Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

   Puji syukur kehadirat Allah S.W.T Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA dan saya
masih diberi nikmat akal dan nikmat sehat sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai.Dan tak lupa Sholawat dan salam atas junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W yang
telah membawa kita ke zaman yang berilmu pengetahuan sehingga dapat tersusunlah
makalah ini dengan usaha sebaik mungkin.

Atas kerja keras menyusun makalah ini harapan Saya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman serta bermanfaat dan menginspirasi bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

                                                                                      
BAB I

PENDAHULUAN

I. latar Belakang

Masa pra-aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Maka masa pra-
aksara sering dikaitkan sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa pra-aksara
disebut sebagai kehidupa manusia purba. Manusia muncul dipermukaan bumi kira-kira 3 juta
tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau glasiasi dalam zaman yang
disebut kala plestosen.

Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal. Karena belum
ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan manusia purba dapat
diketahui melalui peninggalan-peninggalan berupa fosil, artefak, abris saus roche, Kejokken
Moddinger dan lainnya.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial, wilayah Indonesia
bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian timur menjadi satu
dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada persamaan kehidupan flora dan fauna di
Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia. Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian
barat memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau,
banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah bagian timur
memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung
Cendrawasih.
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan. Peristiwa ini
mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan Asia maupun Australia.
Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia disebut Paparan Sunda.
Sedangkan bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan Australia disebut
Paparan Sahul. Ternyata, perubahan-perubahan itu sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara Indonesia.
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan
terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli sejarah
yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat Moh. Ali ini didasarkan pada
argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu - hulu sungai besar di Asia
dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama
berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM dengan menggunakan perahu bercadik satu.
Sedangkan gelombang kedua berlangsung antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan
menggunakan perahu bercadik dua. Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh
pendapat Mens bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang
terdesak ke selatan oleh bangsa - bangsa yang lebih kuat.

I. Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang diatas , saya akan merumuskan masalah berikut.

 Apa itu zaman pra-aksara ?


 Apakah manusia purba memiliki jenis ?
 Apakah manusia purba memiliki kebudayaan dan peralatan untuk digunakan ?
 Bagaimana sistem kepercayaan manusia purba ?
 Bagaimana persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

II. Tujuan
Sejalan dengan perumusan diatas , makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:

 Definisi zaman pra-aksara


 Ciri – ciri manusia purba
 Kebudayaan manusia purba
 Sistem kepercayaan manusia purba

BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian zaman praaksara


Zaman praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Praaksara berasal
dari dua kata, yaitu pra yang artinya sebelum dan aksara yang berarti tulisan. Praaksara disebut
juga nirleka, nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Batas antara zaman Praaksara dengan
zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa
Praaksara adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah
adanya tulisan.

Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak
sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir + tahun
4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000 bangsa Mesir sudah
memasuki zaman sejarah Gambar berikut: Hubungan zaman praaksara dan zaman sejarah
Sumber informasi zaman praaksaraSumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
kehidupan zaman praaksara:

1. Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya proses kimiawi. Fosil
merupakan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan peninggalan masa lampau
yang sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun di dalam tanah. Contoh fosil antara lain fosil
manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).
2. Artefak yaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari
batu, tulang, kayu dan logamGambar artefak dari batu Pembabakan zaman praaksara

II. Jenis jenis manusia purba


Kita semua mengenal dalam sejarah bahwa jenis-jenis manusia purba memiliki banyak suku dan
ras. Terlepas dari kontroversi bahwa manusia berasal dari kera yang dianut dalam teori evolusi,
namun 10 jenis manusia purba di Indonesia berikut ini bisa menjadi bahan referensi bagi kita.
Pada masa nya, bagi seorang peneliti, bila menjadi penemu pertama dalam fosil ataupun bukti
sejarah lainnya adalah merupakan kebanggaan. Mungkin juga terjadi pada masa sekarang ini.

Secara umum manusia purba terbagi kedalam 3 kelompok yaitu Meganthropus (Manusia


Besar), Pitecanthropus  (Manusia Kera Berjalan Tegak) dan Homo (Manusia Cerdas). Fosil yang
ditemukan tersebut terdapat di beberapa wilayah di Indonesia. Wilayah tersebut sudah diberikan
ketetapan seperti halnya perkembangan wilayah di indonesia. Jenis jenis manusia purba dan
penemunya bisa kita lihat dalam ulasan seperti dibawah ini yang dikutip dari beberapa sumber.

Namun perlu diingat pula bahwa ulasan ini bukan merupakan landasan teori ataupun
diperuntukkan untuk kepentingan ilmiah, ini hanya merupakan opini dan pendapat pribadi yang
mudah-mudahan memberikan manfaat bagi kita semua. Macam Nama Manusia Purba Di
Indonesia dan Penemunya, sebagai berikut:

a) Meganthropus Palaeojavanicus
b) Pitecanthropus Erectus
c) Pitecanthropus Soloensis
d) Pitecanthropus Mojokertensis
e) Homo Floresiensis
f) Homo Wajakensis
g) Homo Soloensis
h) Pitecanthropus Robustus
i) Pitecanthropus Dubuis
j) Homo Sapiens

Dengan melihat spesifikasi diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens
sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki
karakteristik berburu. Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain. Homo
sapiens juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai banya ragam dan budaya serta
ras. Dengan mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini, muncul asumsi bahwa ‘manusia
kera’ adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras. Seperti halnya ras Asia, Afrika dan Eropa.
Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara
telusur, menurut peneliti bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini :

 Ras Mongoloid, berciri kulit kuning, mata sipit, rambut lurus.


 Ras Mongoloid ini menyebar ke Asia Timur, yakni Jepang, Cina, Korea, dan Asia
Tenggara.
 Ras Kaukasoid, merupakan ras yang berkulit putih, tinggi, rambut lurus, dan hidung
mancung. Ras ini penyebarannya ke Eropa, ada yang ke India Utara (ras Arya), ada yang ke
Yahudi (ras Semit), dan ada yang menyebar ke Arab, Turki, dan daerah Asia Barat lainnya.
 Ras Negroid, memiliki ciri kulit hitam, rambut keriting, bibir tebal. Penyebaran ras ini ke
Australia (ras Aborigin), ke Papua (ras Papua sebagai penduduk asli), dan ke Afrika.

III. Perkembangan corak dalam kehidupan dan peralatan yang digunakan manusia purba

1. Kehidupan Masa Praaksara Hindu Buddha dan Islam


Iklim dan bentuk muka bumi mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini
dapat diketahui dari corak kehidupan masyarakat Indonesia pada masa praaksara, Hindu-Buddha,
dan Islam. Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki
kebudayaan yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

1. Kehidupan Masyarakat Masa Praaksara.


Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Praaksara dapat dibagi ke dalam tiga masa, yaitu
masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Kehidupan manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan, dari sejak Pithecanthropus
sampai dengan Homo sapiens sangat bergantung pada kondisi alam.

2. Mereka tinggal di padang rumput yang letaknya berdekatan dengan sungai. Di samping
berburu, mereka juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan seperti ubi,
keladi, daun-daunan, dan buah-buahan. 
3. Mereka bertempat tinggal di dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat
sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang, dan siput. 
4. Mereka membuat alat-alat dari batu yang masih kasar, tulang, dan kayu disesuaikan
dengan keperluannya, seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, dan kapak genggam. 
5. Mereka membuat api dengan cara menggosokkan dua keping batu yang mengandung
unsur besi sehingga menimbulkan percikan api dan membakar lumut atau rumput kering
yang telah disiapkan.
6. Manusia Praaksara tidak mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi selalu berpindah-pindah
(nomaden) mencari tempat-tempat yang banyak bahan makanan. 
7. Dalam kehidupan sosial, manusia Praaksara hidup dalam kelompok-kelompok dan
membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan sekelilingnya.

b. Masa Bercocok Tanam


Masa bercocok tanam adalah masa ketika manusia mulai memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
cara memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang. Masa bercocok tanam terjadi ketika
cara hidup berburu dan mengumpulkan bahan makanan ditinggalkan.

1. Mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Manusia Praaksara yang hidup pada masa
bercocok tanam adalah Homo sapiens, baik itu ras Mongoloid maupun ras
Austromelanesoid.
2. Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dipelihara. Mereka bercocok tanam dengan
cara berladang. Jenis tanaman yang ditanam adalah ubi, pisang, dan sukun. Kegiatan
berburu dan menangkap ikan terus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan akan protein
hewani. Kemudian, mereka secara perlahan meninggalkan cara berladang dan digantikan
dengan bersawah. Jenis tanamannya adalah padi dan umbi-umbian.
3. Manusia praaksara masa ini mampu membuat alat-alat dari batu yang sudah diasah lebih
halus serta mulai dikenalnya pembuatan gerabah. Alat-alatnya berupa beliung persegi dan
kapak lonjong, alat-alat pemukul dari kayu, dan mata panah.
4. Manusia mulai hidup menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat-tempat
tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Mereka
mendirikan rumah panggung untuk menghindari binatang buas.
5. Bentuk perdagangan bersifat barter. Barang-barang yang dipertukarkan waktu itu ialah
hasil-hasil bercocok tanam, hasil kerajinan tangan (gerabah, beliung), garam, dan
ikan yang dihasilkan oleh penduduk pantai.

c. Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa akhir Prasejarah di Indonesia. Kata perundagian berasal dari
bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan
orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan
gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan batu.

1. Manusia Praaksara yang hidup pada masa perundagian adalah ras Australomelanesoid
dan Mongoloid. 
2. Manusia hidup di desa-desa, di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai
dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin.
3. Mereka mulai mengenal pengolahan logam. Adanya alat-alat dari logam tidak serta merta
menghilangkan penggunaan alat-alat dari batu. Penggunaan bahan logam tidak tersebar
luas sebagaimana halnya penggunaan bahan batu. Kondisi ini disebabkan persediaan
logam masih sangat terbatas.
4. Perkampungan yang terbentuk lebih teratur dari sebelumnya. Setiap kampung memiliki
pemimpin yang disegani oleh masyarakat. Sudah ada pembagian kerja yang jelas
disesuaikan dengan keahlian masing-masing.
5. Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar Kepulauan Nusantara mulai terjalin.

2. Masa Hindu-Budha
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima
budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena
adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India
mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai
bidang, antara lain seperti berikut.

1. Bidang Keagamaan. Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, di Indonesia telah


berkembang animisme dan dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan
terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme merupakan
suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib. Dengan masuknya
kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia secara berangsur-angsur memeluk
agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elite di sekitar istana.
2. Bidang Politik. Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang India. Lahir
kerajaan-kerajaan, seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-
Buddha lainnya.
3. Bidang Sosial. Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia
mengenal aturan kasta, yaitu: Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta
Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik
tanah dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar).
4. Bidang Pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah
satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan
tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
5. Bidang Sastra dan Bahasa. Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan
digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa
kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada
zaman kejayaan Kerajaan Kediri.
6. Bidang Arsitektur. Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman
Megalitikum. Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami
pembuatan bangunan candi. Candi bukan sekadar tempat untuk memuja dewa-dewa ,
tetapi lebih sebagai tempat pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan
patung induknya yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal.

3. Kehidupan Masyarakat Indonesia Masa Islam


Masuknya Islam berpengaruh besar pada masyarakat Indonesia. Kebudayaan Islam terus
berkembang sampai sekarang. Pengaruh kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat
Indonesia antara lain pada bidang-bidang berikut.

a. Bidang Politik
Setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha mengalami keruntuhan
dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai,
Demak, Malaka, dan lainnya. Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan
atau sunan seperti halnya para wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi
dimakamkan secara Islam.

b. Bidang Sosial
Pengaruh Islam yang berkembang pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk
agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat. Nama-nama Arab
seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lainnya mulai
digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak digunakan, contohnya rahmat, berkah (barokah),
rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan
masih banyak lagi.

Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal kalender
Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam kalender Saka ini, ditemukan
nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan kliwon. Setelah berkembangnya
Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan
perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).

c. Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah
berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan
dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan
pesantren berubah menjadi pendidikan Islam. Pesantren adalah sebuah asrama tradisional
pendidikan Islam. Siswa tinggal bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan
guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam kompleks pesantren. Kiai juga tinggal di
kompleks pesantren.

d. Bidang Sastra dan Bahasa


Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di daerah Leran
Gresik, yang diduga makam salah seorang bangsawan Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam
perkembangannya, pengaruh huruf dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra. Bentuk
karya sastra yang berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Islam diantaranya sebagai berikut.

1. Hikayat, cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat
ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Contoh hikayat yang terkenal adalah
Hikayat Amir Hamzah.
2. Babad, kisah pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya
Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
3. Suluk, kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk
Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan lainnya.
4. Syair, seperti Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.

e. Bidang Arsitektur dan


Kesenian Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan
istana. Ada perbedaan antara masjid- masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke
Indonesia dan masjid yang ada di Timur Tengah. Masjid di Indonesia tidak memiliki kubah di
puncak bangunan. Kubah digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap
tumpang itu selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur Hindu.
Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten.

Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis aksara indah yang
merupakan kata atau kalimat. Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau manusia (hanya
bentuk siluetnya). Ada pula yang berbentuk aksara yang diperindah. Teks-teks dari Al-Quran
merupakan tema yang sering dituangkan dalam seni kaligrafi ini. Media yang sering digunakan
adalah nisan makam, dinding masjid, mihrab, kain tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.

A. Kehidupan Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan
manusia.Pada masa ini manusia menghabiskan 90 % waktu hidupnya dengan berburu dan
mengumpulkan makanan.  

B. Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam sekitar 4.000
tahun sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan gambar tanaman padi di Gua
Ulu (Leang) Sulawesi Selatan. Menurut ahli arkeologi Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono,
perubahan dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam
perkembangan zaman praaksara Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan
yang cukup mendasar dari tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi
bercocok tanam. Oleh karena itu, zaman bercocok tanam dianggap sebagai dasar
peradaban Indonesia sekarang.
Manusia purba pada masa bercocok tanam menciptakan alat-alat sederhana untuk
menunjang kegiatan bercocok tanam, teknik pembuatannnya lebih maju, kapak itu
bentuknya sudah halus, diupam (diasah), seperti kapak persegi atau beliung persegi.
Terbuat dari batu berbentuk persegi, gunanya untuk menggarap ladang. Adanya juga
Kapak Lonjong, terbuat dari batu kali yang berwarna kehitam-hitaman. Umumnya jenis
kapak ini digunakan sebagai pacul atau sebagai kapak biasa. Dua jenis kapak ini banyak
ditemukan di Indonesia.Tradisi bercocok tanam berlangsung hingga zaman logam dan
zaman megalithikum dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia.

C. Kehidupan Manusia Pada Masa Perundagian


Pada masa perundagian semakin lama, pola bercocok tanam dan beternak
semakin berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-
umbian menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas yang semakin efektif
dan efisien. Masa perundagian ditandai dengan adanya kemunculan golongan undagi .
Golongan ini terdiri atas orang-orang yang ahli dalam bidang bidang tertentu seperti
membuat rumah, peleburan logam, membuat gerabah, dan perhiasan.

D. Kehidupan Manusia Pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan


Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan
manusia.Pada masa ini manusia menghabiskan 90 % waktu hidupnya dengan berburu dan
mengumpulkan makanan.  

E. Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam sekitar 4.000
tahun sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan gambar tanaman padi di Gua
Ulu (Leang) Sulawesi Selatan. Menurut ahli arkeologi Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono,
perubahan dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam
perkembangan zaman praaksara Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan
yang cukup mendasar dari tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi
bercocok tanam. Oleh karena itu, zaman bercocok tanam dianggap sebagai dasar
peradaban Indonesia sekarang..

F. Kehidupan Manusia Pada Masa Perundagian


Pada masa perundagian semakin lama, pola bercocok tanam dan beternak
semakin berkembang. Terdorong oleh pergeseran kebutuhan dari semula menanam umbi-
umbian menjadi menanam padi, manusia lantas membuat perkakas yang semakin efektif
dan efisien. Masa perundagian ditandai dengan adanya kemunculan golongan undagi .
Golongan ini terdiri atas orang-orang yang ahli dalam bidang bidang tertentu seperti
membuat rumah, peleburan logam, membuat gerabah, dan perhiasan.

IV. Peralatan Manusia Purba Zaman Praaksara


Kehidupan pra-aksara di Indonesia dapat pula dilacak melalui penemuan perkakas / alat
yang digunakan oleh manusia pada masa lalu tersebut. Di Indonesia, hingga kini masih sering
ditemukan perkakas-perkakas yang diperkirakan pernah digunakan oleh manusia purba. Berikut
ini beberapa jenis alat yang digunakan manusia purba dari masa praaksara yang pernah
ditemukan di Indonesia.

a. Kapak Genggam
b. Alat Serpih
c. Kapak Persegi
d. Kapak Lonjong
e. Menhir
f. Dolmen
g. Sarkofagus
h. Arca
i. Bejana Perunggu
     
BAB III

Penutup

a. Kesimpulan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai
berkembang. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat untuk mencari hewan-hewan buruan,
tetapi sebaliknya mereka mulai menetap dan mengolah tanah disekitarnya untuk ditanami dengan
berbagai jenis tanaman yang dapat mereka makan. Selain itu, mereka mulai menjinakan hewan-
hewan yang dapat membantu kebutuhan hidupnya  seperti kuda, kerbau, babi, sapi, anjing dan
sebagiannya. Dari pola bercocok tanam ini manusia sudah dapat menguasai alam lingkunagn
serta isinya.
Terlepas dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan mereka
mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
telah ribuan tahun sebelum masehi telah hidup di wilayah Indonesia. Kehidupan mereka
mengalami perkembangan yang teratur seperti bangsa - bangsa di belahan dunia lain.
Kehidupan sosial, masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari pada
masyarakat nomaden. Jumlah anggota kelompok semakin bertambah besar dan tidak hanya
terbatas pada keluarga tertentu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa kebersamaan di antara
mereka mulai dikembangkan. Rasa kebersamaan ini sangat penting dalam mengembangkan
kehidupan yang harmonis, tenang, aman, tentram, dan damai. Nilai - nilai kehidupan, seperti
gotong royong, saling membantu, saling mencintai sesama manusia, saling menghargai dan
menghormati telah berkembang pada masyarakat pra aksara.
Setelah Disusunnya Makalah ini dapat disimpulkan :
1.          Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat
babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat lanjut, .masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
2.          Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa
bercocok tanam, memakan waktu yang sangat panjang

B.saran

Setelah mempelajari kehidupan manusia praaksara dan setelah Saya menyusun makalah ini
Saya memberi saran :

1.Kita haru bersyukur karena kita tidak perlu bersusah susah keras lagi untuk mencari makanan
kini kita tinggal membeli apa yang kita inginkan

2.Kita mempunyai rumah jika ingin tinggal

3.masa kita sekarang adalah masa yang modren tentunya perlu disyukuri dan dinikmati sesuai
kebutuhan
4.Jangan lupa bersyukur selalu kepada tuhan yang menciptakan langit dan bumi

Anda mungkin juga menyukai