Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu sumber daya


manusia aparatur yang mempunyai peranan strategis dalam
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan. Sosok PNS yang mampu memainkan peranan tersebut
adalah PNS yang mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari
sikap dan perilaku yang penuh dengan kesetiaan, ketaatan kepada
Negara dan Pemerintah, bermoral, bermental baik, profesional, sadar
akan tanggung jawabnya sebagai pelaku/pemberi pelayanan, serta
mampu menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Dengan begitu profesi PNS saat ini disebut juga
sebagai ASN.
Sebagai pegawai ASN, PNS mempunyai fungsi dan tugasnya
yakni pertama sebagai pelaksana kebijakan publik, sesuai pasal 10
UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Prinsip-prinsip
penting dalam kebijakan harus dipahami oleh ASN agar mampu
menjalankan tugasnya yang berorientasi pada pelayanan kepentingan
publik dan masyarakat luas.
Fungsi ASN yang kedua adalah sebagai pelayan publik
berintegritas, sebagaimana tertuang dalam pasal 1 ayat 2 UU No. 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Berdasarkan fungsi ini, ASN

1
2

dituntut untuk bersikap profesional, bertanggung jawab dan


berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan
publik.
Fungsi ketiga ialah ASN sebagai perekat dan pemersatu
bangsa, dimana fungsi ini sesuai dengan sila ke 3 dalam Pancasila
yaitu Persatuan Indonesia. Hal ini jelas tercantum dalam UU No. 5
Tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat
menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia
dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah. PNS senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta
senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan
pribadi dan golongan. Untuk itu ASN harus memiliki karakter
kepublikan yang kuat dan mengaktualisasikannya dalam setiap
langkah pelaksanaan kebijakan publik. Maka untuk membentuk sosok
PNS yang profesional maka dilaksanakan pembinaan melalui jalur
Pendidikan Dasar (Latsar).
Setiap ASN yang mengikuti Pendidikan Dasar (Latsar)
diwajibkan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN sebagai
tolak ukur peserta untuk diangkat menjadi PNS. Oleh kareka itu
peserta Latsar menyusun rancangan Aktualisasi yang memuat daftar
rencana kegiatan yang berisi nilai-nilai dasar ASN yang selanjutnya
akan diaktualisasikan pada Sekolah yang telah ditentukan.
Melalui proses aktualisasi ini beberapa nilai dasar akan
melandasi pelaksanaan setiap kegiatan peserta Latsar yang juga
dilengkapi dengan analisis dampak jika penerapan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi) tidak diterapkan.
3

Rumah sakit adalah institusi pelayanan bagi masyarakat


dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian
kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung
kepada pasien/keluarga pasien di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan. Tahap proses asuhan keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.
Kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan sangat diperlukan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dokumentasi adalah sesuatu
yang tertulis tentang keadaan pasien secara komprehensif, pelayanan
keperawatan yang diberikan, serta sebagai catatan tentang bukti bagi
individu yang berwenang (potter & Perry, 2009).
Adanya dokumentasi menjadi bahan bagi perawat untuk
mengkomunikasikan kondisi pasien kepada tenaga medis lainnya,
meningkatkan mutu keperawatan, dokumen legal, sebagai alat untuk
mengukur tingkat keberhasilan dan akreditasi pelayanan keperawatan.
Salah satu yang perlu didokumentasikan adalah dokumentasi serah
terima (transfer) pasien dari Ruang IGD ke Ruang Rawat Inap. Serah
terima itu sendiri merupakan awal suatu asuhan keperawatan di ruang
rawat inap. Kemudian perawat melakukan pengkajian, menentukan
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan dan implementasi
keperawatan yang akan diberikan kepada pasien di ruang rawat inap.
Pendokumentasian dikatakan lengkap jika perawat mencatat
semua pelayanan kesehatan yang diberikan dan semua form terisi
dengan lengkap dan akurat jika perawat menulis catatan selalu
4

dimulai dengan menulis tanggal, waktu, dan sesuai kondisi pasien


(Setiadi, 2012). Agar terlaksananya pendokumentasian serah terima
maka diperlukan kepatuhan atau kedisiplinan perawat. Problema yang
terjadi di rumah sakit khususnya ruang IGD ke Ruang Rawat Inap
tempat penulis bekerja yaitu Kurangnya Optimalisasi Kepatuhan
Perawat Dalam Pendokumentasian Serah Terima (Transfer) Pasien
dari Ruang IGD ke Ruang Rawat Inap RSUD Datu Sanggul Rantau.
Penulis membuat rancangan aktualisasi yang akan di
laksanakan sebagai bentuk penerapan ilmu yang diperoleh selama
mengikuti Pelatihan Dasar Golongan II Tahun 2021. Isu – isu aktual
yang diperoleh merupakan hasil diskusi bersama dengan mentor dan
coach dengan memperhatikan tugas dan fungsi penulis sebagai
seorang perawat. Serah terima pasien di ruang rawat inap sudah
dilakukan dengan baik hanya saja kurang dalam
pendokumentasiannya. Dari pengataman penulis masih ada kurang
lengkapnya dalam pengisian pendokumentasian serah terima pasien
dari IGD ke ruang rawat inap. Hampir 60-65% dokumentasi serah
terima belum lengkap pengisiannya.
Dokumentasi sebagai bukti legal yang merupakan bagian
asuhan keperawatan. Dari dokumentasi serah terima bisa dilihat
kelengkapan perawat IGD dalam memberikan asuhan
keperawatannya dan mengenai rencana tindakan yang akan dilakukan
di ruang rawat inap dan terdapat verifikasi dari dokter IGD. Hal ini
menjadi latar belakang penulis menyusun laporan aktualisasi dengan
judul “Optimalisasi Kepatuhan Perawat Dalam Pendokumentasian
Serah Terima (Transfer) Pasien Baru dari Ruang IGD ke Ruang Rawat
Inap RSUD Datu Sanggul Rantau.
5

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penerapan aktualisasi didalam menjalankan tugas sebagai pelayan
masyarakat mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Memiliki akuntabilitas yang bertujuan sebagai tanggung jawab
dalam menjalankan tugas.
b. Memiliki nilai nasionalisme yang dalam menjalankan tugas dan
fungsinya dengan tidak membeda-bedakan status masyarakat
serta mementingkan kepentinagan publik.
c. Menerapkan nilai etika publik untuk menjadi contoh bagi
masyarakat dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
d. Menjalankan komitmen mutu untuk menjaga efektifitas,
efesiensi dan inovasi dalam pelayanan bagi masyarakat.
e. Pribadi yang anti korupsi dengan sikap dan prilaku yang
amanah, jujur dan mampu mencegah terjadinya korupsi di
lingkungan tempat kerja.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari Laporan Aktualisasi ini adalah
mengoptimalkan kepatuhan perawat dalam pendokumentasian
serah terima (transfer) pasien dari ruang IGD ke ruang rawat inap
di RSUD Datu Sanggul Rantau.

C. ISU AKTUALISASI
Berdasarkan Tugas pokok dan Fungsi Jabatan Perawat yaitu
“melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan’’ dari
hasil pengkajian dan pemantauan, didapatkan isu kurangnya
6

optimalisasi kepatuhan perawat dalam pendokumentasian serah


terima (transfer) Pasien dari Ruang IGD ke Ruang Rawat Inap RSUD
Datu Sanggul Rantau. Peran perawat sangat dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan yang ada.

D. RUANG LINGKUP
Dalam kegiatan implementasi aktualisasi nilai-nilai dasar PNS,
penulis berfokus pada perawat di Ruang IGD RSUD Datu Sanggul
Rantau sesuai dengan sasaran kerja pegawai (SKP) perawat dengan
menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika publik, Komitmen mutu dan Anti korupsi.
7

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN UMUM RSUD DATU SANGGUL


Rumah Sakit Umum Datu Sanggul merupakan satu-satunya
Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kabupaten Tapin sejak
dioperasionalkan tahun 1983 masih berstatus tipe D dengan Kapasitas
Tempat Tidur sebanyak 50 buah, seiring perjalanan waktu pada
tanggal 18 Oktober 2004 sudah naik kelas menjadi tipe C dengan
kapasitas Tempat Tidur semula 75 buah, ditingkatkan menjadi 115 TT.
Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul berlokasi di Jalan
Brigjend H. Hasan Basery KM. 1 Rantau, Kabupaten Tapin, Provinsi
Kalimantan Selatan dan menempati lahan seluas 18.720 meter persegi
dengan luas bangunan fisik berjumlah 4.210 meter persegi. Rumah
Sakit ini dibangun pada tahun 1980. Pada tanggal 12 Nopember 1993
diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Selatan Bapak H. Mistar Cokro
Koesomo. RSUD Datu Sanggul Rantau terletak di tengah kota Rantau
yang berpenduduk sekitar 25.788 jiwa, dari jumlah penduduk
Kabupaten Tapin sekitar 191.372 jiwa.
Adapun bentuk pelayanan di RSUD Datu Sanggul Rantau
antara lain Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap, Pelayanan
Gawat Darurat dan Penunjang Medik lainnya. Pada tanggal 18
Oktober 2004 RSUD Datu Sanggul Rantau berubah status dari Rumah
Sakit tipe D menjadi Rumah Sakit tipe C dengan kapasitas tempat tidur
75 buah kemudian secara bertahap memperluas lahan kurang lebih
8

9.953 meter persegi dan penambahan gedung yang terdiri dari tiga
lantai antara lain gedung Poliklinik, Administrasi, Instalasi Farmasi,
Perawatan Penyakit Dalam, Perawatan Bedah, Perawatan Anak,
Perawatan Intensif (ICU, NICU/Perinatologi), VIP, Instalasi Gizi,
Pemulsaran Jenazah dan Perawatan Isolasi.

A. VISI, MISI DAN MOTTO RSUD DATU SANGGUL


1. Visi
Visi RSUD Datu Sanggul adalah “Pelayanan Kesehatan Yang
Paripurna Dan Berkualitas” dan dengan motto “Senyum,Sapa, dan
Santun”.
2. Misi
Adapun misi RSUD Datu Sanggul adalah :
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
c. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
d. Mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman
e. Meningkatkan tata kelola keuangan yang mandiri melalui sistem
pola PPK-BLUD.
3. Motto
Berdasarkan program kerja RSUD Datu Sanggul Rantau, motto RSUD
Datu Sanggul Rantau adalah “Senyum,Sapa, dan Santun”.

B. STRUKTUR ORGANISASI RSUD DATU SANGGUL


Struktur organisasi RSUD Datu Sanggul Rantau secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran 1 dan 2.
9

C. KATEGORI DAN FUNGSI RUANGAN RSUD DATU SANGGUL


1. Bagian Tata Usaha
a. Fungsi ruangan:
1) Menyusun program, mengatur, dan mengawasi terlaksananya
tata usaha umum.
2) Menyusun program, mengatur, dan mengawasi terlaksananya
urusan kepegawaian.
3) Menyusun program, mengatur, dan mengawasi terlaksananya
urusan rumah tangga.
4) Menyusun program, mengatur, dan mengawasi terlaksananya
kegiatan menyusun laporan.
5) Menyusun program, mengatur, dan mengawasi terlaksananya
urusan pencatatan medic.
6) Mempersiapkan bahan dan membuat rancangan surat naskah
dinas, perundang-undang, kebijakan, prosedur, medikolegal.
7) Mengatur, dan mengawasi terlaksananya kegiatan
perpustakaan.
8) Melaksanakan kegiatan publikasi dan pemasaran sosial.
9) Melaksanakan kegiatan sistem informasi.
10)Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait
dengan tugasnya.
11)Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh direktur.
Bagian tata usaha membawahi sub bagian antara lain:
a) Sub bagian rekam medik dan sistem informasi manajemen
Rumah Sakit.
b) Sub bagian SDM dan kepegawaian.
c) Sub bagian umum dan logistik.
10

4. Bagian Bidang Pelayanan


a. Fungsi Ruangan :
1) Menyusun program, mengatur, mengawasi terlaksananya
pelayanan Rumah Sakit.
2) Melaksanakan koordinasi kebutuhan pelayanan medik.
3) Melaksanakan koordinasi dengan unit pelayanan dalam
mengawasi dan meneliti masalah kegiatan etika kedokteran dan
mutu pelayanan Rumah Sakit.
4) Melakukan pemantauan dan pengawasan pengguna fasilitas
kegiatan pelayanan medik.
5) Melaksanakan pengawasan kegiatan administrasi di bidang
pelayanan medik.
6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
bidang tugas.
b. Kategori:
1) Seksi pelayanan medis.
2) Seksi keperawatan.
5. Bagian Penunjang
a. Fungsi ruangan:
1) Melaksanakan perencanaan penunjang medik dan non medik.
2) Mengatur penyaluran barang atau kebutuhan unit instalasi.
3) Memantau dan mengawasi fasilitas kegiatan penunjang.
4) Pembinaan, koordunasi, dan pengawasan serta evaluasi
masalah penunjang.
5) Melaksanakan tugas dari atasan sesuai bidang tugas.
b. Kategori:
1) Seksi penunjang medik.
2) Seksi penunjang non medik.
11

6. Bagian Keuangan dan Program


a. Fungsi ruangan:
1) Menyusun, mengatur, mengawasi administrasi keuangan
Rumah Sakit.
2) Mempersiapkan bahan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Rumah Sakit.
3) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain dalanm menyusun
RAPBN Rumah Sakit.
4) Menyusun, mengatur, mengawasi pengelolaan akutansi dan
mobilisasi dana Rumah Sakit.
5) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain menyusun
anggaran pelayanan.
6) Melakukan evaluasi pendapatan dan pembiayaan unit kerja
produktif.
7) Menyusun bahan rencana perubahan anggaran tambahan
Rumah Sakit.
8) Mengurus pengangkatan, pemberhentian, dan pembinaan
bendaharawan Rumah Sakit.
9) Melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai bidang tugas.
b. Kategori:
1) Seksi berbendaharaan dan verifikasi.
2) Seksi penyusunan program dan anggaran.

7. Instalasi Rawat Jalan


a. Loket pendaftaran
Fungsi ruang:
12

Pelayanan pertama yang dilakukan secara administrasi melalui


loket dan erat kaitannya dengan rekam medik.
b. Poliklinik rawat jalan
Kategori poliklinik rawat jalan:
1) Poliklinik umum
Fungsi ruangan:
Menyelenggarakan pemeriksaan, diagnosa, pengobatan,
perawatan,dan pencegahan penyakit pada pasien.
2) Poliklinik spesialis penyakit dalam
Fungsi ruangan:
Menyelenggarakan pemeriksaan, diagnose, pengobatan,
perawatan, konsultasi, penjegahan penyakit dalam jenis
spesialisasi penyakit dalam jenis spesialisasi penyakit dalam.
3) Poliklinik gigi
Fungsi ruangan:
Menyelenggarakan pemeriksaan, pengobatan penyakit gigi dan
tindakan perawatan gigi.
4) Poliklinik spesialis anak
Fungsi ruangan:
Menyelenggarakan pemeriksaan terhadap pasien anak,
diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan penyakit dalam
spesialisasi klien anak
5) Poliklinik spesialis kebidanan dan kandungan.
Fungsi ruangan:
a) Menyelenggarakan pemeriksaan terhadap pasien ibu hamil
atau perempuan dengan masalah ginekologi, memberi
diagnosa, pengobatan, perawatan, pencegahan penyakit
dalam spesialisasi masalah obstetrik dan ginekologi.
13

b) Pemeriksaan atau deteksi dini (skrining) kanker leher rahim


dengan metode IVA.
c) Pelayanan KIA dan Keluarga Berencana.
d) Pelayanan imunisasi bayi dan bumil serta caten.

6) Poliklinik spesialis bedah


Fungsi ruanagan:
Menyelenggarakan pemeriksaan, pengobatan penyakit, serta
control perawatan dalam spesialisasi bedah (pre dan post
bedah).
7) Poliklinik spesialis mata
Fungsi ruangan:
Menyelenggarakan pemeriksaan, pengobatan penyakit,
diagnose, perawatan dalam hal penyakit mata.
8) Poliklinik tumbuh kembang
Fungsi ruangan:
a) Menyelenggarakan pemeriksaan masalah tumbuh kembang
anak.
b) Pemeriksaan atau skrinning DDST anak.
c) Konsultasi anak dengan masalah pada tumbuh kembang.
9) Poliklinik Saraf
Fungsi ruangan:
Memberikan pelayanan atau pengobatan penyakit pada sistem
saraf, termasuk pada sistem saraf pusat (otak, batang otak dan
otak kecil), sistem saraf tepi (misalnya saraf otak) dan sistem
saraf otonom.
10)Poliklinik THT-KL
Fungsi ruangan:
14

Memberikan pelayanan dan pengobatan khususnya pada


telinga, hidung, tenggorokan serta bagian kepala dan leher
11)Poliklinik Paru
Fungsi ruangan:
Memberikan pelayanan dan pengobatan khususnya pada
penyakit yang ada di paru-paru serta melayani pengobatan
untuk TB Paru.
12)Poliklinik NAPZA
Fungsi ruangan:
Memberikan pelayanan dan rehabilitasi khususnya pada
penderita penyalahgunaan NARKOBA.

8. Instalasi Gawat Darurat


Fungsi ruanagan:
a. Pelayanan pada kasus emergensi yang harus ditangani dengan
cepat dan tepat.
b. Melakukan pertolongan pertama pada kasus emergensi.
c. Melakukan rujukan pasien ke fasilitas rawat inap.
d. Melakukan rujukan pasien ke fasilitas Rumah Sakit lain yang lebih
lengkap dan memadai apabila pasien diperkirakan perlu
penanganan lanjut.
e. Melakukan triage.
9. Instalasi Kamar Bedah/OK
Fungsi ruangan:
a. Melakukan penerimaan pasien, penjelasan, inform consent.
b. Melakukan pengkajian pasien dan memperhatikan pemeriksaan
penunjang.
c. Pelayanan tindakan medis dan operatif terencana maupun cito.
d. Pelayanan pasien pre operatif, intra operatif dan post operatif.
15

e. Memperhatikan dan memenuhi kelengkapan dan standarisasi


ruangan (alat, pakaian, sarana, prasarana, dan sterilisasi).
10. Instalasi Rawat Inap
a. Kategori:
1) Ruang shafa atau penyakit dalam, saraf
Fungsi ruangan:
a) Melakukan perawatan klien dengan penyakit dalam atau
saraf.
b) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
c) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
d) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
e) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
f) Pemulangan atau rujukan klien.
2) Ruang Marwah atau ruang bedah
Fungsi ruangan:
a) Melakukan perawatan klien dengan pre dan post operasi.
b) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
c) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
d) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
e) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
f) Pemulangan atau rujukan klien.
3) Ruang Jabal Rahmah atau ruang anak
Fungsi ruangan:
a) Melakukan perawatan klien dengan rentang umur > 28 hari.
b) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
c) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
d) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
e) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
f) Pemulangan atau rujukan klien.
16

4) Ruang VIP Umum


Fungsi ruangan:
a) Melakukan perawatan klien umum
b) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
c) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
d) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
e) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
f) Pemulangan atau rujukan klien.
5) Ruang perinatologi
Fungsi ruangan:
a) Melakukan perawatan klien dalam rentang umur 0 – 28 hari.
b) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
c) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
d) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
e) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
f) Pemulangan atau rujukan klien.
6) Ruang bersalin
Fungsi ruanagan:
a) Melakukan perawatan klien dengan kasus persalinan.
b) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
c) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
d) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
e) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
f) Pemulangan atau rujukan klien
7) Ruang perawatan intensif (ICU/ICCU/NICU)
Fungsi ruangan:
a) Melakukan perawatan intensif klien dengan kebutuhan
perawatan total.
b) Melakukan observasi klien/jam.
17

c) Melakukan tindakan kompleks dan intensif.


d) Melakukan perawatan klien dengan kasus persalinan.
e) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
f) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
g) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
h) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
i) Pemulangan atau rujukan klien.
8) Ruang Perawatan Isolasi
Fungsi Ruangan :
a) Melakukan perawatan klien yang mengidap penyakit infeksi
menular
b) Melakukan asuhan keperawatan klien sesuai standar.
c) Melakukan tindakan secara mandiri atau kolaborasi.
d) Pemenuhan kebutuhan klien biopsikososialspiritual.
e) Melakukan pencatatan dan laporan kondisi klien.
f) Pemulangan atau rujukan klien.
11. Instalasi Penunjang
a. Intalasi patologi klinik / laboratorium
Fungsi ruanagan:
1) Melakukan kegiatan pemeriksaan kimia klinik, mikrobiologi,
sekresi, dan eksresi.
2) Melakukan pemeriksaan patologi (pemeriksaan sederhana,
sedang dan canggih)
b. Unit tranfusi darah Rumah Sakit / UTD-RS
Fungsi ruanagan:
1) Memenuhi pelayanan tranfusi darah.
2) Melayani dalam 24 jam bagi memerlukan darah.
12. Instalagi Radiologi
Fungsi ruangan:
18

Melayani pemeriksaan penunjang rontgen (thorax, abdomen,


ekstermitas, kepala dan foto gigi).
13. Instalasi Apotek
Fungsi ruangan:
Sentral pelayanan obat-obatan dan bahan alat kesehatan lain
14. Instalasi Fisioterapi
Fungsi ruangan:
Sentral pelayana fisioterapi rehabilitasi medic pasien.

15. Instalasi IPS-RS


Fungsi ruangan:
Sentral pelayanan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit
16. Instalasi Kesling
Fungsi ruangan:
Sentral pelayanan pemeliharaan lingkungan rumah sakit
17. Instalasi Gizi
Fungsi ruangan:
Sentral pelayanan penyajian kebutuhan makanan bagi pasien rawat
inap di rumah sakit.
18. Instalasi Pemulasaran Jenazah
Fungsi ruangan:
Digunakan sebagai tempat penyimpanan atau pemulasaran jenazah
sementara
19. Laundry
Fungsi ruangan:
Digunakan sebagai tempat pencucian linen kotor yang dipakai pasien
rumah sakit
19

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Keterlibatan Kontribusi Penguatan


. Substansi Terhadap Visi- Nilai
Mata Misi Instansi Organisasi
Pelatihan
1. Berkoordina 1. Meminta izin kepada 1. Disetujuimya Etika Publik : Dengan Dengan
si dengan kepala ruangan IGD kegiatan Sopan terlaksananya terlaksananya
kepala perihal akan tentang santun kegiatan no. 1 kegiatan no.1
ruangan dilakukannya optimalisasi berkontribusi memberi
mengenai kegiatan optimalisasi kepatuhan WOG : pada misi penguatan
rencana kepatuhan pendokumentas Koordinasi Rumah Sakit nilai
kegiatan pendokumentasian ian serah terima Datu Sanggul organisasi
yang akan serah terima perawat perawat dari igd Rantau yaitu yaitu
dilakukan di dari igd ke ruang ke ruang rawat Meningkatkan profesional,
ruangan rawat inap inap mutu karena
pelayanan dengan
kesehatan berkoordinasi
segala
sesuatu yang
akan di
kerjakan
menjadi
relevan
dengan
20

keadaan yang
ada
diruangan
2. Melakukan 2. Tersampaikan Akuntabilitas
koordinasi nya maksud : teliti
dan tujuan Manajemen
untuk ASN : jujur
melakukan dalam
optimalisasi pendokument
kepatuhan asian
pendokument Etika publik :
asian serah Sopan
terima santun
perawat dari WOG :
igd ke ruang Koordinasi
rawat inap

3. Meminta saran 3. Diberikannya Akuntabilitas


arahan dan saran arahan : teliti
tanggapan perihal dan Manajemen
tentang optimalisasi tanggapan ASN: jujur
kepatuhan oleh kepala dalam
pendokumentasian ruangan pendokument
21

serah terima asian


perawat dari igd ke Etika publik :
ruang rawat inap Sopan
santun
WOG :
Koordinasi
2. Telaah 1. Meminta regulasi 1. Diperolehnya Etika publik : Dengan Dengan
regulasi dokumen ke bagian dokumen Sopan terlaksananya terlaksananya
mengenai pokja Rumah Sakit regulasi santun kegiatan no 2 kegiatan no. 2
pendokume Datu Sanggul Rantau dokumentasi berkontribusi memberi
ntasian serah terima WOG : pada misi penguatan
serah pasien dari igd Koordinasi Rumah Sakit nilai
terima ke rawat inap Datu Sanggul organisasi
pasien Rantau yaitu yaitu
Meningkatkan profesional,
mutu karena dalam
pelayanan pendokument
kesehatan asian memiliki
regulasi
sesuai
standar
22

2. Analisis kepatuhan 2. Terkumpulnya Akuntabilitas


perawat dalam informasi : teliti
pendokumentasian kepatuhan Manajemen
serah terima perawat perawat dalam ASN: jujur
dari IGD ke ruang pendokumentas
rawat inap ian serah
terima perawat
dari IGD ke
ruang rawat
inap

3. Konsultasi dengan 3. Diperolehnya Komitmen


kepala ruangan IGD pengisian mutu:efektif
mengenai pengisian dokumentasi Anti korupsi :
dokumentasi serah serah terima Jujur
terima perawat dari perawat dari Nasionalisme
IGD ke ruang rawat IGD ke ruang : kerja sama
inap rawat inap Pelayanan
publik:
transparan
23

Anda mungkin juga menyukai