Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal (IPAL) yaitu tempat yang digunakan untuk memproses air
limbah buangan penduduk yang difungsikan secara komunal (digunakan oleh sejumlah rumah
tangga) agar lebih aman pada saat dibuang ke lingkungan (Rhomaidhi, 2008). IPAL Komunal dapat
berfungsi untuk mengolah serta mengendalikan limbah domestik yang dihasilkan dari aktivitas
manusia agar tidak mencemari lingkungan (Lestari, 2011).
Air limbah domestik yaitu air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang
berhubungan dengan pemakaian air (PermenLHK No.68 Th. 2016). IPAL yang baik merupakan IPAL
yang dapat menurunkan konsentrasi pencemar sehingga nantinya air yang akan dibuang ke badan
air tidak mencemari lingkungan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan air limbah semaksimal
mungkin, sehingga tidak menyebabkan dampak buruk pada makhluk hidup.
Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi. Grey water sering juga disebut
dengan istilah sullage. Campuran tinja (faeces) dan air seni (urine) disebut sebagai excreta, sedangkan
campuran excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black water. Mikroba pathogen banyak terdapat
pada excreta. Excreta ini merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan.
AIR LIMBAH DOMESTIK
Black water, Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogendan air seni (urine), umumnya
mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor, serta mikroorganisme (Mende, 2015).
Industri farmasi adalah salah satu industri yang menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair.
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
FARMASI lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, bahan-bahan ini terdiri dari
bahan kimia organik dan anorganik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas limbah diantaranya volume
limbah, kandungan bahan pencemar dan frekuensi pembuangan limbah (Kristianto, 2004).
2
Click to
BAKU editLIMBAH
MUTU MasterCAIR
title style SEKOLAH VOKASI
Penetapan baku mutu limbah cair industri farmasi merupakan salah satu upaya pencegahan
pencemaran yang dilakukan oleh Pemerintah. Baku mutu limbah cair merupakan batas kadar unsur
pencemar yang dibatasi jumlahnya dalam limbah cair supaya aman untuk dibuang.
PROSES
FORMULA
PEMBUATAN
PARAMETER (PENCAMPURAN)
BAHAN FORMULA
(mg/L) (mg/L)
BOD5 100 75
COD 300 150
TSS 100 75
Total-N 30 -
Fenol 1,0 -
pH 6,0 - 9,0 6,0 - 9,0
Sumber : Kep. Men. Neg. L.H. No.: KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri
Penetapan baku mutu limbah cair industri farmasi merupakan salah satu upaya pencegahan pencemaran yang
dilakukan oleh kemetriaan lingkungan hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Baku Mutu
Parameter Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No 5
Tahun 2014
BOD 100 mg/L
COD 300 mg/L
TSS 100 mg/L
Total N 30 mg/L
Fenol 1 mg/L
pH 6-9
4
Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
LOCALLY ROOTED, GLOBALLY RESPECTED
UNIVERSITAS GADJAH MADA
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
ALTERNATIF RANGKAIAN
Click to edit PENGOLAHAN
Master title style SEKOLAH VOKASI
PRIMER
a. Tangki ekulisasi berfungsi untuk menyeragamkan konsentrasi air limbah dan debit ke unit-unit berikutnya. Unit ini juga berfungsi agar tidak terjadi
shock loading pada unit pengolahan biologis. Diantara tangki ekualisasi dan tangki koagulasi terdapat penyesuaian pH
b. Di tangki koagulasi, terjadi proses pencampuran air limbah dengan koagulan. Pengadukan cepat dilakukan secara mekanis Universitas Pertamina
- 15 menggunakan pengaduk (axial mixer). Pada Alternatif I ini, koagulan yang digunakan adalah Polyalumunium Chloride (PAC).
ALTERNATIF I
c. tangki flokulasi yang berfungsi untuk membuat flok berukuran besar agar bisa diendapkan secara gravitasi. Unit flokulasi terdiri dari 3
kompartemen dimana setiap kompartemen diberlakukan proses pengadukan lambat dengan gradien hidrolik yang semakin menurun hingga
mencapai unit sedimentasi.
d. tangki sedimentasi. Flok yang telah terbentuk pada unit flokulasi akan diendapkan secara gravitasi. Tangki sedimentasi yang dipilih memiliki
geometri persegi panjang. Efluen dari tangki sedmentasi akan memasuki tangki antara sebelum dipompa menuju unit pengolahan secara biologis.
a. tangki ekualisasi yang berfungsi agar tidak terjadi shock loading pada unit pengolahan biologis dan keseragaman konsentrasi kontaminan.
Diantara tangki ekualisasi dan tangki koagulasi terdapat penyesuaian pH.
b. Di tangki koagulasi terjadi pengadukan cepat dilakukan secara mekanis menggunakan pengaduk (axial mixer) dengan penambahan koagulan.
c. tangki flokulasi berfungsi untuk membuat flok berukuran besar agar bisa diendapkan secara gravitasi. Pengadukan lambat pada tangki flokulasi
ALTERNATIF II
dilakukan secara mekanis menggunakan pengaduk. Unit flokulasi terdiri dari 3 kompartemen dimana setiap kompartemen diberlakukan proses
pengadukan lambat dengan gradien hidrolik yang semakin menurun hingga mencapai unit sedimentasi.
d. tangki sedimentasi. Flok yang telah terbentuk pada unit flokulasi akan diendapkan secara gravitasi. Tangki sedimentasi yang dipilih memiliki
geometri persegi panjang. Efluen dari tangki sedmentasi akan memasuki tangki antara sebelum dipompa menuju unit pengolahan secara biologis.
Pengolahan primer yang dipilih adalah unit-unit yang menggunakan penambahan bahan kimia. Secara garis besar, alternatif-alternatif yang
dibuat terdiri dari unit ekualisasi, aerasi, koagulasi, flokulasi dan sedimentasi.
PRIMER
a. Tangki ekulisasi berfungsi untuk menyeragamkan konsentrasi air limbah dan debit ke unit-unit berikutnya. Unit ini juga berfungsi agar tidak terjadi shock loading
pada unit pengolahan biologis. Diantara tangki ekualisasi dan tangki aerasi terdapat penyesuaian pH.
b. Tangki aerasi berfungsi untuk menghilangkan volatile organic compound (VOC) yang terhitung sebagai COD. Proses aerasi dilakukan dengan menggunakan
diffuser yang diletakan di dasar tangki (submerged diffuser).
ALTERNATIF III
c. Di tangki koagulasi, terjadi proses pencampuran air limbah dengan koagulan. Pengadukan cepat dilakukan secara mekanis menggunakan pengaduk (axial
mixer) dengan penambahan koagulan PAC. Pengadukan lambat pada tangki flokulasi dilakukan secara mekanis menggunakan pengaduk.
d. Unit flokulasi terdiri dari 3 kompartemen dimana setiap kompartemen diberlakukan proses pengadukan lambat dengan gradien hidrolik yang semakin menurun
hingga mencapai unit sedimentasi.
e. Tangki sedimentasi. Flok yang telah terbentuk pada unit flokulasi akan diendapkan secara gravitasi. Tangki sedimentasi yang dipilih memiliki geometri persegi
panjang. Universitas Pertamina - 16 Efluen dari tangki sedmentasi akan memasuki tangki antara sebelum dipompa menuju unit pengolahan secara biologis.
Click to edit
RANGKAIAN Master titlePRIMER
PENGOLAHAN style SEKOLAH VOKASI
TERPILIH
Ketiga rangkaian alternatif ini akan dievaluasi menggunakan Alternatif I Alternatif II Alternatif III
Bobot
Decision Matrix (Khandani, 2005). Terdapat 5 kriteria yang akan No Kriteria
(W) Rating RxW Rating RxW Rating RxW
menjadi pertimbangan dalam menentukan alternatif terpilih. (R) (R) (R)
Kelima kriteria tersebut adalah penyisihan organik (BOD5 dan COD), 1 Penyisihan organik 35 6 210 2 70 8 280
rasio BOD5/TN efluen, penyisihan TSS, kebutuhan bahan kimia 2 Penyisihan TSS 15 6 90 7 105 6 90
(koagulan), dan produksi lumpur. 3 Rasio BOD5/TN 20 6 120 8 160 6 120
4 Kebutuhan bahan kimia 15 8 120 2 15 8 120
KRITERIA PEMILIHAN ALTERNATIF PALING EFEKTIF 5 Produksi lumpur 15 6 90 2 15 6 90
Total 100 630 395 700
Evaluasi alternatif berdasarkan kriteria Penyisihan rekapitulasi rating yang diberikan pada setiap Alternatif beserta perkaliannya dengan bobot
Organik (BOD5 dan COD) dan TSS setiap kriteria.
ALTERNATIF III
ALTERNATIF II
Nilai efisiensi penyisihan TSS pada organik dari tangki aerasi dan
TSS sebesar 65% terdapat rangkaian unit tangki koagulasi, kandungan
pada rentang 60-69% pengolahan primer organik terhitung sebagai COD
Alternatif I menghasilkan
yang menggunakan pada Alternatif III turun sebesar
nilai efluen BOD5 sebesar
koagulan FeCl3 75%.
315 mg/L dan efluen TN Nilai efisiensi penyisihan TSS
dapat mencapai
sebesar 71 mg/L, sehingga sebesar 65% terdapat pada
70%
rasio BOD5/TN pada rentang 60-69%
Alternatif I adalah 4,4. Alternatif I dan Alternatif III diberi
Alternatif I dan Alternatif III rating 8 pada kriteria kebutuhan
diberi rating 8 pada kriteria kimia.
kebutuhan kimia. Memiliki nilai total rating paling
tinggi dibandingkan yang lainnya.
ALTERNATIF II
ALTERNATIF III
berada pada rentang 24-28%.
Alternatif II diberi rating 2 pada
KEKURANGAN
kriteria kebutuhan kimia.
produksi lumpur TSS Alternatif
efluen BOD5
Alternatif III lebih
II mencapai 82,11 kg/hari. Lalu
lumpur koagulan sebesar 99
kecil dibandingkan
kg/hari dan lumpur flokulan Alternatif I dan II.
sebesar 1,5 kg/hari. Sehingga
total produksi lumpur harian
alternati II sebesar 182,61
kg/hari dan bulanan mencapai
5,4 ton/bulan
PRE - DESAIN
Data perencanaan :
3
Debit influen dari unit koagulasi (Q) = 300 m perhari
Waktu detensi = 30 menit
Gradien hidrolisis 1 = 80 perdetik
Gradien hidrolisis 2 = 60 perdetik
Gradien hidrolisis 3 = 40 perdetik
3
Volume tangki = 6.25 m
Jumlah komponen tangki flokulasi (n) = 3
3
Volume tiap unit = 2.1 m
Panjang (L) = 1.2 m
Lebar bak (W) = 1.2 m
Kedalaman (H) = 1.5 m
Diameter pengaduk (D) = 0.6 m
Diamater ekuivalen tangki T) = 1.35 m
Temperatur air limbah = 30 C
3
Viskosistas dinamik ketika T 30 C = 0.00798 N detik per m
12
13