Anda di halaman 1dari 3

Prinsip-prinsip pertumbuhan

Novella J. Ruffin dari Universitas Virginia mengemukakan prinsip-prinsip yang


mencirikan pola atau proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Prinsip-prinsip itu
merupakan karakteristik khas yang menjelaskan perkembangan sebagai proses yang
diprediksi dan teratur. Kebanyakan anak-anak berkembang pada tingkat dan waktu yang
sama dengan anak-anak lain. Meskipun ada perbedaan individu dalam kepribadian, tingkat
aktivitas, dan waktu tahap perkembangan anak anak menurut usia, prinsip-prinsip dan
karakteristik pengembangan mengikuti pola universal.

Pengembangan itu berawal dari kepala ke bawah. Prinsip ini disebut cephalocaudle.
Prinsip ini menjelaskan arah pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari kepala, lengan,
dan kemudian kaki. Bayi mengembangkan kontrol dari gerakan kepala dan wajah dalam
waktu 2 bulan pertama setelah lahir. Dalam beberapa bulan berikutnya mereka dapat
mengangkat badan dengan menggunakan bantuan lengan atau tangan mereka. Pada usia 6-12
bulan bayi makin menguatkan kontrol kaki untuk kemudian dapat merangkak, berdiri, atau
berjalan. Koordinasi kepala selalu mendahului koordinasi tangan dan kaki.

1. Perkembangan gerakan kasar mendahului gerakan-gerakan halus. Tangan anak


berkembang sebelum jari-jari tangannya berkembang. Kaki anak berkembang
sebelum jari-jari berkembang. Jari dan otot kaki yang digunakan dalam ketangkasan
motorik halus yang merupakan hasil perkembangan fisik yang terakhir.
2. Perkembangan tergantung pada pematangan dan pembelajaran. Pematangan mengacu
pada karakteristik sekuensial pertumbuhan biologis dan perekembangannya.
Perubahan biologis terjadi dalam urutan dan memberikan anak-anak kemampuan
baru. Perubagan otak dan sistem syaraf sebagian besar menunjukan pematangan.
Perubahan-perubahan dalam otak dan sistem syaraf anak-anak membantu
meningkatkan kemampuannya dalam berpikir (kognitif ) dan motorik (fisik) atau
keterampilan. Juga, anak-anak harus matang pada satu keterampilan tertentu sebelum
mereka dapat berkembang mengakuisisi keterampilan baru. Sebagai contoh, pada usia
4 bulan tidak bisa menggunakan bahasa karena otak bayi belum cukup matang untuk
berbicara. Pada usia 2 tahun, otak telah dikembangkan lebih lanjut dan dengan
bantuan orang lain, anak akan memiliki kemampuan mengatakan sesuatu dan
memahami kata-kata.
Anak tidak dapat menulis atau menggambar sampai ia telah mengembangkan kontrol
motorik untuk memegang pensil atau krayon. Pola pematangan sesungguhnya adalah
bawaan, yaitu diprogram secara genetik. Lingkungan belajar membentuk pengalaman
anak dan menentukan apakah dia akan mencapai perkembangan secara optimal.
Sebuah lingkungan yang menstimulasi dan pengalaman bervariasi memungkinkan
anak untuk mengembangkan potensinya.
3. Hasil perkembangan dari yang sederhana (konkrit) sampai yang lebih kompleks.
Keterampilan kognitif dan bahasa anak-anak terus berkembang untuk memecahkan
masalah. Misalnya, belajar menghubungkan hal-hal serupa dan mengklasifikasi
merupakan kemampuan penting dalam pengembangan kognitif. Proses belajar
kognitif, misalnya, bagaimana sebuah apel dan jeruk dibandingkan kesamaan dan
perbedaannya: bentuk, warna, rasa, dan sebagainya. Penalaran yang lebih tinggi,
misalnya, ingin menjawab apakah buah apel dan jeruk dari jenis yang sama atau
bukan?
4. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan. Sebagai
seorang anak yang terus berkembang, ia menambah keterampilan yang telah diperoleh
dan keterampilan baru menjadi dasar bagi pencapaian lebih lanjut dan penguasaan
keterampilan. Kebanyakan anak mengikuti pola yang sama dalam pertumbuhan dan
perkembangan keterampilan. Juga, salah satu tahap perkembangan meletakkan
landasan bagi tahap perkembangan selanjutnya. Sebagai contoh, kemampuan
Memegang pensil dan krayon menjadi prasyarat bisa menulis atau menggambar.
5. Pertumbuhan dan perkembangan berlanjut dari umum ke khusus. Dalam
perkembangan motorik, bayi akan mampu menangkap objek dengan seluruh jari
tangan sebelum mampu menggunakan hanya ibu jari dan telunjuk. Gerakan pertama
motorik bayi sangat umum, tidak diarahkan, dan reflektif, melambai-lambaikan
tangan atau menendang sebelum dapat mencapai atau memegang suatu objek.
Pertumbuhan terjadi dari gerakan otot besar ke gerakan otot otot yang lebih halus.
6. Ada perbedaan individual dalam tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Setiap anak
berbeda tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, meski dalam hal-hal tertentu
memiliki pola yang sama. Meskipun pola dan urutan pertumbuhan dan perkembangan
biasanya sama untuk semua anak, tingkat di mana anak-anak mencapai tahap
perkembangan individual biasanya berbeda. Memahami fakta perbedaan individu
dalam tingkat perkembangan ini menyebabkan kita harus berhati-hati menggunakan
dan mengandalkan usia untuk menggambarkan karakteristik atau tahap-tahap
perkembangan anak-anak.
Dengan demikian, menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan anak tidak bisa
atas dasar “rata-rata”. Beberapa anak sudah mampu berjalan pada usia 10 bulan
sementara anak yang lain baru bisa berjalan beberapa bulan sesudah itu, pada bahkan
pada usia 18 bulan. Beberapa anak yang lebih aktif sementara yang lain lebih pasif.
ini tidak berarti bahwa anak pasif akan kurang cerdas ketika menjadi orang dewasa.
Tidak ada keabsahan untuk membandingkan kemajuan satu anak dengan atau
terhadap anak lainnya. Nilai dari perkembangan juga tidak seragam pada setiap
individu anak. Sebagai contoh, perkembangan intelektual anak mungkin maju lebih
cepat daripada perkembangan emosional atau sosialnya.

Dengan demikian, menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan anak tidak bisa atas
dasar rata-rata. Beberapa anak sudah mampu berjalan pada usia 10 bulan sementara anak
yang lain baru bisa berjalan beberapa bulan sesudah itu, pada bahkan pada usia 18 bulan.
Beberapa anak yang lebih aktif sementara yang lain lebih pasif. ini tidak berarti bahwa anak
pasif akan kurang cerdas ketika menjadi orang dewasa. Tidak ada keabsahan untuk
membandingkan kemajuan satu anak dengan atau terhadap anak lainnya. Nilai dari
perkembangan juga tidak seragam pada setiap individu anak. Sebagai contoh, perkembangan
intelektual anak mungkin maju lebih cepat daripada perkembangan emosional atau sosialnya.

Dalam proses perkembangannya, terjadi pasang dan surut yang tidak terelakan, bahkan
untuk anak-anak yang normal secara fisik dan mental. Kadang-kadang anak-anak
memerlukan intervensi untuk membuat mereka berhasil melewati masa “kemunduran” atau
sedikit penurunan. Memang kesulitan dalam beberapa kategori pertumbuhan dan
perkembangan tidak berarti masalah tidak dapat diperbaiki, melainkan, mereka membantu
melihat periode itu ketika mengamati situasi kehidupan anak-anak untuk kemudian
melakukan sedikit penyesuaian dengan kebutuhan anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai