Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Aziz Rokhy Fahruddin
202003005
A. Masalah Utama
Defisit perawatan diri
B. Proses Terjadinya
1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat
melakukan keperawatan diri (Depkes, 2000)
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri,
toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)
2. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000),
penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya . Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi adalah:
1) Personal hygiene
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan..
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
3. Jenis
Menurut (Damaiyanti, 2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan ata menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
sendiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatn kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.
4. Rentang respon
Adatif maladaptif
a. Factor predisposisi
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
1) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
2) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
3) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya.
3) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
6. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala defisit dar menurut adalah (Damaiyanti, 2012) sebagai
berikut:
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmapuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran
air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengerikan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil
potongan pakian, menangalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan.
d. Eliminasi
Klien memiliki kebatasan atau krtidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil atau bangkit dari jamban
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan
diri adalah:
1) Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penampilan tidak rapi.
2) Psikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3) Social
a) Interaksi dan Kegiatan kurang
b) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
c) Cara makan tidak teratur
d) BAK dan BAB disembaranf tempat, gosk gigi dan mandi tidak mampu
sendiri
7. Mekanisme koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan belajar
dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan
perawatan diri secara mandiri.
b. Mekanisme koping maladaptive
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri (Damaiyanti,
2012)
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
9. Pohon masalah
b. Menjelaskan alat-alat
untuk menjaga kebersihan
diri
c. Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien
mempraktekkan cara
menjaga kebersihan diri
Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan jiwa. yogyakarta: nuha
medika.
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
Disusun Oleh :
Aziz Rokhy Fahruddin
202003005
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Rambut kotor, gigi kotor,kulit berdebu,dan berbau.Kuku panjang dan kotor,rambut acak-acakan.
Pakaian kotor dan tidak rapi pakaian tidak sesuai pada laki-laki tidak cukur pasien wanita tidak
berdandan.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri:Kebersihan diri
3. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Tujuan Khusu
a. Klien bina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
c. Klien dapat menjelaskan pentingnya pembersihan diri
d. Klien dapat mempraktekan cara kebersihan diri
e. Klien dapat memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mbak...perkenalkan nama saya…………… Saya biasa dipanggil.........., Saya
mahasiswa dari akper krida husada kudus yang merawat mbak pagi ini. Nama mbak siapa ??
Biasa panggil siapa?
b. Validasi
“Bagaimana perasaan mbak hari ini. mbak pagi ini sudah mandi? Sudah berganti baju?
Menurut mbak apa mbak……………. cukup bersih sekarang ?
c. Kontrak
Mbak……………. sekarang kita akan berbincang-bincang tentang pentingnya kebersihan ya
Mbak. Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ....................? Mau berapa
lama, Mbak? Bagaimana kalau 15 menit”
2. Fase kerja
Menurut Mbak……..........., berapa kali Mbak................ mandi sehari.? Kenapa Mbak perlu mandi 2
kali bu?? Kalau mandi perlu pakai sabun tidak Mbak.? ya betul selain biar wangi, sabun juga
membersihkan badan kita dari kotoran dan membunuh kuman yang ada di tubuh Mbak.
Kalau habis mandi perlu ganti baju ndak Mba..? Betul. Pinter sekali Mbak Habis mandi kita perlu
ganti baju yang bersih supaya badan kita tetap sehat. Mbak........... tahu bagaimana cara mandi ?
Coba ceritakan. Hebat, Sekarang coba ceritakan bagaiana cara menggosok gigi. Betul.
Nah sekarang coba Mbak praktekan mandi dan gosok gigi ya. Jangan lupa siapkan baju ganti,
sikat, pasta gigi , sabun dan handuknya ya.
Sekarang coba Mbak mandi, saya tunggu disini
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
Wah…kelihatan segar sekarang Mbak……..., Bagaimana perasaan Mbak……....., setelah
mandi..? Coba ceritakan lagi bagaimana tadi Mbak………..., mandi dan gosok gigi.
b. RTL
Nah sekarang kita masukan jadwal ya Mbak.? sehari Mbak…………. harus mandi 2 kali pagi
jam 6 dan sore jam 4 ya bu.
c. Kontrak
Bagaimana kalau kita berbincang-bincang lagi besok, Kita berbincang-bincang cara berhias,
Mau dimana kita berbincang-bincang. Mau jam berapa. Mau berapa menit, Baiklah besok
jam ..........kita ketemu lagi ya. Mbak, sekarang bisa ………………..
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien mengatakan malas menyisir rambut
b. Klien rambutnya terlihat tidak disisir
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
a) Pasien mengetahui pentingnya perawatan diri
b) Pasien dapat mengetahui cara melakukan perawatan diri
c) Pasien dapat menyisir rambut dengan mandiri
4. Intervensi
a) Menjelaskan cara menyisir rambut yang benar
b) Membantu klien mempraktekan cara menyisir rambut yang baik dan lancar
c) Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal harian
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase orientasi :
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi Pak ”
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Masih ingat dengan saya? Baiklah perkenalkan n ama
saya ….
b. Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini ? apakah bapak sudah melakukan kegiatan yang sudah
saya ajarkan kemarin? Bagus coba lihat jadwal kegiatan harian bapak? Bagus sekali bapak
melakukannya. “
c. Kontrak
“ Hari ini kita akan berbicara tentang cara perawatan diri (menyisir rambut) apakah bapak
bersedia?”
“bapak maunya kita berbincang bincang dimana? Bagaimana kalau diruang tamu?”
“bapak maunya berapa menit? Bagaimana kalau 15 menit? “
2. Fase Kerja :
“Baiklah pak alat apa yang harus kita siapkan ketika akan menyisir rambut pak? Ya, benar sekali
sisir”
“Bagaimana cara menyisir? Coba praktikan, lihat kecermin, bagus sekali! Apa kira kira sudah
rapi?”
3. Fase terminasi :
“Bagaimana perasaan bapak setelah berandan?”.
“Coba, sebutkan cara menyisir rambut yang baik sekali lagi !”
“Selanjutnya, bapak setiap hari setelah mandi, menyisir rambut ! mari kita masukan pada jadwal
kegiatan harian, pagi jam berapa lalu sore jam berapa?”
“nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain”.
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan tidak bisa mengganti baju
b. Klien melihat memakai baju yang sama.
2. Diagnose keperawatan
Defisit keperawatan diri
3. Tujuan
a. Klien mampu berpakaian secara mandiri
b. Menganjurkan pasien ke jadwal harian
B. Stategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi, masih ingatkah dengan saya? Iya betul saya perwat….”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melakukan kegiatan yang saya sudah
anjurkan kemarin? Bagus…coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibu? Bagus sekali…”
c. Kontak
“Hari ini kita akan berbincang bincang tentang berpakaian apa ibu bersedia? Ibu maunya
berbincang bincang dimana? Bagaimana kalau diruang tamu?”
“Ibu maunya berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit?”
2. Fase kerja
“Apakah ibu sudah mengganti baju? Untuk pakaian pilihlah yang kering dan bersih. Berganti
pakaian bersih 2x sehari. Sekarang coba ibu lakukan ibu mengganti pakaian. Pertama ibu pakai
ibu pakai bajunya lalu masukan lengan baju ke lengan ibu. Setelah itu kancingkan bajunya. Kalau
memakai celana yaitu dari kaki kanan setelah itu angkat keatas jangan lupa tutup resletingnya.
Coba ibu lakukan? Bagus sekali..”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan ibu setelah berlatih cara berpakaian?”
“Apa saja yang kita lakukan saat kita berganti baju? Bagus sekali”
b. Tindak lanjut
“Baiklah ibu,sekarang kita akan memasukkan ke dalam jadwal harian ibu 2x setelah mandi.”
c. Kontrak
“Baiklah bu,besok kita akan ketemu lagi untuk membahas tentang makan dan minum.”
“ibu mau jam berapa? Mau dimana? Bagaimana kalau diteras?”
“baik, sampai ketemu besok, selamat pagi…”
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum
b. Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan diri
3. Tujuan
a. Pasien dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk makan
b. Pasien dapat melakukan makan dan minum yang baik dan benar
4. Intervensi
a. Menjelaskan cara makan dan minum yang baik dan benar
b. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Stategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya? Ya benar bu,saya perawat .......”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah melakukan apa yang kita pelajari
kemarin? Coba saya lihat jadwalnya, bagus sekali ibu melakukannya’’
c. Kontak
“Hari ini kita akan berbicara tentang kebutuhan makan dan minum cara makan dan minum
yang benar apakah ibu bersedia?’’
“Berapa lama ibu berbincang bincang? Dimana tempatnya?
2. Fase Kerja
“Baiklah ibu,sekarang kita akan diskusikan tentang kebutuhan makan dan minum kalau ibu mau
makan alatnya apa saja bu? Jadi harus ada gelas piring dan sendok ya. Sekarang piring gunanya
untuk apa? Ya benar sekali untuk menaruh makanan. Selanjutnya sewndok untuk apa? Kalau
gelas? Bagus sekali bu. Ibu bisa menjawabv dengan beneran.’’
“Baagimana kebiasaan sebelum saat maupun sesudah makan? Makan di meja makan? Sebelum
makan harus cuci tangan pakai sabun,mari kita praktikan, setelah itu duduk dan ambil
makanan.Sebelum makan mari kita berdoa dulu.Silahkan ibu pimpin doa, bagus mari kita
makan.saat makan kita harus menyiapkan makan satu satu dewngan pelan-pelan ya. Kita makan.
Setelah kita amakan dan minum kita bereskan piring dan gelasnya yang kotor ya. Ya betul kita
akhiri dengan mencuci tangan.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum?
“Apa saja alat yang digunakan untuk makan?
“Ya bagus, setelah kita makan apa saja yang kita lakukan?’’
b. Tindak lanjut
“Baiklah ibu,kita masukkan kedalam jadwal harian ya? Berapa kali ibu akan makan dalam
sehari? Kalau pagi jam berapa? Siang? Malam? Jadi ibu bisa tulis di jadwal harian,
c. Kontak
“Baiklah ibu, besok kita akan bertemu lagi dan membicarakan tentang BAB dan BAK. Apakah
ibu bersedia?’’
“Ibu mau jam berapa? Dimana?’’
“Baiklah, sampai jumpa besok ya bu
“selamat pagi”
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 4
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan tidak tahu cara BAB/BAK yang baik dan benar
b. Klien terlihat BAB/BAK disembarang tempat
2. Diagnosa keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan
a. Pasien mengetahui cara-cara BAB/BAK yang baik dan benar
b. Pasien dapat melaksanakan BAB/BAK secara mandiri
4. Intervensi
a. Menjelaskan cara BAB/BAK yang baik dan benar
b. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. Stategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum,selamat pagi masih ingat dengan saya?bagus sekali benar bu”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini?apakah ibu sudah melakukan apa yang dipelajari kemarin?
coba saya lihat jadwalnya.Bagus sekali ibu melakukannya.”
c. Kontak
“Hari ini kita akan bicara tentang kebutuhan BAB/BAK apakah ibu bersedia?”
“Berapa lama ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau 15menit?”
“Ibu mau berbincang bintang dimana?bagaimana kalau diruang tamu?
2. Fase kerja
“Baiklah bu,ibu lakukan BAB/BAK dikamar mandi ya?hati-hati jangan sampai kena pakaian ya?
kalau jongkok di wc.”
“Bagaimana ibu cebok?Bagus,,sebaiknya ibu cebok setelah BAB/BAK yaitu dengan menyiram air
dari depan ke belakang. Jangan terbalik ya cara seperti ini berguna. Supaya kotoran tidak masuk
ke kemaluan.Setelah selesai cebok jangan lupa tinja /kotorannya disiram dengan air setelah itu
ibu perlu merapikan pakaian sebelum keluar wc dan jangan lupa cuci tangan pakai sabun.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar BAB/BAK.”
“Apa saja yang kita lakukan saat BAB/BAK.”
“Bagus sekali,coba ibu sebutkan cara perawatan diri yang sudah kita pelajari?bagus sekali.”
b. Tindak Lanjut
“Baiklah bu, besok kita akan memasukan dalam jadwal kegiatan.”
c. Kontrak
“Baiklah bu,besok kita akan bertemu lagi untuk membahas sejauh mana ibu melakukan
kegiatan.”
“Selamat pagi,sampai jumpa.”