Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.

R BAYI BARU LAHIR POST SC


DENGAN ASFIKSIA

OLEH

RETNO RAHAYU PRIYATI


NIP 19890820 201001 2001

UNTUK MEMENUHI TUGAS MI.2


PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL BIDAN AHLI 2021

1
KASUS :
Pasien Ny. R umur 33 tahun datang ke Rumah Sakit tanggal 3 Maret
2021, membawa pengantar rujukan dari dokter spesialis kandungan untuk SC
atas indikasi Pre Eklampsia Berat (PEB). Alamat rumah klien Jalan Jurusan
Mempawah Sungai Pinyuh RT 03 RW 02 . Pasien mengatakan ini
kehamilannya yang kedua dengan riwayat PEB pada persalinan pertama.
Anak pertama sudah berumur 4 tahun. Pasien mengatakan periksa hamil rutin
setiap ke bidan dan dokter kandungan. Hari pertama haid terkahir Ibu 6 Juni
2020. Saat ini usia kehamilannya 38 minggu. Ibu mengatakan selama
kehamilan tidak pernah mengalami nyeri kepala hebat, namun kadang Ibu
merasa sedikit pusing. Ibu mengatakan pernah mengalami nyeri perut sebelah
kanan. Ibu mengatakan bahwa Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan maupun penyakit Diabetes Mellitus, Asma, dan jantung.
Namun Ibu pernah mengalami kenaikan tekanan darah pada kehamilan yang
pertama. Pada kehamilan yang kedua ini Ibu juga mengalami kenaikan
tekanan darah pada usia kehamilan trimester tiga. Ny. R melahirkan anak
yang kedua secara SC pada tanggal 5 Maret 2021 pukul 09.40 WIB dengan
Jenis kelamin laki-laki hidup.
Hasil penilaian awal tanggal 5 Maret 2021 jam 09.41, bayi tidak
menangis dan terlihat bernafas megap-megap, bayi lahir terlihat cuping
hidung dan nafas yang belum los dengan laju denyut jantung < 100 kali per
menit, bayi mengalami kebiruan pada bibir dan ekstrimitas. Pemeriksaan
SpO2 95 %, pernafasan tidak teratur, Suhu 366.

1
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. R BBLC, CB,
SMK LAHIR SC ATAS INDIKASI PRE EKLAMPSIA

NAMA MAHASISWA : RETNO RAHAYU PRIYATI


NIP : 19890820 201001 2 001
HARI/TANGGAL : Jum’at, 5 Maret 2021

A. Pengkajian
1. Data Subyektif
Biodata
Nama Bayi : By. Ny. R
Jenis Kelamin : Laki-laki

Nama : Ny. R Nama Suami : Tn. A


Umur : 34 tahun Umur : 32 tahun
Alamat : Jalan Jur Mempawah Alamat : sda
Pendidikan : PT Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Agama : Islam

a. Keluhan Utama/Masalah/Fenomena
Bayi baru lahir dengan asfiksia
b. Anamnesa/Riwayat Kesehatan
1) Riwayat selama kehamilan
Umur Kehamilan 38 minggu, Riwayat Pre Eklampsia.
1) Riwayat Persalinan
Lahir SC, ditolong Dokter Spesialis Obgin di RS
2) Riwayat Penyakit Ibu : Pre Eklampsia
c. Data Psikososial
Kehamilan direncanakan, ibu, ayah dan keluarga sangat
mengharapkan kelahiran ini.

2
2. Data Obyektif
a. Pola Pemeriksaan
1) Keadaan Umum
Kondisi Umum : Lemah, bernafas megap megap
Kesadaran : Compos mentis.
Down Score : 4-6
2) Tanda Vital
Pernafasan : kurang teratur
Suhu : 367℃
Nadi :135 x/mnt
3) Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochepal, caput succedaneum tidak ada
Hidung : terlihat cuping hidung, nafas belum los
Mata : konjunctiva merah muda, sclera putih.
Mulut : Bibir pucat, terdapat banyak lendir, tidak
ada kelainan bawaan dan labio palatozkizis.
Telinga : Simetris kanan dan kiri, tampak bersih,
tidak ada secret dan daun telinga elastis.Tidak ada
pembesaran atau benjolan
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : supel, bising usus (+), keadaan tali pusat
tampak basah, dan terjepit dengan penjepit tali pusat.
Tonjolan punggung tidak ada.
Genitalia : Jenis kelamin laki-laki, testis sudah turun
ke rongga scrotum. Tampak ada lubang anus.
Kaki : Simetris kanan dan kiri, jumlah jari-jari
tangan dan kaki lengkap, pergerakan kurang aktif, warna
biru dan teraba dingin.
Refleks : Reflek moro, reflek hisap dan reflek
rooting belum ada.

3
4) Pemeriksaan Antropometri
Berat Badan : 3350 gram
Panjang Badan : 49 cm
Lingkar kepala : 35 cm.
Lingkar dada : 34 cm.
LILA : 11 cm.
B. Penegakan Diagnosa
Bayi baru lahir By. Ny. A BBLC, CB, SMK, lahir SC dengan Asfiksia
sedang.
Diagnosa Potensial : Asfiksia berat
Antisipasi Tindakan segera : Termoregulasi, tindakan resusitasi bayi baru
lahir.

C. Perencanaan Asuhan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi lalu gunakan sarung
tangan saat memegang bayi. Rasional : untuk mencegah terjadinya
infeksi nosokomial.
2. Nilai apakah bayi cukup bulan, usaha nafas, warna kulit, dan tonus
otot. Rasional : untuk mengetahui kondisi bayi dan untuk menentukan
apakah tindakan resusitasi diperlukan.
3. Memotong tali pusat bayi segera setelah lahir. Rasional : dengan
memotong tali pusat akan memutuskan hubungan bayi dengan ibu dan
membantu proses pernapasan dan sirkulasi.
4. Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang
kering dan hangat untuk melakukan pertolongan. Rasional : suhu
intrauterine dan ekstrauterine sangat berbeda dimana pada saat bayi
lahir penyesuain suhu diluar kandungan sangat memerlukan
pengawasan agar tidak terjadi kehilangan panas.
5. Memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi setengah
tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan kain).
Rasional : untuk membuka jalan nafas bayi.

4
6. Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia (suction
pump). Rasional : untuk memperlancar proses respirasi sehingga bayi
dapat bernafas secara teratur tanpa kesulitan.
7. Bungkus bayi dengan selimut bersih dan kering. Rasional : untuk
mencegah kehilangan panas pada bayi
8. Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk punggung dan kaki
Rasional : untuk merangsang agar bayi dapat bernafas secara spontan.
9. Letakkan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai : usaha
nafas, tonus otot, frekuensi denyut jantung dan warna kulit. Rasional :
untuk mengetahui kondisi bayi untuk menentukan apakah tindakan
resusitasi diperlukan.
10. Jika kondisi bayi memerlukan resusitasi maka segera dilakukan
Tindakan resusitasi bayi baru lahir.

D. Penatalaksanaan
Intervensi awal Pukul 09.40 WIB
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi lalu gunakan
sarung tangan saat memegang bayi.
2. Menilai apakah bayi cukup bulan, usaha nafas, warna kulit, dan tonus
otot. Bayi Cukup bulan, bernafas megap megap, warna ekstrimitas
sedikit biru, tonus otot lemah. Laju jantung bayi < 100 kali per menit.
3. Memotong tali pusat bayi segera setelah lahir.
4. Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang kering
dan hangat untuk melakukan pertolongan.
5. Memposisikan bayi setengah tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal
bahu bayi dengan kain).
6. Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia (suction
pump).
7. Bungkus bayi dengan selimut bersih dan kering.
8. Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk punggung dan kaki

5
9. Letakkan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai : usaha
nafas, tonus otot, frekuensi denyut jantung dan warna kulit. Bayi Cukup
bulan, bernafas megap megap, warna ekstrimitas sedikit biru, tonus otot
lemah. Laju jantung bayi < 100 kali per menit.
10. Melakukan Ventilasi tekanan positif, melakukan pemantauan
SPO2, kemudian bayi bernafas spontan namun telihat merintih, SPO2
99.

E. Evaluasi :
Nafas bayi terlihat belum los, terlihat cuping hidung, bibir dan ektrimitas
terlihat biru.
Intervensi lanjutan pukul 09.50 WIB :
1. Melakukan resusitasi dengan CPAP T Pierce sampai nafas bayi lebih
baik. Rasional : Tindakan memasukkan sejumlah udara kedalam paru,
membuka alveoli untuk bernafas secara spontan dan teratur.
2. Lanjutkan dengan pemberian O2 1 liter nasal.
3. Menilai pernafasan, Nadi, SPO2 dengan dipasang bedsite monitor. Jika
sudah berhasil atau kondisi stabil periksa TTV setiap 3 jam. Rasional :
mengukur TTV bayi merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
keadaan umum bayi sehingga dapat dilakukan tindakan segera saat
tanda-tanda vitalnya terdeteksi diluar batas normal.
4. Jika tindakan resusitasi berhasil, hentikan penggunaan O2 dan berikan
asuhan pasca resusitasi. Rasional : agar bayi dapat segera diberikan
asuhan.
Evaluasi : tindakan resusitasi berhasil dilakukan
Intervensi pukul 13.00
1. Melakukan asuhan pasca resusitasi
2. Melakukan perawat tali pusat. Rasional : untuk menghindari adanya
tanda-tanda infeksi pada bayi.
3. Injeksi vitamin K (Neo-K phytonadione) 1 mg. Rasional : untuk
mencegah terjadinya perdarahan.

6
4. Memberikan salep mata Rasional : untuk mencegah infeksi pada mata
bayi baru lahir.
5. Melakukan pemeriksaan fisik Rasional : untuk mendeteksi dini kelainan
fisik pada bayi.
6. Berikan imunisasi Hepatitis B 0,5 mL intramuscular, di paha kanan
anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1.
Rasional : hepatitis B untuk member kekebalan pada tubuh bayi.
7. Melakukan pemeriksaan vital sign setiap 3 jam

Buku Referensi : Manajemen Resusitasi Bayi Baru Lahir IDAI 2020

Anda mungkin juga menyukai