Anda di halaman 1dari 35

Materi 1

Sel dan Jaringan Tubuh Manusia

A. Organisasi Tubuh Manusia


Sel adalah bagian yang terkecil dari makhluk hidup yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
Berarti bagian terkecil dari tubuh manusia adalah sel. Pada dasarnya tubuh terdiri atas satuan dasar
yang hidup yakni sel. Macam-macam sel yang ada dalam tubuh manusia, antara lain berikut ini.
1. Sel epitel.
2. Sel tulang rawan.
3. Sel tulang keras.
4. Sel otot polos.
5. Sel otot lurik.
6. Sel otot jantung.
7. Sel darah merah (eritrosit).
8. Sel darah putih (leukosit).
9. Sel pembeku darah.
10. Sel ikat.
11. Sel saraf.
Sel-sel yang sama bentuk, besar, dan pekerjaannya yang terikat menjadi satu membentuk
jaringan. Ada 4 macam jaringan utama pada tubuh kita, sebagai berikut.
1. Jaringan epitel.
2. Jaringan ikat.
3. Jaringan otot.
4. Jaringan saraf.
Selanjutnya, sekumpulan bermacam-macam jaringan yang mempunyai fungsi khusus
membentuk organ. Organ-organ pada tubuh manusia, di antaranya
1. Mata;
2. Hidung;
3. Telinga;
4. Jantung;
5. Paru-paru;
6. Ginjal.
Susunan organ-organ yang mempunyai fungsi khusus akan membentuk suatu sistem tubuh.
Seperti yang telah Anda pelajari pada Kegiatan Belajar 1 di atas bahwa sistem tubuh yang ada dalam
tubuh manusia, antara lain.
1. Sistem pernapasan.
2. Sistem peredaran darah.
3. Sistem ekskresi.
4. Sistem koordinasi.
5. Sistem reproduksi.
6. Sistem pencernaan.
7. Sistem indra.
Dari semua sistem akan membentuk tubuh manusia yang sempurna.
B. STRUKTUR SEL
Organisme yang hidup sekarang berasal dari satu sel induk yang ada pada berjuta-juta tahun
yang silam. Sel induk ini secara bertahap dan pelan-pelan berubah agar dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya sehingga dapat melangsungkan kehidupannya. Perubahan struktural dan
fungsional ini menimbulkan dua kelompok besar yang sekarang kita kenal dengan kelompok sel
prokariot dan eukariot. Kelompok prokariot mencakup Protozoa dan Mikoplasma, yang merupakan
organisme uniseluler. Makhluk hidup uniseluler hanya terdiri dari satu sel, misalnya Amuba dari
phylum Protozoa dapat bergerak dengan mengubah protoplasmanya dengan membentuk kaki palsu.
Pergerakan ini terjadi oleh karena adanya oksidasi atau pembukaan di dalam sel, oksidasi atau
pembakaran. Eukariot berbeda dengan Prokariota, karena memiliki karion atau membran inti, dan di
dalam inti inilah terkandung sebagian besar DNA. Sel-sel eukariota mencakup sel-sel tumbuhan dan
sel hewan termasuk sel manusia. Ukuran sel eukariot lebih besar dari pada sel prokariot.
Sel-sel pada tubuh manusia merupakan sel eukariota, yang mengandung organel-organel di
dalam protoplasmanya. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 1.7 berikut.

Sumber: Anonim (2012)

Bertambah tingginya kedudukan suatu jasad yang bernyawa dalam alam ini maka bertambah
banyak pula pembagian pekerjaan di antara sel-sel itu sehingga pada makhluk hidup yang terdiri dari
beberapa sel, ada sebagian sel-sel yang diperuntukkan bagi pekerjaan khusus, seperti bergerak,
bernapas. Jika hanya terdiri dari satu sel saja maka semua pekerjaan dikerjakan oleh sel itu sendiri.
Pada manusia yang tubuhnya terdiri dari bermacam-macam susunan sel, masing-masing sel tersebut
memerlukan makanan, oksigen untuk keperluan hidupnya yang di peroleh dari lingkungan sekitarnya
yaitu cairan jaringan. Cairan jaringan ini melalui permukaan sel dapat mengambil bahan-bahan yang
diperlukan dan mengeluarkan sisa pembakaran atau ampas. Adapun zat yang terkandung dalam
cairan jaringan, kandungannya sama dengan zat-zat yang terdapat dalam cairan darah. Masuknya zat-
zat yang diperlukan, berupa zat makanan, oksigen ke dalam sel, berlangsung dengan cara difusi dan
osmosis. Zat-zat yang masuk ke dalam sel diubah melalui proses anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah proses penyusunan senyawa kompleks dari senyawa-senyawa sederhana,
sedangkan peristiwa pemecahan zat-zat itu dalam sel (terjadinya pembakaran dengan perantaraan
oksigen untuk mendapatkan tenaga dan panas) disebut katabolisme. Kedua peristiwa ini disebut
pertukaran zat atau metabolisme. Dengan adanya metabolisme maka akan kelihatan tanda-tanda
kehidupan dalam sel, yang meliputi; bernapas, menerima zat asam dan mengeluarkan zat asam arang,
menerima zat makanan, tumbuh dan berkembang, bergerak, dan memperbanyak diri.
Tiap macam sel dapat beradaptasi secara khusus untuk membentuk suatu fungsi yang khas.
Misalnya, sel darah merah yang jumlah seluruhnya triliun, berfungsi mengangkut oksigen dari paru-
paru ke jaringan-jaringan. Sel-sel dalam tubuh sering kali berbeda-beda bentuknya, sel-sel ini
mempunyai sifat yang khas yang sangat mendasar. Misalnya, dalam sel itu oksigen bergabung
dengan karbohidrat, lemak atau protein untuk melepaskan energi yang dibutuhkan untuk fungsi sel.

C. FUNGSI SEL
Sel memiliki organel-organel, yang kita temukan di dalam protoplasma, dan masing-masing
organel melaksanakan fungsinya, seperti berikut ini.
1. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel yang paling besar. Mitokondria berperan dalam oksidasi
karbohidrat, lemak, dan protein, yang hasil akhirnya berupa ATP.
2. Ribosom
Ribosom berupa butiran-butiran halus, letaknya ada yang terikat pada retikulum endoplasma atau
tersebar pada sitoplasma (matriks). Ribosom berfungsi dalam sintesis protein dan rRNA.
3. Lisosom
Lisosom merupakan struktur sel yang berukuran kecil yaitu berkisar antara 0,2 0,8 mikron.
Akan tetapi, pada sel yang mampu memfagositosis seperti leukosit memiliki lisosom yang
berukuran lebih besar sekitar 5 mikron.
Lisosom berfungsi:
a. menghancurkan benda asing yang masuk ke dalam sel;
b. mencernakan makanan yang terdapat dalam sitoplasma;
c. menghancurkan benda asing di luar sel;
d. menghancurkan struktur sel sendiri (autolisis/autofage).
4. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma merupakan penghubung antara inti dengan sitoplasma. Retikulum
endoplasma berfungsi untuk:
a. Sintesis protein;
b. Sirkulasi dan transportasi dalam protoplasma.
5. Sentrosom dan Sentriol
Sentrosom dan sentriol berfungsi dalam sintesis protein pada saat sel membelah diri.
6. Membran Sel
Membran sel dibentuk oleh aparatus golgi yang terdiri atas lipoprotein yang bersifat
semipermeabel dan selektif permeabel, serta berfungsi dalam memelihara keseimbangan dan
mengatur zat yang keluar dan masuk dalam sel.
7. Aparatus Golgi
Aparatus golgi berfungsi dalam:
a. Membentuk membran sel;
b. Membentuk protein dan asam inti.
8. Nukleus
Nukleus merupakan komponen utama dalam sel yang mengontrol aktivitas metabolisme
dalam sel dan berisi DNA. Nukleus terdiri atas:
a. Membran inti yang bersifat semipermeabel dan mengandung banyak pori; fungsi
membrane inti, yaitu mengatur keseimbangan antara nukleoplasma dan sitoplasma serta
regulasi protein;
b. Nukleolus, berada pada bagian dasar inti;
c. Nukleoplasma (karyolimpe).
Nukleoplasma (karyolimpe) merupakan cairan yang terdapat dalam nukleus yang bersifat
transparan, berupa gel, dan banyak mengandung granula protein serta berbagai senyawa dengan
susunan kimia yang kompleks.
Dalam nukleoplasma terdapat benang-benang kromatin yang melilit-lilit serta menyerap
warna dasar fuchsin. Benang kromatin berada secara ganda, berupa benang-benang yang sangat
halus, dan menempati inti secara homogen.
Pada waktu pembelahan sel kromatin memendek dan menebal yang disebut kromosom.
D. JARINGAN TUBUH MANUSIA
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Ada empat tipe
jaringan utama yang membentuk tubuh suatu organisme multiseluler termasuk manusia. Suatu
jaringan utama atau jaringan dasar dapat didefinisikan sebagai kumpulan sel yang bekerja bersama-
sama, mengemban suatu fungsi tertentu atau kumpulan fungsi sel yang menghasilkan materi atau
komponen tidak hidup yang terdapat di antara sel dan bagian jaringan tubuh. Komponen tidak hidup
tersebut membatasi bagian intraseluler, menguatkan tubuh, dan membantu memelihara bentuk tubuh.
Empat tipe jaringan pembentuk tubuh sebagai berikut.
1. Jaringan epitel, sel-sel tersusun rapat dengan sedikit substansi perekat di antaranya,
sebagai pelindung tubuh, menutup seluruh permukaan luar seperti permukaan kulit, dan
membentuk kelenjar-kelenjar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar berikut.

2. Jaringan ikat atau penghubung, umumnya sel-sel terpisah jauh oleh sejumlah substansi intersel
yang relatif besar, mendukung, dan memelihara organ tubuh secara bersama-sama.

3. Jaringan otot, ada tiga tipe otot yang berbeda yaitu otot polos yang dapat ditemukan di organ
tubuh bagian dalam, otot lurik yang dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang
dapat ditemukan di jantung. Sel-sel jaringan otot memanjang dan mengandung filamen
sitoplasma.
4. Jaringan saraf; terdiri atas sel-sel, beberapa di antaranya sangat besar, dan cabang-cabangnya
yang panjang, fungsi jaringan saraf adalah menerima dan mengirimkan pesan, agar bagian tubuh
dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.

1. JARINGAN EPITEL (JARINGAN PELINDUNG)


Jaringan epitel melayani fungsi khusus:
1. Perlindungan, menutup seluruh bagian tubuh dan melindungi bagian bawah jaringan,
memelihara tubuh dari mekanisme kerusakan, kelebihan air yang lepas, dan gangguan
mikroorganisme.
2. Absorpsi pada bagian pencernaan bertanggung jawab untuk mengabsorpsi molekul-molekul
makanan yang dicerna.
3. Sekresi, di dalam berbagai jaringan tubuh khusus mengsekresi substansi spesifik, contoh;
sel-sel piala dalam bagian intestin mensekresi getah (mukus) merupakan substansi
pelindung.
4. Ekskresi, sel-sel epitel pada ginjal mengsekresi beberapa materi.
5. Transport permukaan, dalam respirasi, epitelium mengsekresi getah (mukus) yang berisi
partikel-partikel penjerat, sel-sel epitel dilengkapi dengan silia, bergerak dalam satu
koordinasi.
6. Panca indera, ujung perasa pada mulut dan penciuman pada hidung terdiri atas epitelium
yang berfungsi menerima informasi pancaindera, terdiri atas sel-sel rapat.
Jaringan epitel selain mempunyai fungsi khusus sel-selnya pun mempunyai bentuk beragam.
1. Bentuk Sel Epitel
Sel epitel mempunyai tiga bentuk utama yaitu:
a. Squamous; sel-sel tipis dan mendatar.
b. Kuboidal; sel-sel muncul seperti kubus kecil, apabila jaringan dipotong pada sisi kanan
permukaan. Tiap sel memiliki bentuk kompleks biasanya membentuk delapan sisi
polyhedron.
c. Kolumnar; sel kelihatan seperti kolom sangat kecil silindris apabila di pandang dari
samping, nukleus terlihat pada dasar setiap sel, dilihat dari bawah permukaan sel muncul
bentuk hexagonal.
2. Susunan Sel Epitel
Jaringan epitel sederhana tersusun dari satu lapis sel atau beberapa lapis
sel (stratified). Epitelium sederhana muncul pada daerah jaringan yang banyak ditemui substansi
materi sebagai akibat absorpsi, ekskresi, dan sekresi, sedangkan epitelium stratified muncul pada
daerah yang memelihara suatu fungsi dasar.
Jaringan epitel terdiri atas (a) Epitelium penutup dan (b) Epitelium kelenjar (glandula).
a. Epitelium penutup
Epitelium penutup, berperan sebagai penutup permukaan tubuh, terdiri atas sel-sel rapat yang
berdekatan antara satu dengan yang lain, berbentuk lembaran. Salah satu tipe dari sel ini adalah
desmosom, tersusun dari jaringan tebal mikrofilamen. Permukaan membran epitel memiliki cilia atau
mikrofili didukung oleh jaringan konektif yang mendasari membran ini.
Sel-sel saraf kadang ditemukan di antara sel-sel membran epitel, tetapi membran ini cenderung
non-vaskuler (tanpa pembuluh darah). Nutrisi dan oksigen berdifusi dari pembuluh darah ke dalam
jaringan konektif untuk memberi makan sel-sel epitel. Pada jaringan epitel terjadi pembelahan
mitosis dan sel-sel baru terus-menerus dihasilkan untuk menggantikan sel-sel yang lepas.
Epitelium penutup dibedakan atas enam macam:
1) Epitelium bentuk squamous sederhana.
Epitelium ini bentuknya squamous, tetapi bagian dalam membran bentuk selnya mungkin
kuboidal atau kolumnar datar. Epitelium squamous sederhana lapisannya rata, tipis, dan efisien
untuk mentransfer materi. Inti sel di tengah-tengah dan membran sel menonjol keluar. Kantung
udara di dalam paru-paru tersusun dari jaringan tipis, memungkinkan oksigen dan CO2 berdifusi
secara bebas, masuk, dan keluar paru-paru. Epitelium pada dinding dalam saluran darah dan
limpa berupa garis-garis halus yang disebut endothelium, sedangkan garis pada rongga tubuh
disebut mesotelium. Untuk lebih jelasnya
Epitelium Squamous Sederhana
2) Epitelium kuboidal sederhana
Epitelium kuboidal terdapat khusus pada jaringan sekresi dan absorpsi, terdapat pada tubulus
ginjal dan beberapa kelenjar. Epitelium kuboidal sederhana terdiri atas satu lapisan.

3) Epitelium kolumnar sederhana


Khusus untuk sekresi dan absorpsi di dalam usus sel kolumnar mengabsorpsi molekul makanan
yang dicerna. Sel-sel di dalam jaringan ini disebut sel-sel goblet; yaitu sel khusus untuk
memproduksi dan menghasilkan lendir dalam jumlah besar. Lihat Gambar 1.14 berikut.
4) Epitelium squamous stratified
Terdiri atas beberapa lapis sel tebal epitelium squamous stratified cocok untuknya memelihara
bagian bawah jaringan, sel deretan luar bentuk squamous, bagian dalamnya kuboidal atau
kolumnar rata. Tipe ini terdapat pada garis epitelium mulut, bagian atas sistem pencernaan, dan
vagina, saluran anal.

Bagian sel membran terus-menerus hilang dan diganti oleh sel-sel di bawahnya. Sel-sel di bawah
lapisan dalam terus-menerus melakukan mitosis dan membelah, setelah dewasa sel-sel baru ini
akhirnya menggantikan sel permukaan luar. Epitelium squamous sederhana selalu menyusun
kembali lapisan luar (epidermis) kulit seperti lapisan luar sel mati, membentuk lapisan keras
yaitu kreatin berupa protein keras tahan air. Perhatikan Gambar 1.15 berikut.
5) Epitelium squamous stratified
Terdiri atas beberapa lapis sel tebal epitelium squamous stratified cocok untuknya memelihara
bagian bawah jaringan, sel deretan luar bentuk squamous, bagian dalamnya kuboidal atau
kolumnar rata. Tipe ini terdapat pada garis epitelium mulut, bagian atas sistem pencernaan, dan
vagina, saluran anal.
Bagian sel membran terus-menerus hilang dan diganti oleh sel-sel di bawahnya. Sel-sel di bawah
lapisan dalam terus-menerus melakukan mitosis dan membelah, setelah dewasa sel-sel baru ini
akhirnya menggantikan sel permukaan luar. Epitelium squamous sederhana selalu menyusun
kembali lapisan luar (epidermis) kulit seperti lapisan luar sel mati, membentuk lapisan keras
yaitu kreatin berupa protein keras tahan air. Perhatikan Gambar 1.15 berikut.

5) Epitelium pseudostratified kolumnar


Epitelium pseudostratified kolumnar terdiri atas sepasang lapis sel, ada yang besar dan kecil.
Epitelium pseudostratified kolumnar ditemui pada saluran pernafasan, sel-sel panjang bersilia
atau sel goblet yang menghasilkan lendir. Sel-sel pendek keras menggantikan sel panjang yang
hilang.

6) Epitelium Transisi
Epitelium transisi sama dengan epitelium squamous sederhana, mempunyai kemampuan
membuat bidang karakteristik yang ada pada kandung kemih, sel mengelilingi bagian dalam
permukaan membentuk sel rata dan bentuknya memungkinkan kandung kemih mengakomodasi
urine.

b. Epitelium glandula (kelenjar)


Kelenjar yang terdiri atas satu atau beberapa sel epitel yang dikhususkan untuk suatu hasil
tertentu. Kelenjar ini terdiri atas dua tipe yaitu
1) Kelenjar endokrin.
2) Kelenjar eksokrin.
3) Kelenjar endokrin
Saluran (tersusun atas bentuk pipa yang dapat dilewati) hormon yang dikelilingi zat cair dan gas.
Hormon ini berdifusi masuk ke dalam darah untuk ditransfer ke tempat tujuan. Salah satu contoh
kelenjar adrenal.
4) Kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrin merupakan kelompok sel-sel epitel khusus yang mengadakan sekresi ke
beberapa permukaan tubuh. Sebagai contoh,
keringat dilewatkan dari kelenjar keringat ke permukaan kulit dan saluran kelenjar saliva ke
dalam mulut.

B. JARINGAN IKAT
Di antara sel-sel jaringan ikat terdapat banyak zat interseluler yang terdiri atas serabut-serabut
kenyal dan serabut kolagen, sel-sel membuat sendiri bahan-bahan interseluler.
Bahan interseluler ini dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
1. Bentuk amorf (tanpa bentuk); berupa cairan; seperti agar; bersifat keras
2. Bentuk fibrosa (bentuk benang) dibedakan menjadi 3 macam:
a. Benang-benang kolagen (benang-benang putih), sifatnya sangat lemas, tetapi kurang elastis.
b. Benang-benang retikuler (benang-benang halus) tersusun seperti jala dan berfungsi untuk
menahan sel-sel jaringan ikat.
c. Benang-benang elastis (benang-benang kuningan), sifatnya sangat elastis, dan tersusun
berlapis.
Fungsi sel-sel jaringan sebagai berikut.
1. Membuat bahan-bahan interseluler.
2. Membuat sel-sel darah.
3. Fagositosis, memakan bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
4. Membuat antibodi (zat kekebalan).
5. Membuat heparin yang berfungsi mencegah pembekuan darah selama di dalam saluran-
salurannya.
Sel jaringan ikat dibedakan menjadi 6 macam sebagai berikut.
1. Sel makrofag, bentuknya sangat besar dan dapat memakan sel-sel asing yang masuk ke dalam
tubuh kita.
2. Sel mast, sitoplasmanya banyak mengandung bintik-bintik, sel ini dapat menghasilkan heparin.
3. Sel fibroblast, paling banyak terdapat pada jaringan ikat.
4. Sel lemak berfungsi untuk menyimpan lemak.
5. Sel pigmen banyak terdapat dalam kulit dan bola mata, dapat dijumpai di mana saja di dalam
tubuh.
6. Sel plasma bentuknya bola dan nukleusnya seperti roda (bulat pipih).

Jaringan ikat dibedakan atas 6 macam yaitu:


1. Jaringan ikat embrional, selnya berbentuk bintang dan zat interseluler menyerupai selai, terdapat
pada embrio dan sekeliling tali pusat.
2. Jaringan ikat areoral, selnya satu sama lain terpisah oleh zat selai cair yang di dalamnya banyak
mengandung serabut seperti jala, fungsinya sebagai tempat penyimpan air.
3. Jaringan ikat gembur, hubungan sel satu sama lain longgar karena antara jaringan tersebut
banyak terdapat lubang-lubang kecil, banyak terdapat di bawah kulit, banyak mengandung
lemak, fungsinya sebagai penahan, pelindung dan cadangan makanan.
4. Jaringan ikat fibrosa, di antara sel-selnya banyak mengandung serabut fibrosa atau serabut
kolagen, sifatnya sangat kuat, tetapi hanya sedikit dapat dibengkokkan pembuluh darahnya.
Fungsinya sebagai penunjang, pembungkus, dan penghubung antar-jaringan yang termasuk
jaringan ini, antara lain adalah.
a. Ligamentum, menghubungkan tulang dengan buku tulang.
b. Aponeurosis, penghubung satu sama lain.
c. Fasia, selaput pembungkus otot, dan
d. Tendon menghubungkan otot dengan otot atau dengan tulang.
5. Jaringan ikat kenyal, di antara sel banyak mengandung serabut kenyal, bersifat elastis seperti
karet, terdapat pada dinding pembuluh darah, fungsinya memberi kekenyalan pada jaringan.
Di samping jaringan ikat tersebut di atas ada jaringan ikat istimewa yang dapat membuat sel
darah putih yaitu jaringan Retikula Endothelial System (RES) yang terdapat di hati dan limpa.
C. JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri atas sel-sel otot yang bentuknya panjang dan ramping, tiap sel otot
mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat tubuh yang
disebut otot atau daging. Seperlima bagian dari otot memperpanjang dan memperpendek bentuknya
yang disamakan berkontraksi.
Bentuk dan fungsi otot, dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Otot serat lintang atau otot lurik terdiri atas sel otot yang di dalamnya menyerupai garis-garis
melintang warna merah tua dan dapat
berkontraksi menurut kemauan kita (termasuk otot sadar). Terdapat hampir di seluruh badan atau
menjadi dinding badan.
2. Otot polos terdiri atas sel otot yang bentuknya licin tidak mempunyai garis lintang, ia dapat
berkontraksi tidak menurut kemauan kita (otot tak sadar), misalnya terdapat pada dinding saluran
pencernaan, dinding pembuluh darah, dan saluran alat kandung.
3. Otot jantung, berbentuk serat lintang, tetapi berkontraksi tidak di bawah pengaruh kemauan kita,
fungsinya seperti otot polos. Pada kedua ujungnya terdapat urat otot yang berwarna putih.

Kalau otot bekerja keras lama-kelamaan sel otot menjadi besar (hipertrofi) dan kalau otot tidak
dipergunakan maka ia akan menjadi kecil (atrofi). Fungsi umum otot sebagai alat penggerak tubuh
termasuk anggota badan, usus, paru-paru.
Untuk memperjelas pemahaman Anda terhadap stuktur otot pada tubuh manusia, silakan
perhatikan gambar otot di bawah ini.

D. JARINGAN SARAF
Jaringan saraf terdiri atas sel saraf yang panjang dan halus, mempunyai inti sel dalam
protoplasma yang agak tebal. Bentuk saraf, seperti bintang mempunyai ekor panjang. Dendrit, bagian
sel pendek yang biasanya lebih dari satu, fungsinya untuk menghantarkan rangsangan dari luar ke
dalam sel. Neurit, bagian sel saraf yang panjang dan halus, protoplasmanya menghantarkan
rangsangan dari badan sel keluar sel. Neurit diselubungi oleh suatu selaput yang disebut selaput
Schwan (neurolema), selaput bagian dalamnya disebut mielin. Neurit ini banyak terdapat di luar
susunan saraf pusat, kadang-kadang sampai ke kulit. Dendrit (badan sel) hanya terdapat di beberapa
tempat terutama di otak dan sum sum tulang belakang. Kadang kadang cabang suatu neurit dari
neuron berhimpitan atau melingkar pada badan sel yang lain, keadaan ini di sebut sinap. Dalam
badan sel terdapat protoplasma yang di dalamnya mengandung serabut halus yang disebut neuro
fibril. Pada protoplasma badan sel terdapat sebuah inti dan benda-benda kecil yang disebut badan
Nissel yang gunanya sebagai tempat persediaan tenaga.
Endoneurium adalah serabut saraf yang dikumpulkan menjadi satu atau sebuah kumpulan sel
saraf yang dikelilingi jaringan ikat. Tiap-tiap kumpulan tersebut menjadi sebuah jumbai yang
dikelilingi oleh jaringan ikat kuat yang disebut epineurium.
Macam-macam saraf, terdiri atas berikut ini.
1. Saraf motorik (saraf penggerak), membawa rangsangan otak dan sumsum tulang belakang
menuju ke otot dan kelenjar, sebagai akibat otot menegang dan kelenjar mengeluarkan getah.
2. Saraf sensorik (saraf penerima), saraf yang membawa rangsangan dari luar menuju pusat.
Jaringan saraf terdiri atas 3 unsur sebagai berikut.
a. Unsur yang berwarna abu-abu.
b. Unsur yang berwarna putih atau serabut saraf.
c. Neurologlia, sejenis sel pendukung dijumpai dalam sistem saraf yang menghimpun serta
menopang sel saraf.
Materi 2
Biomekanika dalam Ilmu Keperawatan
Biomekanika merupakan penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang mencakup
kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta
peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan akt
ivitas kerja tersebut.
A. Konsep Biomekanika
Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a. General Biomechani : General Biomechanic adalah bagian dari Biomekanika yang
berbicara mengenai hukum – hukum dan konsep – konsep dasar yang mempengaruhi tubuh
organic manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak
Dibagi menjadi 2, yaitu:
i. Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisis
tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam
(uniform).
ii. Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum yang berkaitan dengan gambaran
gerakan – gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik) dan
gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik) (Tayyari, 1997).
b. Occupational Biomechanic : Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang
mempelajari interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan
dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar produktifitas
kerja dapat meningkat.
Untuk lebih jelasnya disini akan kita bahas tentang anatomi tubuh yang menjadi
dasar perhitungan dan penganalisaan biomekanik. Dalam biomekanik ini banyak
melibatkan bagian bagian tubuh yang berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang
akan dilakukan oleh organ tubuh yakni kolaborasi antara Tulang, Jaringan penghubung
(Connective Tissue) dan otot yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tulang
Tulang adalah alat untuk meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan yang ada
padanya. Tulang yang besar dan panjang berfungsi untuk memberikan
perbandingan terhadap beban yang terjadi pada tulang tersebut. Mungkin dalam
aplikasinya biomekanik selalu berhubungan dengan kerangka manusia, oleh sebab itu di
bawah ini adalah gambar kerangka manusia (Eko Nurmianto, 1996).
Gambar 1.2 Kerangka manusia (Nurmianto, 1988)
Tulang juga selalu terikat dengan otot, dan jaringan penghubung (connective Tissue)
yakni ligamen,cartilage dan Tendon. Fungsi otot disini untuk menjaga posisi tubuh
agar tetap sikap sempurna.
2. Connective Tissue atau jaringan penghubung
a. Cartilagenous
Fungsi dari sambungan Cartilagenous adalah untuk pergerakan yang relatif
kecil. Contoh: Sambungan tulang iga ( ribs ) dan pangkal tulang iga (sternum
Sambungan cartilagenous khusus, antara vertebrata ( ruas-ruas tulang belakang)
yaitu dikenal sebagai interveterbratal disc, yang terdiri dari pembungkus, dan
dikelilingi oleh inti (puply core). Verterbrae juga terdapat pada ligamen dan otot.
Adanya gerakan yang relatif kecil pada setiap jointnya, dapat mengakibatkan
adanya flaksibelit as badan manusia untuk membungkuk, menengadah, dan
memutar. Sedangkan disc berfungsisebagai peredam getaran pada saat manusia
bergerak baik translasi dan rotasi (Nurmianto, 1996).
b. Ligamen
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang dengan tulang untuk
stabilitas sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian sambungan dan
menempel pada tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang letaknya tidak paralel.
Oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat inelastic dan berfungsi pula untuk
menahan deformasi. Adanya tegangan yang konstan akan dapat memperpanjang
ligamen dan menjadikannya kurang efektif dalam menstabilkan sambungan
(joints).
Ligamen tersebut untuk membatasi rentang gerakan. Batasan jangkauan dapat
menentukan ruang gerakan atau aktifitas yang digambarkan oleh sistem
sambungan tulang. Sambungan tulang yang sederhana ada pada siku dan lutut.
Dengan adanya alasan bahwa kedua adalah sambungan yang membatasi
gerakan fleksi (flexion). Sambungan siku memberikan kebebasan
gerak pada tulang tangan. Lengan dan tungkai adalah sambungan yang komplek,
yang mampu untuk mengadakan gerakan 3 dimensi, Contoh: gerakan
mengangkat tangan, sambungan siku juga dibantu oleh sambungan bahu,
pergerakan rotasi seluruh tangan pada sumbunya dan gerakan lengan tangan pada
sambungan pergelangan tangannya. Tangan manusia mempunyai flesibilitas yang
tinggi dalam gerakannya (Nurmianto, 1996).
c. Tendon
Berfungsi sebagai penghubung antara antara tulang dan otot terdiri dari
sekelompok serabut collagen yang letaknya paralel dengan panjang tendon.
Tendon bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam sutu area dimana
adanya gaya gesekan harus diminimumkan. Bagian dalam dari
jaringan ini mengeluarkan cairan synovial untuk pelumasan (Nurmianto,
1996).
3. Otot ( Muscle )
Membahas masalah otot striatik yaitu otot sadar. Otot terbentuk atas visber
(fibre), dengan ukuran panjang dari 10-40 mm dan berdiameter 0,01-0,1 mm dan
sumber energi otot berasal dari pemecahan senyawa kaya energi melalui proses aerob
maupun anaerob.
a. Anaerobic
Yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi tanpa bantuan oksigen.
Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah menjadi energi, dan membentuk asam
laktat. Dalam proses ini asam laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan otot
secara local, karena kurangnya jumlah oksigen yang disebabkan oleh kurangnya
jumlah suplai darah yang dipompa dari jantung. Misalnya jika ada gerakan yang
sifatnya tiba-tiba (mendadak), lari jarak dekat (sprint), dan lain sebagainya. Sebab
lain adalah karena pencegahan kebutuhan aliran darah yang mengandung oksigen
dengan adanya beban otot statis. Ataupun karena aliran darah yang tidak cukup
mensuplai oksigen dan glikogen akan melepaskan asam laktat.
b. Aerobic
Yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan enegi dengan bantuan
oksigen yang cukup. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontraksi oto

dioksidasi dengan cepat menjadi CO2 dan H dalam kondisi aerobic.

2O
Sehingga beban pekerjaan yang tidak terlalu melelahkan akan dapat
berlangsung cukup lama. Di samping itu aliran darah yang cukup akan mensuplai
lemak, karbohidrat dan oksigen ke dalam otot. Akibat dari kondisi kerja yang terlalu
lama akan menyebabkan kadar glikogen dalam darah akan menurun drastic di bawah
norma, dan kebalikannya kadar asam laktat akan meningkat, dan kalau sudah demikian
maka cara terbaik adalah menghentikan pekerjaan, kemudian istirahat dan makan
makanan yang bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah.
Hal tersebut di atas adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah
disederhanakan analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti
pentingnya aliran darah untuk otot. Oleh karenanya para ergonom hendaklah
memperhatikan hal-hal seperti berikut untuk sedapat mungkin dihindari
(Nurmianto, 1996):
a) Beban otot statis (static muscle loads).
b) Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi kursi
pada popliteal (lipat lutut).
c) Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran darah bekerja
berlawanan dengan arah gravitasi.
Dalam dunia kerja yang menjadi perhatian adalah :
a. Kekuatan kerja otot.
Kekuatan kerja otot bergantung pada :
1. Posisi anggota tubuh yang bekerja
2. Arah gerakan kerja.
3. Perbedaan kekuatan antar bagian tubuh.
4. Usia.
b. Kecepatan dan ketelitian.
c. Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban.

Suatu hal yang penting untuk mengetahui jenis otot yang sesuai untuk menopang
beban statis. Beban statis yang terjadi pada semua otot harus diminimumkan. Gaya
yang terjadi pada kontraksi otot sama dengan sebanding dengan penampang
melintangnya. Otot hanya mempunyai kemampuan berkontraksi dan relaksi bila
bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot yang lain, dikenal dengan gerakan
antagonis.
Biomekanika dapat diterapkan pada [CHA91]: perancangan kembali pekerjaan
yang sudah ada, mengevaluasi pekerjaan, penanganan material secara manual,
pembebanan statis dan penentuan sistem waktu.
Prinsip-prinsip biomekanika dalam pengangkatan beban [CHA91]:

1. Sesuaikan berat dengan kemapanan pekerja dengan mempertimbangkan


frekuensi pemindahan.
2. Manfaatkan dua atau lebih pekerja untuk memindahkan barang yang berat.
3. Ubahlah aktivitas jika mungkin sehingga lebih mudah, ringan dan tidak
berbahaya.
4. Minimasi jarak horizontal gerakan antara tempat mulai dan berakhir pada
pemindahan barang.
5. Material terletak tidak lebih tinggi dari bahu.
6. Kurangi frekuensi pemindahan.
7. Berikan waktu istirahat.
8. Berlakukan rotasi kerja terhadap pekerjaan yang sedikit membutuhkan tenaga.
9. Rancang kontainer agar mempunyai pegangan yang dapat dipegang dekat dengan
tubuh.
10. Benda yang berat ditempatkan setinggi lutut agar dalam pemindahan tidak
menimbulkan cidera punggung.

Gambar 1.5 Klasifikasi dan kodifikasi pada vertebrae (Nurmianto, 1996)


Analisa dari berbagai macam pekerjaan yang menunjukkan rasa nyeri (ngilu)
berhubungan erat dengan beban kompresi (tekan) yang terjadi pada (L5/S1), demikian kata
Chaffin and Park (1973). Telah ditemukan pula bahwa 85-95% dari penyakit hernia pada
disk terjadi dengan relative frekuensi pada L4/L5 dan L5/S1. Kebanyakan penyakit-
penyakit tulang belakang adalah merupakan hernia pada intervertebral disk yaitu keluarnya
inti intervertebral (pulpy nucleus) yang disebabkan oleh rusaknya lapisan pembungkus
intervertebral disk.
Evan dan Lissner (1962) dan Sonoda (1962) melakukan penelitian dengan uji tekan
pada spine (tulang belakang). Mereka menemukan bahwa tulang belakang yang sehat tidak
mudah terkena hernia, akan tetapi lebih mudah rusak/retak jika disebabkan oleh beban yang
ditanggung oleh segmen tulang belakang (spinal) dan yang terjadi dengan diawali oleh
rusaknya bagian atas/ bawah segmen tulang belakang (the castilage end-plates in the
vertebrae). Retak kecil yang terjadi pada vertebral akan menyebabkan keluarnya cairan
dari dalam vertebrae menuju kedalam intervetrebae disc dan selanjutnya mengakibatkan
degenerasi (kerusakan) pada disk. Dari kejadian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
degenerasi adalah merupakan prasyarat untuk terjadinya hernia pada intervertebral disc
yang pada gilirannya akan menjadi penyebab umum timbulnya rasa nyeri pada bagian
punggung bawah (low-back pain).

Dalam gerakan pada sistem kerangka otot, otot bereaksi terhadap tulang untuk
mengendalikan gerak rotasi di sekitar sambungan tulang, beberapa sistem pengungkit
menjelaskan hal tersebut. Dalam sistem ini otot bertindak sebagai sistem mekanis
yang berfungsi untuk suplai energi kinetik dan gerakan angular.
Pada Gambar 1.6 digambarkan sistem pengungkit yang terdapat pada anggota
tubuh manusia yang melakukan aktivitas kerja.
a. Sistem pengungkit I :
Contoh sistem pengungkit I :
a. Otot Triceps menarik ulna untuk menggerakkan siku
b. Otot Quadriceps menarik tibia melalui patella untuk menggerakkan lutut
b. Sistem pengungkit II :
Contoh sistem pengungkit II :
a. Otot Biceps menarik radius untuk mengangkat siku
b. Otot Brachialis menarik ulna untuk mengangkat siku
c. Otot Deltoid menarik humerus untuk mengangkat bahu
Untuk mendapatkan gambaran sederhana tentang mekanisme gaya (force)

B. Recommended Weight Limit (RWL)


Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat
oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara
repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada
tahun 1991 di Amerika Serikat.
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan :
a. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun
pengurangan beban di tengah – tengah pekerjaan
b. Beban diangkat dengan kedua tangan.
c. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam.
d. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau berlutut.
e. Tempat kerja tidak sempit.
Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban dalam proses pemuatan
barang yang dilakukan oleh pekerja dalam eksperimen, penulis melakukan pengukuran
terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pengangkatan beban dengan acuan ketetapan
NIOSH (1991).
Dalam tubuh manusia terdapat tiga jenis gaya: Winter, 1979 )
1. Gaya Gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari tiap segmen tubuh manusia dengan
arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa dikali percepatan gravitasi ( F = m.g )
2. Gaya Reaksi yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh atau berat segmen
tubuh itu sendiri.
3. Gaya otot yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan sendi atau akibat
gaya pada otot yang melekat pada sendi. Gaya ini menggambarkan besarnya momen otot.
Tubuh manusia terdiri dari 6 link Chaffin & Anderson (1984), yaitu:
1. Link lengan bawah, dibatasi joint telapak tangan dan siku.
2. Link lengan atas, dibatasi joint siku dan bahu.
3. Link punggung, dibatasi joint bahu dan pinggul.
4. Link paha, dibatasi joint pinggul dan lutut.
5. Link betis, dibatasi joint lutut dan mata kaki.
6. Link kaki, dibatasi joint mata kaki dan telapak kaki.
C. KELELAHAN
1. Konsep Kelelahan
Dalam biomekanik kita akan berurusan dengan salah satu kejadian yang dinamakan
kelelahan. Kelelahan ini tidak lepas dari biomekanik karena dalam aplikasinya biomekanik
melihat orang secara mekanik, tetapi kodrat kemanusiaan pada manusia tidak dapat
dikesampingkan sehingga manusia/pekerja mempunyai keterbatasan yaitu salah satunya
keadaan yang dinamakan lelah. Kelelahan adalah proses menurunnya efisiensi performansi
kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh manusia untuk melanjutkan
kegiatan yang harus dilakukan.
Dalam bahasan lain, kelelahan didefinisikan sebagai suatu pola yang timbul pada
suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang telah tidak sanggup lagi
untuk melakukan aktivitasnya. Ada beberapa macam kelelahan yang diakibatkan oleh
beberapa faktor, seperti:
1. Lelah otot, yang diindikasikan dengan munculnya gejala kesakitan ketika otot harus
menerima beban berlebihan.
2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ visual
(mata) yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu objek.
3. Lelah mental, yaitu kelelahan yang datang melalui kerja mental seperti berfikir
sering juga disebut sebagai lelah otak.
4. Lelah monotonis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja yang bersifat
rutin, monoton, ataupun lingkungan kerja yang menjemukan. Sedangkan kelelahan
yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang berlangsung secara terus menerus
dan terakumulasi, akan menyebabkan apa yang disebut dengan lelah kronis. Di mana
gejala-gejala yang tampak jelas akibat lelah kronis dapat dicirikan seperti:
a. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang toleran
atau asosial terhadap orang lain.
b. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
c. Depresi yang berat.

2. Proses Terjadinya Kelelahan


Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran
darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat membatasi kelangsungan aktivitas otot
dan mempengaruhi serat-serat syaraf dan sistem syaraf pusat sehingga orang menjadi
lambat bekerja. Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh melalui
peredaran darah. Setiap kontraksi dari otot selalu diikuti oleh kimia (oksidasi glukosa) yang
merubah glikogen menjadi tenaga, panas dan asam laktat (produk sisa).
Pada dasarnya kelelahan timbul karena terakumulasinya produk sisa dalam otot dan tidak
seimbangnya antara kerja dan proses pemulihan.
Secara lebih jelas terdapat 3 penyebab timbulnya kelelahan fisik, yaitu:
a. Oksidase glukosa dalam otot menimbulkan CO2 ,saerolactic, phosphati dan
sebagainya, dimana zat-zat tersebut terikat dalam darah yang kemusian dikeluarkan
waktu bernafass.
2. Kelelahan terjadi apabila pembentukan zat-zat tersebut tidak seimbang dengan proses
pengeluaran, sehingga timbul penimbunan dalam jaringan otot yang mengganggu
kegiatan otot selanjutnya.
3. Karbohidrat didapat dari makanan dirubah jadi glukosa dan disimpan dihati dalam
bentuk glukogen. Setiap darah normal akan membawa 1 mm glukosa, berarti setiap
sirkulasi darah hanya membawa 0,1% dari sejumlah glikogen yang ada dalam hati
karena bekerja persediaan glikogen akan menipis dan kelelahan akan timbul
apabila konsentrasi glikogen dalam hati tinggal 0,7%.
4. Dalam keadaan normal jumlah udara yang masuk dalam pernafasan kira- kira 4
Lt/menit, sedangkan dalam keadaan kerja keras dibutuhkan udara kira-kira 15
Lt/menit. Ini berarti pada suatu tingkat kerja tetentu akan dijumpai suatu
keadaan dimana jumlah oksigen yang masuk melalui pernafasan lebih kecil dari
tingkat kebutuhan. Jika hal ini terjadi maka kelelahan yang timbul dikarenakan
reaksi oksidasi dalam tubuh yaitu untuk mengurangi asam laktat menjadi air dan
karbon dioksida agar dikeluarkan dari tubuh, menjadi tidak seimbang dengan
pembentukan asam laktat itu sendiri (asam laktat terakumulasi dalam otot dalam
peredaran darah)

3. Gejala-Gejala Kelelahan
Secara pasti datangnya keletihan yang menimpa pada diri seseorang akan sulit untuk
diidentifikasikan secara jelas mengukur lingkungan kelelahan seseorang bukanlah pekerjaan
yang mudah. Prestasi ataupun performansi kerja yang bisa mengevaluasi tingkatan kelelahan.
Kelelahan dapat kita lihat melalui indikasi-indikasi (gejala-gejala) sebagai berikut:
a. Perhatian pekerja yang menurun.
b. Perasaan berat dikepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki terasa berat menguap,
pikiran merasa kacau, mata merasa berat, kaku dan canggung dalam gerakan tidak
seimbang dalam berdiri terasa berbaring.
c. Merasa susah berpikir menjadi gugup tidak dapat konsentrasi tidak dapat
mempunyai perhatian terhadap sesuatu cenderung lupa kurang kepercayaan cemas
terhadap sesuatu tidak dapat mengontrol sikap dan tidak tekun dalam pekerjaan.
d. Sakit kekakuan bahu nyeri di pinggang pernafasan merasa tertekan suara serat,
haus, terasa pening , spasme dari kelopak mata, tremor pada anggota badan merasa
kurang sehat badan.

4. Upaya Mengurangi Kelelahan.


Problematika kelelahan akhirnya membawa manajemen untuk selalu berupaya mencari
jalan keluar. Karena apabila kelelahan tidak segera ditangani secara serius akan menghambat
produktivitas kerja dan bisa menyebabkan kecelakaan kerja.
Adapun upaya-upaya untuk mengurangi kelelahan adalah sebagai berikut;
a. Sediakan kalori secukupnya sebagai input untuk tubuh.
b. Bekerja menggunakan metode kerja yang baik. Misalkan bekerja dengan
menggunakan prinsip ekonomi gerakan.
c. Memperhatikan kemampuan tubuh, artinya mengeluarkan tenaga tidak
melebihi pemasukannya dengan memperhatikan batasan- batasannya.
d. Memperhatikan waktu kerja yang teratur. Berarti harus dilakukan
pengaturan terhadap jam kerja, waktu istirahat, dan sarana-sarananya. Masa-
masa libur dan rekreasi.
e. Mengatur lingkungan fisik sebaik-baiknya, seperti temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan kebisingan getaran, bau/wangi-wangian, dll.
f. Berusaha untuk mengurangi monotoni warna dan dekorasi ruangan kerja,
menyediakan musik, menyediakan waktu-waktu olah raga, dll.

5. Penyebab Kelelahan
Kelelahan yang terjadi dapat disebabkan berbagai hal penyebab yang paling penting
adalah:
a. Monotonitas
b. Intensitas dan durasi kerja
c. Lingkungan suasana, cahaya, dan kebisingan.
d. Fisiologi tanggung jawab.
e. Sakit, ngilu, dan gejala nutrisi.
Materi 3
Sistem Muskulus

Manusia dapat melakukan segala macam aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem
organ gerak yaitu sistem muskuloskeletal. Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik
dari dalam maupun dari luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme yang
rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh. Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang
menggerakkan tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu, tubuh
manusia terdapat sistem muskuloskeletal yang berperan dalam situasi tersebut. Muskuloskeletal
terdiri dari otot dan tulang.
Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut
alat gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan tulang. Pembelajaran
pada topik yang kedua ini kita akan membahas tentang anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal,
sehingga para mahasiswa mampu mengidentifikasi tentang konsep sistem muskuloskeletal, sistem
otot (muskular), sistem rangka (skeletal), serta mengenali kelainan dan gangguan yang umum terjadi
pada sistem muskuloskeletal.
A. Pengertian Sistem Muskuloskeletal
Mempelajari pengertian sistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal terdiri dari kata
muskulo yang berarti otot dan kata skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muskular adalah
jaringan otototot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot tubuh adalah
myologi. Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka tubuh, yang terdiri dari tulang dan sendi. Ilmu
yang mempelajari tentang skeletal atau osteo tubuh adalah osteologi.
Muskulus (muscle) otot merupakan organ tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah
energi kimia menjadi energi mekanik atau gerak sehingga dapat berkontraksi untuk menggerakkan
rangka, sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan. Otot disebut alat gerak aktif karena
mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakkan tulang. semua sel-sel otot mempunyai
kekhususan yaitu untuk berkontraksi. otot membentuk 40-50% berat badan, kira-kira sepertiganya
merupakan protein tubuh dan setengahnya tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh istirahat.
Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia.
Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulang-tulang kerangka tubuh, dan sebagian
kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri
dari:
1. fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. fungsi fascia
yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot, memungkinkan struktur
bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat peredaran darah dan saraf;
2. ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung; dan
3. tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan ikat dan
bersifat liat.
Otot Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari
600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada tulangtulang
kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah permukaan kulit. Sistem
muskuler terdiri dari otot, tendon dan ligamen.
Fungsi Sistem Muskuler Adapun fungsi sistem muskuler/otot meliputi hal berikut ini.
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan
bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan
mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya
gravitasi.
3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk
mepertahankan suhu tubuh normal.
Ciri-ciri Sistem Muskuler Sistem muskuler memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
2. Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
3. Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi panjang otot
saat rileks.
4. Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi atau
meregang.
B. Otot
Jenis-jenis Otot Otot dibedakan menjadi otot rangka, otot polos, dan otot jantung.
1. Otot Rangka Otot rangka, merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Karakteristik otot rangka sebagai berikut.
a. Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar
antara 10 mikron sampai 100 mikron.
b. Setiap serabut memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer.
c. Kontraksinya sangat cepat dan kuat.
Struktur mikroskopis otot rangka adalah sebagai berikut.:
a. Otot skelet disusun oleh bundel-bundel paralel yang terdiri dari serabut-serabut
berbentuksilinder yang panjang, disebut myofiber/serabut otot.
b. Setiap serabut otot sesungguhnya adalah sebuah sel yang mempunyai banyak
nukleus di tepinya.
c. Cytoplasma dari sel otot disebut sarcoplasma yang penuh dengan bermacam-macam
organella, kebanyakan berbentuk silinder yang panjang disebut dengan myofibril.
d. Myofibril disusun oleh myofilament-myofilament yang berbeda-beda ukurannya,
yaitu yang kasar terdiri dari protein myosin yang halus terdiri dari protein
aktin/actin.
2. Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan
pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Serabut otot
berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran kecil, berkisar antara 20
mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya
kuat dan lamban. Struktur mikroskopis otot polos adalah sarcoplasmanya terdiri dari myofibril
yang disusun oleh myofilamen-myofilamen. Ada dua kategori otot polos berdasarkan cara
serabut otot distimulasi untuk berkontraksi, yaitu sebagai berikut:
Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan udara
besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran
pupil dan pada otot erektor vili rambut.
Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ
berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu unit
tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan stimulasi saraf
eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
3. Otot Jantung,
Otot jantung merupakan otot lurik, yang disebut juga otot serat lintang involunter.
Karakteristik otot ini hanya terdapat pada jantung. Otot jantung mempunyai sifat bekerja terus-
menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat, yaitu setiap
kali berdenyut. Struktur mikroskopis otot jantung mirip dengan otot skelet. Memilki banyak
inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisar antara 85-100 mikron dan
diameternya sekitar 15 mikron.

Berdasarkan gerakannya otot dibedakan menjadi:otot antagonis dan otot sinergis.


1. Otot Antagonis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya bertolak belakang/tidak searah,
menimbulkan gerak berlawanan.
Contohnya:
a. Ekstensor (meluruskan) dengan fleksor (membengkokkan), misalnya otot bisep dan otot
trisep.
b. Depressor (gerakan ke bawah) dengan elevator (gerakan ke atas), misalnya gerak kepala
menunduk dan menengadah.
2. Otot Sinergis, yaitu hubungan antar otot yang cara kerjanya saling mendukung/bekerjasama,
menimbulkan gerakan searah. Contohnya pronator teres dan pronator kuadrus.
Berdasarkan letaknya, otot dapat ditemukan di berbagai daerah bagian tubuh dengan
nama-nama otot tertentu. Hansen dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang
disebut model Sliding Filamens. Model ini menyatakan bahwa kontraksi terjadi berdasarkan
adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filamen aktin dan miosin. Ketika
otot berkontraksi, aktin dan miosin bertautan dan saling menggelincir satu sama lain, sehingga
sarkomer pun juga memendek. Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut
asetilkolin. Otot yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang
merangsang pembentukan aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang
melekat pada tulang bergerak. Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Oksigen
diberikan oleh darah, sedangkan energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin trifosfat) dan
kreatinfosfat. ATP terurai menjadi ADP (adenosin difosfat) + Energi. Selanjutnya, ADP terurai
menjadi AMP (adenosin monofosfat) + Energi. Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat +
energi. Energi-energi ini semua digunakan untuk kontraksi otot.
Mekanisme Kerja Otot Berikut ini beberapa mekanisme kerja otot.
1. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan).
2. Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup).
3. Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan).
4. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan).
5. Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan).
6. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh).

C. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous
protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang,
Tendon dibedakan sebagai berikut.
a. Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya
ketika otot berkontraksi.
b. Inersio, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.

D. Ligamen
jaringan elastik kuning Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus
dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan atas.
Materi 4
Sistem Skeletal/Rangka

Tulang Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan
sikap dan posisi. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi
tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang. Tubuh kita
memiliki 206 tulang yang membentuk rangka.
Salah satu bagian terpenting dari sistem rangka adalah tulang belakang. Fungsi dari sistem
skeletal/rangka adalah:
1. Penyangga berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen- ligamen, otot, jaringan lunak dan
organ. Membentuk kerangka yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang
melekat pada tulang.
2. Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow) atau hemopoesis.
3. Produksi sel darah (red marrow).
4. Pelindung yaitu membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak, serta
memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
5. Penggerak yaitu dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak karena adanya
persendian.
Berdasarkan struktur tulang, tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak
hidup (matriks). Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang). Sedangkan osteoblas
membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam mineral. Jika pembentukan tulang baru
dibutuhkan, osteoblas baru akan dibentuk. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah
menjadi osteosit (sel tulang dewasa). Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel
perusakan tulang).
Klasifikasi Tulang Jaringan tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya
dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang sejati.
a. Tulang rawan Tulang Rawan (kartilago) terdiri dari 3 macam yaitu:
a. Tulang rawan hyalin, bersifat kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa;
b. Tulang rawan fibrosa yaitu memperdalam rongga dari cawan-cawan (tulang
panggul) dan rongga glenoid dari scapula;
c. Tulang rawan elastik yaitu terdapat dalam daun telinga, epiglottis, dan faring.
Proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung
sampai dewasa. Pada rangka manusia, rangka yang pertama kali terbentuk adalah tulang rawan
(kartilago) yang berasal dari jaringan mesenkim. Kemudian akan terbentuk osteoblas atau sel-
sel pembentuk tulang. Osteoblas ini akan mengisi rongga-rongga tulang rawan. Sel-sel tulang
dibentuk terutama dari arah dalam keluar, atau proses pembentukannya konsentris. Setiap
satuan-satuan sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem
yang disebut sistem Havers. Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan
menjadi matriks tulang. Kelak di dalam senyawa protein ini terdapat pula kapur dan fosfor
sehingga matriks tulang akan mengeras. Proses ini disebut osifikasi. Tulang Sejati (osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Permukaan luar tulang
dilapisi selubung fibrosa (periosteum). Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga
sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak.
Secara mikroskopis tulang terdiri dari beberapa komponen berikut ini.
1. Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf, pembuluh darah, aliran limfe).
2. Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
3. Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara lempengan-lempengan yang mengandung sel
tulang).
4. Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat difusi makanan sampai ke osteon).

Berdasarkan matriks penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang kompak dan tulang
spongiosa.
1. Tulang Kompak Tulang kompak memiliki ciri padat, halus, dan homogen. Pada bagian
tengah terdapat medullary cavity yang mengandung “yellow bone marrow”. Tersusun atas
unit osteon yaitu Haversian System. Pada pusat osteon mengandung saluran (Haversian
Kanal) tempat pembuluh darah dan saraf yang dikelilingi oleh lapisan konsentrik (lamellae).
Tulang kompak dan spongiosa dikelilingi oleh membran tipis yang disebut periosteur,
membran ini mengandung :
a. bagian luar percabangan pembuluh darah yang masuk ke dalam tulang dan
b. osteoblas.
2. Tulang Spongiosa Tulang ini tersusun atas ”honeycomb” network yang disebut trabekula.
Struktur tersebut menyebabkan tulang dapat menahan tekanan. Rongga antara trabekula
berisi ”red bone marrow” yang mengandung pembuluh darah yang memberi nutrisi pada
tulang. Contohnya yaitu tulang pelvis, rusuk,tulang belakang, tengkorak, dan pada ujung
tulang lengan dan paha.

Berdasarkan bentuknya, tulang diklasifikasikan menjadi tulang pipa, tulang pendek, tulang
pipih, tulang tak beraturan, dan tulang berongga udara.
1. Ossa longa (tulang pipa/panjang), yaitu tulang yang ukuran panjangnya terbesar. Contohnya
yaitu os humerus dan os femur.
2. Ossa brevia (tulang pendek), yaitu tulang yang ukurannya pendek. Contohnya yaitu tulang
yang terdapat pada pangkal kaki, pangkal lengan, dan ruas-ruas tulang belakang.
3. Ossa plana (tulang pipih), yaitu tulang yang ukurannya lebar. Contohnya yaitu os scapula
(tengkorak), tulang belikat, dan tulang rusuk.
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), yaitu tulang dengan bentuk yang tak tentu. Contohnya
os vertebrae (tulang belakang).
5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara). Contohnya os maxilla.

Sistem skeletal dibagi menjadi axial dan appendicular, dengan penjelasan sebagai berikut.
1. Axial atau rangka aksial, terdiri dari tengkorak kepala/cranium dan tulang-tulang muka,
columna vertebralis/batang tulang belakang, costae/tulang-tulang rusuk, dan sternum/tulang
dada.
2. Appendicular atau rangka tambahan, terdiri dari tulang extremitas superior dan tulang
extremitas inferior.
a. Tulang extremitas superior, terdiri dari:
i. Korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk segitiga) dan
clavicula (tulang berbentuk lengkung),
ii. lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku,
iii. lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan,
iv. tangan.
b. Tulang extremitas inferior terdiri dari korset pelvis, paha, tungkai bawah dan kaki.

Anda mungkin juga menyukai