Anda di halaman 1dari 3

Makalah Magang Teh Daun Sukun

Entrepreneurship
Nama : Arigo Yusuf Pratama
Dedi subagianto
Vikri yusril damanik
M. Hairuni
Kelas : SMBP A 18
Daun sukun yang selama ini hanya menjadi sampah bisa mengantarkan Suhartono
meraih kesuksesan. Mahasiswa UGM ini berhasil mengembangkan bisnis teh daun sukun
yang bisa membantu penyembuhan sakit ginjal dan jantung. Suhartono bersama dua
temannya, yaitu Retno Wulandari dan Yunita Praptiwi, yang merupakan alumni UGM,
mengembangkan dan memproduksi teh herbal daun sukun ini di rumahnya di Dusun
Dukuhsari RT 07 RW 02, Purwomartani, Kalasan, Sleman, DIY. Bahkan, teh yang diberi
nama teh daun sukun Laasyaka ini sudah menjangkau pasar nasional dan didistribusikan di
berbagai wilayah Indonesia. 

Daun sukun ini belum banyak yang memanfaatkannya dan terkadang hanya untuk
pakan ternak. Untuk itu, berusaha meningkatkan nilai dan manfaat daun sukun dengan
mengolah menjadi teh herbal yang bermanfaat bagi kesehatan. Bapak Suhartono
mengungkapkan pengembangan teh daun sukun ini karena melihat banyaknya pohon sukun
di daerah tempat tinggalnya. Namun, belum semua bagian dari pohon sukun dimanfaatkan
oleh warga, baru buahnya saja. Sementara itu, bagian lain seperti daun sukun belum banyak
dimanfaatkan oleh warga sekitar dan hanya menjadi sampah. Melihat potensi daun sukun
yang melimpah tersebut dia bersama kedua rekannya berpikir untuk memanfaatkan bahan
tersebut.

Mereka pun mencari referensi dan literatur ilmiah terkait manfaat daun sukun.
Berdasar penelitian LIPI (Tjandrawati) menunjukkan daun sukun mengandung senyawa
flavonoid, riboflavin, dan sirosterol yang bermanfaat untuk menjaga jantung dari kerusakan
sistem kardiovaskuler.  Selain bermanfaat dalam membantu penyembuhan sakit ginjal, darah
tinggi, diabetes, menurunkan kolesterol serta mengatasi inflamasi. Cara pengolahan teh daun
sukun ini tergolong sederhana. Daun-daun muda dan segar dipetik langsung dari pohon
kemudian dicuci hingga bersih. Selanjutnya, daun dipotong-potong dan dijemur di bawah
sinar matahari selama 3-4 hari hingga mengering. Setelah itu, daun kering dihaluskan lalu
dioven dan dikemas dalam bentuk teh celup.

Teh daun sukun ini dikemas dalam dua bentuk, yakni celup dan tubruk. Satu pack teh
celup berisi 20 kantong teh celup siap pakai dengan berat 50gram dibanderol dengan harga
Rp20 ribu. Sedangkan kemasan tubruk dengan berat 35 gram dijual dengan harga Rp5 ribu.
Sejak merintis usaha pada 2013 silam, kini bisnis ini telah berkembang dan menjadi usaha
rumahan yang setiap bulannya mampu memproduksi 400-500 pack. Dalam produksinya
usaha ini memberdayakan ibu-ibu warga setempat mulai dari proses pemetikan daun hingga
pengeringan. Omset saat ini rata-rata Rp8juta sampai Rp10 juta per bulan.

Bisnis teh daun Laasyka lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM
tahun 2013. Ide untuk mengolah daun sukun sebagai teh herbal ini awalnya sempat
mengalami penolakan dari dosen pembimbing. Ide ini sempat ditolak sama dosen
pembimbing karena dinilai kurang berkualitas. Namun, penolakan itu justru tidak
mematahkan asa. Mereka pun berusaha menemui dosen lain dan akhirnya mendapatkan
dukungan untuk melaju dalam PKM. Alhasil, ide yang mereka usung berhasil mendapatkan
dana hibah sebesar Rp7.250.00 dari Dirjen Dikti. Dapat dana sebesar itu kami sempat
bingung mau digunakan untuk apa. Akhirnya kita belikan alat pres kantong seharga Rp4 juta.

Karena keterbatasan dana, mereka mencetak dan mendesain kardus teh sendiri.
Demikian pula dalam menyegel kardus dengan plastik, mereka melakukannya sendiri dengan
alat segel hasil modifikasi menggunakan setrika. Membangun bisnis baru bukanlah hal
mudah. Apalagi, bagi ketiganya yang tergolong pemain baru di dunia usaha. Awalnya,
mereka kesulitan promosi karena menerapkan model pemasaran dengan menitipkan di
apotek-apotek sehingga Di tahun 2014 penjualan tidak sesuai target. Sejumlah upaya promosi
pun dilakukan. Mulai menyebar brosur di  jalan raya hingga mencoba peruntungan berjualan
di pasar Minggu pagi UGM. Namun, cara-cara itu tidak efektif. Mereka pun mencoba strategi
baru dengan menerapkan sistem keagenan dan jualan secara online.

Bagi yang ingin teh daun sukun ini bisa pesan secara online
di tehdaunsukun.com atau tehdaunsukun.co.id. Teh daun sukun ini telah mengantongi
sertifikat Dinas Kesehatan Sleman dan MUI. Teh daun sukun Laasyaka terbuat 100 % dari
daun sukun asli tanpa menggunakan bahan pengawet. Teh ini baik dikonsumsi siapa saja
mulai anak-anak hingga dewasa. Layaknya mengonsumsi pada umumnya, teh daun sukun ini
bisa dinikmati dengan merendamnya dalam air panas. Hanya saja, untuk bisa menikmati teh
ini perlu direndam lebih lama sekitar 4-5 menit perendaman hingga muncul warna coklat
kehijauan. Karena terbuat murni dari bahan daun sukun asli tanpa tambahan pewarna perlu
diaduk atau direndam lebih lama sampai keluar warnanya.

Saat ini Produksi Teh Daun Sukun Laasyaka per hari yaitu 25 kg/hari daun sukun.
Serta memiliki 3 karyawati yang mana biaya tenaga kerja per hari yaitu Rp 45.000-
Rp50.000. juga untuk jam kerja mulai pukul 08.00-15.00 Wib senin – jumat. Teh Daun
Sukun Juga memiliki 4 Kompetitor di luar Yogyakata yang mana memasarkan Produk
dibawah harga Rp 20.000. Namun Teh Daun Sukun Laasyaka Memberikan service berupa
Konsultasi gratis bagi para pelanggan/konsumen . Adapun cara pembuatan nya yaitu :

Anda mungkin juga menyukai