Anda di halaman 1dari 27

MK Psikologi Kepribadian

¡ Menentang Psikologi Asosiatif yang


menekankan pada proses kesadaran
psikologis manusia.
¡ Menganggap bahwa kesadaran hanya
merupakan sebagian kecil dari kehidupan
psikis (analogi gunung es).
¡ Mengembangkan Psikologi Dalam yang
mempelajari kehidupan psikis manusia
berdasarkan ketidaksadarannya.
1. Das es = id = system der unbewussten
the true psychic reality
2. Das ich = ego = system der bewussten –
vorbewusssten
3. Das ueber ich = super ego
¡ Aspek biologis
¡ Pinsip kenikmatan (pleasure principle)
¡ Berisi berbagai instink yang dibawa sejak lahir
¡ Bereaksi dengan 2 cara:
1. Refleks dan reaksi otomatis (ex: bersin)
2. Proses primer, misal membayangkan
makanan karena lapar
¡ Aspek psikologis, aspek eksekutif
¡ Prinsip realita (reality principle)
¡ Timbul karena adanya kebutuhan untuk
berhubungan secara baik dengan dunia nyata
¡ Bereaksi dengan proses sekunder (proses
berpikir realistis)
¡ Berperan sebagai perantara Id vs Superego
¡ Aspek sosiologi
¡ Wakil dari nilai tradisional serta cita-cita masyarakat
yang diwariskan orang tua pada anaknya melalui
berbagai perintah dan larangan.
¡ Berisi 2 hal: conscientia (hukuman) dan ich ideal
(hadiah).
¡ Memiliki 3 peran:
1. Merintangi dorongan Id
2. Mendorong Ego ke arah moralitas
3. Mengejar kesempurnaan
¡ Instink ¹ keinginan (wish) ¹ kebutuhan (need)
¡ Instink = perangsang somatis yang dibawa sejak
lahir
¡ Keinginan = perangsang psikologis
¡ Kebutuhan = perangsang jasmani
¡ Instink adalah sejumlah energi psikis; kumpulan dari
seluruh instink menghasilkan energi psikis yang
digunakan oleh kepribadian.
¡ Fungsi instink hidup adalah untuk melayani
maksud individu untuk tetap hidup dan
memperpanjang ras (keturunan).
¡ Bentuk-bentuk utama instink hidup adalah
instink makan, minum, dan seksual.
¡ Bentuk energi yang dipakai oleh instink-
instink hidup ini disebut libido.
¡ Setiap orang mempunyai keinginan yang tidak
disadari untuk mati.
¡ Suatu derivatif instink-instink mati yang terpenting
adalah dorongan agresi, yaitu perusakan diri yang
diubah dengan obyek substitusi.
¡ Instink hidup dan instink mati dapat saling
menetralkan.
Misal: makan merupakan campuran dorongan makan dan
dorongan destruktif yang dipuaskan dengan menggigit,
mengunyah, dan menelan makanan.
¡ Lingkungan dapat memberikan kepuasan maupun
ketidaksenangan.
¡ Biasanya, reaksi individu terhadap ancaman
ketidaksenangan yang belum dihadapinya adalah
menjadi cemas atau takut.
¡ Kecemasan berfungsi untuk memperingatkan orang
akan datangnya bahaya.
¡ Kecemasan yang tidak dapat dikuasai dengan
tindakan yang efektif disebut dengan kecemasan
traumatis.
1. Kecemasan realistis, yaitu ketakutan akan
bahaya di dunia luar. Kecemasan realistis akan
mengakibatkan munculnya kecemasan
neurotis dan/atau kecemasan moral.
2. Kecemasan neurotis, yaitu kecemasan akan
ketidakmampuan mengendalikan instink
sehingga individu akan berbuat sesuatu yang
dapat membuatnya dihukum.
3. Kecemasan moral, yaitu ketakutan apabila
melakukan sesuatu atau berpikir tentang
sesuatu yang bertentangan dengan norma.
¡ Defense mechanism atau mekanisme pertahanan
adalah strategi yang diambil oleh Id ketika
menghadapi kecemasan atau ketakutan yang
berlebihan dan tidak dapat dikuasai secara rasional.
¡ Berfungsi untuk menghilangkan atau mereduksi
tegangan dengan cara:
§ Menolak, memalsukan, atau mengganggu kenyataan
§ Bekerja dengan tidak disadari sehingga orang yang
bersangkutan tidak mengetahui apa yang sedang
terjadi atau apa yang sedang dia lakukan
¡ Penekanan terjadi apabila suatu pemilihan obyek
dipaksa keluar dari kesadaran untuk masuk ke
ketidaksadaran.
¡ Penekanan juga dapat mengakibatkan bentuk lain
dari mekanisme pertahanan yaitu pemindahan
obyek.
Misal: anak kecil yang pernah disiksa oleh ayahnya sangat ketakutan
melihat atau memikirkan sosok ayah. Ketakutan ini ditekan dan dialihkan
pada mahkota yang sama-sama lambang kekuasaan. Sehingga dia akan
menjerit histeris dan cemas setiap melihat mahkota.
¡ Proyeksi adalah mekanisme pertahanan yang
digunakan untuk mengubah ketakutan neurotis dan
ketakutan moral menjadi ketakutan realistis.

¡ Proyeksi berfungsi dengan cara mengganti obyek yang


menjadi sumber ketakutan atau kecemasan dengan
obyek lain yang kurang berbahaya.

Misal: Masao marah pada Nanae yang selalu mengajaknya main


rumah-rumahan. Namun Masao tidak berani menunjukkan
marahnya apalagi menolak ajakan Nanae karena takut dengan
Nanae. Sebagai pelampiasan, Masao pun memarahi Bo, teman
dekat Masao yang pendiam dan penurut.
¡ Pembentukan reaksi adalah penggantian impuls
atau perasaan yang menimbulkan ketakutan atau
kecemasan dengan menunjukkan perilaku
lawannya.

Misal: seorang suami anggota ISTI (Ikatan Suami Takut Istri)


selingkuh dengan wanita lain. Untuk menutupi perilakunya
dari kecurigaan istri, maka suami membelikan coklat dan
menunjukkan perilaku mesra setiap di dekat istri.
¡ Fiksasi adalah mekanisme pertahanan untuk
melindungi ego seseorang yang merasa takut
atau terancam memasuki fase perkembangan
baru sehingga membuat individu yang
bersangkutan tetap berada di fase
perkembangan kepribadiannya yang sekarang
(stagnan).
Misal: Rose sengaja tidak segera menyelesaikan skripsi karena
takut dengan konsekuensi dari kelulusannya. Rose merasa belum
siap menerima pertanyaan-pertanyaan sosial, seperti “Kapan
menikah?” atau “Kapan kerja? Dimana kantornya sekarang?”
¡ Regresi adalah “kemunduran” perkembangan
seseorang untuk kembali pada tahapan
sebelumnya.
¡ Biasanya didahului dengan fiksasi.
¡ Disebabkan oleh kegagalan menyesuaikan diri
dengan tahapan yang sekarang atau tahapan yang
seharusnya.

Misal: seorang istri belum siap untuk berumah tangga memilih untuk
pulang kembali ke rumah orangtuanya.
¡ Usia 0 – 5 tahun, anak melewati fase-fase
yang terdiferensiasikan secara dinamis.
¡ Usia 12 – 13 tahun, anak mengalami fase
laten yaitu dinamika menjadi lebih stabil.
¡ Pada masa remaja, dinamika kepribadian
“meletus” kembali dan akan semakin tenang
atau stabil seiring dengan kedewasaan.
¡ Usia 0 – 1 tahun
¡ Sumber kenikmatan berasal dari mulut dan terkait
dengan proses makan.
¡ Meliputi perangsangan terhadap bibir dan rongga
mulut, menelan, menyemburkan makanan ke luar,
menggigit.
¡ Aktivitas makan seringkali menjadi prototipe dari
sifat individu setelah dewasa
§ Menyuapkan makanan ke mulut à kegigihan usaha untuk
memperoleh pengetahuan
§ Menggigit à kemampuan dalam berdebat
¡ Usia 1 – 3 tahun
¡ Sumber kenikmatan berpusat pada fungsi
eliminasi (pembuangan kotoran).
¡ Usia 2 tahun adalah saat tepat dimulainya toilet
training dengan kemungkinan berikut:
§ Bila ibu bersikap keras maka anak mungkin akan
menahan feces à anak berkembang menjadi
individu dengan sifat kurang bebas, kurang berani,
tertekan, kurang terbuka.
§ Bila ibu bersikap membimbing dengan kasih sayang
dan disertai pujian à anak berkembang menjadi
individu yang kreatif dan produktif.
¡ Usia 3 – 5 tahun
¡ Pusat perkembangan seksual dan agresi serta fungsi
alat kelamin.
¡ Setiap anak (apapun jenis kelaminnya) pada
awalnya jatuh cinta pada ibu (karena ibu selalu
memenuhi kebutuhannya) dan menentang ayah
(sebagai saingan dalam memperebutkan kasih
sayang ibu). Pada perkembangannya, masing-
masing jenis kelamin ternyata memiliki pola yang
berbeda.
¡ Perkembangan “jatuh cinta pada ibu” bagi anak laki-
laki.
¡ Munculnya dorongan incest terhadap ibu dan sikap
menentang terhadap ayah.
¡ Adanya ketakutan bahwa ayah akan melukainya
terutama bagian penis karena penis adalah sumber
kenikmatannya (disebut sebagai ketakutan kastrasi).
¡ Ketakutan kastrasi membuat anak menekan keinginan
seksual terhadap ibu dan membuat anak
mengidentifikasi ayah dengan tujuan:
§ Memperoleh pemuasan dorongan seksualnya terhadap ibu.
§ Menuruti rasa erotisnya terhadap ibu dengan sikap menurut
kepada ibu.
¡ Perkembangan “jatuh cinta pada ayah” bagi anak
perempuan.
¡ Anak mengganti obyek jatuh cintanya dari ibu
menjadi jatuh cinta pada ayah sebagai reaksi
terhadap pengalaman traumatisnya, yaitu anak
laki-laki memiliki alat kelamin yang sempurna
sedang dia tidak (anak perempuan mengira bahwa
alat kelaminnya adalah penis yang dipotong).
¡ Menurut anak perempuan, Ibu adalah pihak yang
harus bertanggung jawab atas kondisi alat
kelaminnya yang tidak sempurna.
¡ Usia 5 – 12/13 tahun
¡ Dorongan seksual seakan-akan hilang.
¡ Pada fase ini, anak-anak secara relatif lebih
mudah dididik daripada fase-fase
sebelumnya atau sesudahnya.
¡ Usia 12/13 – 20 tahun
¡ Dorongan seksual muncul kembali.
¡ Aktivitas individu kembali dinamis.
¡ Sumber kenikmatan bersumber kembali pada alat
kelamin seperti pada fase falis.
¡ Pada fase falis, individu mempunyai sifat narsistis
yaitu kepuasan diri berasal dari perangsangan dan
manipulasi tubuh sendiri sedangkan orang lain
diinginkan hanya karena memberikan bentuk-
bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah itu.
¡ Pada fase genital, narsisme diarahkan kepada
obyek luar sehingga individu mulai belajar
mencintai orang lain karena alasan altruisme dan
mulai meninggalkan alasan narsistis.
¡ Fungsi biologis yang pokok dari fase genital adalah
reproduksi.
¡ Terlalu fokus pada seksualitas sebagai faktor kunci
perkembangan kepribadian
¡ Tindak lanjut dari kritik tersebut, para pengikut
Freud mulai mengembangkan teori kepribadian
yang sedikit berbeda dengan Freud yang dikenal
dengan pandangan Neo-Freudian.

Psych 101 Chapter 12 27

Anda mungkin juga menyukai