Makalah Hukum Investasi Dan Pasar Modal
Makalah Hukum Investasi Dan Pasar Modal
Di susun oleh:
FerdianArief
NIM: 201533050132
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "INSIDER TRADING DALAM PASAR
MODAL INDONESIA " dalam mata kuliah Hukum Investasi & Pasar Modal. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
- Bapak Prof. Dr. M.S. Tumanggor SH, M, Si, selaku dosen Hukum
Investasi & Pasar Modal, yang banyak memberikan materi pendukung,
masukan, dan bimbingan kepada penulis.
Ferdian arief
Daftar Isi
Pendahuluan
Latar Belakang--------------------------------------------------------------------------------------- 1
Rumusan Masalah---------------------------------------------------------------------------------- 2
Pembahasan
Insider Trading--------------------------------------------------------------------------------------- 3
Pelaku Insider Trading----------------------------------------------------------------------------- 6
Pembuktian Insider Trading---------------------------------------------------------------------- 9
Sanksi Praktek Insider Trading------------------------------------------------------------------ 10
Contoh Kasus---------------------------------------------------------------------------------------- 11
Penutup
Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------------------- 15
Saran--------------------------------------------------------------------------------------------------- 16
Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
”Pasar modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang
terorganisir, termasuk bank-bank komersil dan semua perantara di
bidang keuangan, surat berharga/klaim panjang pendek primer dan yang
tidak langsung. Pasar modal dalam arti menengah adalah semua pasar
yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-
warkat kredit (biasanya berjangka lebih dari satu tahun) termasuk saham,
obligasi,pinjaman berjangka, hipotik tabungan dan deposito berjangka.
Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat pasar uang terorganisir
yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa
makelar dan Underwriter”.
Saat ini laju perkembangan ekonomi dan pasar modal berjalan sangat
pesat,dan saat yang bersamaan, pasar modal Indonesia dituntut untuk bisa
bersaing dengan pasar modal lain. Dalam hal ini BAPEPAM-LK (Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), selaku Badan pembinaan
dan pengawasan kegiatan pasar modal diharapkan dapat membuat aturan-
aturan yang dapat memayungi kegiatan di pasar modal ini dengan peraturan
yang jelas dan mengikat serta memiliki tindakan yang tegas terhadap siapa saja
yang melanggar aturan-aturan yang ada dalam bidang pasar modal. Selain itu,
dengan adanya kegiatan investasi dengan cara jual beli saham di pasar modal
ini juga sangat menguntungkan Indonesia, yang salah satunya adalah
masuknya investor asing ke negara kita. Dalam perkembangan nya melalui
Undang-Undang no 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan , Terhitung
mulai tanggal 31 Desember 2012 Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sebagai
lembaga Negara didirikan untuk menggantikan peran BAPEPAM-LK dalam
pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan.
Rumusan Masalah:
A. INSIDER TRADING
Dimana sampai 1997 sudah lebih dari 103 negara yang memiliki bursa
sahamnya sendiri, baik yang masih sangat muda sampai dengan yang telah
berumur ratusan tahun di Jerman yang berdiri. semenjak 1583. Di India bahkan
stock market mereka di tahun 1997 saja dapat mengakomodir sampai dengan
5843 emiten dengan kapitalisasi sampai dengan 127 milyar dollar. Namun dari
segi kapitalisasi market, stock market terbesar adalah New York Stock
Exchange (NYSE) dengan kapitlisasi 5777 milyar dollar.
terkait insider trading sendiri pada umumnya berasal dari Negara yang
memganut sistem anglosaxon Pada sistem anglo-saxon sumber hukum pada
sistem hukumnya merupakan customarary law yang cendrung tidak tertulis
Perbedaan mendasar inilah yang mengakibatkan terjadinya kekosongan hukum
pada. Negara-negara penganut sistem continental. Untuk mengatasi dilema ini
maka dibutuhkanlah sebuah pemahaman mendalam dan bijaksana terkait
bagaimana nature dari insider trading itu sendiri untuk menciptakan sebuah
consensus antara perspektif hukum dan ekonomi terkait insider trading.
Secara garis besar insider trading dapat dibagi menjadi dua, yang
pertama adalah tindakan insider trading yang bertujuan untuk memberikan
sentiment positif terhadap suatu emiten, untuk memperoleh capital gain. Model
yang kedua adalah insider trading yang bertujuan untuk digunakan dalam
mekanisme buyback Pada model kedua ini, trader sengaja menghembuskan
sentiment negative terhadap suatu korporasi agar terjadi depresiasi atas suatu
emiten. Depresiasi ini memungkinkan sesorang atau korporasi untuk membeli
saham korporasi lain maupun miliknya relative lebih murah.
B. Pelaku Insider Trading
Traditional Insiders
Namun, seperti halnya bentuk kejahatan kerah putih (white collar crime)
lainnya, insider trading amat sulit untuk dibuktikkan karena pembuktian tindak
kejahatan ini memerlukan standard pembuktian yang tinggi. Seperti yang
diungkapkan oleh Mulya Lubis dan Alexander Lay (2008) “Standar pembuktian
praktek Insider trading tidak mudah karena praktek ini termasuk tindak pidana
dalam pasar modal yang memerlukan standar pembuktian beyond reasonable
doubt. Standar pembuktian tersebut memungkinkan pelaku Insider trading
dibebaskan oleh pengadilan karena pengadilan tidak mampu membuktikan
bahwa pelaku bersalah”.
Kasus itu bermula dari anjloknya harga saham PGN ( PT. Perusahaan
Gas Negara ) sebesar 23,32% dari Rp9.650 menjadi Rp7.400 per saham pada
12 Januari. Setelah melalui penyelidikan oleh Bapepam, diketahui bahwa
anjloknya harga saham PGN dikarenakan oleh insider trading. Informasi
material yang dikuasai ‘orang dalam’, yaitu keterlambatan penyelesaian proyek
SSWJ (South Sumatera West Java) dan informasi tentang pengurangan volume
gas yang dapat dialirkan melalui proyek tersebut, diduga digunakan sebagai
dasar dalam pelepasan saham PGAS pada bulan Januari. Walaupun demikian
kasus ini tidak dilanjutkan ke proses litigasi. Pihak PGN hanya dikenai sanksi
administratif sebesar Rp35.000.000 dan Direksi serta karyawan PGN yang
diduga melakukan transaksi penjualan saham sebelum anjloknya harga saham
hanya dikenai sanksi sebesar lima miliar rupiah.
Dalam kasus yang berjalan selama hampir setahun, ada 3 hal yang
dihadapi oleh PT. PGN mulai dari pelanggaran prinsip keterbukaan hingga
insider trading. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
Dalam Pasal 86 ayat (2) UU No. 5 tahun 1995 tentang Pasar Modal
disebutkan bahwa perusahaan publik menyampaikan laporan kepada Bapepam
dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat
mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2
(kedua) setelah terjadinya peristiwa tersebut.
Pada kenyataannya PT. Gas Negara terlambat melaporkan fakta atas
penundaan proyek pipanisasi yang dilakukan oleh PT PGN. Dalam hal ini
keterlambatan pelaporan keterbukaan informasi sebanyak 35 hari. Mengenai
informasi penurunan volume gas dan informasi tertundanya gas in
Dikategorikan sebagai fakta material dalam Peraturan Nomor X.K.1. Sehingga
telah jelas, bahwa PT. Gas Negara melanggar pasal 86 ayat (2) UU No. 5/1995
jo. Peraturan Nomor X.K.1. dengan pelanggaran ini PT. PGN dikenai sanksi
administratif berupa denda sebesar Rp. 35 juta.
Ada beberapa hal yang seringkali dilarang dalam hal keterbukaan informasi, di
antaranya sebagai berikut :
Dalam kasus ini PT. PGN yakni memberikan keterangan material tidak
benar tentang rencana volume gas yang dapat dialirkan melalui proyek SSWJ
(South Sumatera-West Java) . Fakta itu sudah diketahui atau sewajarnya
diketahui oleh direksi, yang kemudian seharusnya keterangan itu disampaikan
kepada publik, namun tidak disampaikan. Sehingga jelas terjadi bahwa telah
terjadi pelanggaran terhadap pasal 93 UU No. 8/1995 dan diancam dengan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp. 15 milyar .
Oleh karena itu, sudah sepatutnya dan sewajarnya Bapepam-LK menjatuhkan
sanksi administratif berupa denda sebesar Rp. 5 miliar kepada Direksi PT PGN
yang menjabat pada periode bulan Juli 2006 s.d. Maret 2007 yaitu Sutikno, Adil
Abas, Djoko Pramono, WMP Simanjuntak dan Nursubagjo Prijono.
KESIMPULAN
Perlu di adakan revisi UU Pasar Modal agar kasus dugaan insider trading
dapat lebih mudah dibuktikan. Revisi ini perlu dilakukan karena selama
ini hukum tertulis Indonesia hanya menganut asas pembuktian yang
terbatas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penerapan civil penalty
(yang sudah diterapkan di AS) yaitu mekanisme campuran antara hukum
pidana dan perdata, dimana sanksi hukuman menganut hukum pidana
(yang lebih berat hukumannya) tetapi mengugunakan standar
pembuktian untuk kasus perdata biasa yang dikenal engan istilah
balance of probabilities.
memberikan batasan yang jelas terkait batasan transparansi dan
memotong gap asymmetric knowledge sebesar mungkin tentunya tetap
mempertahankan beberapa aspek fundamental terkait corporate secrecy
DAFTAR PUSTAKA
Kaligis, O.C. 2003, Insider Trading Dan Manipulasi Pasar Di Dalam Praktek
Pasar Modal Di Indonesia, Jakarta
Mulya T, Lubis dan Alexander Lay, 2008, Penegakan Hukum Pasar Modal dan
Civil Penalty, Dalam Bisnis Indonesia, Jakarta.
M.S. Tumanggor, 2005, Kajian Hukum Atas Insider Trading Di Pasar Modal
Suatu Antisipasi Terhadap Pengembangan Ekonomi Indonesia (Satu Telaah
Singkat).Dissertasi, Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Padjajaran
Alamat web
www.hukumonline.com
www.detiknet.com
www.ojk.go.id
id.wikipedia.org