (penelantaran
terasa sakit. rumah tangga), berani bersikap
Ungkapan tersebut dapat melawan jika suami bertindak yang
dilihat dari penuturan beliau: “Ya menyakitkan kepada dirinya. Hal
dulu saya banyak diamnya, ini dilakukan Ibu S untuk membela
masalahnya kalau saya tidak diam haknya, yaitu sebagai seorang istri
malah mesti ndadine (marahnya) dan juga sebagai seorang ibu.
tambah parah. Sampai sekarang, Terkadang suami meminta maaf
sampai akhir kejadian ini saya atas kesalahan yang dibuatnya,
hanya diam, diam dan diam. Dulu sampai-sampai orang tua Ibu S ikut
saya cuma diam, tetangga tidak ada masalah, seperti penuturannya:
yang tahu, tahunya baik, rukun ”Orang tua saya bilang kalau
padahal di rumah tidak pernah tidak bisa mencukupi anak istri ya
bertegur sapa”.30 Walaupun sudah sendiri-sendiri saja. Dia
merasa salah terus minta maaf
29
Wawancara. Sabtu, 17 Januari 2009, pukul tetapi kalau masalah sepele hanya
09.52.
30
Wawancara. Sabtu, 17 Januari 2009, pukul
31
09.52. Ibid.