BAB II
TINJAUAN TEORI
buang air kecil dan banyak minum. Diabetes Melitus berasal dari
2009).
10
(IDDM)
dan tipe dependen insulin, namun kedua tipe ini dapat muncul
11
kasus baru setiap tahunnya dan dapat dibagi dalam dua sub tipe:
sel beta.
a) Faktor genetik :
b) Faktor imunologi
c) Faktor lingkungan
Melitus (NIDDM)
adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa
yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang Obesitas
transpor glukosa.
masa kanak-kanak.
atas 65 tahun
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
chusing, karena zat kimia obat, infeksi dan endokrin opati. Dua
a. Diabetes tipe I:
1. Faktor genetik
2. Faktor-faktor imunologi
3. Faktor lingkungan
b. Diabetes Tipe II
65)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik.
17
2.1.4 WOC Diabetes Melitus Menurut Padila 2012 dan Nurarif 2015
- Faktor
ginetik Kerusakan Ketidak Gula dalam darah tidak
- Inveksi virus sel β seimbangan dapat dibawa masuk
- Pengrusakan produksi insulin dalam sel
imunologik (defisiensi
Gagal
Ginjal
Ginjal→Ne
Hemokonsentrasi Trombosis Atero Mikrovaskular
fropati
sklerosis
Retina→Reti
Miokard Infark Jantung Makro Ekstremita
vaskular nopati
s
Stroke
MK: Resiko
Cedera
19
2.1.5 Patofisiologi
yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari
makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam
defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut
ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama
keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar
khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak terkontrol
berusia lebih dari 30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang
dengan korpus pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm.
23
satu pembuluh kecil yang mengarah pada duktus utama dan berakhir pada
sejumlah alveoli. Alveoli dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi enzim yang
diantaranya:
2) Amylase mengubah zat pati, baik yang masak dan tidak masak,
(2013):
merupakan kelenjar ganda yang terdiri dari eksokrin dan endokrin , 99%
dari kelenjar merupakan eksokrin yang terdiri atas sel-sel asinus pankreas
dan duktus pankreas dan 1% lainnya merupakan endokrin oleh sel islet
langerhans.
25
a. Sekresi Eksokrin
mekanisme humoral dan neural dalam tiga fase yaitu fase sefalik
kuat terhadap sekresi enzim terutam dengan adanya protein dan lemak
sedangkan enzim amylase dan lipase sudah dalam bentuk aktif. Enzim-
b. Sekresi Endokrin
polipeptida.
27
c. Insulin
diikat oleh 2 disulfida yang oleh enzim protease akan diubah menjadi
insulin dan disimpan dalam vesikel sekresi yang jika dibutuhkan akan
terikat dengan reseptor insulin yang terdapat pada membran sel target.
d. Glukagon
e. Somatostatin
f. Pankreas Polipeptida
akut.
kompensasi). Apabila keadaan ini tidak segera diobati, maka akan timbul
klasik DM, yaitu poliuria, polidipsi, dan berat badan turun. Ketiga gejala
(2015) gejala kronis DM yang sering muncul antara lain lemah badan,
menglihatan yang sering berubah, sakit sendi dan lain-lain Keluhan umum
a. Komplikasi akut
adalah koma hipoglikemik. Pada kasus sopor atau koma yang tidak
yaitu:
pada diabetes)
dikoreksi.
2. Diabetik Ketoasidosis
hati.
Damayanti (2013).
Masalah Manifestasi
Dehidrasi (akibat 1. Rasa haus
hiperglikemia) 2. Kulit hangat dan kering dengan
turgor buruk
3. Bola mata lunak
4. Membran mukosa kering
5. Kelemahan
6. Malaise
7. Nadi cepat dan lemah
8. Hipotensi
mOsm/L), naiknya kadar glukosa dengan cepat (lebih ari 600 mg/dl
osmolaritas serum.
b. Komplikasi Kronik
1. Penyakit Makrovaskuler
2. Komplikasi Mikrovaskuler
(nefropati diabetik).
3. Komplikasi Neuropati
(cahyono, 2007).
selama 8 jam.
OGTT:
(Damayanti, 2015)
40
Bukan DM Belum DM
pasti DM
Kadar Plasma < 100 100-199 ≥200
glukosa darh vena darah
sewaktu kapiler
Kadar Plasma < 90 90-199 ≥200
glukosa vena darah
darah kapiler
puasa(mg/dl)
(Damayanti, 2015)
1. Pemeriksaan fisik
pucat, kering yang tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang
2. Pemeriksaan Vaskuler
asing, osteomelietus.
4. Pemeriksaan Laboratorium
41
yang ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata
(++++).
pembedahan.
2.1.10 Penatalaksanaan
dasarkan pada :
1. Rencana diet
4. Terapi insulin
2. Insulin
b) Hiperglikemi berat
diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi
keperawatan yaitu :
1. Diit
2. Latihan
43
tidur jika diperlukan. Dan setiap hari tumit kaki harus selalu
terhadap kondisinya guna kembali kekeadan yang normal. Jika kesehatan yang
a. Pengkajian keperawatan
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi keperawaan.
2.2.1 Pengkajian
a. Pengumpulan data
yaitu:
akurat dan tepat atau penjelasan yang jelas yang digunakan seperti
2. Data subjektif: terdiri atas opini klien atau perasaan mengenai apa
yang terjadi baik secara lisan maupun tulisan serta bahasa tubuh.
1. Biodata
2. Riwayat kesehatan
menurun.
47
b) Pola nutrisi dan cairan: pola makan dan minum sehari – hari,
badan.
mandiri.
e) Pola tidur dan istirahat: berapa jam sehari, terbiasa tidur siang,
4. Pemeriksaan Fisik
anestesi.
ada rasa mual akibat sisa bius, setelahnya normal dan dilakukan
ada masalah pada sistem ini karena pada bagian kaki biasannya
akibat input dan output yang tidak seimbang. Pada luka post
kesehatan klien yang aktual atau potensial yang dapat dikelola melalui
pernyataan yang ringkas, jelas, berpusat pada klien, dan spesifik pada
klien yang aktual atau potensial, masalah dapat dikelola dengan tindakan
gugat perawat.
mayor.
tinggi.
51
Diabetes Melitus:
aktivitas jasmani.
mellitus).
52