Puji syukur kehadirat Allah S.W.T Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA dan saya
masih diberi nikmat akal dan nikmat sehat sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai.Dan tak lupa Sholawat dan salam atas junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W yang
telah membawa kita ke zaman yang berilmu pengetahuan sehingga dapat tersusunlah
makalah ini dengan usaha sebaik mungkin.
Atas kerja keras menyusun makalah ini harapan Saya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman serta bermanfaat dan menginspirasi bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
I. latar Belakang
Masa pra-aksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Maka masa pra-
aksara sering dikaitkan sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa pra-aksara
disebut sebagai kehidupa manusia purba. Manusia muncul dipermukaan bumi kira-kira 3 juta
tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau glasiasi dalam zaman yang
disebut kala plestosen.
Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal. Karena belum
ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan manusia purba dapat
diketahui melalui peninggalan-peninggalan berupa fosil, artefak, abris saus roche, Kejokken
Moddinger dan lainnya.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial, wilayah Indonesia
bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian timur menjadi satu
dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada persamaan kehidupan flora dan fauna di
Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia. Binatang yang hidup di wilayah Indonesia bagian
barat memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau,
banteng, burung, dan sebagainya. Sedangkan binatang yang hidup di wilayah bagian timur
memiliki kesamaan dengan binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung
Cendrawasih.
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan. Peristiwa ini
mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan Asia maupun Australia.
Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Asia disebut Paparan Sunda.
Sedangkan bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan Australia disebut
Paparan Sahul. Ternyata, perubahan-perubahan itu sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara Indonesia.
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah Yunan
terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang. Seorang ahli sejarah
yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat Moh. Ali ini didasarkan pada
argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu - hulu sungai besar di Asia
dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara bergelombang. Gelombang pertama
berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM dengan menggunakan perahu bercadik satu.
Sedangkan gelombang kedua berlangsung antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan
menggunakan perahu bercadik dua. Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh
pendapat Mens bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang
terdesak ke selatan oleh bangsa - bangsa yang lebih kuat.
I. Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang diatas , saya akan merumuskan masalah berikut.
II. Tujuan
Sejalan dengan perumusan diatas , makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:
BAB II
PEMBAHASAN
Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak
sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir + tahun
4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga + tahun 4000 bangsa Mesir sudah
memasuki zaman sejarah Gambar berikut: Hubungan zaman praaksara dan zaman sejarah
Sumber informasi zaman praaksaraSumber informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
kehidupan zaman praaksara:
1. Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya proses kimiawi. Fosil
merupakan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan peninggalan masa lampau
yang sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun di dalam tanah. Contoh fosil antara lain fosil
manusia, fosil binatang, fosil pepohonan (tumbuhan).
2. Artefak yaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari
batu, tulang, kayu dan logamGambar artefak dari batu Pembabakan zaman praaksara
Namun perlu diingat pula bahwa ulasan ini bukan merupakan landasan teori ataupun
diperuntukkan untuk kepentingan ilmiah, ini hanya merupakan opini dan pendapat pribadi yang
mudah-mudahan memberikan manfaat bagi kita semua. Macam Nama Manusia Purba Di
Indonesia dan Penemunya, sebagai berikut:
a) Meganthropus Palaeojavanicus
b) Pitecanthropus Erectus
c) Pitecanthropus Soloensis
d) Pitecanthropus Mojokertensis
e) Homo Floresiensis
f) Homo Wajakensis
g) Homo Soloensis
h) Pitecanthropus Robustus
i) Pitecanthropus Dubuis
j) Homo Sapiens
Dengan melihat spesifikasi diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens
sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah memiliki
karakteristik berburu. Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya jenis lain. Homo
sapiens juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai banya ragam dan budaya serta
ras. Dengan mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini, muncul asumsi bahwa ‘manusia
kera’ adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras. Seperti halnya ras Asia, Afrika dan Eropa.
Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara
telusur, menurut peneliti bahwa didapatkan leluhur manusia seperti ini :
III. Perkembangan corak dalam kehidupan dan peralatan yang digunakan manusia purba
2. Mereka tinggal di padang rumput yang letaknya berdekatan dengan sungai. Di samping
berburu, mereka juga mengumpulkan tumbuhan yang mereka temukan seperti ubi,
keladi, daun-daunan, dan buah-buahan.
3. Mereka bertempat tinggal di dalam gua-gua yang tidak jauh dari sumber air, atau di dekat
sungai yang terdapat sumber makanan seperti ikan, kerang, dan siput.
4. Mereka membuat alat-alat dari batu yang masih kasar, tulang, dan kayu disesuaikan
dengan keperluannya, seperti kapak perimbas, alat-alat serpih, dan kapak genggam.
5. Mereka membuat api dengan cara menggosokkan dua keping batu yang mengandung
unsur besi sehingga menimbulkan percikan api dan membakar lumut atau rumput kering
yang telah disiapkan.
6. Manusia Praaksara tidak mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi selalu berpindah-pindah
(nomaden) mencari tempat-tempat yang banyak bahan makanan.
7. Dalam kehidupan sosial, manusia Praaksara hidup dalam kelompok-kelompok dan
membekali dirinya untuk menghadapi lingkungan sekelilingnya.
1. Mereka mulai hidup menetap di suatu tempat. Manusia Praaksara yang hidup pada masa
bercocok tanam adalah Homo sapiens, baik itu ras Mongoloid maupun ras
Austromelanesoid.
2. Berbagai macam tumbuhan dan hewan mulai dipelihara. Mereka bercocok tanam dengan
cara berladang. Jenis tanaman yang ditanam adalah ubi, pisang, dan sukun. Kegiatan
berburu dan menangkap ikan terus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan akan protein
hewani. Kemudian, mereka secara perlahan meninggalkan cara berladang dan digantikan
dengan bersawah. Jenis tanamannya adalah padi dan umbi-umbian.
3. Manusia praaksara masa ini mampu membuat alat-alat dari batu yang sudah diasah lebih
halus serta mulai dikenalnya pembuatan gerabah. Alat-alatnya berupa beliung persegi dan
kapak lonjong, alat-alat pemukul dari kayu, dan mata panah.
4. Manusia mulai hidup menetap di suatu perkampungan yang terdiri atas tempat-tempat
tinggal sederhana yang didiami secara berkelompok oleh beberapa keluarga. Mereka
mendirikan rumah panggung untuk menghindari binatang buas.
5. Bentuk perdagangan bersifat barter. Barang-barang yang dipertukarkan waktu itu ialah
hasil-hasil bercocok tanam, hasil kerajinan tangan (gerabah, beliung), garam, dan
ikan yang dihasilkan oleh penduduk pantai.
c. Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa akhir Prasejarah di Indonesia. Kata perundagian berasal dari
bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan
orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan
gerabah, perhiasan kayu, sampan, dan batu.
1. Manusia Praaksara yang hidup pada masa perundagian adalah ras Australomelanesoid
dan Mongoloid.
2. Manusia hidup di desa-desa, di daerah pegunungan, dataran rendah, dan di tepi pantai
dalam tata kehidupan yang makin teratur dan terpimpin.
3. Mereka mulai mengenal pengolahan logam. Adanya alat-alat dari logam tidak serta merta
menghilangkan penggunaan alat-alat dari batu. Penggunaan bahan logam tidak tersebar
luas sebagaimana halnya penggunaan bahan batu. Kondisi ini disebabkan persediaan
logam masih sangat terbatas.
4. Perkampungan yang terbentuk lebih teratur dari sebelumnya. Setiap kampung memiliki
pemimpin yang disegani oleh masyarakat. Sudah ada pembagian kerja yang jelas
disesuaikan dengan keahlian masing-masing.
5. Hubungan dengan daerah-daerah di sekitar Kepulauan Nusantara mulai terjalin.
2. Masa Hindu-Budha
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima
budaya-budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena
adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang dari India
mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-
Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai
bidang, antara lain seperti berikut.
a. Bidang Politik
Setelah masuknya Islam, kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha mengalami keruntuhan
dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti Samudra Pasai,
Demak, Malaka, dan lainnya. Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan
atau sunan seperti halnya para wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi
dimakamkan secara Islam.
b. Bidang Sosial
Pengaruh Islam yang berkembang pesat membuat mayoritas masyarakat Indonesia memeluk
agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan kasta mulai pudar di masyarakat. Nama-nama Arab
seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Musa, Ibrahim, Hasan, Hamzah, dan lainnya mulai
digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak digunakan, contohnya rahmat, berkah (barokah),
rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan
masih banyak lagi.
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal kalender
Saka (kalender Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam kalender Saka ini, ditemukan
nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan kliwon. Setelah berkembangnya
Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan
perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
c. Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya, pesantren telah
berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan
dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan
pesantren berubah menjadi pendidikan Islam. Pesantren adalah sebuah asrama tradisional
pendidikan Islam. Siswa tinggal bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan
guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam kompleks pesantren. Kiai juga tinggal di
kompleks pesantren.
1. Hikayat, cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat
ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Contoh hikayat yang terkenal adalah
Hikayat Amir Hamzah.
2. Babad, kisah pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya
Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
3. Suluk, kitab yang membentangkan soal-soal tasawuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk
Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan lainnya.
4. Syair, seperti Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas.
Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis aksara indah yang
merupakan kata atau kalimat. Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau manusia (hanya
bentuk siluetnya). Ada pula yang berbentuk aksara yang diperindah. Teks-teks dari Al-Quran
merupakan tema yang sering dituangkan dalam seni kaligrafi ini. Media yang sering digunakan
adalah nisan makam, dinding masjid, mihrab, kain tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan.
a. Kapak Genggam
b. Alat Serpih
c. Kapak Persegi
d. Kapak Lonjong
e. Menhir
f. Dolmen
g. Sarkofagus
h. Arca
i. Bejana Perunggu
BAB III
Penutup
a. Kesimpulan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai
berkembang. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat untuk mencari hewan-hewan buruan,
tetapi sebaliknya mereka mulai menetap dan mengolah tanah disekitarnya untuk ditanami dengan
berbagai jenis tanaman yang dapat mereka makan. Selain itu, mereka mulai menjinakan hewan-
hewan yang dapat membantu kebutuhan hidupnya seperti kuda, kerbau, babi, sapi, anjing dan
sebagiannya. Dari pola bercocok tanam ini manusia sudah dapat menguasai alam lingkunagn
serta isinya.
Terlepas dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan mereka
mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
telah ribuan tahun sebelum masehi telah hidup di wilayah Indonesia. Kehidupan mereka
mengalami perkembangan yang teratur seperti bangsa - bangsa di belahan dunia lain.
Kehidupan sosial, masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari pada
masyarakat nomaden. Jumlah anggota kelompok semakin bertambah besar dan tidak hanya
terbatas pada keluarga tertentu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa kebersamaan di antara
mereka mulai dikembangkan. Rasa kebersamaan ini sangat penting dalam mengembangkan
kehidupan yang harmonis, tenang, aman, tentram, dan damai. Nilai - nilai kehidupan, seperti
gotong royong, saling membantu, saling mencintai sesama manusia, saling menghargai dan
menghormati telah berkembang pada masyarakat pra aksara.
Setelah Disusunnya Makalah ini dapat disimpulkan :
1. Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat
babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat lanjut, .masa bercocok tanam, dan masa perundagian.
2. Perubahan dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut ke masa
bercocok tanam, memakan waktu yang sangat panjang
B.saran
Setelah mempelajari kehidupan manusia praaksara dan setelah Saya menyusun makalah ini
Saya memberi saran :
1.Kita haru bersyukur karena kita tidak perlu bersusah susah keras lagi untuk mencari makanan
kini kita tinggal membeli apa yang kita inginkan
3.masa kita sekarang adalah masa yang modren tentunya perlu disyukuri dan dinikmati sesuai
kebutuhan
4.Jangan lupa bersyukur selalu kepada tuhan yang menciptakan langit dan bumi