Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322714662

Analisis Kematian Ibu di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur

Article · January 2018

CITATIONS READS

0 1,886

1 author:

Yostan Absalom Labola


Universitas Kristen Satya Wacana
13 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Perpaduan Aspek AQ dengan Aspek Kecerdasan Lainnya Dalam Dunia Pendidikan View project

All content following this page was uploaded by Yostan Absalom Labola on 26 January 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis Kematian Ibu di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur

Yostan A. Labola

Abstract
Data tahunan di seluruh dunia menunjukkan bahwa terjadi 358 ribu
kematian ibu dan 99% terjadi pada negara berkembang yang penduduknya
masih miskin. Sekitar 67% kematian ibu merupakan sumbangan dari 11
negara termasuk Indonesia.

1. Pendahuluan pendidikan, sosial ekonomi keluarga,


Data tahunan di seluruh dunia lingkungan masyarakat dan politik, serta
menunjukkan bahwa terjadi 358.000 kebijakan secara tidak langsung diduga ikut
kematian ibu dan 99% terjadi pada negara berperan dalam meningkatkan kematian ibu
berkembang yang penduduknya masih (Kementerian Negara Pemberdayaan
miskin. Sekitar 67% kematian ibu merupakan Perempuan, 2011).
sumbangan dari 11 negara termasuk Berdasarkan data dari departemen
Indonesia (WHO, 2010). kesehatan bahwa tiga faktor utama penyebab
Herawati (2011) melaporkan bahwa kematian ibu melahirkan yakni: pendarahan,
kematian ibu merupakan permasalahan hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan
kompleks yang disebabkan oleh berbagai infeksi. Pendarahan menempati persentase
faktor yang dibedakan atas determinan dekat, tertinggi penyebab kematian ibu (28%),
antara dan jauh. Determinan dekat yang anemia dan kekurangan energi kronis (KEK)
berhubungan langsung dengan kematian ibu pada ibu hamil menjadi penyebab utama
merupakan gangguan obstetrik seperti terjadinya pendarahan dan infeksi yang
perdarahan, preeklamsi, dan infeks atau merupakan faktor kematian utama ibu
penyakit yang diderita ibu sebelum atau (Fibriana, 2007 ; Herawati, 2011).
selama kehamilan yang dapat memperburuk Di berbagai negara paling sedikit
kondisi kehamilan seperti jantung, malaria, seperempat dari seluruh kematian ibu
tuberkulosis, ginjal, dan acquired disebabkan oleh pendarahan; proporsinya
immunodeficiency syndrome. Determinan berkisar antara kurang dari 10% sampai
antara berhubungan dengan faktor kesehatan, hampir 60%. Walaupun seorang perempuan
seperti status kesehatan ibu, reproduksi, bertahan hidup setelah mengalami
akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendarahan pasca persalinan, namun ia akan
perilaku penggunaan fasilitas kesehatan. menderita akibat kekurangan darah yang
Determinan jauh berhubungan dengan faktor berat (anemia berat) dan akan mengalami
demografi dan sosiokultural (McCharty, masalah kesehatan yang berkepanjangan
Maine, 1992 ; Hernandez-Correa, 2010). (WHO, 2010). Persentase tertinggi kedua
Kesadaran masyarakat yang rendah penyebab kematian ibu yang adalah eklamsia
tentang kesehatan ibu hamil, pemberdayaan (24%), kejang bisa terjadi pada pasien
perempuan yang tidak baik, latar belakang dengan tekanan darah
tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol saat 2. Kajian Literatur
persalinan. Hipertensi dapat terjadi karena 2.1.Penyebab Kematian Ibu di Nusa
kehamilan, dan akan kembali normal bila Tenggara Timur
kehamilan sudah berakhir. Namun ada juga Secara umum penyebab kematian
yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. ibu di wilayah Propinsi Nusa Tenggara
Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila Timur (NTT) disebabkan oleh beberapa
hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil. faktor yang dapat memperburuk derajat
(Profil Kesehatan Indonesia, 2007), kesehatan masyarakat adalah rendahnya
sedangkan persentase tertinggi ketiga konsumsi makanan bergizi, kurangnya
penyebab kematian ibu melahirkan adalah sarana kesehatan, keadaan sanitasi dan
infeksi 11% (Bazaar, Azhari, 2012). lingkungan yang tidak layak. Faktor
Keragaman wilayah, karakteristik terpenting dalam upaya peningkatan
demografi, dan sumber daya merupakan kesehatan ada pada manusianya yang
kondisi umum yang ada di wilayah Nusa bertindak sebagai subyek sekaligus objek
Tenggara Timur. Untuk itu, perlu dilakukan pelayanan kesehatan (Dinas Kesehatan
kajian guna menemukan faktor penyebab Propinsi NTT, 2014).
kematian ibu sebagai bahan masukan bagi 2.2.Jumlah Kasus kematian Ibu
pemerintah daerah dalam upaya menurunkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan
angka kematian ibu. Oleh karena itu seluruh Kota se-Provinsi NTT (2014) melaporkan
pembangunan yang sedang digiatkan bahwa konversi AKI per 100 ribu
pemerintah diharapkan dapat berakselerasi Kelahiran Hidup selama periode 4
positif terhadap perbaikan derajat kesehatan (empat) tahun (Tahun 2011 – 2014)
masyarakat, antara lain dapat ditunjukkan mengalami penurunan. Jumlah kasus
melalui perubahan angka kematian bayi, kematian ibu pada tahun 2011 sebesar
angka kematian ibu melahirkan, angka 208 atau 220 per 100 ribu KH, pada
morbiditas yang nantinya dapat tahun 2012 menurun menjadi 192 atau
meningkatkan angka harapan hidup (Dinas 200 per 100 ribu KH, pada tahun 2013
Kesehatan Nusa Tenggara Timur, 2014). menurun menjadi 176 atau 185,6 per
Kondisi geografis, persebaran penduduk dan 100.000 KH, selanjutnya pada tahun
sosial budaya merupakan beberapa faktor 2014 menurun lagi menjadi 158 kasus
penyebab rendahnya aksesibilitas terhadap atau 169 per 100 ribu KH. Jumlah kasus
tenaga pertolongan persalinan oleh tenaga kematian ibu di Propinsi Nusa Tenggara
kesehatan, dan tentunya disparitas antar Timur dapat di lihat pada gambar 1 dan 2.
daerah akan berbeda satu sama lain. Tujuan
ulasan ini untuk mengetahui gambaran
jumlah kematian ibu di Kabupaten Sumba,
Tengah Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun
2010 sampai dengan tahun 2014.
penting dalam mengukur tingkat
pembangunan pada sektor kesehatan (
DINKES Prop. NTT, 2014).
2.3.Perkembangan Kualitas dan
Derajad Kesehatan Ibu di NTT
Penurunan jumlah angka
kematian ibu di NTT menggambarkan
bahwa derajad kesehatan dan
Gambar 1. Konversi angka kematian ibu per
pembangunan manusia secara
100.000 kelahiran hidup Di provinsi Nusa Tenggara
keseluruhan di NTT makin membaik. Hal
Timur Tahun 2007 – 2010, Sumber : Profil
ini berarti Umur Harapan Hidup (UHH)
Kabupaten/Kota tahun 2010
dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
mengalami peningkatan. Grafik UHH
NTT dapat dilihat pada gambar 3 dan 4.

Gambar 2. Konversi angka kematian ibu per 100.000


kelahiran hidup di Provinsi Nusa Tenggara Timur
tahun 2011 – 2014, Sumber : Laporan Bidang
Kesmas Dinkes Prov.NTT Tahun 2014
Dari kedua grafik menunjukkan Gambar 3. Umur harapan hidup (UHH) Provinsi
bahwa angka kematian ibu di Propinsi Nusa Nusa Tenggara Timur tahun 1970 – 2010, Sumber
Tenggara Timur dari 2010 ke 2104 Data : Sensus Penduduk 1970, 1980,1990, Surkesnas
mengalami penurunan signifikan. Penurunan 2004, SDKI 2007 dan BPS 2011
jumlah angka kematian ibu di NTT ini
merupakan sebuah harapan besar dari seluruh
masyarakat NTT, khususnya kepada
pemerintah melalui terobosan-terobasan
seperti revolusi KIA dan lembaga-lembaga
kesehatan lain baik lembaga pemerintah
maupun swasta yang berperan dalam
membantu mencapai tujuan nasional
Indonesia yaitu mensejahterakan rakyat
Indonesia. Gambar 4. Umur Harapan Hidup (Uhh) Provinsi
Penurunan jumlah angka kematian Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 – 2013, Sumber
ibu menjadi penting dikarenakan jumlah Data : IPM NTT Tahun 2010
angka kematian ibu merupakan indikator
Grafik di atas menunjukkan 2.5.Analisis Kematian Ibu di
peningkatan UHH penduduk NTT Kabupaten Sumba Tengah
meskipun tak signifikan. Meningkatnya Kabupaten Sumba Tengah
umur harapan hidup secara tidak memiliki jumlah penduduk sebanyak
langsung juga memberi gambaran tentang 67.372 jiwa dengan 65 desa. Kabupaten
adanya peningkatan kualitas hidup dan Sumba Tengah memiliki 65 desa dengan
derajat kesehatan masyarakat (DINKES jumlah desa yang melaksanakan P4K
NTT, 2014). Sesuai laporan rekapitulasi sebanyak 65 desa dan 2 unit rumah
pelayanan kesehatan ibu dan anak. tunggu.
2.4.Sarana dan Prasarana Kesehatan Sarana Puskesmas yang tersedia
di NTT totalnya 8, dimana dokter yang
Propinsi Nusa Tenggara Timur tersedia 13 orang, Puskesmas rawat inap
memiliki 3.220 ribu desa dengan jumlah terdiri dari 8 PKM rawat inap dan 3 PKM
desa yang melaksanakan P4K sebanyak mampu PONED. Tenaga bidan yang
2.552 desa dan sebanyak 79 rumah tersedia berjumlah total 118 orang
tunggu. Sarana Puskesmas yang tersedia dengan rincian tenaga bidan koordinator
totalnya 368, dimana dokter yang 6 orang, bidan desa 50 orang, bidan desa
tersedia 281 orang, Puskesmas rawat yang telah APN 27 orang, bidan mampu
inap terdiri dari 158 PKM rawat inap dan GDON 12 orang, bidan punya Kit 31
89 PKM mampu PONED. orang dan bidan tinggal di desa 50 orang.
Tenaga bidan yang tersedia Tenaga dukun berjumlah 325 orang,
berjumlah total 4.204 orang dengan yang bermitra dengan tenaga bidan 204
rincian tenaga bidan koordinator 363 orang (DINKES Prop NTT, 2014).
orang, bidan desa 2.192 orang, bidan desa Menurut laporan Dinas Kesehatan
yang telah APN 2.021, bidan mampu Propinsi NTT (2014), Kabupaten Sumba
GDON 548 orang, bidan punya Kit 1.682 Tengah dan Kota Kupang memiliki
orang dan bidan tinggal di desa 1.834 jumlah kematian ibu terendah sedangkan
orang. jumlah kematian ibu tertinggi terdapat di
Tenaga dukun berjumlah 8.157 Kabupaten Sumba Timur. Sumba tengah
orang, yang bermitra dengan tenaga bidan tercatat tahun 2014 memiliki jumlah
5.132 orang. Dari rincian sarana dan kematian ibu sebanyak 2 orang dengan
prasarana kesehatan yang tersedia di NTT rincian, 1 orang meninggal karena
jika di rata-ratakan dengan penduduk abortus dan 1 orang dengan keterangan
NTT yang berjumlah 5.036.897 jiwa, lai-lain ( DINKES Prop. NTT, 2014).
maka masih kurang sarana prasara Data jumlah kematian ibu di tiap
kesehatan untuk mendukung Kabupaten di NTT dapat dilihat pada
kesejahteraan rakyat. gambar 5.
dilakukan kajian guna menemukan faktor
penyebab kematian ibu sebagai bahan
masukan bagi pemerintah daerah dalam
upaya menurunkan angka kematian ibu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Propinsi Nusa Tenggara Timur. Profil
Kesehatan Propinsi Nusa Tenggara
Timur. 2010 sampai 2014.
2. World Health Organization. Trends in
maternal mortality: 1999 to 2008.
Gambar 5. Data Jumlah Kematian Ibu Tiap Geneva: World Health Organization
Kabupaten press; 2010.
3. Kesimpulan 3. Herawati I. Analisis kematian ibu di
Berdasarkan data laporan profil Indonesia tahun 2010 berdasarkan data
kesehatan Propinsi Nusa Tenggara Timur SDKI, Riskesdas, dan laporan rutin
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 kesehatan ibu dan anak. Pertemuan
menunjukan bahwa secara umum jumlah Teknis Kesehatan Ibu; 6 April 2011;
kematian ibu mengalami penurunan yang Bandung, Indonesia. Jakarta: Departemen
signifikan yaitu dari jumlah 272 orrang pada Kesehatan Republik Indonesia; 2011.
tahun 2010 menjadi 169 orang pada tahun 4. Arulita Ika Fibriana, “Faktor–Faktor
2014. Hal ini tentunya merupakan usaha dari Risiko Yang Mempengaruhi Kematian
berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan Maternal (Studi Kasus Di Kabupaten
masyarakat sendiri yang mulai memahami Cilacap),” (tesis S2 Program Studi
dengan baik setiap usaha pemerintah maupun Magister Epidemologi, Universitas Di
lembaga terkait. Ponegoro, 2007), h. 1.
Secara umum penyebab kematian ibu 5. “McCharty J, Maine DA. Framework for
di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur analysis the determinants of maternal
(NTT) disebabkan oleh beberapa faktor yang Mortality. Studies in Family Planing.
dapat memperburuk derajat kesehatan 1992; 23 (1): 23-33.
masyarakat adalah rendahnya konsumsi 6. Kementerian Negara Pemberdayaan
makanan bergizi, kurangnya sarana Perempuan. Angka kematian ibu
kesehatan, keadaan sanitasi dan lingkungan melahirkan. Jakarta: 2011 [diakses
yang tidak layak. tanggal Maret 2016]. Diunduh
4. Saran dalam:http://www.menegpp.
Dari latar belakang dan pembahasan go.id/V2/index.php/datadaninformasi/kes
disarankan kepada semua pihak yang ehatan.
berkepentingan agar mendukung program 7. Hernandez-Correa JC. Maternal mortality
kesehatan yang digalakkan sehingga dapat and risk factors at the community level.
menekan jumlah kematian ibu di Propinsi Economic Working Paper. Departement
Nusa Tenggara Timur. Untuk itu, perlu
of Economics. Michigan: Western
Michigan University; 2010.
8. Fibriani A I. Faktor-faktor risiko yang
mempengaruhi kematian maternal (Studi
kasus di Kabupaten Cilacap) [tesis].
Semarang: Universitas Diponegoro;
2007.
9. Bazaar A, Theodorus A, Azhari. Maternal
mortality and contributing risk factors.
Indonesian Journal of Obstetric and
Gynecology. 2012; 36 (1): 8-13

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai