PERMUKIMAN
PERENCANAAN PENYEDIAAN
PRASARANA DAN UTILITAS
UMUM DI PERUMAHAN UNTUK
MENUNJANG FUNGSI HUNIAN
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK/TOR )
PERENCANAAN PENYEDIAAN PRASARANA DAN UTILITAS UMUM DI
PERUMAHAN UNTUK MENUNJANG FUNGSI HUNIAN
PADA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN KAB. WAJO
TAHUN ANGGARAN 2021
BAB I
UMUM
1.3. SASARAN
Konsultan wajib memberikan jasanya semaksimal mungkin pada setiap
tahapan proses pelaksanaan pekerjaan ini, dengan maksud agar hasilnya
dapat dipertanggung jawabkan guna melaksanakan pekerjaan konstruksi
pada kegiatan Penyediaan Prasarana Dan Utilitas Umum Di Perumahan Untuk
Menunjang Fungsi Hunian, serta mengusahakan sekecil mungkin adanya
perbaikan -perbaikan atau perencanaan tambahan dikemudian hari.
Secara garis besarnya, proses perencanaan dan pembuatan Dokumen
Lelang tersebut dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
a. Pengumpulan data lapangan
b. Analisa data lapangan, perencanaan dan penggambaran
c. Penyusunan Dokumen Lelang
1. Team Leader
Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman 1 (Satu) tahun (S1) setelah lulus dari
perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah diakreditasi dan memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA Ahli Teknik Jalan Muda) dalam bidang perencanaan
jalan atau jembatan dan pekerjaan lain yang menunjang/terkait, mengetahui
dengan baik proses perencanaan dengan segala permasalahannya.
Tugas dan tanggung jawabnya meliputi:
a. Mengkoordinasikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga bisa mencapai sasaran sesuai Kerangka Acuan Kerja.
b. Mempersiapkan petunjuk teknis dan mengendalikan setiap kegiatan
pekerjaan baik pengambilan data, pengolahan maupun penyajian akhir
seluruh hasil pekerjaan.
c. Bertanggung jawab penuh terhadap seluruh hasil pekerjaan sesuai
Kerangka Acuan Kerja
BAB II
SURVEY PENDAHULUAN
Dari survai pendahuluan ini diharapkan konsultan sudah dapat mengusulkan metode
penelitian dan perencanaan yang akan di tetapkan dan mengidentifikasi masalah-
masalah yang mungkin timbul. Semua hasil survai pendahuluan harus dilaporkan
dalam Laporan lengkap dengan foto (asli) untuk dikonsultasikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen sebagai dasar persiapan langkah selanjutnya.
BAB III
A. PEKERJAAN JALAN
Survey kondisi jalan yang diperlukan dan persyaratan teknis yang tercakup di
dalam pekerjaan ini, secara garis besarnya terdiri dari bagian-bagian pekerjaan
sebagai berikut :
I. Survey Lapangan :
i. Inventarisasi Geometrik
ii. Pengukuran Topografi
iii. Pemeriksaan Lokasi Sumber Material
iv. Penelitian Hidrologi
II. Perencanaan Teknis
III. Penyusunan Dokumen Lelang
I. Survey Lapangan
a. Inventarisasi Geometrik
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum
mengenai kondisi perkerasan yang ada dan kondisi geometrik jalan yang
bersangkutan.
Pemeriksaan dilakukan dengan metoda yang disederhanakan, yaitu cukup
mencatat kondisi rata-rata setiap 1.0 km.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah
• Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
• Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti
saluran samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase
samping, jarak pagar/bangunan penduduk/tebing kepinggir
perkerasan.
• Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan
lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnva.
• Data yang diperoleh dicatat didalam sebuah formulir.
• Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal l
(satu) buah foto per 100 meter.
• Foto ditempel pada sebuah formulir dengan mencatumkan hal-hal
yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah
pengambilan foto, tanggal pengambilan foto dan tinggi petugas
yang memegang nomor station.
b. Pengukuran Topografi
Pekerjaan pengukuran Tofografi adalah kegiatan pengumpulan data
permukaan bumi, penghitungan dan memetakannya dengan skala
tertentu serta disajikan pada lembaran kertas.
Pekerjaan pengukuran topografi ini, terdiri dari :
1. Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan ini terdiri dari
• Pengukuran titik kontrol horizontal dan vertikal.
• Pengukuran situasi.
• Pengukuran penampang memanjang dan melintang.
• Pengukuran khusus.
• Perhitungan dan penggambaran peta.
Pekerjaan ini diusahakan mengikuti jalur atau koridor rintisan dan
mengadakan pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan
sungai dan jalan lain, sehingga memungkinkan diperoleh sumbu
jalan yang sesuai dengan standar yang ditentukan
Awal pengukuran dilakukan pada tempat yang mudah dikenali
dan aman
Awal dan akhir proyek hendaknya diikatkan pada titik-titik tetap
Ketentuan dan tata-cara pelaksanaan pengukuran dilapangan
dan cara penggambarannya, adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur :
• Sebelum dilakukan pengukuran, harus dilakukan
pemeriksaan dan koreksi terhadap alat-alat ukur yang
akan digunakan. Pemeriksaan harus dilakukan dilokasi
pekerjaan.
• Alat ukur theodolit harus memenuhi syarat-syarat :
➢ Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak & nivo
tabung.
➢ Sumbu II tegak lurus Sumbu I.
➢ Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
➢ Kesalahan index vertikal = 0
• Alat ukur waterpass, harus memenuhi syarat-syarat :
➢ Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak & nivo tabung.
➢ Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
• Cara pemeriksaan dan koreksi alat berdasarkan pada
standar teori ilmu ukur tanah, atau buku petunjuk pemakaian
alat.
• Hasil pemeriksaan dan koreksinya serta hasil akhir setelah
dikoreksi harus dicatat dalam buku ukur sesuai
pekerjaannya, dan dilampirkan dalarn laporan.
b. Pemasangan Patok-patok
• Patok-patok kayu yang digunakan untuk pengukuran
poligon, sipat datar dan detail-detail situasi, harus dipilih
kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5
Cm, panjang 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan,
bagian atas dan bagian tengahnya diratakan untuk
penulisan nomor patok. Patok harus ditanam cukup kuat
sedalam lebih kurang 30 cm.
• Patok-patok kayu diberi tanda cat kuning, dan diberi nomor
urut dengan tulisan hitam yang diletakkan pada lokasi
yang diperkirakan aman dari kegiatan konstruksi dikemudian
hari.
• Untuk memudahkan pencarian patok-patok sebaiknya pada
pohon-pohon disekitar patok diberi cat atau pita atau
tanda-tanda tertentu yang dapat terlihat dengan jelas.
• Khusus untuk profil memanjang yang titik-titiknya terletak
disumbu jalan, diberi paku dengan dilingkari cat kuning
sebagai tanda dan nomor urut/STA (bila badan jalannya
sudah beraspal).
e. Pengukuran Situasi.
• Pengukuran situasi dilakukan dengan cara Tachymetri.
• Ketelitian alat yang digunakan adalah 30 detik terbaca.
• Pengukuran mencakup semua keterangan yang ada di
daerah sepanjang rencana jalan tersebut.
• Pada tempat-tempat yang merupakan perpotongan
dengan sungai atau dengan jalan lain, pengukurannya
diperluas.
• Tempat-tempat yang merupakan sumber material jalan
yang terdapat di sekitar jalur pengukuran, dilakukan
pengukurannya dan dicatat untuk dipetakan serta di foto.
d. Penelitian Hidrologi.
Penelitian Hidrologi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan dalam analisa Hidrologi dan selanjutnya dapat
dipakai untuk perencanaan drainase sepanjang jalan. Sedangkan
perencanaan drainase sangat diperlukan untuk penentuan jenis dan
dimensi dari bangunan-bangunan saluran samping, serta bentuk
potongan jalan yang direncanakan.
a. Teknis Penelitian.
Penelitian dilakukan dengan bantuan data statistik yang ada didaerah
setempat serta mengindentifikasi curah hujan yang paling berpengaruh
terhadap daerah tangkapan sehingga akan mendapatkan data yang
paling optimal.
b. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan kegiatan penelitian Hidrologi ini, secara umum
meliputi kegiatan-kegiatan:
a. Mengambil peta topografi pada daerah sekitar ruas jalan yang ada
dengan skala 1 : 250.000 serta peta situasi skala 1 :1000.
b. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan dari sumber--
sumber yang bersangkutan (data dalam 10 tahun terakhir).
c. Menginventarisir gorong-gorong dan saluran samping existing (bila
ada), meliputi :
• STA / KM.
• Dimensi gorong-gorong.
• Kondisi gorong-gorong.
d. Menginventarisir konstruksi jembatan bentang < 10 meter (bila
ada), meliputi :
STA/KM.
Dimensi.
Kondisi Jembatan/pola aliran sungai.
e. Memprediksi kemungkinan terjadinya curah hujan yang paling
besar agar dapat memperkirakan besarnya intensitas curah hujan
dan banjir rencana dengan metoda-metoda yang ada.
f. Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut di atas,
selanjutnya menentukan.
Jenis dan dimensi bangunan drainase yang diperlukan, seperti
saluran samping dan sejenisnya.
Jenis dan dimensi gorong-gorong tambahan yang diperlukan
serta lokasinya.
g. Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut di atas. yang
meliputi :
Perhitungan-perhitungan perencanaan saluran dan gorong
gorong, box culvert (jika diperlukan) lengkap dengan kapasitas,
STA, dan dimensi, gambar-gambar potongan dan saran-saran
yang diperlukan (dalam bentuk tabel).
Grafik-grafik dan tabel intensitas curah hujan pada sekitar
ruas jalan yang bersangkutan.
Pemilihan type sarana Drainase Standar berdasarkan kelas
jalan.
h. Laporan disajikan dengan lengkap dan jelas.
1. UMUM
Semua laporan ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh
pemberi tugas dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi
tugas, setelah dilakukan asistensi dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen. Laporan yang dimaksud meliputi :
a. Laporan Akhir.
c. Gambar Rencana berupa gambar asli diserahkan paling lambat pada akhir
2. LAPORAN AKHIR.
Laporan ini berupa “ Laporan Teknis Perencanaan “ yang berisi perhitungan dan
uraian dari rumus-rumus yang digunakan, sketsa dan data-data perencanaan.
Dengan susunan laporan sebagai berikut :
• Daftar isi.
• Pendahuluan.
• Lampiran.
• Data perencanaan.